Sabtu, 20 Mei 2017

Haflah level 1

Apa perasaan kalian para ibu ketika ternyata anak kalian mau dapat hadiah 'terbaik' tapi kalian gak tau ada acara itu dan terlanjur ada di luar kota untuk agenda lain?
.
Hiks, ada rasa kecewa tentunya, walau bukan hadiah itu yang kita kejar, sungguh, kami pun tidak pernah mengharap.
.
Jadi ceritanya pagi nanti 'seharusnya' kami datang ke haflah level 1 Jundi di Raudhatul Qur'an. Alhamdulillah putra kami telah tunai menghafal 1 juz terhitung sejak Januari 2017 ini.
.
Sejak jumat pekan lalu hingga selasa kemarin qadarullah mas Jundi sakit kurang enak badan, jadilah senin dan selasa dia tidak bisa ikut masuk ngaji. Rabu kamis masuk namun kami sama sekali tidak tahu nanti ada acara haflah tsb.  Ternyata dari hari senin pengumuman itu dibagi, namun tak tersampaikan karena Jundi tidak masuk, dan baru kemarin malam saya tahu kalau nanti harusnya kami hadir 😰. Itupun gara-gara ada wali santri yang menanyakan kostum, jika dia tidak bertanya maka saya tidak akan tahu aada acara ini 😭.
.
Sedihnya setelah saya konfirm ke ustadzahnya kata ustadzahnya harusnya mas Jundi nanti maju untuk menerima hadiah 'pendampingan terbaik'. Tapi apa yang bisa saya lakukan? Saya sedang di luar kota untuk agenda lain, kalaupun kami berusaha mendatangi tetap gak bisa nututi.
.
Ah ya sudah diikhlaskan, semoga Allah terus meluruskan niat kami dalam mengikutkan Jundi ke program hafalan ini.
.
Allahummarhamna bil qur'an.
.
Bunda Jundi
20 Mei 2017
Pasuruan

Rabu, 17 Mei 2017

NHW 1

Bismillah kali ini saya melecut diri dengan cara ikut kelas matrikulasi iip a.k.a institut ibu profesional. Dan inilah tugas pertamanya, disebut NHW 'Nice Home Work'.
.
Untuk saat ini, bidang keilmuan yang ingin lebih saya dalami adalah bidang bisnis dan ilmu menyusui. Sejujurnya dari dulu saya ingin menjadi konselor menyusui karena begitu banyak ibu-ibu di sekitar saya yang ternyata kesulitan menyusui dan tidak tahu ilmunya.
.
Sedangkan, selama 5 tahun ke belakang saya sendiri sudah nyemplung di dunia bisnis 'BOTIA', usaha bersama suami saya, jadi mau tak mau saya harus terus mengupgrade diri untuk memperbaiki bisnis keluarga kami. Harapan saya usaha kami bisa lebih tersistemasi dengan baik dan banyak menebar manfaat untuk orang lain.
.
Inginnya bisnis bisa jalan tapi saya juga bisa membantu banyak ibu yang kesulitan menyusui.
.
Memang, saat ini saya belum start apapun agar bisa menjadi konselor menyusui. Rencananya saya baru akan ikut pelatihan konselor menyusui tahun depan ketika anak kembar saya sudah saya sapih, jadi bisa saya tinggal agak lama. Dan setelah ikut pelatihan tersebut harapannya saya bisa aktif di komunitas yang peduli dengan menyusui.
.
Untuk belajar tentang bisnis kalau saya lebih cenderung belajar yang bisa saya pelajari di rumah, ikut kelas online ataupun baca buku. Untuk upgrade ilmu bisnis di luar biasanya adalah wilayah suami saya (bagi tugas 😃), jadi kami biasanya bisa saling sharing ilmu yang didapat.
.
Untuk adab, saya kini memilih untuk tidak terlalu banyak menshare tentang ASI vs susu formula, dimana selalu menimbulkan rasa sakit hati bagi ibu yang memilih susu formula untuk bayinya. Walau kebanyakan, ibu-ibu itu 'terpaksa' memberikan sufor karena kurangnya ilmu menyusui. Namun, ini akan selalu menimbulkan reaksi yang berbeda-beda pada tiap ibu. Dan barangkali kelak saya akan memilih jalan tengah agar bisa mengkampanyekan pentingnya menyusui tanpa ada yang tersakiti. Karena sesungguhnya mereka gak butuh disindir, tapi butuh didampingi dan dirangkul sambil dibisiki ilmunya 😀.
.
Sedang untuk bisnis saya berusaha untuk tidak malu bertanya pada pengusaha-pengusaha baru tapi dengan percepatan perkembangan bisnis yang luar biasa. Tapi tetap dengan tanda kutip orang yang sudah kenal, baik dalam dunia maya atau nyata. Saya berusaha untuk tetap menjaga hubungan baik dan memberi perhatian serta berkomunikasi terhadap orang-orang yang saya kenal. Terkadang ilmu tidak hanya bisa didapat dari sebuah kelas formal, namun juga dari kisah-kisah kehidupan. Tinggal bagaimana kita pintar-pintar mengambil hikmah.
.
Salam,
Agie Botianovi
17 Mei 2017

