Tampilkan postingan dengan label IIP. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label IIP. Tampilkan semua postingan

Senin, 02 April 2018

Math Around Us (4) (Balok Geometri)



Kali ini saya akan membahas tentang cara saya mengenalkan anak-anak pada geometri. Pengenalan bentuk-bentuk geometri sudah sering sekali saya dan suami lakukan, melalui puzzle, balok, rantai geometri, hingga dari gambar atau menggambar bersama.

Kebetulan kemarin lusa saya dan suami baru saja bersih-bersih mainan anak-anak yang sudah rusak, dapat 1 kresek besar ๐Ÿ™ˆ. Lalu kami mengelompokkan jenisnya (lagi) mumpung anak-anak sedang di rumah eyangnya. Eh eh jadi nemu mainan-mainan kecil yang ketumpuk di box bagian bawah, salah satunya balok geometri.

Sebenarnya balok-balok ini adalah bagian dari mainan wire yang sudah lepas dan tak tertolong hanya saya selamatkan baloknya saja. Saat akhirnya mereka pulang dan main, coba saya sodorkan balok-balok tersebut. Ternyata Fasya yang duluan merespon sambil memegang 2 balok, "Ini buat apa bunda?"



"Buat mainan, hayo ini bentuk apa namanya?" lalu saya pun mencoba mengajarkan dalam wujud bangun datar, karena menurut saya akan membingungkan mereka jika langsung saya beritahu nama bangun ruangnya.

Huah jadi kangen ngerjakan task matematika ๐Ÿ˜‚.

#HariKe4
#Tantangan10Hari
#Level6
#KuliahBunsayIIP
#ILoveMath
#MathAroundUs

Minggu, 01 April 2018

Math Around Us (3) (Menyusun Manik di Gigi Buaya)


Hihi, lucu ya nama kegiatannya. Jadi mas Jundi sebulan terakhir punya mainan buaya-buayaan yang kalau giginya dipencet nanti akan surprise menutup entah di gigi ke berapa, yang jelas tidak pasti. Sedang manik-manik adalah hasil jualan emaknya dulu, beliin anak sekalian dijual jadi beliin anaknya dari untung jualannya ๐Ÿ˜‚. Dasar mental marketer!



Permainan ini mengajarkan tentang pola, tentang menyamakan warna atau warna yang berseling. Kalau bicara pola saya juga inget-inget tentang rumus ke-n ๐Ÿ˜…. Tapi karena anak-anak rumus ke-n nya masih yang amat sederhana. Palingan pola 1 1 1 1 ๐Ÿ˜.

Saat bermain Jundi dan Fasya sibuk menata manik di gigi buaya, sedang Fara sibuk sendiri menata manik di jari tangan kirinya. Fara memilih warna merah untuk dipasang. Ternyata matematika itu gak saklek tentang hitungan yang memusingkan bagi sebagian orang. Matematika adalah tentang keteraturan.

#HariKe3
#Tantangan10Hari
#Level6
#KuliahBunsayIIP
#ILoveMath
#MathAroundUs

Sabtu, 31 Maret 2018

Math Around Us (2) (Mengupas Telur Puyuh)


Kemarin bunda merebus telur puyuh. Sudah menjadi kebiasaan, telur puyuh dikonsumsi dengan cukup direbus tanpa dibumbu apapun.

Paginya bunda sudah mengupas sebagian telur agar anak-anak bisa sarapan dengan telur puyuh dan sayur sop yang sudah bunda masak. Namun siangnya Jundi dan adik mau mengupas sisa telur yang belum dikupas di panci. Biasanya mereka akan mengupas dan langsung memakan telur yang sudah dikupas.

Sebelum mengupas tanpa saya komando Jundi menghitung jumlah telur yang belum dikupas, "Satu dua tiga...m...sembilan bunda! Jadi pas tiga tiga sama adik."

