Senin, 15 Oktober 2018

Susur Sungai Martapura

Sebenarnya ini bukanlah pertama kalinya saya susur sungai Martapura, sekitar tahun 2010 saya sudah pernah susur sungai Martapura namun dengan tujuan Pulau Kembang. Untuk kali ini susur sungainya dari Soto Banjar Bang Ahmad ke pasar terapung Lok Baintan.

Pasar terapung Lok Baintan adalah pasar terapung asli yang ada sejak jaman dahulu. Saat ini mulai banyak bermunculan juga pasar terapung buatan meniru pasar terapung yang asli. Bahkan tidak hanya di Banjar, namun di kota lain juga saya dengar mulai bermunculan.

Perjalanan dimulai sejak pagi sekitar pukul 6 wita dari rumah saudara saya di Sultan Adam agar saat sampai pasarnya masih ada, katanya kalau kesiangan pasarnya bakal sudah bubar. Sampai Soto Banjar Bang Ahmad saya tidak memperhatikan sudah jam berapa, yang jelas kami langsung menyewa perahu motor untuk diantar ke Lok Baintan (eh maaf yang nyewa saudara saya ๐Ÿ˜…).

Di perjalanan saya hanya bisa sedikit sekali mengabadikan gambar dengan HP, karena malam sebelumnya suami yang saya mintai tolong untuk mencharge HP saya ternyata memasangnya kurang tepat sehingga sama sekali tidak mengisi, jadi baterai saya saat itu sudah di ambang batas akan habis. Jadilah saya lebih banyak merekam dengan mata saya dan lebih menikmati pemandangan alam serta budaya yang begitu menarik untuk disimpan.

Di sepanjang perjalanan banyak rumah penduduk berjajar di tepi sungai, rumah mereka adalah rumah panggung yang langsung dibangun di atas sungai. Berbagai aktivitas terlihat dari perahu yang saya naiki, mulai dari mandi di tepi rumah langsung mengambil dari air sungai, anak-anak bermain, hingga ibu-ibu yang sedang mencuci baju. Mereka menggunakan ember yang diberi tali panjang sehingga bisa digunakan mengambil air sungai dari rumahnya yang lebih tinggi. Kupikir pasti setiap orang sungai pintar berenang.

Hal lain yang menarik, karena sungai merupakan jalur transportasi, maka di tepian sungai banyak rambu-rambu lalu lintas seperti halnya di jalan raya (ah lagi-lagi gak ada fotonya, gak seru, hiks). Selain itu menurut saudara saya dulu masih ada transportasi umum jalur sungai, namun sekarang sudah tidak ada lagi, karena kebanyakan rumah juga sudah memiliki perahu sendiri.

Hal unik lainnya ada juga toko kelontong di rumah yang menghadap sungai, jadi kalau mau beli ya pakai perahu lalu berhenti di depan tokonya untuk bertransaksi.

Dan tak terasa sampailah di pasar terapung Lok Baintan, tahukah apa yang terjadi? Perahu motor yang kami naiki langsung diserbu oleh perahu-perahu para pedagang pasar. Mereka mengerubungi kami hingga saya sendiri bingung mesti menanggapi penjual yang mana. Semua saling bersahutan menawarkan dagangannya, dan saya pun jauh-jauh ke sana malah beli jeruk dari salah seorang penjual ๐Ÿ˜…. Bukan khas sana ya.

Tak lama kemudian ada ponakan yang naik ke perahu salah seorang penjual untuk merasakan sensasi naik perahu, tak ketinggalan saya pun ditawari salah seorang penjual. Dan yak, sekali saya keluar dari perahu motor menuju perahu kayu rasanya jantung saya berdetak lebih kencang (mana gak bisa berenang). Perahu sedikit oleng saat saya mulai mencari posisi untuk duduk.

"Tenang Mbak harus tenang," begitu kata penjual. Sepertinya dia juga khawatir misal harus ikut tercebur gara-gara ulah saya.

'Oke tenang, tenang,' kata saya dalam hati sambil menarik nafas panjang lalu duduk menikmati sensasinya.



Total 4 orang termasuk saya yang ikut naik ke perahu penjual, ikut jualan gitu, haha. Kami diajak keliling namun masih di sekitar perahu motor, tidak terlalu jauh. Setelah berfoto dan cukup jenak akhirnya waktunya kami harus balik ke perahu motor. Eh ternyata konsekuensinya kami harus beli salah satu dari barang yang dijual pedagang, dan saya akhirnya beli jeruk lagi, wkwkwk. Jadilah ke malang bawa satu tas jeruk penuh ๐Ÿ˜….