Usaha baru

Konon, jika bisnis ingin cepat besar maka kuncinya adalah fokus, fokus, dan fokus.
.
Namun, tidak bisa dipungkiri dalam proses memupuk bisnis utama tadi si pebisnis butuh semacam cashflow untuk menunjang bisnis utama. Dulu, kamipun tidak langsung fokus ke jilbab, istilahnya pernah jualan palugada, ada yang minta ini dicarikan, ada yang minta itu dicarikan. Dan dalam proses tersebut akhirnya produk jilbab menjadi fokus utama.
.
Jalan kamipun tak mulus mulus saja karena modal kami yang terbatas, berawal dari menjual produk orang lama-lama sambil melirik mulai produksi hingga sekarang mulai difokuskan hanya produksi meski masih ada beberapa produk merk lain.
.
Untuk modal dan pencatatan keuangan kami pun sangat tidak rapi, hanya mencatat uang keluar masuk, lalu uang bisnis masih campur dengan uang pribadi 😅. Dan modal berputar begitu saja seperti bola salju, makin lama diputar makin besar dengan sendirinya.
.
Dan kini, di saat saya sudah jarang ikut nimbrung langsung nangani jilbab, saya sering gatel memulai usaha lain, keliatan palugada banget, pernah jual buku, bombik, kaos, dll. Tapi intinya semua sama, untuk sekalian membelikan anak saya, lumayan kan jadi gratis 😁.
.
Dan kini, di saat ibu saya harus berhenti bekerja, saya melirik menjadi agen bangnana chips yang sepertinya prospek untuk ibu saya. Semua masih saya yang mengerjakan, namun lambat laun biar ibu dan adik yang meneruskan. Bismilah mugi barokah.
.
Bunda Jundi 20 april 2017