Saya pun tidak mengecek apakah benar hitungan Jundi, namun setelah masing-masing anak sudah memegang 1 telur baru ketauan ternyata telur di panci tinggal 5 biji. "Lho kok tinggal lima, brati gak ada sembilan ya, telurnya cuma delapan," ujar saya.

"Sek bentar, satu dua tiga, ini lima, jadi delapan...lhoh kok bisa ya bunda? Tadi kan sembilan," wajah Jundi terlihat bingung menghitung hingga diulanginya lagi.



"Ya bener kan delapan, berarti tadi mas Jundi salah ngitung, harusnya delapan, bukan sembilan," tegas saya sambil mengusap kepalanya.

Lalu saya melihat hasil kupasan Fasya yang justru banyak bagian isi telur yang ikut terbuang dengan kulitnya, bahkan hingga bagian kuning telurnya, hihi. Saya tertawa melihatnya lalu mencium pipinya.

#HariKe2
#Tantangan10Hari
#Level6
#KuliahBunsayIIP
#ILoveMath
#MathAroundUs

Jumat, 30 Maret 2018

Math Around Us (1) (Menghitung Jari)


Materi level 6 ini menurut saya termasuk di ranah 'gue banget'. Saya suka sekali matematika sejak saya masih SD, hingga SMA saya sempat memasukkan jurusan matematika sebagai pilihan pertama saat mendaftar kuliah, namun sayang ternyata saya justru diterima di pilihan kedua, kimia. Walau saya sebenarnya juga gak pinter matematika, tapi pada beberapa subbidang di matematika saya sangat menikmati mengerjakannya.

Di hari pertama ini saya akan bercerita tentang anak lelaki pertama saya Jundi yang sekarang berumur 5,5 tahun. Di umur sekian, saya amati benih-benih cinta matematika sudah nampak dalam keseharian. Dia selalu antusias dengan angka-angka, semua tentang angka menarik di matanya.

Saat ini dia sudah mulai menguasai penjumlahan, dan benar saja, kemarin saat coba saya pancing untuk menghitung jumlah jari ternyata tanpa menghitung satu per satu jarinya dia sudah bisa menjawab dengan penjumlahan cepat. "Ini 5, ini 5 jadi 10, sama kaki jadi 20 tah! Kan jadi 10 tambah 10," ucapnya antusias sambil menyodorkan tangan kanan, kiri, lalu kedua kaki.



Lalu tadi sore dia menggambar kami sekeluarga, (minus Fara Fasya dia minta bunda yang gambar). Saat menggambar tangan saya amati mulutnya sambil mengeluarkan suara menghitung jumlah jari yang digambar, "Satu dua tiga empat lima." Alhamdulillah good job boy!

Karena matematika itu sangat menyenangkan!

#HariKe1
#Tantangan10Hari
#Level6
#KuliahBunsayIIP
#ILoveMath
#MathAroundUs

Jumat, 16 Maret 2018

Pohon Literasi (10) (Allah Ciptakan Tubuhku)


Tugas terakhir saya di level ini,alhamdulillah semoga terus bisa membersamai ananda untuk mencintai membaca buku.




Hari ini saya akan membahas salah satu buku yang saya beli beberapa bulan lalu untuk anak-anak, Allah Ciptakan Tubuhku. Meski tersedia dalam hardcover saya tetap membeli yang soft cover karena pengalaman saya jika sampul saja yang hard tapi dalam bukan board book maka hasilnya akan sama saja, rawan dirobek. Namun alhamdulillah anak-anak sekarang sudah jarang merobek buku, jadi meski bukan board book tetap aman dari sobekan.

Buku ini membantu sekali bagi saya untuk mengenalkan anggota tubuh kepada anak serta cara mensyukurinya. Tiap halaman full colour dengan ilustrasi yang sangat menarik membuat anak suka membacanya.

