Sabtu, 27 Desember 2014

Lirik Lagu : Cinta by Vina Panduwinata

Ah, tiba-tiba saja pengen lirik lagu ini. Keinget beberapa bulan yang lalu ke nikahan temen ada Hedi Yunus jadi bintang tamu bawain lagu ini. Waktu itu suami sempet cerita, dulu pas jaman dia SMA dia ngefans banget sama Hedi Yunus, hihihi. Barangkali ini lagu memang cocok buat orang habis akd nikah ya. Love you my Hubby.

Cinta by Vina Panduwinata

Bergetar hatiku 
Saat kuberkenalan dengannya 
Kudengar dia
Menyebutkan nama dirinya
 

Sejak kubertemu
Ku telah jatuh hati padanya 
Di dalam hati 
Telah menjelma cinta
Dan bawalah daku selalu
 

Dalam mimpimu 
Di langkahmu serta hidupmu 
Genggamlah daku kini juga nanti
Harapan di hatiku 
Bawalah diriku slamanya

Rabu, 24 Desember 2014

RESEP NO KNEAD PIZZA TEFLON


Sejujurnya sebelumnya belum pernah kepikiran mau buat pizza karena tau diri gak punya oven buat manggang. Tapi karena ada temen (yang namanya April) beberapa hari terakhir suka ngomongin resep pizza, saya jadi kepo banget pengen eksekusi pizza yang no oven. Awalnya dapat dari si April link tentang masak pizza dengan rice cooker, dan caranya ternyata gampang banget. Tapi karena selasa pengen eksekusi senin malem browsing resep lagi dan malah nemu resep pizza yang dimasak dengan teflon, woh, semakin seneng deh mau eksekusi. Kalau di rice cooker kan mesti ngungsikan nasi di dalamnya dulu (menurutku cukup ribet), tapi kalo di teflon nasinya gak perlu ngungsi, hehe.

Senin malam kemarin awalnya browsing tentang saus pengganti keju mozarella atau quick melt (karena gak punya dan suami gak suka), eh udah dapet tapi malah gak kepake resep sausnya, dan memilih untuk bikin toping kreasi sendiri seperti bikin toping spagetti. Yang kedua browsing lagi resep pizza yang pake trigu protein sedang karena umumnya memang memakai yang protein tinggi. Di resep yang dikasih

Sabtu, 20 Desember 2014

MAAFKAN BUNDA

Untuk buah hatiku, Dzakwan Jundi Firdaus.
Maafkan Bunda belum bisa menjadi Bunda yang baik. Begitu banyak hal sayang dari semua teori-teori tentang mendidik anak yang Bunda pelajari namun Bunda sendiri belum bisa mempraktekkannya padamu. Begitu banyak hal yang luput dari angan-angan Bunda untuk menginginkan yang terbaik untukmu. Barangkali Bunda juga manusia biasa yang tanpa sadar mendidikmu seperti cara-cara orang tua Bunda dulu mendidik Bunda. Walau sering Bunda sadari apa yang Bunda lakukan itu salah nak, tapi Bunda belum bisa mengurungkan emosi sesaat untuk melakukan A atau B.
Sungguh nak, ternyata mendidikmu tidak semudah yang seperti ada di buku Propethic Parenting atau buku lain yang Bunda jadikan rujukan. Sungguh, Bunda sesungguhnya ingin memberikan yang terbaik untukmu. Bunda ingin kamu menjadi anak shalih sejauh jalan yang kelak engkau lalui sendiri. Bunda ingin kelak engkau menjadi penghafal al-Qur’an. Iya sayang 30 juz al-Qur’an. Yah, walau Bunda sendiri belum bisa menjadi contoh yang baik untukmu nak, Bunda baru menghafal 1,5 dari 30. Tapi Bunda harap engkau bisa nak, iya, engkau pasti bisa.

