Tampilkan postingan dengan label hikmah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label hikmah. Tampilkan semua postingan

Selasa, 03 Oktober 2017

*Taujih Penutup MQAN 8 Yogyakarta*


KH. Abdul Aziz Abdur Rauf, Lc  _حفظه الله_

=============================

*Ikhwah Fillah ...*

Salah satu indikator kesuksesan kita sebagai seorang mukmin dan juga sebagai seorang yang berusaha menjadi penghafal Al Quran adalah, saat kita mampu menjadikan Al Quran sebagai *_"Murobbi"_* dalam kehidupan kita.

Hubungan kita bisa disebut sukses saat kita sibuk menjadi yang *terbaik* dimata Allah.

Kita sibuk berusaha menjadi sosok yang dikenal di kalangan penduduk langit, bukan sibuk mencari perhatian manusia dan sesama hamba Allah lainnya.

Adapun bentuk-bentuk _"ikhtiar basyari"_, seperti _"Ujian Hafalan"_ , _"Wisuda Hafalan"_ , _"Musaabaqoh"_ dan yang semacamnya hanyalah penilaian di sisi manusia, sesama hamba Allah.

Moment _"Wisuda Hafalan"_ misalnya, itu bisa kita ibaratkan bagaikan sebuah _"Walimah"_ saat Dua Insan bertemu. Tentu yang yang terpenting adalah bagaimana menjalani kehidupan setelahnya.

Maka Sikapilah moment-moment itu dengan penyikapan yang positif, kita niatkan untuk menguatkan murojaah, juga sebagai sarana untuk mengokohkan ayat-ayat agar tersimpan di dada kita.

Dan harus difahami bahwa moment itu bukanlah kesuksesan yang sesungguhnya. Yang lebih penting adalah aksi-aksi setelahnya.

*Ikhwah Fillah ...*

Saat kita menjadikan Al Quran sebagai _*"Murobbi"*_ itu artinya kita menjadikan Al Quran sebagai _"Guru Spiritual"_ dalam hidupnya.

Itu artinya kita siap di _tarbiyah_, di _bina_ dan di _didik_ untuk menjadi pribadi yang lebih baik, oleh Al Quran. Allah ﷻ berfirman :

*ولكن كونوا ربانيين بما كنتم تعلمون الكتاب وبما كنتم تدروسون*

_“... Jadilah kamu hamba-hamba Allah Yang *Rabbani*, karena kamu mengajarkan kitab dan karena kamu mempelajarinya"_ *(Ali Imran : 79)*

Kesiapan kita untuk terus hidup dalam nuansa _"Tarbiyatul Quran"_ hingga akhir hayat, inilah sesungguhnya kesuksesan yang hakiki.

Saat hidup kita senantiasa dalam nuansa _Mujahadah_ untuk merealisasikan berbagai _nilai-nilai Qur'ani_ dalam kehidupan, inilah sesungguhnya kesuksesan yang hakiki.

Semoga Allah menguatkan hati kita semua untuk senantiasa siap menjadikan Al Quran sebagai _*"Murobbi"*_ dalam kehidupan kita, sehingga akhirnya _"Tarbiyatul Quran"_ itu akan mengantarkan kita menjadi pribadi yang layak menjadi penghuni surga-Nya.

_Allahumma Amien_.

*Resume Kalimatul Mukhoyyam Ke-5* (Jumat, 29 Sept 2017)

KH. Abdul Aziz Abdur Rauf, Lc

=============================

*Ikhwah Fillah ...*

Di dalam Al Quran memang ada sejumlah ayat ataupun surat yang memiliki keistimewaan secara khusus ataupun memiliki keunggulan tersendiri dari surat-surat lainnya.

Sehingga ayat ataupun surat unggulan tersebut harus kita kuasai dengan baik..

Bila perlu kita jadikan surat-surat itu selancar surat *Al Fatihah* atau *Al Fiil* dimana lidah kita sangat ringan untuk membacanya.

Ketika sebuah surat sudah bisa kita baca dengan ringan tanpa beban maka ini sering disebut atau di istilahkan surat "gacoan" 😊.

Tentu sebagai seorang mukmin yang baik, hendaklah kita memiliki surat-surat "gacoan" atau "andalan" yang Nabawi ...

Artinya yang memang direkomendasikan oleh Baginda Rasul ﷺ

Kalau *ayat-ayat* "gacoan" insya Allah sebagian besar kita sudah hafal dengan baik, seperti _Ayat Kursi_, _akhir Al Baqarah_, ataupun surat pendek seperti  _Al Ikhlas_, _Al Falaq_ & _An-Naas_.

Yang harus kita ikhtiarkan lebih serius adalah bagaimana kita memiliki "gacoan" dari surat-surat yang panjang yang memang benar-benar kita kuasai, karena kita sudah sangat akrabnya dengan surat-surat tersebut. Dan saat membacanya amat ringan tanpa beban sedikitpun.

Diantara surat-surat yang direkomendasikan oleh Rasulullah ﷺ adalah :

1⃣ *Surat Az-Zahrawain (Al Baqarah & Ali Imran)*

Banyak sekali hadits yang menyebutkan Fadhilah atau keutamaan Dua surat diatas.

Diantaranya adalah Hadits yang diriwayatkan oleh *Imam Muslim* dari sahabat _Abu Umamah_ bahwa Rasululullah ﷺ :

*«اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لِأَصْحَابِهِ، اقْرَءُوا الزَّهْرَاوَيْنِ الْبَقَرَةَ، وَسُورَةَ آلِ عِمْرَانَ، فَإِنَّهُمَا تَأْتِيَانِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ كَأَنَّهُمَا غَمَامَتَانِ، أَوْ كَأَنَّهُمَا غَيَايَتَانِ، أَوْ كَأَنَّهُمَا فِرْقَانِ مِنْ طَيْرٍ صَوَافَّ، تُحَاجَّانِ عَنْ أَصْحَابِهِمَا، اقْرَءُوا سُورَةَ الْبَقَرَةِ، فَإِنَّ أَخْذَهَا بَرَكَةٌ، وَتَرْكَهَا حَسْرَةٌ، وَلَا تَسْتَطِيعُهَا الْبَطَلَةُ».*

[صحيح مسلم]

_“Bacalah Al-Qur’an karena ia datang di hari kiamat sebagai pembela bagi yang membacanya. *Bacalah Az-Zahrawain* (dua cahaya) yaitu surah *Al-Baqarah* dan *Ali ‘Imran*, karena keduanya datang di hari kiamat seperti dua awan putih atau dua naungan atau dua kerumunan burung sebagai pembela bagi yang membacanya._

_Bacalah surah *Al-Baqarah*, karena membacanya adalah *barokah*, meninggalkannya adalah *kerugian*, dan tidak mampu dilawan *oleh para penyihir*" ._

*[Sahih Muslim, no. 1337]*

2⃣ *Surat Al Kahfi*

Surat berikutnya yang direkomedasikan oleh Rasululullah ﷺ adalah surat Al Kahfi.

Ada sejumlah hadits yang menganjurkan kita untuk menjadikan surat Al Kahfi ini menjadi wirid dalam hidup kita :

*مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّورِ فِيمَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْبَيْتِ الْعَتِيقِ*

_“Barangsiapa yang membaca surat *Al Kahfi* pada *malam Jum’at*, akan mendapat cahaya antara dia dan Ka’bah.”_

( *HR. Ad Darimi. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih*)

Dalam hadits yang lain disebutkan :

*مَنْ حَفِظَ عَشْرَ آيَاتٍ مِنْ أَوَّلِ سُورَةِ الْكَهْفِ عُصِمَ مِنَ الدَّجَّالِ*

_“Barangsiapa menghafal sepuluh ayat pertama dari *surat Al Kahfi*, maka ia akan terlindungi dari_ (fitnah) Dajjal” *(HR. Muslim no. 809).*

Bila sepuluh ayat saja sudah luar biasa fadhilahnya, tentu bila kita kuasai seluruhnya secara utuh tentu akan banyak kebaikan yang kita dapatkan.