#HariKeSepuluh

#GameLevel5

#Tantangan10Hari

#KuliahBunsayIIP

#ForThingsToChangeIMustChangeFirst

Selasa, 13 Maret 2018

Pohon Literasi (9) (Cerita-Cerita dan Fakta Sains Sunah Nabi)



Kalau saya pikir-pikir bukunya anak-anak saya ini rotasi dibacanya kok ya tidak seimbang ๐Ÿ˜…. Tapi biasanya jika saya amati ada beberapa buku yang lama tidak terjamah maka buku tersebut akan saya tawarkan pada anak-anak saat sesi membaca. Dan sesi membaca ini pun sering datang tiba-tiba, sehari bisa beberapa kali sesuai suasana ๐Ÿ˜‚.



Yang mau saya bahas kali ini adalah buku berjudul Cerita-Cerita dan Fakta Sains Sunah Nabi bagian dari seri Super Amazing. Beli bukunya karena pas ada diskonan ๐Ÿ™ˆ๐Ÿ˜†. Buku ini termasuk buku dengan narasi cukup panjang yang tentunya lebih cocok untuk anak usia SD yang rentang konsentrasinya sudah tinggi. Namun ternyata saya coba bacakan ke Fara dia bisa menyimak satu bab tentang aurat dari awal cerita hingga akhir. Barangkali karena di tiap halaman juga ada ilustrasi yang menarik yang bisa diamati lama hingga narasi selesai dibacakan ๐Ÿ˜….

Saya jadi teringat lagi akan pentingnya author dan illustrator di dunia kepenulisan. Dimana-mana, terutama buku orang dewasa yang selalu terpampang besar hanya nama penulisnya, ya mungkin karena ilustrasi hanya dibutuhkan sedikit pada bagian sampul. Jarang ada buku dewasa seperti novel yang ada ilustrasi di tiap halaman. Namun, menurut saya untuk anak-anak justru ilustrasi nampaknya menjadi lebih penting daripada isi tulisan sendiri, terutama untuk buku balita. Karena mereka baru bisa menerjemahkan gambar sendiri, belum di tahap bisa membaca tulisan sendiri.



#HariKeSembilan

#GameLevel5

#Tantangan10Hari

#KuliahBunsayIIP

#ForThingsToChangeIMustChangeFirst

Minggu, 11 Maret 2018

Pohon Literasi (8) (Aku Senang Berbagi)


U yeah, ternyata kalau sudah loncat 1 tantangan saja bikin kurang semangat garap tantangan berikutnya ๐Ÿ™ˆ.



Buku yang dibaca anak-anak saya masih sekitar buku milik pribadi meski kemarin lusa sempat membaca 4 buku tulisan mbak D.K Wardhani di rumah beliau saat ada acara ngariung bareng Rumbel Menulis. Menyimak penuturan beliau tentang proses kreatif menulis buku anak membuat banyak bermunculan lampu di kepala saya, masyaallah. Meski hanya 10 halaman board book, namun prosesnya panjang, dan kalimat-kalimat yang disusun pendek-pendek itu tetap harus ada konfliknya.



Namun kali ini saya mau membahas salah satu buku milik pribadi (karena gak sempat memfoto buku yang dibaca si kembar saat di rumah mbak DK). Buku kali ini berjudul  Aku Senang Berbagi, salah satu board book yang menjadi favorit anak-anak saya. Di belakang buku ada keterangan bahwa buku ini diperuntukkan untuk anak berumur 1+, tapi nyatanya ketika saya bacakan untuk si kembar Jundi yang berumur 5+ juga suka ikut menyimaknya. Dan setelah saya amati, memang benar seperti kata bu DK, buku ini hanya terdiri dari 20 halaman saja, 10 halaman berisi tulisan dan 10 halaman adalah gambar (selang-seling). Namun dari 10 kalimat pendek tersebut sudah ada konflik ringan yang tersaji untuk anak-anak.