Senin, 15 Desember 2014

KEMANDIRIAN JUNDI



Jundi, putra pertamaku ini kini sudah berumur 2 tahun 6 bulan, 2,5 tahun. Bersamanya aku banyak belajar hal baru. Tentang arti sebuah perhatian, kepercayaan, dan banyak hal lain dalam hidup ini. Orang dewasa harus banyak belajar dari kehidupan seorang balita, keluguan, kepolosan, kejujuran, dan segalanya. Merekalah sesungguhnya fitrah dari kehidupan yang belum terkontaminasi. 

Hari ini aku memperhatikan satu hal dari diri seorang Jundi, kemandirian. Barangkali semua orang tua akan senang dan bangga jika memiliki anak yang mandiri. Tapi aku juga sadar, ada satu sisi dalam sudut hatiku yang sedikit tersentil ketika melihat kemandiriannya. Aku seakan merasa dia akan segera terlepas dariku dan tak lagi membutuhkanku. Bukankah salah satu kebahagiaan adalah merasa dibutuhkan orang lain? Ah, tapi ini beda kawan, dari ketergantungan sepenuhnya saat masih janin, lalu asi ekslusif, mp asi, dan kini setelah kusapih semakin banyak hal kemandirian yang terbentuk dalam dirinya.

Sore tadi aku tersentil saat dia memintaku pulang ke rumah saat dia berada di rumah Eyangnya. “Undi inggal” begitu katanya, maksudnya Jundi ditinggal saja. Ah, padahal waktu itu dia sedang makan. Walau dia makan sendiri tapi setiap makan sendiri aku selalu menemaninya, mengambili bulir-bulir nasi yang terlewat dari mulutnya. Tapi kali ini tidak, dia tak mau kutemani, dia memilih makan di sebelah O (panggilan Jundi untuk Omnya) yang juga sedang makan. Terkadang ada rasa khawatir dia akan merepotkan ketika aku meninggalkan dia di rumah Eyangnya sendiri. Maka sebelum aku meninggalkannya pulang aku mengambil janji lagi dari mulutnya, “Jundi kalo mau pipis bilang O ya, janji?” “Anji” ucap dia sambil mengacungkan 1 jarinya ke atas.

Ah, anakku semakin hari semakin keluar banyak sisi kemandirian dalam dirinya. Pertama kali saat dulu sekitar usia 1 tahun dia sudah suka meminta makan sendiri, walau aku memang tidak menerapkan BLW untuk Jundi. Keinginannya untuk bisa seperti orang dewasa sangat kuat. Maka ketika tiap kali makan aku sudah menyediakan perlak untuknya, agar makanan yang tercecer tidak terlalu membuat lengket lantai dan susah dibersihkan. Tapi bagaimanapun harus aku akui untuk menumbuhkan sisi kemandirian yang satu ini butuh banyak sekali stok sabar, mulai makanan tercecer dimana mana sampai makanan di piring dibuat mainan layaknya pasir dengan sendoknya.

Barangkali sebelum itu sudah banyak sisi-sisi lain dalam kemandiriannya, seperti akhirnya bisa berjalan sendiri atau yang lainnya.

Seketika aku pun teringat pada masa kecilku dulu. Aku dulu mulai usia TK tinggal dengan Eyangku, Ibuku menikah lagi. Walau masih dalam 1 kota tapi aku tinggal dengan Eyang. Ibu bertemu denganku barangkali minimal 1 pekan 1 kali, saat Ibu ada waktu luang dari pekerjaan untuk bisa mengunjungiku. Suatu kali Ibu ada waktu saat aku masih sekolah, waktu itu aku masih kelas 1 SD (seingatku). Karena ingin bertemu maka Ibu mengunjungi sekolahku, namun sayang aku justru tidak mau menemui Ibu lama-lama. Pikirku kala itu, ‘Ah ngapain Ibu ke sekolah, aku kan sudah besar, aku sudah bisa melakukan semua sendiri’. Untuk seorang aku, barangkali kemandirian harus datang jauh lebih cepat daripada semua teman sebayaku. Aku tinggal dengan seorang Eyang tua, maka aku harus bisa mengerjakan semua sendiri. Masih usia SD aku sudah bisa memasak nasi sendiri (waktu itu belum ada rice cooker) dan memasak lauk sendiri. Bahkan untuk mencuci, setrika dan yang lainnya sering kukerjakan sendiri.