Kita harus berusaha keras bagaimana _"Al Kahfi"_ ini mengalir dengan ringan dari lisan kita semua.

3⃣ *Surat Al Isra & Az-Zumar*

Kedua surat ini pun termasuk surat yang direkomendasikan oleh Rasulullah ﷺ.

Sebagaimana diceritakan oleh Ibunda 'Aisyah _radhiyallahu 'anha_ :

*كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللّهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ لا يَنَامُ حَتَّى يَقرَأَ بَنِي إِسرَائِيلَ وَالزُّمَر*

_“Biasanya Nabi ﷺ tidak tidur sebelum membaca surat *Bani Israil* dan *Az-Zumar*”._ *(HR. At-Tirmidzi)*

Inilah wirid rutin baginda Nabi ﷺ sebelum beliau tidur di malam hari.

Inilah salah satu sunnah yang banyak dilupakan kebanyakan orang beriman.

Maka Alangkah indahnya bila tidur kita pun menjadi lebih berkualitas dengan mencontoh kebiasaan Rasulullah ﷺ sebelum tidur dengan membaca kedua surat ini, yaitu Surat *Bani Israil & Surat Az-Zumar*

Dan sunnah ini akan semakin ringan kita laksanakan manakala kedua surat ini sudah terkuasai dengan baik.

4⃣ *Surat Al Mulk*

Mengenai keutamaan surat ini, ada sejumlah riwayat, diantaranya :

*إِنَّ سُورَةً مِنَ الْقُرْآنِ ثَلاَثُونَ آيَةً شَفَعَتْ لِرَجُلٍ حَتَّى غُفِرَ لَهُ وَهِىَ سُورَةُ تَبَارَكَ الَّذِى بِيَدِهِ الْمُلْكُ*

_"Ada suatu surat dari al-Qur’an yang terdiri dari 30 ayat dan dapat memberi syafa’at bagi yang membacanya, sampai dia diampuni, yaitu: *“Tabârakalladzii biyadihil mulku…* (surat al-Mulk)”_ *[HR. Tirmidzi no. 289]*

Dan ada riwayat dari sahabat seperti Ibnu Mas'ud dimana ia mengatakan :

*من قرأ { تبارك الذي بيده الملك } كل ليلة منعه الله بها من عذاب القبر وكنا في عهد رسول الله صلى الله عليه و سلم نسميها المانعة وإنها في كتاب الله سورة من قرأ بها في كل ليلة فقد أكثر وأطاب*

dari *‘Abdullah bin Mas’ud,* ia berkata :

_“Barangsiapa membaca “Tabarokalladzi bi yadihil mulk” (surat Al Mulk) setiap malam, maka Allah akan menghalanginya dari siksa kubur. Kami di masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menamakan surat tersebut “al Mani’ah” (penghalang dari siksa kubur).  Dia adalah salah satu surat di dalam Kitabullah. Barangsiapa membacanya setiap malam, maka ia telah memperbanyak dan telah berbuat kebaikan.”_
*(HR. An Nasai dalam Al Kabir 6/179 dan Al Hakim. Hakim mengatakan bahwa sanad hadits tersebut shahih)*

Oleh karena itu Al Mulk harus menjadi bacaan yang mengalir setiap hari dari lisan kita terutama sebelum tidur agar kita terjaga dari siksa kubur.

5⃣ *Surat As-Sajdah & Al Insaan*

Kedua surat ini menjadi bacaan rutin Rasulullah ﷺ, dalam sholat Subuh di Hari Jumat.

Dari Abu Hurairah _radhiyallahu 'anhu_ beliau berkata,

*أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ يَقْرَأُ فِى الصُّبْحِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ بِ (الم تَنْزِيلُ) فِى الرَّكْعَةِ الأُولَى وَفِى الثَّانِيَةِ هَلْ أَتَى عَلَى الإِنْسَانِ حِينٌ مِنَ الدَّهْرِ لَمْ يَكُنْ شَيْئًا مَذْكُورًا*

_“Nabi ﷺ biasa membaca pada *shalat Shubuh* di hari *Jum’at* “Alif Lamim Tanzil …” (surat As Sajdah) pada raka’at pertama, dan “Hal ataa ‘alal insaani hiinum minad dahri lam yakun syai-am madzkuro” (surat Al Insan) pada raka’at kedua.”_  *(HR. Muslim no. 880)*

Oleh karena itu sudah semestinya, kedua surat ini menjadi sesuatu yang ringan di lisan kita baik mukmin maupun mukminah. Agar sunnah Nabi inipun bisa kita laksanakan dalam kehidupan.

*Ikhwah Fillah ...*

Inilah sejumlah surat yang mendapat rekomendasi
Rasulullah ﷺ, maka sudah semestinya kita pun memberikan perhatian lebih kepada surat-surat ini, diawali dengan menyimpannya secara baik di hati kita, agar bisa mengalir dengan ringan dari lisan kita.

Semoga Allah memudahkan apa yang kita cita-citakan. Amien.

*Resume Kalimatul Mukhoyyam ke-2*

Disampaikan KH. Abdul Aziz Abdur Rauf _حفظه الله_ dalam MQAN ke-8 di Yogyakarta

===========================

*Ikhwah Fillah ...*

Alhamdulillah Allah memilih kita untuk menjadi bagian dari penghafal Al Quran.

Tentu setiap kita memiliki _"al humumat"_ (lintasan fikiran) yang berbeda-beda.

Tetapi harus ada humumat yang sama dan itu disebutkan oleh Allah ﷻ dalam surat Az-Zumar :

*فاعبد الله مخلصا له الدين*

*الأ لله الدين الخالص*

Inilah sesungguhnya yang diinginkan Allah dari rangkaian ibadah yang kita lakukan ...

Yaitu memurnikan 'ubudiyah hanya untuk Allah semata ...

Kita harus *menyadari* betul saat kita sudah bersama Al Quran sekian lama, ada yang dua tahun, lima tahun, sepuluh tahun dan seterusnya itu adalah semata-mata karena *hidayah* dan *pertolongan* Allah _Subhanahu Wa Ta'aala_.

Dialah Allah pemberi hidayah yang sesungguhnya, yang menggerakkan hati kita untuk terus mencintai-Nya dan mencintai kalam-Nya.

Oleh karena itu tidak pantas bagi kita untuk membanggakan diri dalam rangka sombong dan tinggi hati.

Kita boleh bangga tetapi dalam rangka *syukur* kepada-Nya, tanpa pernah meremehkan sesama hamba Allah.

Jangan pernah  meremehkan mereka yang belum hafal Juz 30, karena bisa jadi seseorang yang belum hafal Juz 30 pun, tetapi dia memiliki amal rahasia yang dicintai Allah yang tidak pernah diketahui oleh orang lain.

Karena di akhirat nanti semua yang dirahasiakan oleh seluruh manusia akan terungkap :

*يَوْمَ تُبْلَى السَّرَائِرُ*

_"Pada hari ditampakkan segala *rahasia*_ *(Surat Ath-Thariq, Ayat 9)*

Oleh karena itu kita harus memperbanyak _"As-Saraair"_  yang baik, sebagai bekal di hari terungkap seluruh rahasia.

Ahlul Quran harus menjadi pribadi yang tawadhu, yang selalu merasa hina dan tidak ada apa-apanya dihadapan Allah _Subhanahu Wa Ta'aala_

Ahlul Quran harus memperbanyak variasi ibadahnya untuk mengiringi aktivitas bersama Al Quran.

Iringilah kebersamaan kita bersama Al Quran dengan Memperbanyak Kalimah Thoyyibah seperti  _"istighfar"_ ataupun _"Tasbih"_  dengan sekian banyak ragam atau redaksi yang telah dicontohkan oleh Rasulullah ﷺ.