#HariKeDelapan

#GameLevel5

#Tantangan10Hari

#KuliahBunsayIIP

#ForThingsToChangeIMustChangeFirst

Jumat, 09 Maret 2018

Pohon Literasi (7) (Ups! Aku Mau Menggosok Gigi)



Alhamdulillah mulai banyak daun-daun baru bermunculan di pohon literasi keluarga kami. Anak-anak gak berkutat di buku yang sama lagi, mereka mulai mengambil buku-buku yang lain lagi. Yang penting dari awal saya sudah menyediakan banyak buku agar mereka terbiasa dengan buku. Dan saya pun harus menjadi contoh terlihat anak ketika baca buku, karena hal ini cukup efektif, walau akhirnya saya gak jadi baca ๐Ÿ˜‘ (karena harus bacakan).



Kemarin lusa (absen 2 hari gak setor ๐Ÿ™ˆ) anak-anak tiba-tiba meminta dibacakan buku gosok gigi, buku lama yang kami belikan untuk Jundi sebelum ada si kembar. Bukunya pun sudah jelek rupa karena sampul depan sudah copot. Namun buku ini adalah salah satu buku yang menarik dan bagus buat anak-anak terutama untuk mengajarkan kepada mereka tentang pentingnya gosok gigi. Pada tahapan seperti anak-anak saya yang rentang konsentrasinya masih rendah memang yang paling cocok buku-buku seperti ini, satu halaman dengan satu gambar besar dan satu kalimat cerita. Buku-buku seperti mute dengan kalimat yang panjang di tiap halaman biasanya mengakibatkan belum selesai saya baca tapi mereka sudah minta ganti halaman, atau biasanya Jundi akan protes,'kok lama sih bunda bacanya?' ๐Ÿ˜…๐Ÿ˜…๐Ÿ˜….



Kalau dari cemilan di kelas yang saya dapat kemarin, minimal 10 menit per hari selama 360 hari kita membacakan secara keras, maka anak akan bisa membaca sendiri dengan sendirinya.

#HariKeTujuh

#GameLevel5

#Tantangan10Hari

#KuliahBunsayIIP

#ForThingsToChangeIMustChangeFirst

Selasa, 06 Maret 2018

Pohon Literasi (6) (DKM 25 Nabi)



Belum ada yang berubah dari pohon literasi keluarga kami. Pun membuat pohon literasi yang baru belum bisa terlaksana.

Hari ini saya ingin membahas salah satu buku favorit anak-anak yang sering mereka minta untuk saya membacakannya, Dahsyatnya Kisah & Mukjizat 25 Nabi. Sedari pagi tadi sebelum Jundi berangkat sekolah, 3 anak sudah meminta saya membacakan buku ini. Pagi tadi Jundi meminta saya membacakan cerita Nabi Isa a.s, dia nampak antusias mendengar cerita bayi yang bisa bicara. Diapun mengira bayi tersebut sama dengan bayi yang ada di kisah asbahul ukhdud, karena sebelumnya dia memang jarang tahu tentang kisah Nabi Isa a.s. Alhamdulillah Jundi mulai bisa mengingat satu per satu kisah dalam al-qur'an yang kami ajarkan.



Buku ini menurut saya adalah buku yang cukup baik untuk menjadi pegangan bercerita tentang 25 nabi kepada anak-anak. Sebelumnya saya belum menemukan 1 buku yang langsung memuat 25 kisah, yang sering saya tahu justru dalam bentuk buku-buku set mahal yang berjilid-jilid. Berkaca dari salah satu buku set mahal yang pernah saya beli justru bikin anak-anak gak selesai-selesai tau ceritanya secara bulat dan runut. Apapun itu, membaca harus saya biasakan sejak dini kepada mereka agar mereka terbiasa membudayakannya kelak ketika remaja dan dewasa.

#HariKeEnam

#GameLevel5

#Tantangan10Hari

#KuliahBunsayIIP

#ForThingsToChangeIMustChangeFirst

Senin, 05 Maret 2018

Pohon Literasi (5) (HOP!)



