Minggu, 20 November 2016

EDISI MENITIPKAN BAYI


.
Dari jaman punya bayi Jundi saya sering nitip bayi, dulu sih karena harus menyelesaikan skripsi. Kalau pas harus ke kampus dan ibu saya sedang off otomatis Jundi diajak eyangnya, karena gak mungkin konsultasi ke dosen bawa bayi. Atau kalau ibu saya kerja, Jundi dijaga ayah nya di rumah.
.
Barangkali disitu juga enaknya suami kerja di rumah, bersama-sama membangun botiashop.com . Mau ngapa-ngapain waktunya sangat fleksibel. Yah walau segala sesuatu itu pasti ada sisi positif dan negatif nya.
.
Jundi bayi tumbuh dengan seorang ibu yang masih muda, masih mengejar gelar sarjana. Si ayah juga masih dalam proses merintis usaha, tertatih menggulung bola salju semakin besar dan besar.
.
Kini saya sebagai IRT harusnya sih sudah tidak ada lagi edisi nitip-nitip bayi ke orang tua, namun ternyata Allah berkehendak lain, bayi saya kembar, yang artinya kalau mau kemana-mana hanya salah satu yang bisa dibawa, karena masih pakai sepeda kemana-mana (semoga suami segera lancar nyetir mobil).
.
Nitip bayi ke eyangnya atau tantenya itu aslinya gak tega, gak tega karena yang dititipi pasti merasakan 'repot' . Tapi, banyak agenda yang saya harus tetap ikut di dalamnya, sehingga saya mau tak mau harus merepoti mereka dengan menitipkan salah satu bayi.
.
Edisi titip menitip inipun tak mudah, karena saya tetap harus menyesuaikan jadwal kosong si eyang yang bekerja. Jadilah biasanya kalau ada agenda saya mesti sudah booking jadwal dulu ke eyang agar saat itu beliau bisa off. Dan keseringan nitip juga sungkan, akhirnya saya batasi lah maksimal 2waktu dalam sepekan. 1waktu untuk jadwal rutin pengajian, 1lagi untuk acara di sekolah Jundi. Ditambah undangan-undangan nikah yang harus didatangi.
.
Tapi praktek nya tidak sesimple kelihatan nya, kadang ada waktu-waktu bentrok, dan saya mesti mengalah, lagi-lagi ijin tidak dapat hadir :( . Bukan, bukan saya cari-cari alasan ketika saya tidak bisa hadir,  tapi begitulah kondisi nya. Tidak mudah kawan berdamai dengan keadaan beranak kembar tanpa bantuan baby sitter pun ART.
.
Kalau saya bisa saya ingin bisa mengikuti semua mua acara pengajian, parenting, atau sekedar kumpul bersilaturahim. Saya dulu 'mantan' aktivis, yang sok sibuk rapat sana rapat sini, syuro sana syuro sini. Tapi, inilah jalan yang dipilihkan Allah untuk saya sekarang. Saya harus berdamai dengan diri sendiri.
.
Maaf, jika banyak undangan yang tak terpenuhi, bukan maksud hati.
.
Bundajundi 30september 2016 23.04
Bundajundi.blogspot.com

MENYAYANGI BINATANG


.
Dalam islam diatur mengenai adab-adab terhadap binatang, manusia tidak boleh menyakiti binatang dan tetap memperlakukan binatang dengan baik. Begitupun Rasulullah saw pun menyontohkan betapa beliau menyayangi binatang, salah satunya kucing. Iya, kucing, hewan yang selama ini saya 'phobia' terhadapnya.
.
Entah, bahkan phobia saya ini sudah pernah diterapi, tapi belum sepenuhnya merubah alam bawah sadar saya yang langsung berdigik lihat kucing.
.
Ada cerita unik tentang kucing. Jadi ceritanya salah satu admin botiashop Jilbab Murah Malang ini suka kucing, dan beberapa hari terakhir dia sering bercerita tentang kucing yang dia rawat. Kucing yang ditemukan masih bayi baru lahir, belum bergigi dan belum pandai berjalan.
.
Seru sekali kalau mendengar dia bercerita, memandikan kucing dengan sampo dan air hangat, memberikan susu kucing lewat dot, sampai memberikan tangannya untuk empeng kucing sampai tertidur.
.
Tiba-tiba kemarin dia meminta ijin pulang dulu dengan air mata sudah meleleh di pipinya, 'Mbak, aku ijin pulang dulu ya'
.
'Lho kenapa? Kok nangis?'
.
'Kucingku mbak, kata mama berak darah'
.
Kulihat jam dinding, pukul 1 lewat. Hari ini sabtu, toko tutup jam 2. Kurang sebentar.
.
'Iya pulang saja, hati-hati ya nyetirnya'
.
'Iya mbak, padahal kemarin malam tidur di pangkuanku. Hiks, aku mbanyol, kucing ditangisi, tapi kudu nangis'
.
Mengingatkanku pada Zarah, tokoh utama di novel supernova partikel yang jadi ibu orangutan bernama Sarah. Saat mereka harus berpisah justru Zarah lah yang berat.
.
Sorenya saya mendapat kabar si kucing mati di usia beberapa pekan saja. Umur tiada yang tahu :) .
.
Saya sendiri dan suami ingin memelihara sesuatu di rumah agar anak-anak juga belajar menyayangi hewan. Entah apa, yang jelas bukan kucing. NO!
.
Bundajundi 16 oktober 2016
Rampung 10.40

Manajemen ASIP

Benarlah bahwa di jaman serba modern ini justru ilmu menyusui yang dulu dikuasai naluriah justru kini harus dikuasai atau setidaknya 'tahu'. Ilmu hari ini sudah berkembang begitu pesatnya, mulai pelekatan, foremilk dan hindmilk, sampai manajemen ASIP.
.
Saya tiba-tiba teringat cerita orang-orang yang saya kenal tidak bisa menyusui full hanya karena tidak tahu ilmunya.
.
1. Ada seorang ibu bekerja, dari segi ekonomi termasuk menengah ke atas. Selama bekerja anak diberi sufor, dan selama ibu bekerja ternyata ketika PD terasa penuh si ibu ke toilet untuk membuang ASInya, dibuang saudara saudara. Andai tahu sedikit saja manajemen ASIP, tentu anak bisa mendapat full ASI. :(
.
2. Ada ibu bekerja juga, selama bekerja anak diberi sufor, tapi menyusui terus jalan. Tiba-tiba saat anak masih usia sekitar 5 bulan, si ibu harus mengikuti pelatihan 3 hari di luar kota. Dan lagi-lagi karena gak tau manajemen ASIP, cara memerah dkk, si ibu harus merasakan sakit yang begitu hebat karena pd tidak disusukan. Dan lagi setelah pelatihan aelesai ASI sudah mampet, dan jadilah anaknya full sufor, padahal andai ia tau masih bisa diusahakan relaktasi apalagi baru 3 hari :( .
.
3. Si ibu bekerja, dan lingkungan rumah masih sangat kampung dan percaya banyak mitos. Akhirnya si anak harus full sufor padahal sebelum bekerja full ASI hanya karena 'katanya' ASInya sudah basi. Mereka mempercayai jika ASI lama tidak diberikan karena ditinggal bekerja maka akan jadi basi :( . Padahal si ibu dari ekonomi kurang mampu, andai saja tidak percaya begitu saja dengan mitos tentu uang untuk sufor bisa dihemat untuk keperluan lain :( .
.
Dan masih banyak lagi cerita lain di saat ibu-ibu yang bayinya sudah terlanjur sufor berusaha mati-matian relaktasi agar bisa menyusui full. Barangkali memang hanya itu rejeki si bayi mendapat ASI :) .
.
Rejeki tidak akan tertukar, begitupun rejeki ASI. Namun tetap semua harus diikhtiarkan.
.
Yang terpenting dari semua, semoga Allah ridho.
.
Hayuk belajar lagi :) .

