Tampilkan postingan dengan label Ibu Profesional. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Ibu Profesional. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 07 Juli 2018

Cerdas Finansial (4)


Menurut saya pribadi indikasi cerdas finansial itu adalah suka berbagi a.k.a tidak pelit ๐Ÿ˜…. Berbagi dengan saudara ataupun berbagi dengan yang membutuhkan. Karena berbagi adalah bagian dari sedekah.

Terkadang mas Jundi masih sering muncul rasa enggannya untuk berbagi. Seperti kejadian tempo hari saat dia ingin meminum semua susu yang ada tanpa dibagi ke adiknya. Akhirnya si ayah menasehati, "Mas Jundi harus berbagi ya, gak boleh pelit, apalagi sama saudaranya. Kalau kita suka berbagi, sama Allah malah akan diganti dengan yang lebih baik. Tapi kalau pelit sama Allah malah dibuat gak punya uang, hayo... Jundi mau gak punya uang lagi buat beli kue?"

"Gak mau..." jawab Jundi sambil menatap takut ke ayahnya.

Dan alhamdulillah hari ini Jundi bahkan mau membelikan adiknya es krim dengan uang angpaonya sendiri walau dia tahu adiknya punya uang sendiri.

#Tantangan10Hari
#Level8
#KuliahBunsayIIP
#RejekiItuPastiKemuliaanYangDicari
#CerdasFinansial

Jumat, 06 Juli 2018

Cerdas Finansial (3)

Selama ini Jundi yang masih berusia 6 tahun memang belum saya berlakukan pemberian uang saku. Namun tiap pembelian kue atau apapun yang dia inginkan selalu langsung saya atau suami dampingi, jadi langsung keluar dari dompet kami.

Kebiasaan ini pun masih belum mulai bisa kami ubah karena saat sekolah pun dia sudah terbiasa tidak membawa uang saku. Di sekolahnya setiap hari Jundi sudah mendapat kue dan sudah membawa air minum, jadi sudah cukup. Biasanya jika dia ingin membeli kue maka dia langsung meminta pada ayahnya tentunya dengan batasan.

Hari ini saat adiknya saya antar membeli kue di toko dekat rumah Jundi tiba-tiba meminta membeli kue juga namun harganya 3,5 kali lipat harga kue adik. Dengan tegas saya katakan, "Boleh beli kue, tapi harganya harus sama dengan yang adik beli ya, kalau beli yang itu brati pakai uang Jundi sendiri ya,"

Dan alhamdulillah dia langsung nurut pergi ke rumah mengambil uang dari dompetnya sendiri. Dompetnya berisi uang hasil angpao saja :D .

#Tantangan10Hari
#Level8
#KuliahBunsayIIP
#RejekiItuPastiKemuliaanYangDicari
#CerdasFinansial

Kamis, 05 Juli 2018

Cerdas Finansial (2)


Salah satu bentuk cerdas finansial adalah cerdas dalam membedakan mana kebutuhan dan mana keinginan. Hal ini kemarin coba saya praktekan kepada Jundi yang minta jalan-jalan.

Awalnya kami jalan ke tempat permainan anak-anak, lalu ke foodcourt, dan berakhir di toko buku (lama banget gak beli buku offline ๐Ÿ˜‚). Dan cobaan 'keinginan' diuji saat di toko buku. Setelah saya ajak ke bagian buku anak akhirnya dia memilih 1 buku. Namun saat akan ke kasir terlihatlah sederetan miniatur mobil-mobil yang unyu-unyu ๐Ÿคฃ. Dan dia pun tergoda.

Awalnya hanya melihat-lihat, lama-lama, "Nda...beli mobil juga ya..."
"Lho kan sudah milih buku, mobilnya Jundi yang seperti ini juga sudah banyak kan?"
Dan alhamdulilah gak terlalu banyak nego dia langsung menurut.