Hari ini tidak ada pertambahan di pohon literasi keluarga kami, karena yang dibaca masih buku yang sama. Alhamdulillah saya sudah menyelesaikan novel Janji Pelangi, semoga bisa nulis resensinya. Dan si kembar dan Jundi hari-hari terakhir masih suka minta dibacakan buku-buku Rabbithole dan DKM 25 Nabi.

Hari ini saya ingin membahas salah satu buku Rabbithole yang kami punya yaitu HOP! Buku ini bercerita singkat mengenai metamorfosis makhluk hidup. Dari telur ikan menjadi ikan, ulat menjadi kepompong lalu kupu-kupu, dan yang terpenting bahwa manusia semua dilahirkan dari kecil menjadi besar.



Buku-buku anak Rabbithole rata-rata adalah buku yang cocok untuk usia bayi dan balita. Untuk HOP! adalah salah satu boardbook dengan fitur geser. Karena ada fitur geser maka buku ini masuk dalam jenis interactive book yang mana cocok untuk 12 bulan ke atas.

Semoga kebiasaan membaca yang saya tanamkan sejak kecil terbawa hingga mereka dewasa kelak.

#HariKeLima

#GameLevel5

#Tantangan10Hari

#KuliahBunsayIIP

#ForThingsToChangeIMustChangeFirst

Minggu, 04 Maret 2018

Pohon Literasi (4) (Mukaddimah)



Yeay ayah akhirnya pecah tunas juga kemarin. Sebetulnya suami saya termasuk suka membaca, namun karena dia adalah internet marketer, maka yang banyak dia baca adalah artikel online. Kalau baca buku dia juga suka tapi akhir-akhir ini jarang. Walau begitu sebetulnya tiap hari dia juga membaca al-qur'an dan juga membacakan buku anak-anak bergantian dengan saya. Namun jika saya dan suami membacakan anak-anak,buku tsb tidak turut saya cantumkan di ranting kami.



Lalu apakah buku yang dibaca suami? Buku tersebut adalah buku yang tebalnya i wow sekali karya ulama terdahulu Ibnu Khaldun, Mukaddimah. Meski buku karya ulama muslim, namun buku ini justru direkomendasikan wajib dibaca oleh om Mark pendiri facebook yang notabene adalah non muslim.



Isinya apa? Saya sendiri belum membaca, namun dari yang sekilas saya baca buku ini membahas tentang kehidupan sosial masyarakat. Semoga berikutnya saya mampu membacanya.


#HariKeEmpat

#GameLevel5

#Tantangan10Hari

#KuliahBunsayIIP

#ForThingsToChangeIMustChangeFirst

Sabtu, 03 Maret 2018

Pohon Literasi (3) (Al-qur'an Pertamaku)



Alhamdulillah di tiap ranting terus bertambah daun baru. Bismillah semoga bisa memperbaiki rupa pohon lebih baik.



Hari ketiga saya akan mengulas tentang salah satu paket buku favorit anak-anak saya yaitu Al-qur'an Pertamaku. Buku ini sangat cocok untuk balita karena termasuk boardbook dan banyak gambar-gambar menarik di dalamnya. Meski tidak saya bacakan, anak-anak biasanya sekedar membuka sambil menunjuk-nunjuk bertanya kepada saya, 'ini gambar apa?' atau akan menunjuk sendiri sambil menyebutkan nama warna yang dia tunjuk.

Karena membaca itu memang ada tahapannya, dari mulai tahap fantasi dimana anak mulai kenal buku hingga tahap membaca lancar di tahap kelima paling akhir. Dan saya pikir ketiga anak saya masih dalam tahap 3 yaitu tahap membaca gambar, karena mereka belum bisa baca. Meskipun setelah saya amati mas Jundi sudah mulai masuk tahap 4 yaitu tahap pengenalan bacaan, karena dia sudah kenal huruf meskipun belum bisa membaca lancar.