Melatih keberanian


.
Entah, sebenarnya definisi pemberani itu seperti apa ya. Kalau menurut kbbi sih berani itu mempunyai hati yg mantap dan rasa percaya diri yg besar dl menghadapi bahaya, kesulitan, dsb; tidak takut (gentar, kecut).
.
Intinya tulisan ini sih bakal cerita perjalanan keberanian Jundi. Dari dulu awal masuk sekolah hingga kini hampir 2 tahun berjalan.
.
Sebenarnya sih berani tampil di atas panggung juga bukan satu-satunya parameter keberanian seorang anak, tapi buat Jundi progresnya terlihat sekali.
.
Masih jelas teringat di benak saya pertama kali Jundi ada pentas di sekolahnya, waktu itu nari pinguin. Kala itu saya memang tidak bisa penuh mengikuti acara karena kala itu si kembar masih bayi banget, dan si Fasya menolak minum ASIP, jadilah saya dijemput untuk menyusui kemudian kembali lagi.
.
Dan pas sekali beberapa waktu setelah saya kembali ternyata time Jundi tampil. Entah dia mencari saya atau bagaimana, yang jelas di panggung dia diam berdiri tegak tanpa gerak sedikit pun. Sebelumnya dia memang sudah tahu saya harus pulang sebentar menyusui adiknya, tapi sepertinya dia memang belum tahu saya sudah hadir kembali di sana.
.
Itu setahunan yang lalu, dan setelah waktu berlalu tadi pagi adalah saat dia pentas untuk kesekian kalinya. Tadi dia menari gummy bear, dan yah alhamdulillah he made it. Berdiri di depan sendiri dia pede menirukan ustadzahnya yang jadi semacam instruktur di depannya. Tak ada lagi malu bergerak di hadapan banyak orang tua.
.
Lalu ternyata tadi ada semacam isian acara dadakan karena ada sedikit teknis telat untuk yang harusnya tampil. Beberapa anak spontan maju untuk nyanyi, ngaji, dan lainnya. Lalu saya menawari Jundi, 'Jundi mau ngaji an naba?' 'nggak' 'ayo gapapa, jundi kan udah hafal' 'nggak mau'.
.
Lalu ustadzahnya mendengar dan membujuknya, dan tara, he made it again, meski sempet blank di ayat ke 21, tapi alhamdulillah selesai sampai akhir surat 😍.
.
Boys, love you more and more. Maafkan bunda yang kadang masih memarahimu ketika kamu berulah. Nak, engkaulah kelak salah satu pengantar bunda ke surga 😭.
.
Bunda Jundi
22 april 2017

Teman inspiratif

Bagaimana perasaan anda saat ketemu teman dekat yang sudah bertahun-tahun tidak ketemu? Namun tetap terus bertegur maya ketika ada persoalan yang ingin dibagi.
.
Yah, dibilang dekat gak dekat dekat banget, eh tapi kok ya si dia ada masalah yang penting curhatnya sama saya 😂.
.
Jumat lalu dia datang ke rumah saya setelah kurang lebih 4 tahun tidak pernah bertatap muka karena beda kota. Dan ketika aku membukakan pintu untuknya, ah entah ada rasa bening dan gemuruh di dada, desir aneh seperti bertemu seseorang yang amat lama dirindukan.
.
Rizza Nasir namanya, gadis yang inspiratif. Saya mengenalnya sekitar tahun 2011, saat sama-sama di FLP Malang. Dulu, jujur saja pertama kali bertemu dia ada rasa iba dalam hati saya. Namun kini setelah mengenal dia lebih dan lebih lagi saya jadi terpesona dengan prestasinya.
.
Rizza saat bayi terlahir prematur, dan qadarullah menjadi salah satu penyebab dia terlambat jalan. Seingat saya dia baru bisa berjalan saat berusia 4 tahun. Namun dia dilahirkan di keluarga yang hebat, kesulitan berjalan (tak seperti orang pada umumnya) tidak lantas membuat dia dimanja dan dilayani kemana-mana, tidak. Dia justru dilepaskan jauh dari orang tua. Saya lupa detail dia mulai mondok usia berapa, kalo tidak SMP, SMA. Lalu kuliahpun dia s1 dan s2 di luar kota. MasyaAllah, saya saja belum bisa lanjut s2 (karena banyak kegalauan, mulai ingin pindah jurusan sampai masalah anak 😅).
.
Usia belum 25, tapi gelar sudah master dan banyak menginspirasi banyak orang dari tulisannya. Ah rizza, aku harus belajar banyak darimu. Semoga kita tetap berteman, saling menasehati dalam kebaikan dan kesabaran.
.
Semoga rizza gak galau-galauan lagi ya 😃.
.
Agie, 24 April 2017