MITOS TUMBUH GIGI


.
Dulu, saat mas Jundi masih bayi, 2 gigi pertama tumbuh sekitar usia 6 bulan, namun 2 gigi berikutnya baru tumbuh menjelang usia 1 tahun. Saya sih keep calm aja, tanya dsa juga masih dalam batas normal. Namun, di usia sekitar 9 bulan ada yang 'mulai' banding-bandingkan Jundi dengan anak seusia dia yang giginya udah lebih banyak.
.
Kata beliau kira-kira begini,'Plasenta Jundi dulu nguburnya terlalu dalam, makanya giginya lama tumbuhnya'. Glek. Saya langsung nelen ludah, takut keselek nahan ketawa. Beliau orang yang wajib saya hormati, jadilah cuma saya senyumin aja, walau akhirnya suami angkat suara juga XD .
.
Kini, di saat si kembar 1 tahun, mbak Fasya giginya sudah 6, sedang mbak Fara baru 4 dan belum muncul tanda mau tumbuh yang ke5. Saya tetiba ingat mitos 'plasenta', lhah si kembar ini identik, plasentanya jadi 1, masih mau bilang punya Fara nguburnya terlalu dalem? Hwkwkwkwkwk.
.
#mitosgila #mitosgeje #besmartparent

MERUBAH FOKUS DIRI


.
Masih teringat di benak saya perkataan salah satu guru saya dulu, ketika kita fokus pada hal-hal yang kecil maka kita tidak bisa fokus pada hal-hal yang besar.  Ibaratnya seperti kita mau memasukkan batu, kerikil, dan pasir ke sebuah gelas. Apabila kita masukkan pasir dulu baru kerikil dan terakhir batu, maka akan banyak celah-celah kosong di dalam gelas tersebut. Berbeda jika yang kita masukkan batu dulu, baru kerikil dan terakhir pasir, maka akan lebih banyak batu yang bisa masuk dan celah-celah kosong rapat terisi kerikil dan pasir. Artinya dalam mencari ilmu lebih banyak ilmu yang akan kita dapatkan.
.
Namun dalam prakteknya, hingga kini saya pribadi masih sering disibukkan dengan hal-hal kecil sehingga tersisa sedikit waktu untuk hal besar. Terutama untuk ibu rumah tangga seperti saya, PR yang sangat besar, agar diri ini tak lagi hanya menjadi sekedar manusia, tapi menjadi manusia yang sesuai dengan misi yang diembankan oleh Allah padanya, khalifah fii ard.
.
Kemarin lagi-lagi saya diingatkan, agar diri ini menjadi manusia yang lebih produktif dan bermanfaat. Tak lagi jamannya pikiran diri ini hanya dipenuhi dengan cucian yang numpuk, jemuran, dan lain-lain. Tapi sudah selayaknya pikiran diri ini dipenuhi dengan bagaimana caranya bisa menjadi pribadi yang berguna untuk orang lain,  bagaimanakah diri ini bisa menjadi pribadi yang produktif.
.
Memiliki 3 balita dengan ruang gerak yang terbatas seharusnya tidak menghambat diri saya untuk selalu berbenah menuju kebaikan. Tidak lagi berfokus pada apa yang tidak bisa saya lakukan tapi pada apa yang bisa saya lakukan hari ini?
.
Semoga Allah masih beri kesempatan untuk berbenah, meraih ridhoNya.
.
Bunda jundi 2nov16
9.13

MENCIPTAKAN BONDING

Banyak hal yang bisa dilakukan untuk menciptakan bonding yang kuat antara seorang ibu dengan anaknya. Salah satunya adalah melalui menyusui. Maka banyak pakar parenting menyarankan agar saat proses menyusui tidak boleh disambi. Tamparan buat saya sendiri yang masih sering nyambi tilawah, baca buku, atau liat hape, 😢. Seringnya kalo anak sudah lelap dan tidak bisa lagi kontak mata diri mulai bosan dan cari kegiatan 😅. Kalau ada wudhu ambil mushaf, kalau tidak ya hape atau buku. Salah satunya selalu saya sediakan di kamar. Entahlah ini memang tidak baik, tapi lebih tidak baik lagi kalau saya ketiduran dan bayi 1nya dilupakan 😅. Apapun itu semoga terus belajar memperbaiki diri terutama dalam hal pengasuhan 😊. (Untuk hape biasanya saya gunakan mode pesawat untuk mengurangi radiasinya).
.
Teringat tulisan entah siapa yang mengatakan bahwa bonding juga bisa diciptakan melalui masakan. Bagaimana pun masakan seorang ibu haruslah menjadi the best taste di lidah anak. Seacak adutnya setidaknya ada masakan ibu yang khas dan selalu dirindukan anak kelak hingga ia dewasa.
.
Saya pun teringat ketika mulai menikah hingga sekarang, suami beberapa kali menyuruh saya tanya resep ke ibu mertua, dan hingga kini saya belum bisa menggantikan best taste di lidah suami. Apalah saya yang bisanya masak itu-itu saja, ribet dikit bumbu instan 😀. Saya mikirnya simpel, yang penting makan sehat, bergizi, halal, thayyib, dan masak cukup 20-30 menit 😁. Sayang waktunya kalo habis hanya untuk masak, kapan memberi manfaat untuk orang lainnya? 😀
.
Kemarin lusa, haru lagi-lagi menghampiri, di sore hari hujan-hujan si ayah mencuri waktu sebentar ke dapur menggoreng pisang. Saya di kamar mendampingi 2 bayi bermain, dan mas Jundi sedang ada di kamar mandi buang air besar.
.
Pisang terhidang dan mas Jundi sudah selesai BAB+mandi, 'Pisang goreng nya enak ya yah, siapa yang masak?'
'Bunda, enak ya? Bunda kan emang pinter kalau masak... '
Doeng, lalu saya segera menegur ayah setengah berbisik, 'Yang goreng kan ayah?'
'Kan diajari bunda, sudahlah biar di benaknya bundanya itu memang yang paling pinter masak'
.
Ada haru sekaligus sedih, ah nak betapa bunda dengan segala kelebihan dan kekurangan ini belum bisa memanjakan lidahmu seperti bunda-bunda yang lain. Tapi bunda tau, bonding tidak hanya bisa tercipta dari masakan, kelak kau pun akan merindukan pelukan bunda, masih ingatkah kau sayang degup jantung bunda tiap kali kau menyusu? Meski hanya 2 tahun, bunda masih teringat kehangatan itu nak, betapa kamu adalah bayi yang pintar. Semoga bonding kita kelak hingga jannahNya, cari bunda jika kelak kau tak temukan bunda di FirdausNya. Anakku, wahai tentara surga.
.
Di pagi yang melo
Bunda Jundi
17 november 2016
dari Ibu yang penuh khilaf dan ingin selalu memperbaiki diri

Jumat, 30 September 2016

EDISI NEGOSIASI JUNDI


.
Negosiasi balita di tempat umum biasanya akan membuat orang tua malu, apalagi kalau si anak sampai tantrum. Yah mesti kuat-kuatan kali ya biar tetap berpegang pada 'perjanjian'.
.
Siang tadi lagi-lagi saya mengalami negosiasi yang cukup 'alot' dengan mas Jundi.
.
Ceritanya mumpung adeknya tidur pagi, sepulang mas Jundi sekolah dia saya ajak belanja keperluan ke swalayan dekat rumah. Biasanya dia akan minta beli kue, coklat, roti, susu, atau es krim, no problemo buat saya. Tapi ternyata dia kepincut mainan yang hadiah permen-permen gak jelas, fiuh. No no no kalo ini.
.
Pekan sebelumnya memang pas saya ajak ke tempat yang sama dia minta mainan kincir angin (lengkap dengan hadiah permen gak jelas -yang biasanya langsung saya buang-) dan saya langsung oke karena memang sudah agak lama tidak beli mainan. Dan barangkali tadi dia berpikir saya bakal langsung oke, terjadilah drama.
.
'Mas Jundi kan kemarin baru dibelikan buku sama kertas lipat belum dibuka'
.
'Tapi Jundi mau beli ini bunda'
.
'Hm, ayo beli kue coklat, mau susu coklat?'
.
Bergeming di rak mainan.
.
'Oke, Jundi beli mainan tapi hari ini gak boleh minum susu ya?'
.
Ekspresi langsung berubah, bingung. 'Iya gapapa bunda, kapan-kapan boleh kan?'
.
'Iya tapi lama, Jundi bener gak nyari susu?'
.
'Bentar kan bunda, kapan-kapan boleh kan?
.
'Besok baru boleh minum susu'
.
Dan obrolan cukup alot pun terjadi, sampai dia sudah mau menangis.
.
Saya tetap tidak mau membelikan mainan tersebut, dan negonya cukup lama sekali (sekitar 15 menit). Akhirnya ke kasir ditawari semua makanan kesukaan dia tidak mau, dan ekspresinya menahan tangis. Namun tetap saya belikan apa-apa favoritnya.
.
Keluar swalayan dia masih belum balik ke mood ceria, hingga saya ajak lewat jalan yang tak biasa tak lama langsung kembali ceria.
.
Hampir saja saya menyerah, tapi alhamdulillah dimudahkan negosiasi kali ini. Tak jarang orang tua menyerah karena takut malu dengan tangisan.
.
Bang Jundi, i luv you full. I do love you.
.
Hiks, nulis ini sambil pengen nyium pipi bakpao hitamnya :( . Membaui bau keringat khasnya.
.
Bunda jundi 29 september 2016 23.08