#HariKeTiga

#GameLevel5

#Tantangan10Hari

#KuliahBunsayIIP

#ForThingsToChangeIMustChangeFirst

Jumat, 02 Maret 2018

Pohon Literasi (2) (Muhammad Teladanku)


Hari ini akhirnya saya dan suami memutuskan melepas pohon literasi yang kemarin sudah saya buat di kertas manila putih dan saya tempel di tembok dekat rak buku. Bakat kompetisi Jundi membuat penulisan judul buku di tiap ranting menjadi tidak sehat. Jundi memang lagi suka dengan satu buku, Dahsyatnya Kisah & Mukjizat 25 Nabi. Hal ini membuat di rantingnya baru muncul 1 daun, sedang pada ranting Fara sudah muncul 5 daun. Protes, dia langsung meminta saya membacakannya beberapa buku MuTe. Belum selesai satu judul dia minta ganti buku lagi hanya demi rantingnya lekas rimbun.



Akhirnya saya membuat pohon sederhana di buku catatan saya, meski suami juga berjanji mau membuatkan saya melalui sebuah aplikasi di laptopnya.

Dan hari ini saya ingin mengulas sedikit tentang buku MuTe a.k.a Muhammad Teladanku. Buku ini terdiri dari 16 jilid utama dan beberapa buku pelengkap sekitar 8 buah. Saya membelinya sekitar 3 tahunan lalu melalui sistem arisan. Sempat ragu saat akan ikut arisan buku ini mengingat harganya yang cukup wow (bagi saya) untuk sepaket buku anak. Saat itu saya yakin beli karena rekomendasi dari seorang ustadzah.



Dan ternyata setelah 3 tahunan, saya masih belum sukses membacakan semua isinya, karena anak-anak saya suka memilih buku yang mau dibacakan. Seperti kemarin,beberapa jilid yang mereka minta dibacakan adalah 5, 12,16, itu pun lompat-lompat. Biasanya mereka suka melihat dari warna buku sampul dan gambar yang ada di dalamnya.

#HariKeDua

#GameLevel5

#Tantangan10Hari

#KuliahBunsayIIP

#ForThingsToChangeIMustChangeFirst

Kamis, 01 Maret 2018

Pohon Literasi (1) Janji Pelangi

Di hari pertama ini saya akan mengulas bacaan kami sekeluarga kemarin. Kemarin ketiga anak saya sedang suka dibacakan lagi Dahsyatnya Kisah & Mu'jizat 25 Nabi, belum semua sukses terbacakan, karena anak-anak saya selalu minta lompat-lompat halaman yang ingin dibacakan, jadi saya turuti saja. Sedang saya sendiri kemarin masih membaca novel karya teman FLP Malang yang judulnya Janji Pelangi.



Dan kali ini saya ingin membahas sedikit tentang novel Janji Pelangi. Novel ini adalah karya seorang dosen sejarah di UM bernama Fahrul Khakim. Yang menarik perhatian saya di novel ini adalah cerita tentang Terry yang menderita agorafobia. Agorafobia adalah salah satu jenis fobia dimana penderitanya tidak bisa keluar rumah. Trauma keras yang dialami Terry mengenai keluarganya membuat dia tidak berani sama sekali keluar rumah bahkan hingga 2 tahun.

Saya sendiri belum menyelesaikan ceritanya, jadi belum bisa mengulas lebih lanjut. Semoga bisa saya ulas ketika saya sudah menyelesaikannya.


Gambar pohon literasi keluarga kami pun sangat sederhana,semoga besok bisa mulai banyak daun baru bermunculan.