Saat kita mampu menghayati _"istighfar"_ dan berbagai _"Tasbih"_ yang keluar dari lisan kita disitulah kita semakin merasa hina dihadapan Allah Yang Maha Agung lagi Mulia.

*Ikhwah Fillah ...*

_"Al Humumaat"_ lainnya yang harus kita miliki saat bersama Al Quran adalah _As-Sakiinah_ dan _"Ath-Thuma`niinah"_

Yang dimaksud *_"As-Sakiinah"_* adalah rasa tenang dalam hati manusia.

Adapun *_"Ath-Thuma`niinah"_* adalah rasa tenang yang disertai keyakinan.

Keduanya sangat kita perlukan untuk menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupan. Baik dalam skala pribadi, keluarga - Rumah Tangga, maupun dalam skala yang lebih luas lainnya.

Adanya ujian dalam kehidupan adalah sebuah keniscayaan :

*الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ...*

_"Yang menciptakan mati dan hidup, untuk *menguji kamu* siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya ..."_ *(-Surat Al-Mulk, Ayat 2)*

Karena dalam hidup pasti ada berbagai ujian, maka kita harus mengevaluasi, apakah Al Quran yang kita bersamai ini sudah mampu menghadirkan _"As-Sakiinah"_ &  _"Ath-Thuma`niinah_ dalam kehidupan kita.

*Ikhwah Fillah ...*

_"Al Humumat"_ lainnya yang harus kita miliki adalah *Ridha* menerima takdir dari Allah _Subhanahu Wa Ta'aala_ .

Setiap kita pasti memiliki warna dan peran yang berbeda. Maka kurang bijak bila "A" memaksakan diri ingin menjadi seperti "B".

Allah ﷻ berfirman : 

*"...نَحْنُ قَسَمْنَا بَيْنَهُمْ مَعِيشَتَهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۚ وَرَفَعْنَا بَعْضَهُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجَاتٍ لِيَتَّخِذَ بَعْضُهُمْ بَعْضًا سُخْرِيًّا ۗ وَرَحْمَتُ رَبِّكَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ"*

_".... Kamilah yang menentukan penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat memanfaatkan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan"_ *(Surat Az-Zukhruf, Ayat 32)*

Karena itu sikap *Ridha* atas semua ketetapan Allah adalah sesuatu yang harus kita miliki dalam mengarungi hidup ini.

Karena inilah sesungguhnya prestasi Rabbani yang bernilai 'ubudiyah di sisi Allah _Subhanahu wa Ta'aala_.

Resume Taujih Ke-1 MQAN

=============================

*Energi Al Fatihah*

Al Quran adalah energi yang begitu dahsyat, sebagaimana Allah berfirman dalam sejumlah ayat :

*لَوْ أَنْزَلْنَا هَٰذَا الْقُرْآنَ عَلَىٰ جَبَلٍ لَرَأَيْتَهُ خَاشِعًا مُتَصَدِّعًا ...*

_"Sekiranya Kami turunkan Al-Qur'an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah ...."_*Surat Al-Hasyr, Ayat 21*

Di ayat lainnya Allah berfirman :

*وَلَوْ أَنَّ قُرْآنًا سُيِّرَتْ بِهِ الْجِبَالُ أَوْ قُطِّعَتْ بِهِ الْأَرْضُ أَوْ كُلِّمَ بِهِ الْمَوْتَىٰ*

_Dan sekiranya ada suatu bacaan (Kitab Suci) yang dengan itu gunung-gunung dapat digoncangkan, atau bumi jadi terbelah, atau orang yang sudah mati dapat berbicara, (itulah Al-Qur'an) ..."_ *-Surat Ar-Ra'd, Ayat 31*

Dan Al Fatihah adalah bagian dari Al Quran yang energinya sedemikian dahsyat.

Bahkan Al Fatihah adalah bagian yang spesial dari Al Quran. Sebagaimana spesialnya posisi Jibril dari para Malaikat Allah, sebagaimana spesialnya hari jumat dari hari-hari lainnya. Sebagaimana spesialnya Muhammad ﷺ dari seluruh Nabi dan para Rasul-Nya.

Allah berfirman dalam surat Al Hijr :

*وَلَقَدْ آتَيْنَاكَ سَبْعًا مِنَ الْمَثَانِي وَالْقُرْآنَ الْعَظِيمَ*

_"Dan sungguh, Kami telah memberikan kepadamu *tujuh (ayat) yang (dibaca) berulang-ulang* dan Al-Qur'an yang agung."_ *(Surat Al-Hijr, Ayat 87)*

Di ayat tersebut kita melihat bagaimana Allah menyetarakan Surat Al Fatihah dengan Al Quran itu sendiri.

Allah menyebut Al Fatihah secara khusus seolah-olah Al Fatihah sejajar dengan Al Quran itu sendiri.

Dan baginda Nabi ﷺ pun bersabda :

*لا صلاة لمن لم يقرأ بفاتحة الكتاب*

_"tidak ada sholat bagi yang tidak membaca Faatihatul Kitaab (Al Fatihah)"_

Begitulah kedudukan, keutamaan, dan nilai spesial dari surat Al Fatihah yang amat agung ini.

Sudah seharusnya seorang mukmin bisa mengambil energi yang dahsyat dari Al Fatihah ini.

Indikasi seorang mukmin yang telah berhasil mengakses energi yang dahsyat dari Al Fatihah ini adalah saat ia mampu melaksanakan berbagai ketaatan kepada Allah ﷻ , ia pun terlibat aktif dalam proyek _Khidmah_ dan _Ishlaahul Ummah_.

Oleh karenanya, setiap kita harus mengevaluasi, sudahkah Al Fatihah ini membuat air matanya berlinang karena membayangkan *Maqam* (kedudukan) Allah ﷻ

Sudahkah air matanya berlinang saat menghayati ayat :

*اهدنا الصراط المستقيم*

Ia menangis karena begitu mahalnya hidayah Allah.

Ia menyadari betapa lemah dan rapuh dirinya untuk tetap istiqomah di Jalan Allah yang lurus.

Sementara syaithan begitu gigihnya untuk menyesatkan setiap hamba Allah dari _"Ash-Shiraatul Mustaqiim"_

Keagungan Al Fatihah ini, juga digambarkan dalam sebuah Hadits Qudsi bahwa saat seseorang membaca Al Fatihah, maka sesungguhnya Allah menjawab setiap ayat yang dibaca oleh seorang hamba dalam shalatnya.

عن أبي هريرة رضي الله عنه قال : سمعت رسول الله - صلى الله عليه وسلم - يقول : قال الله تعالى : *( قسمت الصلاة بيني وبين عبدي نصفين ولعبدي ما سأل ، فإذا قال العبد : الحمد لله رب العالمين ، قال الله تعالى : حمدني عبدي ، وإذا قال : الرحمن الرحيم ، قال الله تعالى : أثنى علي عبدي ، وإذا قال : مالك يوم الدين ، قال : مجدني عبدي ، وقال مرة : فوض إلي عبدي ، فإذا قال : إياك نعبد وإياك نستعين ، قال : هذا بيني وبين عبدي ولعبدي ما سأل ، فإذا قال : اهدنا الصراط المستقيم ، صراط الذين أنعمت عليهم ، غير المغضوب عليهم ولا الضالين ، قال : هذا لعبدي ولعبدي ما سأل)*

رواه مسلم وأصحاب السنن الأربعة .

