Jumat, 30 September 2016

EDISI NEGOSIASI JUNDI


.
Negosiasi balita di tempat umum biasanya akan membuat orang tua malu, apalagi kalau si anak sampai tantrum. Yah mesti kuat-kuatan kali ya biar tetap berpegang pada 'perjanjian'.
.
Siang tadi lagi-lagi saya mengalami negosiasi yang cukup 'alot' dengan mas Jundi.
.
Ceritanya mumpung adeknya tidur pagi, sepulang mas Jundi sekolah dia saya ajak belanja keperluan ke swalayan dekat rumah. Biasanya dia akan minta beli kue, coklat, roti, susu, atau es krim, no problemo buat saya. Tapi ternyata dia kepincut mainan yang hadiah permen-permen gak jelas, fiuh. No no no kalo ini.
.
Pekan sebelumnya memang pas saya ajak ke tempat yang sama dia minta mainan kincir angin (lengkap dengan hadiah permen gak jelas -yang biasanya langsung saya buang-) dan saya langsung oke karena memang sudah agak lama tidak beli mainan. Dan barangkali tadi dia berpikir saya bakal langsung oke, terjadilah drama.
.
'Mas Jundi kan kemarin baru dibelikan buku sama kertas lipat belum dibuka'
.
'Tapi Jundi mau beli ini bunda'
.
'Hm, ayo beli kue coklat, mau susu coklat?'
.
Bergeming di rak mainan.
.
'Oke, Jundi beli mainan tapi hari ini gak boleh minum susu ya?'
.
Ekspresi langsung berubah, bingung. 'Iya gapapa bunda, kapan-kapan boleh kan?'
.
'Iya tapi lama, Jundi bener gak nyari susu?'
.
'Bentar kan bunda, kapan-kapan boleh kan?
.
'Besok baru boleh minum susu'
.
Dan obrolan cukup alot pun terjadi, sampai dia sudah mau menangis.
.
Saya tetap tidak mau membelikan mainan tersebut, dan negonya cukup lama sekali (sekitar 15 menit). Akhirnya ke kasir ditawari semua makanan kesukaan dia tidak mau, dan ekspresinya menahan tangis. Namun tetap saya belikan apa-apa favoritnya.
.
Keluar swalayan dia masih belum balik ke mood ceria, hingga saya ajak lewat jalan yang tak biasa tak lama langsung kembali ceria.
.
Hampir saja saya menyerah, tapi alhamdulillah dimudahkan negosiasi kali ini. Tak jarang orang tua menyerah karena takut malu dengan tangisan.
.
Bang Jundi, i luv you full. I do love you.
.
Hiks, nulis ini sambil pengen nyium pipi bakpao hitamnya :( . Membaui bau keringat khasnya.
.
Bunda jundi 29 september 2016 23.08

Rabu, 28 September 2016

MY DEAR, JUNDI


Bunda cemburu, cemburu pada keintimanmu dengan ayah sayang, sungguh. Bangun tidur yang kau cari ayah, mandi maunya sama ayah, makan sama ayah, dan semua dengan ayah. Ah sayang, luka hatimu menganga terlalu lebar kah?
.
Bunda tahu dan sadar sepenuhnya, 11 bulan ini bunda hanya adik adik adik, bunda terlalu sibuk dengan adik kembarmu. Setiap saat bunda menemani mereka, hingga kata-kata itu meluncur dari mulut mungilmu, 'bunda anaknya adik, jundi anaknya ayah'
.
'Lho, jundi juga anak bunda'
.
'Tapi kan bunda sama adik terus,'
.
:(
Ada luka yang menganga di hati bunda, bunda tak adil padamu, semenjak adikmu lahir semua keperluanmu dihandle ayah karena ayah tidak bisa jika harus menggantikan bunda menghandle adik.
.
Ah sayang, hidup ini terlalu keras untukmu. Kau tau? Kau tetaplah yang pertama di hatiku.
.
Cinta, aku ingin menebus semua, menebus kembali keintiman kita saat kau masih menyusu bunda, hanya bunda bunda bunda yang selalu kau cari. Waktu berjalan terlalu cepat, hingga janin adikmu bertumbuh di rahim tempatmu dulu.
.
Tendanganmu saat tidur terlalu keras nak, hingga bunda harus tidur di balik ayahmu melindungi adikmu.
.
Cinta, aku ingin cintamu yang dulu.
.
Sembari mengenang tulisan sekitar 10 bulan lalu.
http://bundajundi.blogspot.co.id/2015/11/berbagi-sayang.html?m=1
.
Bunda jundi 26 september 2016 22.59