#Tantangan10Hari
#Level8
#KuliahBunsayIIP
#RejekiItuPastiKemuliaanYangDicari
#CerdasFinansial

Rabu, 04 Juli 2018

Cerdas Finansial (1)


Akhirnya saya mengalahkan rasa wegah saya untuk mengerjakan tantangan 10 hari BunSay level 8. Yups, tantangan kali ini adalah tentang cerdas finansial. Sebelum bahasan lebih lanjut, ada baiknya tahu dulu apa itu cerdas finansial. Secara umum cerdas finansial adalah kemampuan untuk mendapatkan dan mengatur keuangan secara baik. Namun jika disesuaikan dengan value ibu profesional, maka cerdas finansial harus dilandasi bahwa rejeki itu datangnya dari Allah Sang Pemberi Rejeki.

Pada hari pertama ini saya ingin menceritakan tentang saya dan Jundi dalam sebuah obrolan tentang 'uang'. Bagi anak usia 6 tahun seperti Jundi tentu pemahaman tentang cerdas finansial masih dalam koridor mengenai asal rejeki dan bagaimana pemanfaatannya. Namun dalam percakapan kemarin kami membahas tentang pemanfaatan uang angpao Jundi yang dia dapat selama lebaran kemarin.

"Beli kue pakai uang Jundi sendiri ya,"
"Gak mau! Pakai uang bunda aja," ๐Ÿ˜‚ walau pada kesempatan lain dia mau memakai uangnya.
"Lalu uangnya buat apa? Dimasukkan ke masjid?"
"Iya dimasukkan ke kotak amal kayak di sekolah sama masjid,"
"Tapi kan tidak semua sayang, sebagian bisa dipakai untuk keperluan Jundi, tapi Jundi mesti rajin bawa juga ya tiap ke masjid," dari dulu Jundi selalu bersemangat jika mendapat bagian memasukkan uang ke kotak amal.
"O gitu ya bunda,"

Walau sepertinya entah dia sudah paham atau tidak, hari ini akan saya coba memulai obrolan tentang rejeki lagi.

#Tantangan10Hari
#Level8
#KuliahBunsayIIP
#RejekiItuPastiKemuliaanYangDicari
#CerdasFinansial

Jumat, 08 Juni 2018

Mudik



Sebuah kata yang mengingatkan manusia tentang arti kembali. Kembali ke kampung halaman, kembali ke negeri sendiri.

Mudik bagiku? Dulu mudik artinya seharian perjalanan pulang pergi ke kota tempat ayah kandungku dilahirkan. Mengunjungi sanak saudara setelah dua belas purnama tidak bersua. Ah, rindu!!

Kini mudik bagiku memiliki makna yang lebih dari sekedar ‘sehari’. Namun mudik artinya adalah menginapkan diri lebih lama di rumah mertua daripada kunjungan biasanya.

Menikah. Menikah membuat perubahan arti mudik bagiku. Mudik tak lagi bermakna kembali ke tanah kelahiran, namun mudik adalah menemani kekasih menjemput kenangannya. Kenangan masa kecilnya dan kenangan masa remajanya. Bukankah begitulah sejatinya cinta? Mencintai apa yang dicintai oleh kekasih, dan membenci apa yang dibenci kekasih.

Dan mudik sesungguhnya adalah nanti. Nanti saat diri tak lagi mampu menambah amal. Saat hanya tiga perkara yang masih mampu mengalirkan pahala : amal jariyah, ilmu bermanfaat, dan anak sholih. Ah, apakah telah kau rindui Penciptamu, Pemilik cinta yang sesungguhnya. Sudahkah kau mencintai apa yang dicintai oleh Penciptamu? Dan sudahkan kau membenci apa yang dibenci Penciptamu?

Mudik. Semoga kelak dimudikkan dalam keadaan sebaik-baiknya : iman, islam, dan ihsan. Khusnul khotimah.