#HariKeSatu

#GameLevel5

#Tantangan10Hari

#KuliahBunsayIIP

#ForThingsToChangeIMustChangeFirst

Sabtu, 10 Februari 2018

Gaya Belajar Anak (10) (Menggambar di atas udara)


Sering saya mengamati Jundi ketika menceritakan sesuatu dia menggambarkan apa yang dia ceritakan di atas udara. Sambil bercerita dia menjelaskan pada saya ataupun ayahnya tentang benda yang dia ceritakan, "Ini gini lo bunda, bentuknya begini,begini, begini" begitulah dia sering bercerita sambil menggerakan tangannya membentuk apa yang dia maksud.

Dari sini nampak Jundi dengan gaya belajar kinestetiknya. Namun, di hari kesepuluh ini dari hasil observasi saya, saya menyimpulkan bahwa Jundi memiliki gaya belajar kombinasi dari ketiga gaya belajar, kinestetik, audio, dan visual. Ada kalanya dia belajar dengan gaya kinestetik, namun ada kalanya pula dia dengan cepat belajar dengan jalan audio dan visual.

#harike10
#Tantangan10hari
#GameLevel4
#GayaBelajarAnak
#kuliahBunSayIIP

Jumat, 09 Februari 2018

Gaya Belajar Anak (9) (Puzzle dan menyusun lego)



Masih seputar gaya belajar ruang yang saya bahas di hari ke 8 kemarin. Saya mengamati Jundi suka menyusun puzzle ataupun lego. Menyusun sesuatu dari imajinasinya sendiri dari lego adalah salah satu kesukaan dia.

Sepertinya gaya belajar ini mesti saya eksplore lagi dan lagi dari Jundi.

#harike9
#Tantangan10hari
#GameLevel4
#GayaBelajarAnak
#kuliahBunSayIIP

Kamis, 08 Februari 2018

Gaya Belajar Anak (8) (Gaya Belajar Ruang)



Setelah mendapat cemilan kemarin, bahwa ternyata teori macam-macam gaya belajar itu ada beberapa macam, dan yang menarik perhatian saya adalah 7 tipe gaya belajar yang dipaparkan dalam materi Diklat PAUD yang diselenggarakan oleh HIMPAUDI Kab. Bantul tahun 2009. Salah satu dari 7 gaya belajar tersebut adalah gaya belajar ruang yang menurut pengamatan saya paling sesuai untuk menggambarkan Jundi.

Gaya belajar ini berpikir melalui gambar-gambar, menyukai merancang, menggambar, memvisualisasikan, dsb, serta membutuhkan seni, logo, video, film, slide, permainan imaginasi, maze, puzzle, buku-buku ilustrasi, kunjungan ke museum. Dari ciri ini muncul kecocokan dengan Jundi.

Beberapa waktu lalu Jundi saya ajak menonton video kisah Nabi Yusuf a.s, dia nampak antusias hingga pada sesi berikutnya dia minta melihatnya lagi. Ternyata dengan melihat video membuat dia mengingat dengan baik kisah tersebut. Baru sekali dia menonton, esoknya saat membaca buku seri Al-qur'an pertamaku dia nampak antusias sekali saat melihat gambar di buku tersebut yang menunjukkan gambar Nabi Yusuf saat bermimpi 11 bintang bersujud kepadanya. Ah, ternyata kisah tersebut begitu membekas dalam dirinya.



#harike8
#Tantangan10hari
#GameLevel4
#GayaBelajarAnak
#kuliahBunSayIIP

Rabu, 07 Februari 2018

Gaya Belajar Anak (7) (Mendengarkan Sholawat)



Kemarin karena Fasya sakit, Jundi pulang sekolah langsung diajak ke rumah eyangnya, jadilah bisa dibilang saya ketemu dia cuma pagi aja sampai dia berangkat sekolah. Sayapun akhirnya bertanya tentang aktivitas Jundi di sana bersama etehnya (tante).

Salah satu aktivitas yang menarik adalah saat dia diajak mendengar sholawat nabi. Ternyata pertanyaan yang muncul adalah 'bahasa indonesianya kalau sholawat bagaimana?'