Rabu, 28 September 2016

MY DEAR, JUNDI


Bunda cemburu, cemburu pada keintimanmu dengan ayah sayang, sungguh. Bangun tidur yang kau cari ayah, mandi maunya sama ayah, makan sama ayah, dan semua dengan ayah. Ah sayang, luka hatimu menganga terlalu lebar kah?
.
Bunda tahu dan sadar sepenuhnya, 11 bulan ini bunda hanya adik adik adik, bunda terlalu sibuk dengan adik kembarmu. Setiap saat bunda menemani mereka, hingga kata-kata itu meluncur dari mulut mungilmu, 'bunda anaknya adik, jundi anaknya ayah'
.
'Lho, jundi juga anak bunda'
.
'Tapi kan bunda sama adik terus,'
.
:(
Ada luka yang menganga di hati bunda, bunda tak adil padamu, semenjak adikmu lahir semua keperluanmu dihandle ayah karena ayah tidak bisa jika harus menggantikan bunda menghandle adik.
.
Ah sayang, hidup ini terlalu keras untukmu. Kau tau? Kau tetaplah yang pertama di hatiku.
.
Cinta, aku ingin menebus semua, menebus kembali keintiman kita saat kau masih menyusu bunda, hanya bunda bunda bunda yang selalu kau cari. Waktu berjalan terlalu cepat, hingga janin adikmu bertumbuh di rahim tempatmu dulu.
.
Tendanganmu saat tidur terlalu keras nak, hingga bunda harus tidur di balik ayahmu melindungi adikmu.
.
Cinta, aku ingin cintamu yang dulu.
.
Sembari mengenang tulisan sekitar 10 bulan lalu.
http://bundajundi.blogspot.co.id/2015/11/berbagi-sayang.html?m=1
.
Bunda jundi 26 september 2016 22.59

Senin, 26 September 2016

IBU TANGGUH


.
Sungguh sampai sekarang saya masih kepikiran dengan ibu tangguh yang saya temui kemarin. Tak sengaja saya bertemu dengannya, di depan rumah kontrakan botiashop. Waktu itu saya sedang beli ayam sabana di depan rumah. Pas memang ada beberapa pembeli lain,jadi saya nunggu giliran terakhir karena memang datang paling akhir.
.
Ada 1 anak kecil mengulurkan uang 20ribuannya menebus ayam krispi di.bungkusan. Kutengok sekilas, 'ditunggu ibunya di motor' . Namun saat fokusku.sudah beralih tiba-tiba 'gubrak'. Motor itu oleng dan 'prak' si ibu sudah tidak bisa menahan motornya lagi, 5 orang terguling.
.
Hebatnya tidak ada satupun anaknya yang menangis, masyaAllah. 1 bayi di gendongan carrier depan, 2 toddler di belakang si ibu yang terbelit kain ke ibunya, dan kakak yang baru saja membeli ayam. Seperti nya memang karena pas tepian jalan jadi lebih gampang oleng ditambah si kakak baik di saat ibu belum benar-benar siap.
.
Saya terkesima, cuma bisa membantu sebentar (karena si kembar 3 gak ada yang jaga padahal kondisi terjaga #eh) terlihat bungkusan baju-baju di bawah kaki ibu, lalu si anak ada yg memegang sekresek layang-layang. Beberapa orang laki-laki yang ada di ayam sabana segera membantu mengkondisikan motor, lalu saya dan adik saya mencoba membantu menalikan anaknya (lebih tepatnya adik saya saja yang bantu karena saya segera pulang melihat kondisi si kembar).
.
Dari cerita adik saya katanya si ibu sedang perjalanan menuju rumah sakit umum a.k.a RSSA. Ada jerit dan tangis di hati saya, betapa ibu itu diberi ketangguhan sedemikian rupa, saya? Naik motor aja gak bisa boro-boro bonceng 4anak plus bawaan yang cukup banyak.
.
Kembali lagi saya merenung, bahwa semua yang diberikan Allah sudah sesuai dengan kadar kemampuan hamba Nya. Saya, saya dulu shock ketika tahu hamil kembar, bahkan setelah lahiran sempet babyblues padahal sudah bukan lagi ibu baru, tapi semakin kesini saya sadar, Allah berikan semua sesuai kadar.
.
Barangkali ibu tadi anaknya berjarak cukup dekat-dekat,4 orang dengan yang paling besar masih sekitar 6 tahunan, orang jawa menyebutnya 'kesundulan'. Namun di balik itu ibu ini pastilah ibu tangguh yang memang sanggup mengasuh ke 4 anaknya yang masih kecil-kecil. Allah tahu beliau mampu.
.
Saya dan suami saja sampai sekarang tidak pernah berani bonceng ber5, maksimal cuma 4. Kalo dengan mas Jundi brati yang bayi cuma dibawa 1, kalo.mas Jundi g ikut bayi dibawa 2 (tapi opsi.yang ke2 ibu baru sekali kami praktekkan,terlalu beresiko karena si ayah harus gendong bayi di depan sambil nyetir).
.
Ah mereka ibu-ibu seperti ibu di atas adalah ibu tangguh yang luar biasa, ibu-ibu yang diberi kekuatan extra oleh Allah. Tekadnya mengalahkan rasa takutnya, masyaAllah.
.
Setiap ibu adalah bintang, pejuang yang selalu ingin yang terbaik untuk anaknya.
.
Bunda Jundi
25 september 2016 21.54

Selasa, 23 Agustus 2016

KB ALAMI

Sebenarnya apa sih ya istilah KB alami itu? Kalau yang saya pahami sih KB alami itu adalah KB yang tanpa menggunakan alat kontrasepsi apapun. Dalam prakteknya banyak yang memahaminya sebagai KB kalender. Namun kalau saya dan suami KB alaminya bukan kalender, melainkan dengan 'azl.

Uye, barangkali sudah ada yang tahu dan ada juga yang belum tahu ya. Jadi 'azl ini adalah cara KB dimana mani dikeluarkan di luar liang. Cara ini digunakan oleh para sahabat. Dari yang saya baca Rasulullah saw mendiamkan, artinya boleh.

Kalau kalender harus pinter-pinter ngitung masa subur dan tak subur. Tapi kalau prinsip suami, lapernya hari ini masa makannya besok? 😁 jadilah KB 'azl yang kami pilih 😊. Pun suami tidak mau saya menggunakan KB buatan semacam suntik,pil,IUD,dll karena efek sampingnya. Suntik dan pil bisa buat penuaan dini, flek-flek di wajah muncul lebih cepat karena mereka membuat hormon tubuh kacau, apalagi efek linu-linu dan kawanannya di usia mulai senja kelak. Kalau IUD memang paling minim resiko, tapi horor juga memasukan satu bend ke dalam tubuh, apalagi banyak juga yang tetap hamil.

Beberapa waktu lalu pas saya ikut sekolah ibu pun saya mendapat 1 teori KB alami metode ovulasi billings. Pas dapat materi ini pas banget dengan pas saya baru tahu saya positif 😅. Sekitar februari 2015.

Teori ini saya pahami hampir sama dengan KB kalender, bedanya kalau KB kalender pukul rata cara menghitungnya, kalo MOB disesuaikan masing-masing ibu, karena tiap ibu punya kondisi siklus yang berbeda-beda.