Abu Hurairah berkata:

_"aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda, “Allah Ta’ala berfirman : Aku membagi *shalat (maksudnya: Al Fatihah)* menjadi dua bagian, yaitu antara diri-Ku dan hamba-Ku dua bagian dan bagi hamba-Ku apa yang ia minta._

_Jika hambaku mengucapkan *’alhamdulillahi robbil ‘alamin* (segala puji hanya milik Allah)’, Allah Ta’ala berfirman : Hamba-Ku telah memuji-Ku._

_Ketika hamba tersebut mengucapkan *‘ar rahmanir rahiim* (Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang)’, Allah Ta’ala berfirman: Hamba-Ku telah menyanjung-Ku._

_Ketika hamba tersebut mengucapkan *‘maaliki yaumiddiin* (Yang Menguasai hari pembalasan)’, Allah berfirman: Hamba-Ku telah mengagungkan-Ku._

_Jika ia mengucapkan *iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in* (hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan)’, Allah berfirman: Ini antara-Ku dan hamba-Ku, bagi hamba-Ku apa yang ia minta._

_Jika ia mengucapkan *ihdiinash shiroothol mustaqiim, shirootolladzina an’amta ‘alaihim, ghoiril magdhuubi ‘alaihim wa laaddhoollin’*(tunjukkanlah pada kami jalan yang lurus, yaitu jalan orang yang telah Engkau beri nikmat, bukan jalan orang yang dimurkai dan bukan jalan orang yang sesat), Allah berfirman: Ini untuk hamba-Ku, bagi hamba-Ku apa yang ia minta.”_

*(HR. Muslim dan Ash-haabus Sunan)*

Karena betapa penting dan urgentnya Al Fatihah ini, Allah menjadikan ia adalah surat yang paling banyak diulang dalam kehidupan.

Dalam sehari kita mengulangnya sebanyak 17 kali.

Dalam sebulan sebanyak 510 kali

Dalam setahun paling tidak kita sudah membaca Al Fatihah sebanyak 6120 kali .

Nah, semangat "Al Matsaani" (yang senantiasa diulang-ulang) juga seharusnya berlaku bagi *seluruh Al Quran* bukan hanya pada Surat Al Fatihah ini.

Bila ada surat yang kita rasa belum lancar, hiburlah diri kita dengan ungkapan : _"yah mungkin kurang banyak diulangnya, belum sebanyak Al Fatihah"_

Jangan sampai kita malah memvonis diri dengan kalimat-kalimat negatif yang akan menyurutkan langkah kita dalam mengulang semua surat di dalam Al Quranul Kariim.

Memang perjuangan untuk menjaga Hidayah Allah ini amatlah mahal, amat melelahkan jiwa dan raga, tetapi yakinlah bahwa semua keletihan lahir & batin dalam perjuangan itu akan sirna saat nanti kita sukses menjejakkan kaki di surga-Nya .

*لَا يَمَسُّهُمْ فِيهَا نَصَبٌ وَمَا هُمْ مِنْهَا بِمُخْرَجِينَ*

_"Mereka tidak merasa lelah di dalamnya dan mereka tidak akan dikeluarkan darinya."_ *(Surat Al-Hijr, Ayat 48)*

Semoga Allah jadikan kita semua menjadi Penghuni Surga-Nya dengan bekal energi dari Al Fatihah dan Al Quran nan mulia.

Kamis, 20 Juli 2017

NHW8

Bismillah

Nice HomeWork #8

MISI HIDUP DAN PRODUKTIVITAS

Salah satu ranah yang akan saya ambil dari kuadran suka dan bisa di NHW7 kemarin adalah menulis.

Saya ingin menjadi seseorang yang melalui tulisannya bisa memberikan manfaat untuk orang lain, bisa menularkan ilmu yang saya kuasai dan mengajak orang lain pada kebaikan.
Saya ingin belajar lebih baik mengikat makna dalam bentuk tulisan dengan cara mengasahnya minimal sepekan sekali membuat tulisan bermanfaat.
Suatu saat saya ingin menerbitkan buku kumpulan tulisan saya sendiri. Sebelumnya saya sudah pernah ikut menulis di antologi 'Ada kisah di setiap jejak', itupun hanya 1 tulisan pendek. Semoga suatu saat bisa terwujud.

Lifetime purpose saya surga, menjadikan semua sarana sebagai ibadah meraih ridhoNya. Mendidik anak menjadi sholih sholihah agar menjadi investasi akhirat saya.
Strategic plan saya adalah memiliki usaha yang autopilot dan bisa lebih bermanfaat untuk orang lain.
New year resolution saya adalah bisa menuntut ilmu untuk menjadi konselor laktasi, dengan ilmu ini saya ingin menulis hal-hal yang lebih bermanfaat untuk orang lain.

Bismillah semoga apa yang saya tuliskan bisa terwujud dan saya bisa menjadi pribadi yang lebih bermanfaat.

Bunda Jundi
Agie Botianovi
20 Juli 2017

Kamis, 13 Juli 2017

NHW7

Bismillah
NiceHomeWork #7
TAHAPAN MENUJU BUNDA PRODUKTIF

Setelah membaca hasil dari temu bakat, saya merasakan ada yang sesuai dan ada yang kurang sesuai dengan kondisi saya saat ini. Salah satunya mengenai potensi kekuatan yang saya miliki adalah distributor, yang mana di keterangan potensi ini cocok untuk kurir dan sejenisnya. Sedangkan pada kondisi real nya saya paling gak mau ribet antar ambil barang, seringnya apa-apa memakai jasa kurir 😅. Mungkin sih karena saya belum bisa naik motor sendiri, mungkin kondisinya akan beda jika saya bisa naik motor 😁.

Sedang hal yang lain kurang lebih sesuai dengan profesi saya saat ini sebagai asisten pemilik usaha (suami saya sendiri), saya sedikit berperan dengan potensi saya di marketer dan treasury.

Untuk caretaker, communicator, interpreter, dan journalist saya rasa karena saya cenderung lebih sering jadi tempat sharing beberapa teman tentang beberapa hal yang saya sedikit menguasai, apalagi menilik lagi nhw sebelumnya saya ingin menjadi konselor laktasi, maka potensi ini bisa mendukung cita-cita saya. Saya pun lebih suka menulis untuk mengungkapkan suatu hal, walaupun tulisan saya belum layak, tapi saya ingin melalui tulisan saya orang lain bisa mendapatkan manfaat.

Adapun kuadran aktivitas saya sebagai berikut,
Kuadran 1 : Aktivitas yang saya SUKA dan saya BISA
-tilawah
-membaca buku
-menulis
-menemani anak bermain dan belajar

Kuadran 2 : Aktivitas yang saya SUKA tetapi saya TIDAK BISA
- aktif di berbagai kajian ilmu
- memasak berbagai macam masakan
- setrika

Kuadran 3 : Aktivitas yang saya TIDAK SUKA tetapi saya BISA
- beberes rumah

Kuadran 4: Aktivitas yang saya TIDAK SUKA dan saya TIDAK BISA
- menghadapi berbagai hewan

Demikian NHW7 saya,
Rejeki itu pasti, kemuliaan yang dicari.

Bunda Jundi
Agie Botianovi
12 Juli 2017

Rabu, 05 Juli 2017

NHW6

Bismillah NHW6
BELAJAR MENJADI  MANAJER KELUARGA HANDAL

Belajar memanajemen waktu yang saya sendiri masih sangat kacau balau karena jadwal saya sangat tergantung pada jadwal anak-anak saya yang sering tidak pasti.

3 aktivitas saya yang menurut saya paling penting
1. Ibadah : sholat, tilawah, dzikir, menghafal al-qur'an
2. Belajar
3. Menemani anak belajar dan bermain

3 aktivitas saya yang paling tidak penting
1. Scroll timeline sosmed dan baca sesuatu yang tidak penting (tidak menambah ilmu)
2. Sibuk dengan gagdet
3. Sibuk browsing hal yang tidak penting dan tidak sesuai jurusan ilmu

Saya merasa justru waktu saya yang seharusnya bisa lebih produktif banyak habis hanya untuk bermain gagdet. Dan terkadang merasa tidak bisa berbuat apa-apa ketika sudah sesi menyusui si kembar yang jadwal menyusunya sering tidak menentu.