Bagaimanapun lewat keadaan seorang bisa menjadi ‘terpaksa’ mandiri. Namun keterpaksaan lambat laun akan menjadi biasa. Dan lagi-lagi aku percaya, di dunia ini tidak ada yang sia-sia, semua pasti ada hikmahnya.

Untuk Jundi, Bunda menyayangimu dan menginginkan semua yang terbaik untukmu. Peluk dan cium hangat untukmu sayang.

Malang, 15 Desember 2014
9.14

Rabu, 10 Desember 2014

RESEP BOLKUS GULMER EGGLESS

Pagi ini alhamdulillah dibuat senyum sumringah melihat hasil bolkus resep yang baru sekali ini dicoba. Dapet resep dari hasil browsing trus klik di resep dapurmasak.com, karena gak perlu pake telur. Biar lebih hemat bahan, dan gak perlu pake mixer :).
Tadi saya buat 2/5 resep untuk 5 cup ukuran sedang. Berikut resepnya saya tulis ulang berikut modifikasi sesuai yang saya buat :

Bahan :
100gr terigu ( saya pakai segitiga)
100gr gula merah
100mL air (resep asli 80 mL)
Baking powder secukupnya (kurleb 1/2 sdt)
Minyak goreng secukupnya (resep asli 40 mL)

Cara membuat :
- Rebus air dan gula merah hingga cair sempurna, saring.
- Campur terigu dan baking powder dalam wadah lain.
- Tuang larutan gula ke dalam campuran terigu sedikit demi sedikit sambil diaduk agar tidak menggumpal.
- Masukkan minyak dan aduk merata.
- Tuang ke dalam cetakan lalu segera kukus di dalam dandang dengan air mendidih dengan uap banyak. Jangan lupa lapisi tutup dengan serbet bersih. Kukus 15-20 menit hingga matang. Uji dengan tes tusuk. Jangan dibuka selama proses mengukus agar bisa mengembang sempurna.

Selamat mencoba, semoga sukses, dan semoga bermanfaat :)

Bunda Jundi, 10 Desember 2014
09.56

Kamis, 04 Desember 2014

RESEP CHOCOLATE CUPCAKE EGGLESS

Resep kali ini sangat mudah cara pembuatannya, tidak butuh mixer dan tidak menggunakan telur. Sudah lumayan lama dapat resep ini dari mbak Syifa, tapi baru ahad lalu eksekusi. Pagi-pagi habis shubuh langsung utek-utek dapur bikin kudapan yang satu ini. Lumayan buat pengganjal lapar pagi, karena selain mudah pembuatannya juga cepat.
Seperti biasa, kali ini saya cuma membuat ½ resep, jadi 7 cup sedang. Berikut saya tulis kembali resep serta modifikasi dari saya :

Bahan :
- 80 gram tepung trigu
- 80 gram gula pasir
- 25 gram coklat bubuk (saya ganti jadi 20 gram, karena rasa coklat terlalu pekat)
- ½ sdt baking powder
- ½ sdt baking soda
- ½ sdt garam (saya ganti menjadi seujung saja, karena hasilnya jadi terlalu gurih)
- ½ sdt pasta coklat
- 150 ml susu UHT plain
- 50 ml minyak goreng (saya ganti menjadi 25 ml saja, karena terlalu berminyak)

Cara Membuat :
- Campur semua bahan kering dalam 1 wadah
- Tuang susu UHT sedikit demi sedikit sampai habis sambil diaduk agar tidak ada gumpalan
- Tambahkan minyak ke dalam adonan, aduk rata
- Didihkan kukusan. Masukkan adonan ke dalam cetakan, kukus kurang lebih 15-20 menit. Angkat jika uji tusuk sudah tidak lengket.