Lambe turah


.
Hahah. Belakangan sering banget denger istilah ini. Yang non jawa pasti akan sedikit mengerutkan kening ya dengernya. Iyap.
.
Lambe means bibir, mulut.
Dan turah means kelebihan.
.
Jadi secara bahasa lambe turah adalah kebanyakan ngomong.
Namun secara istilah, penggunaan kata lambe turah ini makna konotasinya sangat negatif, bisa saya bilang kasar banget (IMHO). Lambe turah ini kebiasaan seseorang yang suka ngomentari kehidupan orang lain karena dia tidak memiliki pekerjaan lain yang lebih penting dari itu. Ditambah lagi ngomongnya 'asma' a.k.a asal mangap, jadi gak mikir dulu, orang lain bakal sakit hati gak ya aku ngomong seperti itu, dan lain sebagainya 😁.
.
Seringkali saya sendiri mungkin tak sadar ketika ngomong sesuatu tapi ternyata menyinggung perasaan orang lain. Niatnya bercanda, tapi berujung sakit jiwa, eh hati 😁.
.
Contoh kecil adalah kebiasaan membully 'single' (ingat, single itu pilihan, kalau jomblo adalah nasib 😂). Hei, kamu pikir dengan kamu bully hati mereka gak sakit gitu? Udah merana jodoh tak juga datang eh masih dibully dikata-katain. Stop hey, stop. Gak usah jadi lambe turah. Kalaupun mau mbahas tentang kesingleannya cus deh do'akan biar segera dipertemukan, bukan dengan membully.
.
Udah nikah, masih aja ada yang ngomentarin karena belum juga dikasih amanah anak. Punya anak eh dikomen lagi kapan nambah. Udah nambah jenis kelamin sama masih aja dikomentari biar nambah dengan jenis kelamin beda. Dia pikir punya anak itu semudah bikin kue diudek-udek dioven langsung jadi 😏.
.
Padahal di balik semua itu bukankah sudah ada takdir dari Allah untuk semua hambaNya?
.
Ah saya juga masih harus banyak sekali belajar untuk berkomunikasi secara apik tanpa menyinggung lawan bicara, berpikir dengan matang sebelum semua terlambat 😁, karena lidah tidak bertulang, dan menjilat ludah sendiri adalah pantangan 😁.
.
Kalau istilah-istilah yang saya pernah dengar mirip lambe turah ada asal njeplak, ember bocor, kakean cangkem. Whus, itu semua kasar 😳. Dan ini nyatanya ada banyak di sekitar kita.
.
Jadi, jika tidak bisa berkata baik, lebih baik diam. Pikirkan dulu semua masak-masak sebelum keluar dari mulut atau ketikan.
.
Teringat materi afatul lisan, bahaya lisan yang bejibun banyaknya 😭. Astaghfirullah. Semoga Allah menjaga lidah ini dari terpeleset kepada yang kurang baik.
.
Menulis adalah menasihati diri sendiri.
.
Agie
29 april 2017
Diedit sedikit di 1 mei 2017

Jilbab tahun 80-90an

Alhamdulillah kemarin lagi-lagi diingatkan dengan cerita masa lalu tentang sulitnya mengenakan kerudung. Sebuah cerita dari orang yang mengalaminya sendiri pada masa itu di Jakarta.
.
Dulu, di tahun 80-90an begitu banyak fitnah untuk orang yang mengenakan kerudung. Mulai dari di jalan tiba-tiba kerudung ditarik orang agar terlepas hingga dituduh setiap orang berkerudung itu membawa racun di balik tangannya.
.
Tahun itu, tahun dimana orang yang berkerudung memanglah orang yang benar-benar menggenggam erat syariat, karena tak mudah menjalankannya, tidak seperti sekarang dimana kerudung sudah menjadi tren busana wanita.
.
Tentang kerudung ditarik di jalan, pada jaman itu kerudung bagian bawah yang menutup dada dan punggung dipeniti juga ke baju agar menempel dan tidak mudah lepas ketika ditarik orang. Karena apabila tidak dipeniti seperti itu akan mudah ditarik dan terlepas.
.
Lalu, saat belanja di pasarpun banyak pedagang tidak sudi dagangannya dipegang untuk dipilih oleh orang berkerudung karena isunya menyebar racun di tangannya. Kebanyakan pedagang inginnya pembeli berkerudung itu lekas pergi saja dengan pelayanan ketus dan dagangan dilempar-lempar. Masyaallah, fitnah yang luar biasa, hanya orang-orang yang kuat imannya yang dapat melewatinya.
.
Namun, di sisi lain ada seorang pedagang asal Padang di tanah abang yang memiliki kios kecil dan pengap, dia berjualan kerudung, dimana kerudung merupakan barang yang amat langka. Si ibu pedagang ini begitu baik kepada semua pembelinya, bahkan pembeli uangnya sering kurang dia perbolehkan. Masyaallah, semoga amalan baiknya terus mengalir hingga sekarang.
.
Dulu pun, kerudung bisa jadi cuma punya 1 aja dipake dicuci, dianginkan di kipas angin langsung pake, karena emang langka. Lha sekarang? 1 lemari bisa isi kerudung aja. Hey, setiap lembarnya kelak akan dihisab lho, beli seperlunya aja ya 😁.
.
Jadi guys, ente masih mau pakai alasan apa lagi buat gak pake kerudung? Perintahnya jelas lho di al-qur'an. Jaman juga sudah serba mudah, pengen beli kerudung model apa aja bisa, mau beli online di Botia malah tambah bisa 😂.
.
Yuk ah tutup auratmu 😍.
.
Menulis itu menampar diri sendiri. Kemarin mewek merinding pas dengerin ceritanya.
.
Agie Botianovi
10 mei 2017