Adapun sekarang saya ingin membuat jadwal rutin saya diikuti jadwal dinamis di sela jadwal rutin. Jadwal dinamis saya peruntukkan untuk aktivitas yang menurut saya penting, agar saya lebih optimal memanfaatkan waktu luang di antara jadwal rutin.
04.00-06.00 Jadwal saya beribadah dilanjut aktivitas masak disambi menyusui bayi yang pada jam ini sering bangun untuk menyusu
06.00-07.00 Menyiapkan anak berangkat sekolah, memandikan anak hingga menyiapkan sarapan
07.00-09.00 Bersih-bersih rumah sambil menemani si kecil main
09.00-12.00 Mencuci baju jika si kecil telah tidur
12.00-15.00 Menyiapkan makan siang dan mengkondisikan anak pertama tidur lanjut memandikan anak
15.00-18.00 Menyelesaikan target tilawah harian, menyiram tanaman, sambil menemani main si kecil
18.00-21.00 Menyiapkan makan malam dan menemani anak membaca buku atau belajar
21.00-22.00 ketika anak sudah tidur semua jadwal saya menulis dan bergagdet membaca hal yang penting
22.00 istirahat

Jadwal yang saya buat belum bisa 'padat karya' dengan menjadikan jadwal rutin di satu waktu, karena saya masih harus menyusui di tiap waktu yang membuat saya kurang bisa optimal untuk pekerjaan lain. Bismillah semoga bisa saya terapkan dengan baik.

Be profesional rejeki follow 😇.

Bunda jundi
5 Juli 2017
22.57

Kamis, 15 Juni 2017

NHW5

Bismillah kali ini mau mengerjakan NHW5 Kelas Matrikulasi IIP batch 4

BELAJAR BAGAIMANA CARANYA BELAJAR

Di usia menjelang 27tahun ini, saya sudah diamanahi 3 orang anak, dan saya bertekad ingin memperbaiki diri agar bisa menjadi ibu profesional di mata mereka, ibu yang sukses di dalam namun tetap berkontribusi di luar. Untuk menjadi seorang ibu profesional saya harus melewati beberapa tahapan ilmu dan menyesuaikan dengan jurusan yang ingin saya dalami : ilmu bisnis dan ilmu menyusui.

Adapun design pembelajaran ala saya adalah sebagai berikut :
1.Membaca
Membaca buku adalah cara belajar yang menurut saya paling mudah karena bisa dilakukan secara mandiri dan kapanpun dimanapun bisa. Buku yang akan banyak saya baca adalah tentang parenting, agama, bisnis, dan menyusui.
Selain buku fisik, saya juga bisa membaca dari referensi-referensi online dari web yang kredibel.

2.Mengamati
Melihat dan mendengar pengalaman orang lain. Bisa dari tetangga, teman, saudara, atau dari grup-grup diskusi whatsapp terutama dengan sesama ibu.

3.Mengikuti kelas pembelajaran
Mengikuti kelas pembelajaran baik online maupun offline berkaitan dengan keilmuan yang ingin saya dalami.

4.Diskusi
Bertanya pada yang lebih menguasai keilmuan yang ingin saya pelajari serta mendiskusikan permasalahan-permasalahan yang sering muncul. Selain itu diskusi juga bisa dengan sesama teman, tetangga, saudara karena ilmu bisa didapat darimana saja tinggal bagaimana diri kita sendiri bisa memilah mana yang akan kita ambil atau kita tinggalkan.

5.Aplikasi
Mengerjakan ilmu yang sudah kita dapat membuat ilmu itu sendiri lebih menancap di pikiran dan ketika sudah menjadi habbit maka akan masuk ke bawah alam sadar.

6.Mengajarkan
Setelah paham dan bisa mengaplikasi maka saya harus bisa mengajarkan ilmu yang saya kuasai ke orang lain agar bisa menjadi ilmu yang bermanfaat dan semoga bisa menjadi pemberat amal kebaikan di akhirat. Membagi ilmu pun tak harus di kelas seperti layaknya dosen mengajar, tapi bisa melalui tulisan, diskusi, ataupun tauladan.

Bismillah semoga apa yang saya tulis bisa saya aplikasikan dalam menuntut ilmu di universitas kehidupan ini 😊.

Salam ibu profesional,
Bunda Jundi
Agie Botianovi
20 Ramadhan 1438
15 Juni 2017

Jumat, 09 Juni 2017

NHW4

Bismillah kali ini mengerjakan NHW4.

Mendidik dengan kekuatan fitrah.

Menengok kembali tugas yang sudah lalu, dari NHW1, insyaallah saat ini saya tetap ingin mendalami ilmu bisnis dan ilmu menyusui.

Untuk NHW2, beberapa point saya sadari belum bisa sepenuhnya konsekuen seperti rajin hafalan ayat baru dengan mengulang tiap setelah sholat wajib.

NHW3, meski kemarin ada beberapa hal yang saya pikir terlewat tidak saya tuliskan di NHW3, namun setelah merenungkan lagi saya semakin menyadari misi spesifik saya di muka bumi ini. Dengan menulis dan memberi tauladan di lingkungan sekitar saya ingin bisa berdakwah mengajak orang untuk berubah lebih baik.

Selain itu sesuai dengan keilmuan yang ingin saya pelajari, dengan ilmu menyusui saya ingin membantu lebih banyak ibu dengan ilmu yang lebih matang agar tidak kesulitan menyusui. Namun saat ini saya masih harus mengikuti pelatihan untuk menjadi konselor menyusui agar ilmu yang saya kuasai lebih bermanfaat untuk banyak ibu. Karena menyusui adalah ibadah.

Sedang saya mempelajari ilmu bisnis agar bisnis yang sudah saya dan suami jalankan bisa memiliki sistem yang lebih baik serta membawa manfaat bagi orang lain.

Misi hidup : mengajak orang lain pada kebaikan dan menularkan ilmu yang dipunyai pada orang lain
Bidang : bisnis dan menyusui
Peran : owner bisnis dan konselor menyusui

Untuk mencapainya, tahapan ilmu yang sudah dan akan saya pelajari
1.Belajar melayani pelanggan : km 0-km 1(2012-2015)
2.Belajar marketing : km 1-km 2 (2016)
3.Belajar sistem bisnis : km 2-km 3 (2017)
4.Belajar mengatur keuangan bisnis : km 3-km 4 (2018)

Untuk ilmu menyusui, tahapan ilmu yang sudah dan akan saya pelajari
1.Mempelajari ilmu dasar menyusui : km 0-km 1 (2012)
2.Belajar membantu ibu yang kesulitan menyusui : km 1-km 2 (2013-2017)
3.Mengikuti pelatihan konselor menyusui (2018)

Dari milestone yang coba saya buat di atas, saat ini saya memang lebih banyak belajar dari membaca buku dan dari media online. Dan hal tersebut sudah saya buat checklist di NHW2 dengan 'memaksa' diri minimal sehari meluangkan waktu membaca buku/upgrade ilmu.

Bismillah semoga apa yang menjadi cita-cita saya bisa terwujud, agar saya bisa menjadi manusia yang lebih bermanfaat untuk orang lain.Dengan saya memilih konsentrasi di 2 ilmu di atas, saya pun akan terus belajar dan mengupgrade diri dengan ilmu-ilmu mendidik anak, agar anak-anak yang sudah dititipkan kepada saya bisa tumbuh sesuai fitrahnya. Dan agar orang tak lagi memandang sebelah mata ibu rumah tangga. 'Hei, ini aku ibu profesional! '

Semoga diijabah Allah do'a di bulan suci ini, aamiin.