Kalau diestimasi, biaya pembuatan kue ini cukup murah. Mungkin cukup membengkak di coklat bubuk dan susu UHT saja. Untuk susu UHT bisa diganti dengan susu bubuk atau SKM yang dilarutkan ke dalam air matang. Tapi kembali lagi, susu UHT memiliki nilai gizi yang lebih baik daripada susu bubuk, apalagi jika dibandingkan dengan SKM yang justru mengandung gula tinggi, bahkan lebih tinggi dari kandungan susunya.

Selamat mencoba, semoga berhasil ;)

Bunda Jundi, 3 Desember 2014
21.01
Nyicil nulis dari pagi tapi baru kelar malem :D
Mohon dimaafkan untuk yang sudah penasaran dengan resepnya baru sekarang bisa dishare

Selasa, 02 Desember 2014

RESEP BROWNIES RICE COOKER




BROWNIES RICE COOKER
Ini edisi saya nyicil hutang janji resep ya. Maaf buat yang udah diberi janji baru bisa eksekusi ngetik, hehe.
Jadi awalnya saya baca d timeline fb ada kue yang bisa dibuat dengan rice cooker, sayanya jadi penasaran banget kepengen tahu bagaimana. Jadilah saya googling. Setelah googling ternyata nemu blog yang nulis tentang kendala-kendala ketika menggunakan rice cooker untuk selain memasak nasi. Yang perlu digarisbawahi tidak semua rice cooker bisa digunakan. Karena itu gantian saya googling tentang jenis rice cooker yang saya punya. Dan alhamdulillah ternyata bisa. :D
Setelah tahu bisa, gantian browsing resep yang pas. Dan saya memang sengaja carinya resep brownies rice cooker karena mas Jundi suka yang berbau coklat. Dan setelah banyak pilah pilih jatuh pilihan saya ke resep ini karena cukup simple

Kamis, 20 November 2014

Tentang 'Ayah'


Ayah, barangkali kata itu sempat menjadi kata yang asing bagiku. Sejak aku bisa berbicara, atau barangkali jauh sebelum aku bisa bicara, tidak ada seorang laki-laki yang patut kupanggil ayah. Tentang sosoknya pun aku tidak tahu. Aku hanya mengenalnya melalui foto dan cerita orang.
Ayahku meninggal saat aku masih merangkak. Lever. Hampir tidak ada kenangan yang aku ingat bersamanya. Hanya samar-samar kuingat diriku yang merangkak di atas peti matinya. Entah, masih tergambar jelas saat itu aku merangkak menaiki peti matinya, dan rumahku begitu ramai dikerumuni orang. Semua orang tersedu, bukan menangisi kematian ayahku, tapi mengasihaniku. Barangkali mereka iba melihat bayi yang masih 11 bulan, ditinggal mati ayahnya. Ah, selain itu tak ada lagi memory yang masih terekam di otakku tentangnya.
Mungkin Allah mengijinkanku mengingatnya karena hari itu menjadi hari penting, untukku yang resmi menjadi anak yatim, dan untuk ibuku yang resmi menjadi janda muda yang cantik. Ayahku meninggal saat usia Ibuku masih 25 tahun. Masih ranum-ranumnya. Tak heran, banyak lelaki yang jatuh hati.

Rabu, 12 November 2014

RESEP PUDING BROWNIES ala AGIE

Seperti biasa, kali ini juga hasil iseng-iseng browsing lalu eksekusi dengan sedikit modifikasi menyesuaikan bahan yang tersedia :D.

Awalnya iseng-iseng cari resep eh malah nemu ada puding brownies, jadi pengen nyoba deh...