Senin, 26 September 2016

IBU TANGGUH


.
Sungguh sampai sekarang saya masih kepikiran dengan ibu tangguh yang saya temui kemarin. Tak sengaja saya bertemu dengannya, di depan rumah kontrakan botiashop. Waktu itu saya sedang beli ayam sabana di depan rumah. Pas memang ada beberapa pembeli lain,jadi saya nunggu giliran terakhir karena memang datang paling akhir.
.
Ada 1 anak kecil mengulurkan uang 20ribuannya menebus ayam krispi di.bungkusan. Kutengok sekilas, 'ditunggu ibunya di motor' . Namun saat fokusku.sudah beralih tiba-tiba 'gubrak'. Motor itu oleng dan 'prak' si ibu sudah tidak bisa menahan motornya lagi, 5 orang terguling.
.
Hebatnya tidak ada satupun anaknya yang menangis, masyaAllah. 1 bayi di gendongan carrier depan, 2 toddler di belakang si ibu yang terbelit kain ke ibunya, dan kakak yang baru saja membeli ayam. Seperti nya memang karena pas tepian jalan jadi lebih gampang oleng ditambah si kakak baik di saat ibu belum benar-benar siap.
.
Saya terkesima, cuma bisa membantu sebentar (karena si kembar 3 gak ada yang jaga padahal kondisi terjaga #eh) terlihat bungkusan baju-baju di bawah kaki ibu, lalu si anak ada yg memegang sekresek layang-layang. Beberapa orang laki-laki yang ada di ayam sabana segera membantu mengkondisikan motor, lalu saya dan adik saya mencoba membantu menalikan anaknya (lebih tepatnya adik saya saja yang bantu karena saya segera pulang melihat kondisi si kembar).
.
Dari cerita adik saya katanya si ibu sedang perjalanan menuju rumah sakit umum a.k.a RSSA. Ada jerit dan tangis di hati saya, betapa ibu itu diberi ketangguhan sedemikian rupa, saya? Naik motor aja gak bisa boro-boro bonceng 4anak plus bawaan yang cukup banyak.
.
Kembali lagi saya merenung, bahwa semua yang diberikan Allah sudah sesuai dengan kadar kemampuan hamba Nya. Saya, saya dulu shock ketika tahu hamil kembar, bahkan setelah lahiran sempet babyblues padahal sudah bukan lagi ibu baru, tapi semakin kesini saya sadar, Allah berikan semua sesuai kadar.
.
Barangkali ibu tadi anaknya berjarak cukup dekat-dekat,4 orang dengan yang paling besar masih sekitar 6 tahunan, orang jawa menyebutnya 'kesundulan'. Namun di balik itu ibu ini pastilah ibu tangguh yang memang sanggup mengasuh ke 4 anaknya yang masih kecil-kecil. Allah tahu beliau mampu.
.
Saya dan suami saja sampai sekarang tidak pernah berani bonceng ber5, maksimal cuma 4. Kalo dengan mas Jundi brati yang bayi cuma dibawa 1, kalo.mas Jundi g ikut bayi dibawa 2 (tapi opsi.yang ke2 ibu baru sekali kami praktekkan,terlalu beresiko karena si ayah harus gendong bayi di depan sambil nyetir).
.
Ah mereka ibu-ibu seperti ibu di atas adalah ibu tangguh yang luar biasa, ibu-ibu yang diberi kekuatan extra oleh Allah. Tekadnya mengalahkan rasa takutnya, masyaAllah.
.
Setiap ibu adalah bintang, pejuang yang selalu ingin yang terbaik untuk anaknya.
.
Bunda Jundi
25 september 2016 21.54