Kerjaan rumah

Ketika rak piring sudah mulai lengang, artinya adalah banyak cucian piring menumpuk di bawahnya 😂.
.
Saya dan suami mah woles aja dikerjain gantian siapa yang sempat. 😁
.
Berumah tangga berdua saja tidak serumah dengan orang tua membuat kami gak terlalu stres mikirin rumah berantakan, masakan yang belum matang, atau apalah apalah.
.
Kalau pas ada bumer nginep sih emang tingkat kerajinan bersih-bersih harus ditingkatkan biar beliau gak ikut turun tangan, kan kasian.
.
Karena ya, ibu saya ataupun ibu mertua ini tipe tipe suka menolong kerjaan rumah kalau pas berkunjung ke rumah, jadilah harus lebih sigap, wkwk. Untung gak tiap hari, 😅.
.
Iya, walau gimanapun jadi ibu itu harus ibu yang cekatan, tapi ibu yang happy itu lebih disukai daripada ibu cekatan tapi stres sendiri dan kecapekan dengan perfeksionisnya.
.
Teringat obrolan dengan para ibu-ibu yang sudah punya menantu, padahal pas ada saya, eh mereka malah ngomongin menantunya yang malas lah apalah apalah, haha, cuma bisa senyum. Gimanapun gak ada habisnya menantu vs mertua. Woles aja gue mah 😁.
.
Met weekend, *makan beli*.
.
Bunda Jundi
13 mei 2017
16 sya'ban 1438