Saya disini cuma pakai setengah resep.
Bahan-bahan
Roti tawar 3 lembar
Susu cair 0,5 liter
Agar-agar bubuk 14 gram (2 bungkus)
Gula pasir 100 gram
Coklat bubuk 25 gram
Dark Cooking Chocolate 50 gram (saya pakai coklat siap makan karena belum sempat belanja bahan)
Kuning telur 0,5 butir (1 butir diambil separo)
Garam1/4 sendok teh

Cara membuat
1
Blender halus dan rata: roti, susu, agar-agar bubuk, garam, gula, coklat bubuk, dan coklat yang sudah dilelehkan
2
Rebus diatas api kecil hingga mendidih, jangan lupa diaduk
3
Ambil sedikit adonan, masukkan kuning telur, aduk rata. Tuang larutan kuning telur ke dalam adonan, aduk dan masak hingga mendidih
4
Masukkan adonan ke dalam cetakan, bekukan minimal 2 jam hingga puding padat. Taruh dalam lemari es. Sajikan dingin.

Mudah dan simpel kan? Di beberapa resep puding diberi topping kacang yg dicampur di dalam adonan sebelum dicetak dan ditabur di atasnya. Tapi berhubung mas Jundi tidak suka, saya tidak menggunakan. Barangkali bisa dikreasi sendiri untuk 1 itu.

Untuk penyajian memang lebih nikmat disajikan dingin, teksturnya padat seperti brownies (kue gagal a.k.a bantet) tapi juga lembut dan empuk. Kalau bisa buat fla lebih enak juga disanding dengan fla,hehehe.

Selamat mencoba ;)

Bunda Jundi, 12 November 2014
*telah dieksekusi kemarin :D
Alhamdulillah Jundi suka :)

Minggu, 02 November 2014

RESEP POFFERTJES

Poffertjes, namanya memang terdengar keren, bahasa Belanda. Poffer artinya pancake, tje artinya mini/kecil. Jadi poffertjes adalah pancake yang berukuran mini. Dari browsing-browsing sih taunya kue ini kue tradisional khas Belanda.
Awalnya gak pernah tau dengan poffertjes,baik bentuk, cara membuat, dan yang lain. Tapi, gegara tiba-tiba melihat ada cetakan unyu-unyu mungil punya Ibu (yang dulu buat nyetak telur mini) langsung deh capcus browsing nih resep dan langsung eksekusi.
Contoh gambar cetakan poffertjes, 

Bahan-bahan :
200 gr tepung terigu
1 sdt ragi instan
25 gr gula pasir
1/4 sdt garam
2 butir telur
300 ml susu
30 gr margarin

Cara membuat :
1. Campur terigu, ragi, gula,garam di wadah. Di tempat lain kocok susu dan telur hingga tercampur merata.
2. Campur semua bahan tersebut dan diaduk hingga merata. Diamkan sekitar 20 menit agar mengembang.
3. Masukkan margarin yang telah dilelehkan ke dalam adonan.
4. Cetak menggunakan cetakan di atas api kecil.
Tingkat kesulitan yang perlu diperhatikan dalam membuat poffertjes ini adalah cara mencetak. Dari yang sudah saya baca ada 2 cara mencetak poffertjes.
a. Cara pertama, tuang adonan di semua lubang hingga penuh, kemudian ketika sudah berkulit tapi adonan masih cair adonan dibalik sehingga membentuk bola. Lalu tinggal menunggu matang.
b. Cara kedua, tuang adonan di setengah jumlah lubang cetakan, hingga hampir matang baru tuang lagi di lubang-lubang yang masih kosong. Kemudian, bagian yang sudah matang ditaruh di atas bagian yang masih belum matang,sehingga membentuk bola.
Kalau saya kemarin memakai cara yang pertama,tapi hasilnya memang lebih tipis ketimbang cara kedua (kemarin juga coba nyetak dengan cara kedua tapi cuma sekali cetak). Tergantung selera saja :).
Poffertjes ini bisa dibuat dengan memakai isian atau tidak tapi memang rasanya yang tidak terlalu manis sehingga membutuhkan toping sebagai teman. Kebanyakan pake gula halus pas menyajikannya, tapi semua kembali ke selera :).
Semoga yang mau mencoba sukses ya :)