Teori MOB diawali dengan pencatatan siklus 1 bulan penuh sebelum praktek di bulan berikutnya. Siklus tiap wanita berbeda-beda, ada yang siklus pendek, ada yang siklus panjang, jadi pola subur tidaknya pun akan berbeda. Secara kasar teori ini menandai kesuburan dengan adanya cairan lembab pada kemaluan wanita, jadi pencatatan dalam sebulan mencatat kondisi kelembapan tersebut, ada tahapan-tahapannya. Maka teori ini juga bisa digunakan untuk yang sedang program hamil. Penjelasannya cukup panjang.

Yah intinya sih semua boleh berusaha tetap semua Allah yang nentukan. Karena semua sudah digariskan 😊.

23 agustus 2016
Bunda Jundi 🤓

MENYUSUI BAYI KEMBAR

*MENYUSUI BAYI KEMBAR*(1)

Hari ini sudah begitu banyak beredar tips-tips menyusui bayi kembar. Tapi saya sebagai ibu dengan bayi kembar ingin sedikit sharing tentang pengalaman saya menyusui bayi kembar.

Meskipun ini adalah kali kedua saya menyusui, tapi seperti baru saja belajar menyusui, karena manajemen cara menyusui, waktu, dan yang lain berbeda dengan bayi tunggal.

Dari awal IMD saja sudah cukup ribet, kiri kanan pegang 2 bayi yang masih mungil sekali. Waktu itu saya sampai minta tolong keduanya dipegangi, karena memang pas si kakak IMD sendirian lalu menemukan sendiri puting kanan baru terasa kontraksi kedua, tanda si adek mau lahir (jarak lahir mereka 50 menit). Dalam kondisi gemetar kala itu saya takut memegang 2 bayi bersamaan untuk IMD. Alhasil setelah plasenta dan jahitan beres IMD disudahi meski si adek belum sampai menemukan puting.

Alhamdulillah ASI saya langsung keluar meski sangat sedikit sekali. Dan saat bayi bangun-bangun minta menyusu saya sudah lebih tenang daripada saat menyusui pertama kali anak pertama. Alhamdulillah seringnya bangun gantian di awal, jadi tidak harus posisi tandem.

Stres mulai muncul saat saya sudah pulang ke rumah dan menghadapi 2 bayi yang menangia bersamaan minta menyusu.

*bersambung*
Yang nulis laper

*MENYUSUI BAYI KEMBAR*  (2)

Di awal-awal punya bayi kembar kalau nangis bareng minta menyusu saya akan menyusui salah satu dan satu lagi digendong ayah/eyang. Memang tidak diberi ASIP karena belum bisa nyetok #alesan.

Namun malam hari pertama di rumah kala itu bagi saya drama yang terus terngiang sampai sekarang. Jadi saya hanya bertiga di kamar, saya dan 2 bayi umur 2 hari. Si ayah nemeni mas Jundi tidur di kamar lain. Tengah malam pecah tangis keduanya bersamaan, saya cek popok kering, jadi mereka butuh susu. Saya susuilah 1 bayi yang nangisnya lebih keras sambil manggil-manggil pelan ayah yang ada di kamar depan. Namun rasanya sampai suara saya habis buat teriak si ayah gak denger. Saya samperi baru bangun. Yah,dia kecapekan riwa riwi kesana kemari.

Lalu digendonglah 1 bayi, begitu yang saya susui sudah lepas baru saya susui yang ada di gendongan ayah. Yah intinya kalau anak kembar begadangnya berdua, gak sendirian nyusui, hihi.

Hari-hari berikutnya berjalan begitu saja, tanpa ASIP saya menyusui langsung keduanya. Namun yang saya rasakan berbeda dengan saat menyusui anak pertama, kali ini di hari-hari awal PD saya tidak bengkak penuh ASI, biasa saja tapi tetap keluar. Saya harus tetap keras kepala 'memaksa' mereka menyusu meski air susu belum deras.

Pada suatu waktu saya pernah mengalami bayi menyusu tapi tetap menangis tidak puas, saya tahu waktu itu PD memang terasa benar-benar kosong dan bayi tidak puas karena barangkali hanya keluar rembesan hindmilk yang tidak menuntaskan dahaganya. Saya kuatkan hati sambil terus sugesti diri sendiri, lancar lancar lancar. Dan alhamdulillah saya bisa melewatinya dengan kepercayaan diri.

Sebenarnya saya sudah yakin bahwa produksi ASI akan mengikuti kebutuhan bayi, tapi yang bikin saya baper justru kunjungan ibu-ibu 'sok teu' yang bilang 'harus dibantu sufor, kasian bayinya gak cukup'. Rasanya cuma bisa ngempet dan balas senyum, hah! Dan, saya pun ngalami baby blues, nangis-nangis gak jelas tanpa sebab. Kadang juga tambah muales banget kalau ada penjenguk apalagi yang kurang tau diri, brrrr, waktu itu sensi tingkat tinggi. Jadi seperti PMS lah, haha.

*bersambung lagi*
kebangun dini hari

*MENYUSUI BAYI KEMBAR* (3)

Uye, menyusui bayi baik itu tunggal atau kembar memang harus dengan keras kepala dan mental baja. Apalah saya tanpa dukungan orang sekitar terutama suami dan ibu saya sendiri yang setiap hari bertemu. Alhamdulillah keduanya sangat support saya untuk give only ASI.

Tentang posisi menyusui tandem, di bulan pertama posisinya yg kiri adalah cradle hold (posisi standar menyusui baby nb) sedang yang kanan posisi football hold (kepala bayi ditopang dengan tangan kanan ibu sedang badan bayi ada di samping kanan badan ibu). Jadi kasarnya kaki ketemu kepala. Awal-awal saya harus dibantu 'menata' posisi ini agar bayi-bayi nyaman menyusu. Bahkan yg posisi football hold harus dibantu gendong, tapi lama-lama bisa menyesuaikan sendiri pakai ganjel bantal untuk menopang tubuh bayi yang masih mini dan belum bisa menyangga kepalanya sendiri.

Saat tandem gini, jangan ditanya bagaimana saya, keringat bercucuran namun untuk mengusap saja tidak bisa. Kadang merasa sendiri 😢.

Beberapa waktu kadang juga lama tidak lagi tandem, 'ditelateni' gantian. Gantian ini bayi lebih nyaman menyusu, apalagi saya 😅. Namun ternyata menyusui bayi kembar lebih baik dilakukan dengan posisi tandem, karena sinyal ke otak akan merespon agar ASI disediakan untuk 2 bayi 😩. It's hard to be me.

Namun lama-lama dijalani akan bertemu juga dengan kenyamanannya sendiri. Kalau sekarang mau tandem gampang aja, anak udah bisa duduk,jadi biasanya posisi football hold dua-duanya, kepala ketemu kepala. Kalau pengen tiduran saya tinggal berbaring lalu keduanya nemplok senyamannya. Walau kalau tiduran ya tetep paling nyaman posisi lying down, tapi cuma 1 bayi yang terpegang. Untuk si kembar baru lahir udah saya ajak posisi lying down, beda dengan masnya yang usia 1 bulan baru berani. Dan ternyata ada temen yang bayi 3 bulan baru berani, gak istirahat blas brati 😅. Karena posisi tidur ibu bisa rebahan merem 😂.

Lanjut kapan-kapan lagi lah bahas bb bayi. Laper banget habis belajar di MUB a.k.a manajemen uang bisnis. Sukses migrein dengan laporan laba rugi dan arus kas 🙄.

Met dini hari.

Bunda Jundi, 23 agustus 2016 01.31
*ditulis nyicil sampai 3 tahap :D

Rabu, 03 Agustus 2016

MISTERI JODOH

Masih saja teringat oleh saya 5 tahun lalu ketika saya berproses menuju pernikahan. Wejangan yang selalu terngiang, 'selama belum ijab dan sah, apapun bisa terjadi'. Dan jujur saja ini cukup membuat saya kadang gelisah dengan semakin dekatnya hari pernikahan saya, bahkan malam hari sebelum esok pagi ijab qabul saya tidak bisa tidur. Terpikir, 'bagaimana jika ternyata dia bukan jodoh saya kemudian tiba-tiba membatalkan 1jam sebelum acara?'. Drama banget ya, tapi saya pernah menemui sendiri teman saya dan sama sekali bukan drama.