Agie botianovi
Bunda jundi
9 juni 2017
Malam 15 Ramadhan 1438

Rabu, 17 Mei 2017

NHW 1

Bismillah kali ini saya melecut diri dengan cara ikut kelas matrikulasi iip a.k.a institut ibu profesional. Dan inilah tugas pertamanya, disebut NHW 'Nice Home Work'.
.
Untuk saat ini, bidang keilmuan yang ingin lebih saya dalami adalah bidang bisnis dan ilmu menyusui. Sejujurnya dari dulu saya ingin menjadi konselor menyusui karena begitu banyak ibu-ibu di sekitar saya yang ternyata kesulitan menyusui dan tidak tahu ilmunya.
.
Sedangkan, selama 5 tahun ke belakang saya sendiri sudah nyemplung di dunia bisnis 'BOTIA', usaha bersama suami saya, jadi mau tak mau saya harus terus mengupgrade diri untuk memperbaiki bisnis keluarga kami. Harapan saya usaha kami bisa lebih tersistemasi dengan baik dan banyak menebar manfaat untuk orang lain.
.
Inginnya bisnis bisa jalan tapi saya juga bisa membantu banyak ibu yang kesulitan menyusui.
.
Memang, saat ini saya belum start apapun agar bisa menjadi konselor menyusui. Rencananya saya baru akan ikut pelatihan konselor menyusui tahun depan ketika anak kembar saya sudah saya sapih, jadi bisa saya tinggal agak lama. Dan setelah ikut pelatihan tersebut harapannya saya bisa aktif di komunitas yang peduli dengan menyusui.
.
Untuk belajar tentang bisnis kalau saya lebih cenderung belajar yang bisa saya pelajari di rumah, ikut kelas online ataupun baca buku. Untuk upgrade ilmu bisnis di luar biasanya adalah wilayah suami saya (bagi tugas 😃), jadi kami biasanya bisa saling sharing ilmu yang didapat.
.
Untuk adab, saya kini memilih untuk tidak terlalu banyak menshare tentang ASI vs susu formula, dimana selalu menimbulkan rasa sakit hati bagi ibu yang memilih susu formula untuk bayinya. Walau kebanyakan, ibu-ibu itu 'terpaksa' memberikan sufor karena kurangnya ilmu menyusui. Namun, ini akan selalu menimbulkan reaksi yang berbeda-beda pada tiap ibu. Dan barangkali kelak saya akan memilih jalan tengah agar bisa mengkampanyekan pentingnya menyusui tanpa ada yang tersakiti. Karena sesungguhnya mereka gak butuh disindir, tapi butuh didampingi dan dirangkul sambil dibisiki ilmunya 😀.
.
Sedang untuk bisnis saya berusaha untuk tidak malu bertanya pada pengusaha-pengusaha baru tapi dengan percepatan perkembangan bisnis yang luar biasa. Tapi tetap dengan tanda kutip orang yang sudah kenal, baik dalam dunia maya atau nyata. Saya berusaha untuk tetap menjaga hubungan baik dan memberi perhatian serta berkomunikasi terhadap orang-orang yang saya kenal. Terkadang ilmu tidak hanya bisa didapat dari sebuah kelas formal, namun juga dari kisah-kisah kehidupan. Tinggal bagaimana kita pintar-pintar mengambil hikmah.
.
Salam,
Agie Botianovi
17 Mei 2017

Teman inspiratif

Bagaimana perasaan anda saat ketemu teman dekat yang sudah bertahun-tahun tidak ketemu? Namun tetap terus bertegur maya ketika ada persoalan yang ingin dibagi.
.
Yah, dibilang dekat gak dekat dekat banget, eh tapi kok ya si dia ada masalah yang penting curhatnya sama saya 😂.
.
Jumat lalu dia datang ke rumah saya setelah kurang lebih 4 tahun tidak pernah bertatap muka karena beda kota. Dan ketika aku membukakan pintu untuknya, ah entah ada rasa bening dan gemuruh di dada, desir aneh seperti bertemu seseorang yang amat lama dirindukan.
.
Rizza Nasir namanya, gadis yang inspiratif. Saya mengenalnya sekitar tahun 2011, saat sama-sama di FLP Malang. Dulu, jujur saja pertama kali bertemu dia ada rasa iba dalam hati saya. Namun kini setelah mengenal dia lebih dan lebih lagi saya jadi terpesona dengan prestasinya.
.
Rizza saat bayi terlahir prematur, dan qadarullah menjadi salah satu penyebab dia terlambat jalan. Seingat saya dia baru bisa berjalan saat berusia 4 tahun. Namun dia dilahirkan di keluarga yang hebat, kesulitan berjalan (tak seperti orang pada umumnya) tidak lantas membuat dia dimanja dan dilayani kemana-mana, tidak. Dia justru dilepaskan jauh dari orang tua. Saya lupa detail dia mulai mondok usia berapa, kalo tidak SMP, SMA. Lalu kuliahpun dia s1 dan s2 di luar kota. MasyaAllah, saya saja belum bisa lanjut s2 (karena banyak kegalauan, mulai ingin pindah jurusan sampai masalah anak 😅).
.
Usia belum 25, tapi gelar sudah master dan banyak menginspirasi banyak orang dari tulisannya. Ah rizza, aku harus belajar banyak darimu. Semoga kita tetap berteman, saling menasehati dalam kebaikan dan kesabaran.
.
Semoga rizza gak galau-galauan lagi ya 😃.
.
Agie, 24 April 2017

Lambe turah


.
Hahah. Belakangan sering banget denger istilah ini. Yang non jawa pasti akan sedikit mengerutkan kening ya dengernya. Iyap.
.
Lambe means bibir, mulut.
Dan turah means kelebihan.
.
Jadi secara bahasa lambe turah adalah kebanyakan ngomong.
Namun secara istilah, penggunaan kata lambe turah ini makna konotasinya sangat negatif, bisa saya bilang kasar banget (IMHO). Lambe turah ini kebiasaan seseorang yang suka ngomentari kehidupan orang lain karena dia tidak memiliki pekerjaan lain yang lebih penting dari itu. Ditambah lagi ngomongnya 'asma' a.k.a asal mangap, jadi gak mikir dulu, orang lain bakal sakit hati gak ya aku ngomong seperti itu, dan lain sebagainya 😁.
.
Seringkali saya sendiri mungkin tak sadar ketika ngomong sesuatu tapi ternyata menyinggung perasaan orang lain. Niatnya bercanda, tapi berujung sakit jiwa, eh hati 😁.
.
Contoh kecil adalah kebiasaan membully 'single' (ingat, single itu pilihan, kalau jomblo adalah nasib 😂). Hei, kamu pikir dengan kamu bully hati mereka gak sakit gitu? Udah merana jodoh tak juga datang eh masih dibully dikata-katain. Stop hey, stop. Gak usah jadi lambe turah. Kalaupun mau mbahas tentang kesingleannya cus deh do'akan biar segera dipertemukan, bukan dengan membully.
.
Udah nikah, masih aja ada yang ngomentarin karena belum juga dikasih amanah anak. Punya anak eh dikomen lagi kapan nambah. Udah nambah jenis kelamin sama masih aja dikomentari biar nambah dengan jenis kelamin beda. Dia pikir punya anak itu semudah bikin kue diudek-udek dioven langsung jadi 😏.
.
Padahal di balik semua itu bukankah sudah ada takdir dari Allah untuk semua hambaNya?
.
Ah saya juga masih harus banyak sekali belajar untuk berkomunikasi secara apik tanpa menyinggung lawan bicara, berpikir dengan matang sebelum semua terlambat 😁, karena lidah tidak bertulang, dan menjilat ludah sendiri adalah pantangan 😁.
.
Kalau istilah-istilah yang saya pernah dengar mirip lambe turah ada asal njeplak, ember bocor, kakean cangkem. Whus, itu semua kasar 😳. Dan ini nyatanya ada banyak di sekitar kita.
.
Jadi, jika tidak bisa berkata baik, lebih baik diam. Pikirkan dulu semua masak-masak sebelum keluar dari mulut atau ketikan.
.
Teringat materi afatul lisan, bahaya lisan yang bejibun banyaknya 😭. Astaghfirullah. Semoga Allah menjaga lidah ini dari terpeleset kepada yang kurang baik.
.
Menulis adalah menasihati diri sendiri.
.
Agie
29 april 2017
Diedit sedikit di 1 mei 2017