Waktu saya cerita ke salah satu teman yang tinggal di Banjar juga, ternyata gak semua temennya kalau pas diajak ke sana berani naik perahu kayu lho, berarti aku termasuk nekat kali ya, wkwkwk.

Semoga diberi kesempatan mentadaburi bumi Allah yang lain lagi, aamiin.

Agie Botianovi
15 Oktober 2018

Jumat, 05 Oktober 2018

Review Mandiri Fitrah Seksualitas (15) by Agie Botianovi

Beberapa lembaga dunia, UNICEF, WHO dan UNAIDS memiliki panduan pendidikan seksual bagi orangtua dan pendidik. International Guidance Sexuality Education volume 2 membagi pendidikan seksual anak dalam empat level.

Level I untuk anak usia 5-8 tahun

1. Mulai dengan hal dasar tentang fungsi dan peran keluarga.
2. Ajarkan anak untuk berteman dengan siapapun berlandaskan pada rasa percaya, peduli, empati dan solidaritas.
3. Cara mengekspresikan cinta dan kasih ditunjukkan dengan kata-kata dan perbuatan.
4. Kenalkan anak dengan perbedaan
5. Kenalkan anak dengan arti pernikahan

Level II, anak usia 9-12 tahun

1. Peran dan tanggungjawab anggota keluarga
2. Libatkan anak dalam mengambil keputusan
3. Pertemanan yang sehat tanpa kekerasan
4. Pernikahan, menjadi orangtua dan tanggungjawabnya

Level III, anak usia 12-15 tahun

1. Pertemanan bisa jadi memberi dampak positif dan negatif. Pertemanan yang terlalu dekat bisa berakhir dengan hubungan seksual. Hubungan seksual yang terlalu dini berisiko pada kesehatan reproduksi.
2. Pelecehan dan kekerasan dalam pertemanan bisa terjadi karena perbedaan gender dan labelisasi.
3. Pernikahan akan bahagia jika berdasarkan cinta, toleransi, menghargai dan tanggung jawab.
Pada poin ini orangtua bisa menjelaskan lebih detil soal anatomi tubuh dan organ reproduksi manusia. Jelaskan juga secara ringkas proses pembuahan yang bisa menyebabkan seseorang hamil. Terangkan tentang risiko kesehatan akibat hubungan seksual yang tidak sehat.

Level IV, anak usia 15-18 tahun ke atas

1. Peran keluarga bisa berubah ketika ada anggota keluarga yang hamil, menolak menikah atau menunjukkan orientasi seksual tertentu. Di sini orangtua bisa menjelaskan apa itu LGBT.
2. Anak mulai mengerti aturan dan hukum terkait pelecehan dan kekerasan seksual.
3. Pernikahan bisa jadi hal yang sangat berharga dan penuh tantangan.


Sumber :
https://www.google.co.id/amp/s/id.theasianparent.com/ini-panduan-pendidikan-seksual-menurut-unicefdan-who/amp

#bundasayang
#fitrahseksualitas
#gamelevel11
#review15

Kamis, 04 Oktober 2018

Review Mandiri Fitrah Seksualitas (14) by Agie Botianovi

Pendidikan Anak Usia Pranikah

Saya mereview dari buku Islamic Parenting Pendidikan Anak Metode Nabi di bab pendidikan anak usia pranikah. Sebelumnya saya sudah mereview buku ini pada bab lain.

Pendidikan seks perlu disampaikan secara bertahap. Anak yang hampir mencapai usia baligh sebaiknya diberitahu hukum-hukum pubertas, tanda-tanda baligh, dan sebagainya. Bila anak telah baligh,ia cukup diajari solusi persoalan anak pada usia baligh. Untuk anak laki-laki diajari tentang mimpi basah, cara mandi janabat, dan rukun rukunnya. Sedangkan bagi anak perempuan diajarkan pula tentang darah haid, hukum-hukum haid, dan cara bersuci dari nya.

Bagi pemuda baligh yang ingin menikah, orang tua harus mengajarkan pendidikan pranikah. Pengetahuan ini sangat dibutuhkan. Misalnya, hukum-hukum keluarga, pergaulan suami-istri, dan pertemuan pasangan suami-istri terutama saat pertama kali.

Sebaiknya orang tualah yang memberitahukan sendiri semua permasalahan seksual dengan metode pendidikan Islam. Bukan perbincangan bebas di media massa yang tidak memperhatikan aturan aturan syariat dan tahapan usia anak. Bukan pula informasi-informasi yang didapat dari teman-teman sekolahan, kampus, atau teman bermain. Apalagi 'ilmu' yang dihembuskan oleh teman buruk yang tidak pernah dididik dan dibimbing dengan baik.