Jadi waktu itu hari Ahad, tiba-tiba ada undangan makan-makan di rumah teman. Saya memang tidak cukup dekat dengan dia, sekedar kenal. Namun saya cukup shock setelah sampai di rumah pengundang. Terop telah berdiri, dan makanan catering telah tersaji. Namun tidak ada pelaminan disana, begitu juga pengantinnya.

Pernikahan ternyata dibatalkan hari Kamis, ketika hanya kurang 3 hari. Dan otomatis karena tenda dan catering sudah dipesan dan tidak bisa dibatalkan jadi tetap berdiri untuk mengundang makan-makan.

Saya yang waktu masih jomblo cuma bisa plonga plongo, 'bagaimana jika aku mengalami hal yang sama?' . Jodoh memang misteri, hanya Allah yang tahu semua, jadi ketika sudah khitbah itu belum jaminan selama akad nikah belum tunai.

Sungguh, kini saya lebih memahami mengapa khitbah itu harus benar-benar dirahasiakan untuk menjaga kehormatan calon pengantin. Sebar undangan pun biasanya baru 2 pekan sebelum acara. Ah tapi jujur saja itu tak mudah.

Tapi percayalah Allah tau yang terbaik untuk hambaNya.

Agie istri dayat
28 juli 2016
Mumpung bayi-bayi lelap nggacor dulu :D

Rabu, 20 Juli 2016

Membiasakan makan sayur si kecil

Alhamdulillah mas Jundi suka sayur, malah kalau gak ada sayur di piring makannya dia bakal tanya kenapa kok gak ada (bundae durung masak T-T).

Sayur yang bagi sebagian besar anak kecil jadi momok, justru jadi kesukaan mas Jundi. Gak jarang sayurnya 'digado' tanpa nasi.

Membiasakan makan sayur sejak dini memang gampang-gampang susah, karena saya sendiri waktu kecil termasuk yang anti sayur. Tapi setelah saya amati ternyata pola makan itu menurun dari orang tua. Orang tua saya termasuk orang yang tidak mewajibkan sayur ada di piring makan, yang penting ada lauk, hanya tentang bagaimana nasi bisa masuk perut.

Pola makan seperti ini 'nurun' secara tidak langsung ke Agie kecil, jadi jangan pernah ngeluh anak anda gak mau makan sayur kalo anda sendiri jarang makan sayur.

Semakin saya besar saya paham sendiri bahwa tubuh saya butuh sayur banyak, bukan jarang-jarang, maka Agie yang baru belajar itu hingga sekarang jadi terasa hambar kalo di piring makan gak ada sayur, sayur adalah wajib ada biar lidah tidak 'getir'.

Alhamdulillah kebiasaan ini nurun ke mas Jundi. Sejak MP ASI alhamdulillah mas Jundi full homemade tanpa instan instan. Awal MP ASI saya memilih sayur yang hambar untuk saya kenalkan pertama kali. Dan jangan ditanya, makannya Jundi selalu lahap, hingga sekarang -_- (kadang kayak anak rakus, sehari bisa minta makan 4-5kali, alhamdulillah gak obes dan cenderung normal di tengah-tengah daerah hijau KMS). Pun, sampai sekarang agak susah makan dengan bumbu yang 'strong' karena biasa hambar (biar kayak orang Jepun kali ya, wkwk).

Si adek pun alhamdulillah juga suka sayur walau baru 3 bulan ini MP ASI. Sempet coba bubur non instan bebiluck yang pake sayur kering ternyata mereka tidak terlalu doyan, jadi daripada buang bebilucknya tiap masak saya tambahkan sayur segar ke bubur tim mereka.

Bismillah semoga keluarga kami bisa tetap membiasakan makan sayur untuk kesehatan tubuh sebagai bentuk rasa syukur pada Allah yang telah memberi kehidupan.

Bunda jundi
20 juli 2016

Selasa, 12 Juli 2016

Edisi kerakusan mas Jundi

Cerita 3 hari terakhir mas Jundi main ke rumah temannya
1. Hari selasa main ke rumah mas Hammam dari jam 11an sampek stg2,pas dijemput ibu Hammam cerita, "enak banget mbak nyuapin Jundi, ini tadi habis 2 piring maem sama sop"
Ini anak laper apa rakus yak...
2. Hari rabu main ke rumah mas Janu dari jam stg11an sampai 4 sore. Ibunya Janu cerita, "Jundi suka makan sayur ya, sembarang diemplok, ini makan sama sop ceker"
Widiw, ni anak koyok di rumah gak dikasih makan yak....
3. Hari kamis main ke rumah mbak Lala dari jam 10an sampai stg1. Awalnya gak ada rencana buat main, cuma anter ibunya Sami ke rumah mbak Lala, dan awalnya gak mau ditinggal, tapi begitu tau mobil2an adiknya mbak Lala jadi mau ditinggal. Gak lama ada mbak Kiki dan mbak Jihan ikut main juga. Pulang2 dianter, dan dapat laporan lagi. "Beneran yo mbak Jundi doyan maem sayur, iki maem sop, jan menyenangkan ndulang Jundi"
Haha, dan di hari ini 'kerakusan' Jundi berlanjut sampek malam. Magrib maem sepiring sama Lele+sayur asem, habis. Habis taraweh ngeyel minta maem lagi sama sosis plus sayur, habis. Eyang uti pulang kerja minta ke eyang uti, eh di eyang uti minta maem lagi sama telur.
Saya dan si ayah heran, ni anak grow spurth ato gimana sih...

Dududu, si ayah gak pulang-pulang dari futsal ~_~

24 juni 2016 00.26

Sabtu, 25 Juni 2016

Ramadhan Halal

Hahah, judulnya sama kayak sinetron produksi DAQU yang bikin baper jomblo, hehe. Tapi memang terinspirasi dari sana sih, terutama episode 2 :D . Namun, inilah Ramadhan Halal versi saya :) .

Saya menikah tahun 2011, bulan Rajab 1432 H. Masih teringat masa-masa negoisasi ke orang tua oleh calon suami waktu itu, "Target saya menikah sebelum Ramadhan tahun ini". Hahah, ni orang mungkin menghindari pertanyaan 'kapan nikah' pas lebaran kali yak, XD. Waktu itu bulan Maret, dan alhamdulillah kalimat itu cukup ajaib hingga membuat orang tua saya yang awalnya kekeuh saya hanya boleh menikah setelah lulus menjadi menikah di semester 6 :D . Dan jadilah bulan Juni tahun itu saya menikah, 2 bulan sebelum Ramadhan.

Ramadhan pertama aku halal menjadi isterinya. Ramadhan kali pertama itu kami lewati beberapa hari masih campur dengan orang tua saya, kemudian pindahan ke rumah kerto milik orang tua, menempati berdua :) .

Saya memang tidak langsung hamil setelah menikah, jadi Ramadhan pertama kami benar-benar berdua, belum ada janin di rahim saya. Sahur berdua, buka berdua, dan semua berdua. Kala itu saya juga masih kuliah, ditambah suami yang masih kerja kantoran, jadi rutinitas berjalan begitu saja sesuai jadwal kuliah dan kerja.

Kata suami kala itu, yang berbeda tahun pertama itu dia tak lagi buka di kantor atau 'mbungkus' masakan kantor. Karena tiap tahunnya di kantornya selalu menyediakan makanan ifthor. Kalo dulu sebelum nikah sih selalu buka di kantor dan 'mbungkus' sekalian untuk sahur, maka tahun itu dia sama sekali tidak pernah bungkus, walau masakan saya seadanya dia makan semua dengan lahap. Padahal sih kata dia yang udah pada rumah tangga banyak yang bungkus buat di rumah. Kali masakan saya rasa cinta kali ya, haha.

Ramadhan pertama masih jelas terkenang indah di benak saya, tarawih berdua ke masjid al ghifari suhat yang selalu mengundang ustadz-ustadz ternama di Malang. Lalu di 10 hari terakhir kami i'tikaf berdua ke masjid an nur jagalan, tapi pas sahur malah diajak pulang,'sahur di rumah saja' katanya, hahah, biar bisa berdua kali ya,kalo di masjid kan terpisah XD . K annur jagalan cuma sekali sih, seringnya di al ghifari tapi datang pas mulai sholat malam, karena suami masih kerja, biar g over ngantuk pas kerja. Kalo di ghifari beberapa kali masih sahur di sana. MasyaAllah, benar-benar rindu masa-masa itu.