Jilbab tahun 80-90an

Alhamdulillah kemarin lagi-lagi diingatkan dengan cerita masa lalu tentang sulitnya mengenakan kerudung. Sebuah cerita dari orang yang mengalaminya sendiri pada masa itu di Jakarta.
.
Dulu, di tahun 80-90an begitu banyak fitnah untuk orang yang mengenakan kerudung. Mulai dari di jalan tiba-tiba kerudung ditarik orang agar terlepas hingga dituduh setiap orang berkerudung itu membawa racun di balik tangannya.
.
Tahun itu, tahun dimana orang yang berkerudung memanglah orang yang benar-benar menggenggam erat syariat, karena tak mudah menjalankannya, tidak seperti sekarang dimana kerudung sudah menjadi tren busana wanita.
.
Tentang kerudung ditarik di jalan, pada jaman itu kerudung bagian bawah yang menutup dada dan punggung dipeniti juga ke baju agar menempel dan tidak mudah lepas ketika ditarik orang. Karena apabila tidak dipeniti seperti itu akan mudah ditarik dan terlepas.
.
Lalu, saat belanja di pasarpun banyak pedagang tidak sudi dagangannya dipegang untuk dipilih oleh orang berkerudung karena isunya menyebar racun di tangannya. Kebanyakan pedagang inginnya pembeli berkerudung itu lekas pergi saja dengan pelayanan ketus dan dagangan dilempar-lempar. Masyaallah, fitnah yang luar biasa, hanya orang-orang yang kuat imannya yang dapat melewatinya.
.
Namun, di sisi lain ada seorang pedagang asal Padang di tanah abang yang memiliki kios kecil dan pengap, dia berjualan kerudung, dimana kerudung merupakan barang yang amat langka. Si ibu pedagang ini begitu baik kepada semua pembelinya, bahkan pembeli uangnya sering kurang dia perbolehkan. Masyaallah, semoga amalan baiknya terus mengalir hingga sekarang.
.
Dulu pun, kerudung bisa jadi cuma punya 1 aja dipake dicuci, dianginkan di kipas angin langsung pake, karena emang langka. Lha sekarang? 1 lemari bisa isi kerudung aja. Hey, setiap lembarnya kelak akan dihisab lho, beli seperlunya aja ya 😁.
.
Jadi guys, ente masih mau pakai alasan apa lagi buat gak pake kerudung? Perintahnya jelas lho di al-qur'an. Jaman juga sudah serba mudah, pengen beli kerudung model apa aja bisa, mau beli online di Botia malah tambah bisa 😂.
.
Yuk ah tutup auratmu 😍.
.
Menulis itu menampar diri sendiri. Kemarin mewek merinding pas dengerin ceritanya.
.
Agie Botianovi
10 mei 2017

Jumat, 14 April 2017

Perpisahan (?)


Ah entah, bagiku ini bukanlah perpisahan, barangkali hanya sebuah titik moment dimana sudah saatnya semua berubah. Pendewasaan.
.
Seringkali manusia membenci perubahan,keluar dari zona nyaman. Ini tak mudah. Air mataku pun menetes menangisi perpisahan ini. Ah tidak, sekali lagi kurasa ini bukan perpisahan, ini hanya awal sebuah babak baru dalam rangka yang sama : tholabul ilmi.
.
Bu, berkali aku mengetik pesan perpisahan yang panjang beberapa paragraf, lalu kuhapus, kuketik lagi lalu kuhapus, dan akhirnya aku memilih hanya menyebut namamu lalu menangis. Ah engkau telah menggores hatiku dengan hikmah bu, begitu banyak pelajaran indah bersamamu, kau sudah bagai ibu keduaku.
.
Barangkali aku tak sedekat teman-teman yang lain bu, tapi entah berbicara denganmu membuatku nyaman, ah bukankah kita masih akan sangat bisa bertemu lagi?
.
4 tahun, jika kubilang singkat waktu itu memang singkat, namun 4 tahun ini telah membuatku selalu rindu akan hari dimana setiap kita rela berhujan hanya demi bertemu dalam majelis ilmu.
.
Ah, kurasa hari-hari selanjutnya tidak akan kalah seru. Bu, kami akan terus mengenang kebaikanmu, semoga Allah kelak mempertemukan kita di jannahNya.
.
Agie 14 april 2017

Minggu, 02 April 2017

G2C

Alhamdulillah anak sahabat saya telah lahir pagi tadi.
.
Momen ini mengingatkan saya pada kejadian sekitar 5tahun silam saat saya melahirkan jundi di puskesmas dau. Begitu ashar saya kabari mereka kalau jundi lahir di jam 14.40 sekitar jam 5 sore mereka sudah ada di kamar inap saya di pkm dau. Terharu 😭. Mereka begitu bergegas ketika ada sahabatnya yang mengalami hal 'penting' dalam hidup.
.
Jadi 'kawanan' saya sejak SMP ini kami namai G2C, artinya hanya kami yang tahu, dan Allah tentunya 😆. G2C ada sejak kami masuk kelas 9, sebelumnya kami sama sekali tidak akrab, namun sejak kami di kelas 9 kemana mana selalu berempat, kompak.
.
Adalah kami saya, Nadia, Rika, Wulan (sering kami panggil Tiwul), setahun di kelas 9 bersama kemana-mana membuat kami hingga kini tetap kontak walau bagaimanapun tak lagi seintens dulu. Yah dalam setahun barangkali hanya 2-4kali meet up karena Nadia ikut suami di Bandung, dan Tiwul kerja di Jakarta.
.
Terakhir pekan kemarin mumpung Tiwul di Malang dan Nadia hamil besar kami kumpullah di rumah Nadia.
.
Tak lagi seusil dan segokil dulu, obrolan kami pun sekarang sudah berubah lebih dewasa, haha. They're my partner of crime, teman seru-seruan.
.
Dan kali ini saat Nadia melahirkan kami tak lagi langsung bisa hadir menengok bayinya, padahal dulu dia yang masih masa training kerja pulang kerja langsung berangkat ke tempat saya melahirkan, hiks, maaf ya nad. Rencana sore tadi sudah mau berangkat tapi ternyata hujan dan tidak memungkinkan untuk memaksakan berangkat.
.
13 tahun kami berkawan, dan tentu banyak sekali perubahan dalam hubungan kami. Tentang pekerjaan yang tak sama, gaya hidup, dan banyak hal.
.
Saya menyadari semua pasti akan berubah. Dan saya ingat nasehat suami saya ketika saya sedikit kecewa tidak bisa ikut berfoto di pernikahan Nadia karena pas akad gak bisa datang dan pas resepsi buru-buru pulang ninggal si kembar, 'Semua pasti tak akan lagi sama seperti dulu jaman SMP, jalan hidup sudah berbeda-beda, apalagi pola pikir sudah berbeda, yang penting tetap menjaga silaturahim. Gapapa ya,"
.
Lalu di pertemuan berikutnya Nadia menyadari, 'Eh iyo di foto nikahku gak ono Agie blas' mek Tiwul mbek Rika pas akad, hiks'.  Dan begitulah kami kini, tak lagi semua dicurhatin seperti jaman-jaman ABG, masing-masing sudah bertemu pula dengan sahabat yang lebih sering berinteraksi. Iya, semua pasti berubah. Tapi semoga pertemanan ini kelak bisa berlanjut ke surga.
.
Bunda Jundi
31 Maret 2017
4 Rajab 1438