Agie Botianovi
8 Juni 2018
Malam 24 Ramadhan 1439

Kamis, 12 April 2018

Math Around Us (14) (Membeli Susu)



Ketiga anak saya suka susu, alhamdulillah ketiganya bisa saya penuhi haknya untuk full ASI 2 tahun. Hingga sampai pada penyapihan, ketiga anak saya mengkonsumsi susu uht sebagai pelengkap gizi mereka. Walau secara teori susu itu tidak wajib, yang penting adalah gizi seimbang, namun tetap saja they love milk so much. Ya minimal sehari 2-3 kotak per anak, tinggal dikalikan 3 lalu dikali harga susu per kotak. Kalau dihitung-hitung lumayan juga pengeluaran untuk susu anak dalam sebulan ๐Ÿ˜…. #emakperhitungan

Untuk berhemat, biasanya saya belikan susu satu karton isi 40 kotak untuk jatah seminggu, walau seringnya belum genap seminggu sudah habis stoknya ๐Ÿ˜‚. Kalau sudah habis belilah ke warung tetangga. Nah, kemarin kebetulan pas stok habis, saya ajak 3 anak ke warung tetangga depan rumah. Biasanya saya belikan mereka susu uht 125mL atau yang ukuran 190mL, selisih 1000 lah harganya, saya biasa memberi kesempatan mereka memilih sendiri susu yang mana. Dari 3 anak sering juga pilihannya tidak sama, dan kemarin si sulung memilih susu yang jarang sekali kami beli, susu steril dengan gambar beruang di kemasannya ๐Ÿ˜….

Mulailah saya negoisasi, "Lho mas Jundi kalau yang itu harganya beda, itu mahal."

"Gak mau, Jundi pokoknya mau yang ini!"

"Bener? Ini ya, harganya itu tiga kalinya harga yang ini, jadi kalau Jundi beli ini satu bisa buat beli yang ini tiga. Yang biasanya aja ya? Mau yang ini apa yang ini?" bujuk saya sambil menunjuk susu kemasan yang dimaksud.

"Jundi mau yang ini!"

"Ya udah, brati kalau beli ini Jundi cuma beli 1 adik beli 2 ya? Gapapa?"

"Iya gapapa!" jawabnya sambil muka ditekuk.

Di rumah pun saya jelaskan lagi tentang harga susu tersebut, harapan saya Jundi yang belum paham betul tentang jumlah uang jadi paham konsep sederhananya, bahwa 1 kaleng susu tersebut bisa mendapat 3 kotak susu yang biasa dibeli. Tinggal ngitung ulang aja kalau tiap minum susu minum susu kaleng, bisa sejuta setengah sendiri buat susu. Dasar emak irit ya, padahal kalau saya pikir lagi gak ada apa-apanya dengan harga sufor yang dalam seminggu saja bisa habis jutaan. Maka nikmat Tuhan manakah yang kau dustakan? Karena rejeki bukan hanya tentang uang.

#HariKe14
#Tantangan10Hari
#Level6
#KuliahBunsayIIP
#ILoveMath
#MathAroundUs

Selasa, 10 April 2018

Math Around Us (12) (Everyday is Math Day)



Setiap hari adalah matematika. Akhir-akhir ini Jundi memang sangat antusias dengan angka-angka. Yang bikin ngeri yang ditanyakan bukan lagi angka receh, tapi 12 digit angka. Wow buat saya, emaknya keder duluan, pegang aja belum pernah apalagi memiliki ๐Ÿ˜….



Jadi Jundi suka bereksperimen dengan kalkulator jualan milik ayah (bukan kalkulator sains ya, tapi kalkulatornya pedagang, yang gak ada sin cos tan nya, cuma tambah, kurang, bagi, kali ๐Ÿ˜). Kebetulan kalkulatornya maksimal 12 digit angka, jadilah dia suka memencet semua angka sekenanya hingga penuh semua digit lalu bertanya, "Ayah ini berapa?" "Bunda ini berapa?" "Banyakan mana sama sepuluh ribu?"

Jedieng, emake langsung melotot, "Itu bacanya 900 milyar, buanyak, jauh lebih banyak dari sepuluh ribu," Dan esoknya pun dia bertanya lagi dengan pertanyaan yang sama. Yes, emak kudu sabar, woles buk.


#HariKe12
#Tantangan10Hari
#Level6
#KuliahBunsayIIP
#ILoveMath
#MathAroundUs

Senin, 09 April 2018

Math Around Us (11) (Panjang mana?)