Gaya belajar audionya muncul, dari mendengar dia lalu berpikir. Jundi, meski dominan kinestetik namun gaya belajar yang lain juga ada dalam dirinya.

#harike7
#Tantangan10hari
#GameLevel4
#GayaBelajarAnak
#kuliahBunSayIIP

Selasa, 06 Februari 2018

Gaya Belajar Anak (6) (Bermain bayang-bayang)



Meski tidak 100% dominan, saya semakin meyakini gaya belajar Jundi dominan di kinestetik. Ini sih dari pengamatan saya 5 hari kemarin. Kalau hari ini, hasil pengamatan saya juga tetap kinestetik ๐Ÿ˜….

Sejak sore listrik mati-hidup hingga 3 kali, sampai hari gelap listrik masih mati, jadilah jadwal HE ba'da isya menonton video edukasi beralih ke mainan bayang-bayang dengan tangan dengan memanfaatkan cahaya lilin. Jundi ternyata memiliki imajinasi yang saya sendiri belum bisa sepenuhnya menangkap. Dengan lincah dia gerak-gerakan tangan di depan tembok yang terkena cahaya lilin, "Ini burung bunda, burungnya lagi terbang, ini buntutnya," saya pun aslinya bingung yang dia maksudkan ๐Ÿ˜…. Lalu bermain buaya-buayaan yang saling memakan, dan tak kalah seru mainan bayangan raksasa dengan Fara. Kemarin kondisi Fasya kurang sehat, jadilah dia nempel ke ayahnya terus, hanya sesekali mau dengan saya (Fasya nempel ayah Fara nempel bunda ๐Ÿ˜). Jadilah saya fokus handle 2 anak dan ayah handle yang sakit, bagi tugas ๐Ÿ˜Š.

Jadi, belajarnya anak kinestetik ini yang gayanya paling unik. Ibunya harus punya banyak stok sabar dan berusaha memahami, dia tak sekedar terus bergerak, tapi dari bergerak itu dia sedang belajar.


#harike6
#Tantangan10hari
#GameLevel4
#GayaBelajarAnak
#kuliahBunSayIIP

Senin, 05 Februari 2018

Gaya Belajar Anak (5) (Membaca simbol)



Beberapa waktu terakhir ini saya mengamati Jundi sedang suka menerjemahkan simbol-simbol yang dia lihat di alat-alat dengan asumsi dia sendiri. Terkadang saya dan suami menangkap dia menerjemahkan suatu simbol di luar dugaan kami.

Hal ini bermula saat perjalanan dari luar kota untuk mengalihkan kebosanannya saya mengajak dia membaca arti simbol pada rambu-rambu lalu lintas sepanjang jalan. Dan alhamdulillah ternyata efektif membuat dia antusias dan mengalihkan kebosanannya di mobil tanpa aktivitas fisik.

Untuk gaya belajar Jundi, saya amati memang kinestetik yang mendominasi, namun audio dan visual juga bisa menjadi gaya belajarnya. Hasil kuisioner memang Jundi bisa dibilang hampir seimbang di ketiganya.

Untuk pembacaan simbol ini saya pikir masuk di dalam ranah gaya belajar visual, namun ternyata tetap, dia menjelaskan sambil menggerakkan tangannya untuk menjelaskan gambar, kalau ini termasuk ciri kinestetik ๐Ÿ˜….



Pernah suatu saat dia memiliki mainan. Di saat dia ingin main, ternyata adiknya ingin meminjam. Dan saya tidak menduga jawaban Jundi, "Loh, adik gak boleh main ini, ini lo ada gambarnya, anak kecil gak boleh ikut main, lho ini lo bunda ada gambarnya anak bayi dicoret, brati kan adik gak boleh?" dia menjelaskan simbol sambil menggerakan tangannya. Ibunya kudu panjang akal ๐Ÿ˜….

#harike5
#Tantangan10hari
#GameLevel4
#GayaBelajarAnak
#kuliahBunSayIIP