*Jodoh itu cerminan diri*


.
Dulu, jaman-jaman SMA kalau kata teman-teman dekat saya, saya itu orang yang paling terobsesi nikah muda, haha. Bacaannya udah tentang nikah aja, yang saya ingat salah satunya adalah buku nikmatnya pacaran setelah menikah, kalau tidak salah ingat buku tersebut tulisannya ust. Salim a. Fillah. Gak hanya bacaan aja, dari SMA sampek kuliah sukanya bikin tulisan tentang jodoh dan semacamnya, haha. Sampek ada salah seorang sahabat dekat dari SMP yang nyeletuk ke saya, 'Gie, nikah itu jangan dibayangin enaknya doang, banyak gak enaknya juga'. Lalu beberapa bulan sebelum saya menikah kok ya dipinjemi teman buku yang lupa judulnya apa, isinya tentang gak enaknya kalau udah nikah, yang paling keinget dari isi buku itu adalah ketika sudah menikah harus ikut kegiatan ibu-ibu arisan, haha, gak banget ya kedengarannya {{{ IBU IBU }}} {{{ IBU IBU }}}.
.
Namun ternyata obsesi saya nikah muda beneran terwujud, saya nikah di semester 6 perkuliahan, masih umur 20 tahun saat itu, (sepertinya ini nurun ibu saya yang juga menikah saat masih kuliah 😅). Well, dan saat saya sebar undangan ke teman-teman SMA ada salah satu teman SMA yang dulu sempat dekat langsung japri saya, 'Kamu beneran mau nikah? Serius?' haha, dia kagak nyangka saya seserius itu, dua rius malah 😂.
.
Kembali ke tulisan-tulisan saya jaman dulu sebelum nikah (yang entah sekarang dimana). Dulu sepertinya beberapa saya upload di multiply, tapi multiply buyar saya gak import ke blog yang sekarang 😁. Dulu suka aja nulis trus upload di catatan fb atau tempel di mading kampus, haha *kamsepay*. Jaman catatan fb masih ngetrend waktu itu untuk tulisan panjang, kalau sekarang mah status biasa udah bisa sampek ribuan karakter, gak kayak jaman dulu kalau mau ribuan karakter mesti nulis di catatan, trus biasanya bakal nge tag in temen-temen biar pada baca, haha. Lucu kalau diinget-inget.
.
Salah satu tulisan yang pernah saya tulis dulu, isinya kurleb gini, 'jodoh itu seperti botol dengan tutupnya, maka jika ukurannya tidak sesuai, mereka tidak bisa saling melengkapi' 😄. Lalu kini saya pun ingin menyampaikan hal yang kurleb sama, 'jodoh itu adalah cerminan diri'.
.
Ya, kalau kamu melihat sesuatu pada pasangan yang tidak kau sukai, coba deh cek dalam dirimu, adakah suatu kebiasaan jelek yang belum juga kau rubah? Misal nih, ente sebel, suami disuruh jama'ah ke masjid kagak pernah mau, ya udah, koreksi dong dirimu sendiri, kamu udah gak pernah nunda sholat kah? Always ontime kah? Dengar adzan langsung ambil wudhu. Sudah? Kalau belum, jangan cemberut kalau suamimu gak mau kamu suruh jama'ah ke masjid 😁. Bersyukurlah punya suami sholihah, 5 waktunya di rumah 😅. (Karena kalau suami sholih 5 waktunya di masjid 😁)
.
Kalau saya sendiri dalam kondisi 'waras' baru bisa mikir 'nggenah' seperti itu, sebel lalu koreksi diri sendiri. Tapi, kalau sudah mulai 'eror' ya kadang suka sebel sendiri, lalu besoknya baru sadar koreksi diri, 'ah iya, saya sendiri masih begini, gak adil kalo kalo saya minta suami saya begitu'. Jadi kalau sebel sama kebiasaan buruk suami dan susah dibilangin, ya udin, ente berusaha istiqomah dulu kerjain sesuatu itu, sambil terus berdo'a sama Allah harapanmu suami jadi seperti apa.
.
Yeah, sometimes it's not too easy. Kalau saya pernah juga sih sebel sama suami yang denger adzan tidak bersegera ambil wudhu lalu ke masjid. Dan saya lalu koreksi diri sendiri, emang saya sudah 5 waktu adzan langsung sholat? 😭. Seringnya nyusuin anak dijadikan alasan nunda sholat, tapi menuntut pasangan untuk tidak menunda sholat, itu gak adil.
.
Ketika saya sebel dengan kebiasaan buruk suami, saya ingat kebaikan-kebaikan dia yang saya sendiri belum bisa menyejajari, misal dia yang sudah 5 waktu di masjid dan rajin sunnah rawatib, saya mau ngomel-ngomel kalau dia gak rajin nambah hafalan? Padahal saya sendiri gak seistiqomah dia jalankan sholat sunnah. Terlihat berbeda namun sama, barangkali skor kami di mata Allah sama, semoga bisa terus saling melengkapi seperti botol dengan tutupnya.
.
Sehidup sesurga.
.
Pagi yang dingin,
Bunda Jundi
14 mei 2016
17 sya'ban 1438
.
Menulis itu membuat waras diri sendiri 😅.