#bundasayang
#fitrahseksualitas
#gamelevel11
#review14

Rabu, 03 Oktober 2018

Review Mandiri Fitrah Seksualitas (13) by Agie Botianovi

Menyiapkan anak laki-laki menghadapi mimpi basah

Kali ini saya akan mereview hasil membaca buku Bunda Sayang 12 Ilmu Dasar Mendidik Anak tulisan Komunitas Institut Ibu Profesional bab serba-serbi si kecil #11.


Banyak orang masih menganggap tabu sehingga tidak mengajarkan kepada anak manakah yang benar ketika mengalami mimpi basah. Dalam Islam, konsekuensi seorang anak laki-laki yang telah mengalami mimpi basah adalah mulai menanggung beban syariat. Pahala dan dosa atas perbuatannya akan menjadi tanggung jawabnya sendiri. Maka penting bagi orang tua untuk memberikan informasi yang tepat kepada anak.

Di buku Bunda Sayang dipaparkan mengenai tulisan Bu Elly Risman tentang mempersiapkan anak menghadapi mimpi basah. Di sinilah peran ayah yang sangat diperlukan. Karena ayah tentu lebih paham tentang mimpi basah daripada ibu.

Hal yang harus dilakukan adalah membicarakan apa itu mimpi basah, beda mani dan madzi, serta apa yang harus dilakukan jika keluar cairan tersebut. Untuk membedakan mani dan madzi yang perlu disiapkan adalah kanji+air+sedikit bubuk kunyit (untuk mani) dan lem uhu (untuk madzi).

Langkah yg harus dilakukan tentunya mencari dulu waktu yang tepat, lalu mulai menyampaikan :
1. Mereka saat ini telah tumbuh menjadi remaja dengan perubahan fisik mereka. Lalu mulai mengutarakan akan menyampaikan hal penting menjelang seorang anak menjadi baligh.
2. Awalnya pasti mereka merasa jengah dan malu, maka mereka harus diyakinkan bahwa hal tersebut adalah tanggung jawab orang tua kepada Allah.
3. Menggunakan power of touch seperti yang dilakukan Rasulullah Saw untuk anak yang belum baligh.
4. Mulai menyampaikan tentang mimpi basah dan mani.
- Bahwa tanda seorang telah baligh maka suatu hari ia akan bermimpi bermesraan dengan seorang perempuan, kemudian saat terbangun telah keluar cairan yang disebut mani (sambil menunjukkan contohnya).
- Jika seseorang sudah mengalami mimpi basah maka semua perbuatannya akan dia tanggung sendiri pahala dan dosanya.
- Diberitahukan apabila setelah mimpi basah harus mandi wajib dan cara-caranya.
- Jika keluar madzi saat melihat gambar yang kurang pantas maka harus mencuci kemaluannya dan berwudhu.

#bundasayang
#fitrahseksualitas
#gamelevel11
#review13

Selasa, 02 Oktober 2018

Review Presentasi Kelompok 10 by Agie Botianovi (12)

Hari kesepuluh presentasi dibawakan oleh kelompok 10 yang beranggotakan :
1 Arfiq Isyah R
2 Dwiyanti K R
3 Rifia M D
4 Rina Wahyu D W
5 Robiyatul L


1. REVIEW MATERI DARI KELOMPOK 10
STOP KEKERASAN SEKSUAL PADA ANAK
Kekerasan seksual terhadap anak adalah suatu bentuk penyiksaan anak di mana orang dewasa atau remaja yang lebih tua menggunakan anak untuk rangsangan seksual.

Kekerasan seksual pada anak secara fisik berupa :
Menyentuh area intim atau kemaluan anak untuk memenuhi gairahnya
Membuat anak menyentuh bagian privat atau kemaluan pelaku
Membuat anak ikut bermain dalam permainan seksualnya
Memasukkan sesuatu ke dalam kemaluan atau anus anak

Kekerasan seksual pada anak non fisik dapat berupa :
Menunjukkan hal-hal yang bersifat pornografi pada anak, entah itu video, foto, atau gambar
Menyuruh anak berpose tidak wajar
Menyuruh anak untuk menonton berbagai hal yang berhubungan dengan seks
Mengintip atau menontoni anak yang sedang mandi atau sedang berada di dalam toilet

Tanda-tanda Non Fisik
Sering bermimpi buruk hingga mengalami masalah tidur
Perilaku berubah, misalnya menggunakan mainan atau benda sebagai rangsangan seksual
Menjadi sangat tertutup dan pendiam
Dalam keadaan marah, emosinya akan sangat meledak dan tak terkendali
Menyebutkan kata-kata atau istilah yang tidak pantas, misalnya menyebutkan bagian-bagian tubuh genital dan tidak diketahui dari mana ia mengetahuinya.
Melakukan hal-hal yang membahayakan dirinya, seperti melukai dirinya dengan benda tajam
Menceritakan teman barunya yang berusia lebih tua dan menyebutkan kalau ia mendapatkan banyak hadiah dari orang tersebut tanpa alasan yang jelas
Tiba-tiba merasa ketakutan jika diajak ke suatu tempat tertentu atau ketika bertemu dengan orang tertentu
Anak mungkin menunjukkan tanda-tanda pemberontakan atau perilaku menantang
Perubahan kebiasaan makan.
Anak mungkin mencoba untuk bunuh diri.