Kamis, 23 Maret 2017

Urip iku sawang sinawang


.
Entah, beberapa hari ini saya agak baper lihat tetangga yang belum dikaruniai anak. Boncengan kesana kemari berdua, kelihatan bahagiaaaa sekali, mesra.  Rasanya hidup mereka isinya cuma romantisme orang pacaran (tapi) halal.
.
Adududu bahagianya. Kalau saya entah udah berapa lama tidak berbonceng berdua saja hanya sekedar jalan-jalan atau apa. Mau nitip anak juga ke siapa? Hahahaha.
.
Yang belum dikaruniai anak pun pasti ada rasa 'ingin' bisa menimang bayi seperti yang sudah dikaruniai anak. Tapi yang sudah dipercaya juga bisa saja melewati fase 'lelah' atau entah. Yang kalau saya pribadi terkadang timbul lelah dan merasa sendiri.
.
Allah lebih tahu apa yang terbaik. Setiap manusia tinggal menjalankan peran apa yang sudah diatur Allah sebagai jalan beribadah.
.
Yang sudah memiliki anak barangkali ladang pahalanya lebih banyak dari mengurus anak. Yang belum punya anak memiliki mobilitas yang lebih tinggi sehingga lebih bermanfaat terutama aktivitas dakwah.
.
Ah, ini saja perasaan saya yang masih memiliki 3 balita sehingga mobilitas terbatas, beberapa tahun lagi ketika mereka mulai mandiri tentu beda cerita.
.
Edisi baper bunda jundi
18 februari 2017/22 jumadil awal 1438

Minggu, 20 November 2016

MERUBAH FOKUS DIRI


.
Masih teringat di benak saya perkataan salah satu guru saya dulu, ketika kita fokus pada hal-hal yang kecil maka kita tidak bisa fokus pada hal-hal yang besar.  Ibaratnya seperti kita mau memasukkan batu, kerikil, dan pasir ke sebuah gelas. Apabila kita masukkan pasir dulu baru kerikil dan terakhir batu, maka akan banyak celah-celah kosong di dalam gelas tersebut. Berbeda jika yang kita masukkan batu dulu, baru kerikil dan terakhir pasir, maka akan lebih banyak batu yang bisa masuk dan celah-celah kosong rapat terisi kerikil dan pasir. Artinya dalam mencari ilmu lebih banyak ilmu yang akan kita dapatkan.
.
Namun dalam prakteknya, hingga kini saya pribadi masih sering disibukkan dengan hal-hal kecil sehingga tersisa sedikit waktu untuk hal besar. Terutama untuk ibu rumah tangga seperti saya, PR yang sangat besar, agar diri ini tak lagi hanya menjadi sekedar manusia, tapi menjadi manusia yang sesuai dengan misi yang diembankan oleh Allah padanya, khalifah fii ard.
.
Kemarin lagi-lagi saya diingatkan, agar diri ini menjadi manusia yang lebih produktif dan bermanfaat. Tak lagi jamannya pikiran diri ini hanya dipenuhi dengan cucian yang numpuk, jemuran, dan lain-lain. Tapi sudah selayaknya pikiran diri ini dipenuhi dengan bagaimana caranya bisa menjadi pribadi yang berguna untuk orang lain,  bagaimanakah diri ini bisa menjadi pribadi yang produktif.
.
Memiliki 3 balita dengan ruang gerak yang terbatas seharusnya tidak menghambat diri saya untuk selalu berbenah menuju kebaikan. Tidak lagi berfokus pada apa yang tidak bisa saya lakukan tapi pada apa yang bisa saya lakukan hari ini?
.
Semoga Allah masih beri kesempatan untuk berbenah, meraih ridhoNya.
.
Bunda jundi 2nov16
9.13

Senin, 22 April 2013

MATI ITU JUGA PUNYA YANG MUDA




Mati itu juga punya yang muda. Agaknya tulisan ini tidak terlalu menarik untuk dibaca. Semua juga sudah tahu kalau mati itu juga punya yang muda. Tulisan ini cuma untuk mengingatkan diri sendiri bahwa umur manusia tidak ada yang mengetahui. Entah nanti malam, entah besok pagi, kita tidak tahu kapankah giliran kita akan merasakan mati.
Sekitar tiga hari yang lalu ada sms masuk ke hp ku, kabar bahwa seseorang telah meninggal dunia. Nampak dari kalimat ‘innalillahi wa inna ilaihi roji’un’ di awal kalimatnya. Tentunya sering sekali mendapat sms kabar duka seperti itu, biasanya ayah dari si fulan atau ibu dari si fulan. Namun sms itu berbeda, tidak ada embel-embel kata ayah atau ibu, tapi langsung pada namanya, Frengki Malistio. Seorang kakak tingkatku di kimia. Meninggal karena kecelakaan saat perjalanan dari Malang ke Sumenep –rumahnya-.
Membaca sms itu membuat aku jadi teringat, bahwa mati bukan giliran yang tua-tua saja. Mati juga milik yang muda-muda. Tanpa disadari seringkali jika orang mati di usia tua maka kita akan bersikap biasa saja. Wajar kan sudah tua mati. Tapi jika kita mendengar orang mati di usia masih belia, tentu kita langsung akan bertanya pada pembawa berita, mengapa.
Kejadian itu juga aku alami saat aku masih duduk di semester3 perkuliahan, sekitar tahun 2009. Saat itu pagi-pagi ada sms masuk ke hpku. Lagi-lagi sms berita duka. Saat membaca sekilas aku biasa saja, mengira bahwa di depan nama teman SMAku itu ada embel-embel ayah dari atau ibu dari. Maka sebelum usai membaca langsung kututup sms itu. Kuliahku akan segera dimulai. Namun ternyata aku baru menyadari saat ada lagi teman dekatku mengirim sms ke aku menanyakan tentang hal tersebut. Aku kaget bukan main, kubaca lagi pelan-pelan sms itu. Benar. Tidak ada embel-embel ayah dari atau ibu dari di depan nama Bob –teman SMAku itu-. Lagi-lagi juga karena kecelakaan.
Namun paling mengejutkan adalah saat beberapa bulan lalu hpku berbunyi tanda ada panggilan masuk. Wanda unair. Temanku saat jadi pengurus bapewil iv ikahimki ini tidak biasanya menelponku di malam hari. ‘Mbak, samen wes ngerti? Mbak Ike mbak, mbak ike’. ‘Emang kenopo Ike?’ tanyaku lugu saat itu. ‘Mbak Ike tadi sore kecelakaan, meninggal’. ‘Hah?’ nggak nyangka, bener-bener aku nggak nyangka. Dan setelah ngobrol agak lama (nggak sampai 5 menit) telpon itu diputus. Ternyata sudah ada sms ke hpku, dari nomer lain. Tentu memberi kabar yang sama. Sontak langsung kuforwardkan sms itu ke beberapa teman pengurus ikahimki lain yang sekiranya belum tahu tentang kabar tersebut. Semua kaget. Umur manusia memang hanya Allah yang tahu.
Mengenang Ike, aku punya beberapa kenangan dia. Aku ingat, perkenalanku pertama dengan dia adalah saat aku menjadi kandidat korwil iv ikahimki. Waktu itu dia mengajukan pertanyaan untuk beberapa calon. Termasuk aku. Perkenalan yang cukup singkat, tapi membuat kita cukup akrab saat berada di munas ikahimki di Banjarbaru. Karena kedaerahan –juga karena anggota munas ceweknya cuma 6 gelintir dari sekitar 60 peserta- kami berdua jadi cukup akrab. Namun yang paling aku ingat adalah saat terakhir bertemu dia. Saat dia menjenguk Jundi yang baru terlahir dari rahimku. Aku sangat ingat, dia menggendong Jundi dan berkata, ’Aku kok gak dipipisi se gie…padahal aku pengen ndang ketularan’. Mitos jawa, dipipisi berarti akan cepat tertular punya anak juga. ‘Yo moga pas 22 November kami nikah ke, hehe. Kan aku nikahnya pas tanggal lahirmu, jadi kamu nikahnya pas tanggal lahirku’. Tapi ternyata belum sampai tanggal itu Ike sudah tiada. Dia sudah berpulang sebelum bersatu dengan jodohnya dalam pernikahan.
Mungkin hanya kebetulan, ketiga orang yang kukenal meninggal di usia muda karena kecelakaan. Mungkin di luaran sana banyak juga yang akibat sakit parah atau mungkin tanpa sebab –karena memang sudah waktunya-. Buat yang masih diberi kesempatan hidup, fastabiqul khoirot yuk…
“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang Tinggi lagi kokoh, … (Q.S. An-nisaa : 78)

                Malang, 21 April 2013
Bundajundi.blogspot.com