Tahun-tahun berikutnya saya harus berdamai dengan keadaan, iya, tiada lagi i'tikaf berdua, hanya aku di rumah menunggu sahur ketika dia pulang usai sholat malam. Tidak pernah dia sahur di masjid walau disediakan, dia tetap memilih makan masakan rumah, alhamdulillah. Pun saat buka sering ditawari nasi kotak tapi tak pernah diterima :) 'istri saya sudah masak' ujarnya saat menolak.

Ramadhan halal kedua kulewati dengan menimang Jundi, setengah bulan aku nifas, namun alhamdulillah setengah bulan berikutnya bisa puasa meski menyusui eksklusif. Namun tak ada kata tarawih di masjid, hanya sekali yang kuingat waktu itu ibu mertua ke Malang menjenguk Jundi. Yah, mungkin bakal banyak yang bilang, 'banyak kok yang bawa anak', tapi saya memilih untuk berdamai agar tidak mengganggu jama'ah lain.

Tahun ketiga masih sama, ditambah Jundi yang sudah 1 tahun dan super aktif. Hanya beberapa kali saya ikut tarawih ketika eyangnya haid sehingga bisa saya titipi. Saya tetap berdamai dengan keadaan, saya yakin merawat anak juga ibadah jika dilakukan lillah.

Tahun keempat Jundi 2 tahun, alhamdulillah sudah lepas ASI. Tahun itu lagi-lagi kami pindahan saat puasa, dari rumah kontrakan dermo ke rumah kontrakan jetis (kontraktor sejati XD). Ah yang jelas pahit berdua itu hasilnya jadi manis, sama kayak negatif kali negatif hasilnya positif :D . Tahun itu saya mencoba mengajak Jundi tarawih di masjid UMM yang luas, tak lupa membawa 1 mobil mainan favorit. Hari pertama alhamdulillah sukses, dia lari-lari dengan anak-anak lain dan mainan, yah walau jadi sedikit tidak khusyuk. Hari kedua 'rada' oke lah. Hari ketiga 'no', bada isya' dia lari-lari sambil teriak mengganggu jamaah lain (cry) dan yang bikin tambah annoy ada ibu-ibu nyeramahin saya, intinya diterima ajalah harus sholat di rumah aja, saya dulu pas anak saya masih kecil juga sholat di rumah terus dan bla bla bla. Oke, i've just silent, sambil nelentang. Jundi langsung saya angkut keluar berikut semua bawaan. Saya nunggu di tangga luar masjid hingga si ayah selesai dan membiarkan dia berekspresi.

Tahun kelima, Jundi belum bisa terkondisi, dan saya kondisi hamil kembar sekitar 5 bulan. Saya memang harus berdamai dengan keadaan. Pernah sekali aja ingin itikaf berangkat malam dan Jundi dititipkan eyang, namun ternyata tak terlaksana, si ayah tetap berangkat sendiri :( .

Tahun ini tahun keenam, dan yah, saya semakin harus berdamai dengan keadaan. Si kembar baru usia 8 bulan, namun alhamdulillah tahun ini mas Jundi sudah bisa 'cukup' kondusif diajak tarawih ayah, pun untuk jamaah sholat lain. Barangkali Allah memberikan pahala padaku lewat hisapan ASI, walau jujur saja aku iri, iri pada mereka yang bisa khatam berkali kali, iri pada mereka yang bisa ke masjid berlama-lama. Bagiku semua hanya ilusi, bahkan berjuang membaca alquran saja membuat lembar-lembar itu sobek oleh tangan mungil mereka, dan mendadak ganti mushaf T-T . Ramadhan tahun ini hampir sama dengan bulan-bulan biasanya, khatam 1 bulan sekali. Ingin bisa setidaknya khatam 2 kali, tapi sampai hari ini saja baru 20 juz yang terbaca :) . Aku harus berdamai dengan diriku sendiri.

Dan saat sahur tadi, tiba-tiba suami bilang,"Pengen sekali kali sahur di masjid sekalian, tadi sahurnya pakai kupon" oke cinta, berburulah pahalamu, dan aku dengan ladangku.

Ditulis malam 21-22 Ramadhan 1437 H
Alhamdulillah hingga hari ke 21 masih bisa puasa full sambil menyusui si kembar :)

Senin, 30 Mei 2016

Tips berpuasa ala Agie untuk bumil dan busui

Bismillah. Sekitar 1 pekan lagi sudah masuk ke bulan puasa, bulan Ramadhan, bulan perburuan pahala, ampunan, dan buanyak lagi. Entahlah, selalu ada getar itu, bagaimanakah puasaku tahun ini? Apalagi untuk ibu hamil atau menyusui, galau deh biasanya, hehehe.

Kali ini saya bagi tips ala ala saya ya buat bumil dan busui yang pengen tetap full puasa. Tips nya emang gak ilmiah, tapi setidaknya belajar dari pengalaman saya yang sudah sudah.

1. Puasa tahun 2012 waktu itu masih ngASI eksklusif, bayi masih umur 1,5 bulan (Jundi lahir tanggal 30 Rajab), alhamdulillah bisa full setengah bulan, karena setengah bulan awal masih nifas.
2. Puasa tahun 2013 masih ngASI tapi sudah gak full karena udah mpASI, alhamdulillah bisa full puasa
3. Puasa tahun 2015 hamil kembar usia sekitar 5 bulan, alhamdulillah full puasa (rekor gak bolong blas gegara haid atau yang lain).
4. Puasa tahun 2016 ini masih menyusui si kembar juga yang alhamdulillah sudah mpASI (usia 7 bulan), bismillah semoga bisa full puasanya :)

Sebenarnya gak ada tips khusus sih, tapi saya rangkum beberapa yang penting aja ya
1. Jaga asupan agar selalu bergizi dan sesuai kebutuhan, terutama waktu sahur, perbanyak buah dan sayur, karena keduanya bisa lebih awet menahan lapar.
2. Jaga asupan cairan agar air putih tetap bisa masuk minimal 8 gelas. Kalau saya suka saya bagi 2, sahur 4 gelas, malam 4 gelas. Tips untuk sahur agar tidak 'kelempoken banyu' minumnya dicicil, bangun tidur 1 gelas, menyiapkan sahur, minum lagi 1 gelas, sholat malam, sebelum makan setengah gelas, dan hingga menjelang shubuh 1,5 gelas.
3. Waktu sahur saya biasa minum susu setidaknya 1 gelas. Baca-baca kalo susu kurma lebih bagus lagi, terutama bikin tubuh tetep fit.
4. Makan tetap 3kali sehari, hanya saja waktunya yang dialihkan. Usahakan bada tarawih makan lagi, walau saya sendiri gak bisa konsisten untuk yang satu ini, hehehe.
5. Untuk busui bisa disiasati dengan memerah ASI di malam hari untuk diberikan di siang hari. Tapi jujur saja saya tidak praktek ini, karena lebih suka direct. Memang sih ASI bakal lebih kering dari biasanya tapi tetep cukup kok InsyaAllah.
6. Kurangi aktivitas tidak bermanfaat, perbanyak ibadah, tilawah, InsyaAllah makin kuat puasanya. Saya pun tetap melakukan aktivitas memasak dll sendiri.

Mungkin itu aja sih, gak ada yang khusus sih, yang utama ada di niat, kalo niatnya kuat InsyaAllah apapun bisa dilewati :) . Bismillah

Selamat berpuasa, marhaban ya Ramadhan, besok sudah tarawih, hayuk kita optimalkan ^_^.
Sudah buat target apa saja untuk bulan puasa?

Ditulis sekitar 5hari lalu dan baru rampung hari ini,hehe.
4 juni 2016

Rabu, 23 Maret 2016

Perselingkuhan

Sore tadi ada seorang wanita tegar mengetuk pintu rumahku. Awalnya sama sekali tidak kulihat gurat2 kesedihan di wajahnya. Namun ketika kisah itu meluncur begitu saja tetiba kulihat mata sebam semu merah yang samar dg tumpukan eye shadow di matanya.