Tanda-Tanda Fisik
Anak merasa sakit, terjadi perdarahan, atau keluar cairan dari kemaluan, anus, atau mulutnya
Merasa sakit yang berulang-ulang, setiap ia buang air kecil
Menjadi sering mengompol kembali
Nyeri atau kesulitan berjalan atau duduk
Terdapat darah di pakaian dalamnya
Memar di tempat-tempat yang tidak biasa, tanpa alasan jelas

Dampak Kekerasan Seksual diantaranya:
Anak menjadi pribadi yang tertutup dan tidak percaya diri.
Timbul perasaan bersalah, stres, bahkan depresi.
Timbul ketakutan atau fobia tertentu.
Mengidap gangguan traumatik pasca kejadian (PTSD).
Di kemudian hari, anak bisa menjadi lebih agresif, berpotensi melakukan tindan kriminal bahkan menjadi calon pelaku kekerasan.
Susah makan dan tidur, mendapat mimpi buruk.
Terjangkit penyakit menular seksual.
Disfungsi seksual.
Tidak bersosialisasi dengan lingkungan luar.
Mudah merasa takut dan cemas berlebihan.
Prestasi akademik menjadi rendah.
Adanya gangguan psikis, dan bisa menghambat tumbuh-kembang anak.

Cara Menghindari Kekerasan Seksual Pada Anak
1. Ajarkan anak tentang anatomi tubuhnya
2. Ajarkan anak mengenai batasan
3. Mana sentuhan yang baik dan yang tidak baik?
4. Ajarkan anak berkata tidak
5. Selalu dampingi anak di kehidupannya

2. MEDIA EDUKASI DARI KELOMPOK 10
Media edukasi yang dibagikan kelompok 10 adalah berupa video lagu edukasi untuk orang tua, vn cerita anak yang terkena pelecehan seksual disertai langkah pencegahan, infografis berjudul anak mampu menjaga diri,


serta video edukasi seks untuk anak yang diupload pada link berikut :
https://youtu.be/XNVfRNcdmdA

#bundasayang
#fitrahseksualitas
#gamelevel11
#review12

Senin, 01 Oktober 2018

Review Mandiri Fitrah Seksualitas (11) by Agie Botianovi

Mengarahkan Kecenderungan Seksual Anak

Kali ini saya akan mereview salah satu bab pada buku 'Prophetic Parenting' karya Dr. Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid. Bab yang akan saya review adalah bab 'Mengarahkan Kecenderungan Seksual Anak'.



Pada bab ini dijelaskan beberapa poin penting dalam menumbuhkan fitrah seksualitas anak.
1.Melatih anak meminta izin ketika masuk rumah atau kamar orang tua
Perintah ini ada dalam Al-Qur'an surat An-Nur (24) ayat 58-59. Perintah untuk meminta izin ini terutama pada 3 waktu, yaitu sebelum shubuh, waktu tidur siang, dan setelah shalat isya' karena pada waktu tersebut biasanya orang tua membuka auratnya.
2.Membiasakan anak menundukkan pandangan dan menutup aurat
Beberapa hadits meriwayatkan Rasulullah Saw menyontohkan untuk menundukkan pandangan. Selain itu perintah menundukkan pandangan juga ada pada Q.S. An-Nur (24) : 30.
3.Memisahkan tempat tidur anak
Perintah ini ada pada hadits Rasulullah Saw, bahwa anak harus dipisah tempat tidurnya saat telah berusia 10 tahun.
4.Melatih anak tidur dalam posisi miring ke kanan
Posisi ini merupakan posisi tidur yang sesuai Sunnah Rasulullah Saw. Karena posisi telentang adalah tidurnya setan, sedang posisi tengkurap menyebabkan seringnya terjadi gesekan organ reproduksi sehingga dapat membangunkan syahwat.
5.Menjauhkan anak dari ikhtilat bersama lawan jenis
6.Mengajarkan kewajiban mandi janabah ketika anak mendekati baligh
7.Menjelaskan perbedaan jenis kelamin dan bahaya zina ketika anak mendekati baligh
8.Menganjurkan pernikahan dini pada anak

#bundasayang
#fitrahseksualitas
#gamelevel11
#review11