Bunda Jundi, 2 November 2014
Baru sempet menuliskan padahal eksekusi sudah beberapa hari yang lalu :D

Jumat, 17 Oktober 2014

Resep kue lumpur labu kuning a.k.a waluh

Sebenarnya resep hasil googling sih,tapi juga dapat masukkan dari ibu dan tetangga jadinya ada langkah yang diganti atau bahan yang diganti. Yang jelas gampang banget kok. Langsung aja ya lumpur waluh versiku.

Bahan :
- 500 gr terigu
- 1 kg waluh yang sudah dikukus dan dihaluskan
- 500 gr gula pasir
- 1 sdt garam
- 1 lt santan (berdasarkan tetangga yang suka bikin kue,untuk lumpur pake santan instan lebih baik. Kalau mau yang buat sendiri 1 butir kelapa jadi 1 liter ya)
- 200 gr mentega dicairkan
- 5 kuning telur
- 4 putih telur

Cara memasak :
- kocok telur dan gula sampai mengembang
- masukkan garam, aduk rata. Bisa juga ditambah vanili (saya gak pake tapi tetep enak)
- masukkan waluh,aduk rata,lalu trigu sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai rata
- masukkan santan sampai kira2 pas kekentalannya
- masukkan mentega cair, aduk rata, cetak

1 resep bisa jadi 40-50 buah

Selamat mencoba ;)

Alhamdulillah tadi buat setengah resep jadi 23 biji,sekarang tinggal 4 biji aja : D

Sabtu, 27 September 2014

TERIMA KASIH TELAH MENJADI SUAMIKU

Dan aku menangis, tersedu di hadapan 4 pasang mata.

"Maka laki-laki yang benar-benar paham tentu akan berhati-hati memilih wanita sebagai istrinya" begitulah kira-kira Murrobiku berujar. Seketika aku ingin berujar, tapi tiba-tiba udara hilang dari tenggokanku, terasa tercekik. Dan air mataku meleleh tak tertahankan, menangis tersedu-sedu.

Aku teringat betapa suamiku pun sering berujar mengenai hal itu, bahwa aku kini adalah tanggung jawabnya, kesalahan apa yang aku lakukan adalah tanggung jawabnya. Ah, dia sungguh lelaki penyabar yang pernah aku temui. Ketika aku sering kali berbuat kesalahan dia selalu mengingatkan. Dan belum pernah selama 3 tahun lebih pernikahanku dengannya satu pukulan pun pernah melayang di tubuhku. Lalu apakah pantas jika aku menambah bebannya dengan membuat banyak kesalahan?

Dan karena kunci surgaku berada pada ridhonya, lalu apakah pantas aku berbuat sesuatu yang membuat raut mukanya kusam? Air mata itu terus menetes dan menetes, tak tertahankan. Ah, betapa maunya lelakiku ini dulu menikahiku dengan menanggung banyak dosaku.

Aku masih saja menangis, lalu sedikit tertawa melihat anehnya tingkahku. Bahkan temanku sudah ada yang ikut menangis melihat tingkah lakuku. Ah, sungguh aneh tingkahku.

Lalu kini pun aku teringat ketika akan berlangsungnya pernikahanku dulu, ada beberapa wanita yang bilang betapa beruntungnya aku. Ya, barangkali aku memang sangat beruntung menjadi istrinya, walau barangkali dia tak seberuntung aku mendapatkan istri sepertiku.