Mbak...kamu begitu tegar, bahkan kau bercerita tanpa ada setetes pun air mata jatuh.

Suaminya berselingkuh...dan sang istri sedang mengusahakan agar suaminya dipecat dari pekerjaan, karena institusi tempat suaminya bekerja juga pasti tidak membenarkan perselingkuhan.

Ah entah, aku tidak bisa berkomentar apapun. Berumah tangga itu tak semudah membangun rumah dan tangga. Dan ketika aku memikirkannya, begitu pelik hal-hal dlm rumah tangga.

Tapi aku kembali ingat bahwa tujuan hidupku adalah ibadah kepada Allah, dan aku kembali ringan tanpa beban, everything will gone with the wind...

Allah Allah Allah, penggenggam hatiku, jagalah keluarga kami dari fitnah dunia ini...

7 maret 2016

Masih tentang perselingkuhan. (Semoga tidak terjadi pada keluargaku dan keluarga semua yang membaca tulisan ini)

Sebagai seorang istri, seorang wanita, menurut saya bisa banyak turut andil dalam memicu perselingkuhan dalam keluarga. Seorang istri adalah pakaian bagi suaminya, begitu pula sebaliknya. Bagaimana pasangan hidup sedikit banyak menunjukkan bagaimana kualitas diri sendiri.

Jika ada yang salah dg suami saya, saya kadang berusaha untuk mengoreksi diri sendiri, barangkali justru diri ini yang membuat dia seperti itu. Begitu juga jika sampai terjadi perselingkuhan, sudahkah seorang istri selalu menyenangkan ketika dilihat suami? Sudahkah seorang istri tidak pernah menolak ketika diajak berhubungan? Maaf jika tulisan ini sedikit vulgar. Namun jika direnungi lagi salah satu tujuan menikah adalah untuk menjaga izzah diri agar tidak terjerumus pada perzinaan yang termasuk dalam dosa besar. Lalu jika seorang suami sudah mendatangi pasangan halalnya untuk bercumbu lalu ditolak, maka salah siapa jika suami tsb mencari penyaluran di tempat lain? Bahkan ada hadits yang menyatakan malaikat akan melaknat istri tsb hingga shubuh.
“Apabila suami mengajak istrinya ke tempat tidurnya lalu istri enggan sehingga suami marah pada malam harinya, malaikat melaknat sang istri sampai waktu subuh.” (HR. Bukhari: 11/14)

Namun tetap ada kondisi dimana penolakan tsb adalah alasan syar'i seperti datang bulan.

Saya pernah berbincang dengan suami,"Yah,padahal istrinya cantik,tapi kok bisa selingkuh ya suaminya?". Jawab suami,"Emang cantik itu jaminan? Lha lek bendino dipetututi opo kate gak selingkuh?"

Tampilah selalu menyenangkan wahai istri...
“Sebaik-baik istri ialah yang menyenangkan jika engkau (suami) melihatnya, taat jika engkau menyuruhnya, serta menjaga dirinya dan hartamu di saat engkau pergi.” (HR. Ath-Thabrani)
Dan semua perilaku istri juga tak lepas dari andil suami sbg qawwam dalam keluarga.

Ah, namun nyatanya tidak semua kasus perselingkuhan karena musabab itu, banyak faktor lain, itu hanya salah satunya.

Semoga bisa merefresh kembali tujuan awal menikah sehingga tidak sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan semua orang, perselingkuhan.

8 maret 2016

Sejujurnya saya kurang suka bahas ini,tp inilah realita dunia T_T

Sabtu, 19 Maret 2016

RESEP PUDING PUYO

Puding puyo vanilla+remahan biskuit coklat
Masih dari resepnya anyik dg sedikit penyesuaian versi saya
1 bks jeligar/nutrijel yg uk besar
1 kaleng SKM putih
1 sdm maizena
1 sdm gulpas (resep asli 150gr/sekitar 7,5 sdm)
1,5 L air (sama dg 4 takaran kaleng SKM)
Beberapa keping biskuit coklat
.
Resepnya mirip dg puding sutra yg sering saya buat,beda di penambahan maizena dan gulpas,dan lagi kl pudsut pakai agar2,bukan jelly...

Untuk versi coklat tinggal pake nutrijel coklat dan SKM coklat, dan remahan biskuit cuma opsi aja. Selamat mencoba.
Bundajundi,19 maret 2016

Selasa, 01 Maret 2016

KBM (Kenaikan Berat Minimal)

Buat busui yang memberi bayinya hanya ASI tentu pernah dong kepikiran,'ASIku cukup gak ya?'. Saya yang sekarang menyusui 2 bayi 1 bulan pertama juga sempat kepikiran seperti itu, apalagi banyak sekali penjenguk yang nanya,'Susunya pasti dibantu kan?' Hmm...entahlah, mungkin memang umumnya bayi kembar dibantu disusui sufor. Tapi alhamdulillah sampai my twins usia 4 bulan ini belum setetes pun sufor masuk ke perut mereka, hehe #lebay.

Salah satu indikator kecukupan ASI adalah berat badan bayi naik sesuai usianya (Indikator lain yang saya tahu dan ingat bayi buang air kecil min 6 kali sehari). Berapa gram minimal kenaikan bb berbeda tiap bulannya (ini ada di KMS a.k.a Kartu Menuju Sehat yang warna warni hijau kuning itu).

Untuk bayi berusia 1 bulan, bb minimal naik 800 gram, saya pun sempet baper karena qadarullah si kembar masing-masing hanya naik 500 gram saja, mana si kembar bblr lagi, hiks hiks. Tapi alhamdulillah bidan yang membantu proses persalinan si kembar dulu mensupport saya untuk rutin minum air rebusan kacang hijau agar ASI lebih berkualitas, dan lagi si ayah dan eyang selalu mendukung dengan ucapan yang kurang lebih isinya, 'Udah gak usah mikir timbangan, penting mereka sehat' dan semakin saya kadang curcol nyrempet masalah timbangan paksu tambah bilang, 'Udah gak usah ditimbang aja lain kali' huhu.

Si kembar saat usia 1minggu masing-masing turun 100 gram, 3 minggu bb naik 500gram, lalu di usia pas 1 bulan ternyata cuma naik 100gram, selang 2 pekan ke posyandu ternyata pancet, gimana gak baper coba? Tapi aku tetep bertekad sekuat baja untuk ngASI ekslusif si kembar, sari kacang hijau dirutinkan, gak sempat bikin beli yang kemasan, selalu nyetok buat cadangan, begitupun kurma jadi cemilan, dan satu lagi gak boleh telat minum dan makan.

Kalo hanya melihat dari BAK, tentu bisa dibilang ASIku sangat cukup, tapi kalo dari bb? Hmm...inget juga kata teman angka 500 gram di bulan pertama adalah minimal, di bawahnya bisa disebut gagal tumbuh, hiks.

Hingga sampai juga obrolanku dengan seorang teman dumay (kopdar baru 2 kali) yang dia punya anak kembar juga. Kalo kata dokter anaknya, sebaiknya menyusui kembar dilakukan dengan tandem, karena respon otak jika kedua PD dirangsang bersamaan otak akan berpikir bahwa ASI harus tersedia untuk 2 orang (pantesan pompa yang langsung kiri kanan bisa dapat banyak ya,hihi). Oke, ini yang selama ini sering saya hindari, karena jujur menggendong 2 bayi bersamaan untuk menyusu itu bukan hal mudah, karena sering bikin kedua tangan cekot-cekot dan gejala tidak bisa garuk upil, XD.
Jadilah semenjak itu saya mulai rajin tandem kalo pas nangis barengan, kadang dibantu suami kadang sendiri 💪🏻. Saya tidak lagi kepikiran dengan bb bayi saya, yang penting saya happy dan everything is okay. Hingga sampailah waktu posyandu bulan itu, usia mereka kala itu sekitar 2 bulan 10 hari, dan tara...Fasya naik 1,2 kg dan Fara naik 1 kg. Seneng? Ya pastilah, alhamdulillah, dan saya pikir justru inilah booster ASI saya yang bikin ASI saya makin jos, alhamdulillah masyaAllah.

Bulan berikutnya alhamdulillah Fasya naik 800 gram dan Fara 1,3 kg, hihi. Makin berat aja gendongannya, dan yang paling penting di atas KBM, hihi.

Mungkin yang baca tulisan saya ini bakal batin saya lebay ya, apalagi yang gak punya anak kembar, hehe :v . Tapi saya sampai sekarang selalu ingat kata seorang teman komunitas di Malang yang punya anak kembar juga, 'Hanya sesama mamak kembar yang tahu bagaimana rasanya punya anak kembar'.

Panjang juga ya celoteh saya, met malam.
29 februari 2016

Jumat, 26 Februari 2016

LDR Let Down Reflex a.k.a semburan ASI

Busui pasti pernah mengalami ini, yg saya tahu LDR itu adalah kondisi dimana ASI mengucur dengan derasnya dg rangsangan atau bahkan ada yang tanpa rangsangan apapun (isapan bayi atau pumping). Biasanya kondisi LDR tercapai apabila hormon oksitoksin lagi tinggi-tingginya (lagi bahagia or rileks maksimal :D ).

Pada saat menyusui atau pumping LDR rata2 terjadi 2-3menit setelah dirangsang, kalo saya menandai dengan nafas anak saya yg mulai memburu cepat dan suara tegukannya yg keras. Kalo waktu pumping ditandai dg g usah ngayuh udah netes2 sendiri (sy pake pompa manual).

Biasanya LDR jg bisa terjadi misal pas PD kanan disusu PD kiri tiba-tiba LDR sendiri tanpa dirangsang (itu gunanya breastpad :D ). Tapi ada juga kondisi tanpa rangsangan bisa netes2 sendiri, kalo saya seringnya pas kondisi penuh tp gak segera disusu atau pas lagi rileks, tau2 breastpad udah basah semua sampek k baju2. Pernah juga beberapa kali pas mandi tetiba kerasa anget netes2, yak ternyata LDR, mungkin pas sy lg rileks menikmati mandi kali ya (me time #katanya) hihihi.

Ada juga kiat2 agar LDR saat pumping dan sedang jauh dr anak (biasanya ibu2 pekerja), bisa dg melihat rekaman video si kecil, melihat fotonya, atau mencium baju si kecil yg baru dipakai.

Yah itulah LDR, so LDR g melulu ttg hubungan jarak jauh ya.
*lanturan pagi
26 februari 2016

Senin, 15 Februari 2016

Tentang ruam popok

Agaknya masalah ruam popok menjadi masalah yang umum terjadi di jaman serba pospak dan clodi sekarang ini. Ruam terjadi akibat kulit bayi terlalu lama berinteraksi dengan popok kotor, bisa jadi popok sudah penuh tidak segera diganti atau popok kotor kena pup tapi gak ketauan ibunya akibatnya telat diganti.

Normalnya untuk penggunaan clodi or pospak maksimal 4 jam harus segera diganti agar tidak sampai terjadi ruam, lagian kasian si kecil berat bawa cairannya :D . Tapi sayang dalam prakteknya banyak sekali saya temui penggantian pospak hanya saat BAB dan saat mandi, pengen menghemat mungkin ya si ibu, hemat yang gak bikin repot. Karena kalo memang pengen hemat ya pake clodi atau popok kain yang jauh lebih sehat daripada pospak.

Saya sendiri bukan wonderful mom yang bisa survive only dengan popok kain, saya masih mengkombinasi antara pospak,clodi,dan popok kain tradisional. Yeah, saya sendiri sadar bahwa popok kain tradisional lah yang paling ramah dan baik untuk bayi, tapi kenyataan berkata lain katika kehamilan kedua saya ternyata kembar #alesan. Prakteknya memang gak mudah jika full popok kain sedang saya sendiri non ART atau babysitter. Pernah awal-awal saya kekeh pakein popok kain untuk twin #ambisi orang perfeksionis, dan apa yang terjadi? Pernah waktu nyusui si A ternyata si B nangis minta ganti popok, so, can you imagine how must i do? Berbekal 1 tangan yang free saya ganti popok si B, oke, untuk melepas fine, lulus, tapi pas mau makein yang bersih o em ji i couldn't, angel nali tangan siji T_T. Sejak saat itu saya jadi manut kata suami agar pakein clodi atau pospak siang hari (awal-awal lahir cuma dipakein pas bobok malam). Setidaknya pilihan ini juga membantu kerjaan suami yang memang kerjanya di rumah, karena kalo pas nangis bareng gara-gara popok basah suami pun harus ikut turun tangan. Argumen ini pun didukung seorang teman, "Agie, jangankan kamu yang 2 bayi, aku aja yang 1 bayi gak sanggup full popok kain" aih....

Kangmasnya kembar si akang Jundi alhamdulillah dulu full popok kain sampai usia entah (1 tahun kurang kayaknya) tapi siang doang, kalo malem or keluar-keluar pake clodi or pospak :D. Kalo si kembar cuma bertahan sekitar 1 bulan doang full popok kain, no worries :) #menghibur diri. Si kembar sekarang seringnya pake clodi allday,tapi kalo clodi habis (belum kering musim hujan T_T) pospak pilihan terakhir,kalo deket-deket waktu mandi pup, kupakein popok tradisional. Yang penting tetep harus sering ganti untuk pemakaian clodi dan pospak. Pernah kemarin mbahnya kembar pas lagi nginep di rumah, jam 11an kuganti popok mereka, si mbah malah nanya 'habis BAB ya?'. Hm...barangkali memang kebanyakan orang ganti popok babynya cuma pas BAB dan mandi kali ya jadi tanyanya gitu.

Ada lagi pertanyaan dari teman yang ngunjungi kembar 'pake popok kain?' 'salah ya?' batinku 'kalo anakku bayi procot udah langsung pospak' *senyumin aje. Emang sih keliatan gak praktis bener ya gue jadi mom, but popok kain bagiku tetep yang paling sehat, *walau gak bisa praktek full* T_T. Di samping itu saya pribadi ngeri bayangin gunung sampah pospak tiap harinya. Bayangkan kalo semua ibu mikir pake pospak doang? Sampah di sungai-sungai udah bikin muak pemandangannya, belum lagi pospak kalo dibuang di air jadi melembung. Kadang gak habis pikir juga dengan orang-orang yang masih percaya mitos kalau buang pospak bayi harus di sungai gak di tempat sampah karena ntar bakal dibakar, grrrr. Bikin anaknya ntar kepanasan blentong-blentong di sekitar kemaluan x_x. Fyi, anakku g pernah rewel atau kenapa-kenapa pospaknya dibuang di tempat sampah :) .

Maaf-maaf jadi melebar kemana-mana, maklum lah ibu-ibu yang katanya 20.000 kata per hari :D . Balik ke ruam popok, seingat saya dulu mas Jundi pernah sekali pas masih bayi banget kena ruam, dan inget kukasih cream diaper rash punyanya pige*n alhamdulillah cepet pulih. Dan kemarin si Fara baru kena ruam juga yang lumayan parah sampai keluar 'mruntus-mruntus' dan keliatan merah banget, kasian liatnya. Cari yang merk pige*n gak nemu akhirnya dibelikan yang cuss*n sama ayahnya, tapi sayang sampai 3 hari pemakaian gak kemajuan buat ruamnya, jadilah cari lagi ke apotek. Di apotek disarankan daktar*n diaper rash yang mihil kalo dibandingkan dengan 2 cream yang sebelumnya saya bahas, kecil banget lagi #peritungan. Ditelateni kurleb 2hari alhamdulillah kulitnya udah kembali normal. Lega dan janji gak bakal kelamaan gak ganti popok lagi, nyesel udah bikin kulit dia jadi gitu walau dia gak pernah ekspresi kesakitan sih. Kemarin emang aku sempet drop hingga malem lupa gak ganti popok Fara padahal dia BAB malem-malem x_x . Pelajarannya, seorang ibu itu harus bisa menjaga kondisi diri sendiri karena jika ibu sakit anak-anak yang jadi korbannya. Kuat kuat kuat, bismillah semua untuk ridho Allah

Yuk jaga baby dari ruam...

15 februari 2016
22.32
Rekor nulis ini cuma dalam sehari,biasae nyambung berhari-hari *teringat beberapa tulisan mangkrak belum selesai T_T