Pun Ibuku sering berujar kepadaku, "Suamimu sangat mencintaimu, apapun akan dilakukan untukmu". Lalu dikesempatan lain "Suamimu itu sangat sabar, betapa beruntungnya kamu". "Suamimu itu mengerti kondisi anak, anak ngantuk, dia juga langsung tanggap menidurkan".

Lalu apakah sering kau temui seorang suami pagi-pagi membuat kopi sendiri sambil mencuci piring kotor yang menggunung di dapur? Lalu membuatkan sarapan roti bakar pengganjal lapar untuk istrinya, hampir tiap hari. Dan aku dimintanya membuat kopi bisa dihitung dengan jari. Ah, sungguh lelaki penyabar yang mandiri.

Lalu apakah pernah kau temui seorang suami yang mau mengurusi urusan buang air anaknya? Barangkali kau akan berkata suamiku juga iya, tapi aku bilang ini istimewa, karena yang kutemui di sekitarku urusan buang air anak adalah urusan Ibu, bukan ayah.

Ah, betapa banyak dia meringankan pekerjaanku, seolah dialah bapak rumah tangganya, bukan aku. Dia juga bukan lelaki penuntut yang minta masak ini masak itu. Apa yang aku masakan selalu dia habiskan, tanpa banyak bicara. Walau aku juga menyadari bahwa masakan yang aku bisa itu-itu saja, tapi dia tak pernah meminta.

Oh, betapa betapa.

Bukankah sebaik-baik seorang suami adalah yang paling baik perilakunya kepada istri?

Aku mencintaimu karena Allah suamiku. Walau kau bukan lelaki romantis tapi bagiku akhlakmu menjadi hal paling romantis dalam hidupku.

Agie, istri dari Dayat

22 September 2014
9.59

Resep makaroni schotel kukus ala agie :D

Saya sebetulnya gak terlalu bisa masak. Yang sering dimasak cuma beberapa makanan saja yang memang simpel dan sudah dikuasai. Tapi terkadang pengen juga menghasilkan masakan-masakan yang (juga) simpel dan enak. Alhasil kadang buka-buka buku resep atau browsing. Tapi kembali lagi kalo saya 'jodoh' dengan resep itu,saya akan sering memasaknya tanpa buka-buka catatan lagi (kl jodoh bisa langsung hafal). Kalo gak jodoh ya jadinya cuma sekali dua kali aja masaknya. Untuk yang satu ini saya baru sekali eksekusi. Tapi alhamdulillah sukses,dan langsung hafal resepnya. :D
Bahan-bahan :
- 1 butir telur
- 100 ml susu (sekitar setengah gelas)
- 50 gr makaroni sayur (sekitar 2 genggam)
- wortel atau sayuran yang lain dipotong kecil-kecil
- garam, merica
- bawang merah putih diiris tipis
- 50 gr daging giling
- mentega
- minyak

Cara masak :
- rebus makaroni di dalam air  mendidih ditambah sedikit minyak agar tidak lengket sampai lunak dan tiriskan
- tumis bawang merah putih dengan mentega,masukkan sayur sampai layu dan daging sampai berubah warna, beri garam dan merica sesuai selera
- siapkan kukusan sambil kocok telur dan susu di dalam pinggan hingga benar-benar merata,lalu masukkan makaroni dan tumisan sebelumnya,aduk hingga rata lalu kukus hingga 30 menit

Resep ini jadi untuk 2 orang. Dimakan dengan saus lebih enak. Bisa juga ditambah keju di adonan sebelum dikukus buat yang suka. Selamat mencoba...

Untuk resep-resep simpel dengan cara dikukus memang banyak juga yg menggunakan paduan susu,telur,dan roti tawar. Beberapa yang saya bisa seperti puding roti tawar, nugget, rolade daging,dan mungkin masih banyak lagi, tinggal bagaimana kita bisa mengkreasikan sendiri.

Semoga bermanfaat...:)

Malang, 27 september 2014