Salah satu aplikasi matematika yang sering kita jumpai adalah tentang perbandingan baik dari segi panjang, luas, ataupun volume. Kemampuan ini sangat penting karena akan sangat berguna untuk kehidupan sehari-hari. Maka anak-anak pun mulai saya asah tentang perbandingan ini agar terbiasa.

Awalnya ada 2 botol dengan tinggi yang berbeda, lalu saya tanyakan ke Fara dan Fasya, "Hayo lebih tinggi yang mana botolnya?" Spontan mereka menunjuk botol yang lebih tinggi, yeay betul! Ternyata mereka sudah bisa.



Semalam lagi-lagi saat bermain bombik, Fara membuat menara dari bombik kompor dan bombik roket, coba saya tes lagi, panjang mana? Dan lagi-lagi dia bisa menjawab dengan tepat.

Setelah itu coba saya tanya jumlah bombiknya, karena belum bisa mengurutkan angka dengan baik jadilah hitungan Fara tak beraturan ๐Ÿ˜‚. Sayang kemarin tidak bisa merekam, logatnya menurut saya sangat lucu.

#HariKe11
#Tantangan10Hari
#Level6
#KuliahBunsayIIP
#ILoveMath
#MathAroundUs

Minggu, 08 April 2018

Math Around Us (10) (Mengurutkan bilangan)


Hari ini perjalanan dari Pasuruan ke Malang cukup penat, ada beberapa titik kemacetan karena ada galian dan juga karena melewati daerah pasar yang selalu bikin macet. Perjalanan yang biasanya hanya 2 jaman menjadi 3 jam perjalanan. Anak-anak pun agak rewel di dalam mobil karena gerah, ada saja kehebohan, mulai dari rebutan makanan, tempat duduk atau yang lain. Kondisi normal saja anak-anak saya gak pernah bisa anteng duduk saat perjalanan, apalagi kondisi macet dan panas seperti ini.

Sampai daerah Lawang, Jundi akhirnya menemukan kesibukan mendinginkan coklat yang telah leleh akibat panas di dalam mobil. Dia menaruh coklat di depan lubang ac sambil berhitung. Lama-kelamaan hitungannya mulai ganjal, "Tujuh ratus, delapan ratus, sembilan ratus, sepuluh ratus."

Sontak saya dan ayah tertawa, "Seribu Jundi, bukan sepuluh ratus,"

Mas Jundi memang lagi suka berhitung. Semoga kelak tidak hanya suka tapi cinta ya.

#HariKe10
#Tantangan10Hari
#Level6
#KuliahBunsayIIP
#ILoveMath
#MathAroundUs

Sabtu, 07 April 2018

Math Around Us (9) (Rantai Geometri)



Masih masuk dalam macam-macam permainan bombik a.k.a lego jadul. Meski punya anak-anak saya sudah bercecer dimana-mana gak karuan, tapi alhamdulillah masih bisa dirangkai dan digunakan untuk mengenalkan anak-anak saya terhadap bentuk-bentuk geometri dan mengklasifikasikan bentuk yang sama.



Awal beli mainan ini sekitar 2 tahun lalu saat si kembar masih baru umur beberapa bulan, dulu masih banyak banget. Jundi mainan ini bisa dengan berbagai cara, mulai dari merangkai rantai dengan bentuk yang sama hingga merangkai dengan warna yang sama. Dari bentuk kotak, bulat, segitiga, hati, dan bintang Jundi kala itu berusia 3,5 tahun tampak antusias sekali memainkannya.

Kini, saat si adik sudah mulai bisa memainkan permainan yang sama, jumlah rantai sudah tinggal sedikit sekali banyak yang hilang tercecer ๐Ÿ˜…. Namun alhamdulillah masih tetap bisa digunakan untuk mengenalkan bentuk geometri ke si kembar, meski di usianya dia belum terampil memasang dan melepas sendiri rantainya.

#HariKe9
#Tantangan10Hari
#Level6
#KuliahBunsayIIP
#ILoveMath
#MathAroundUs

Jumat, 06 April 2018

Math Around Us (8) (Buku angka)

Akhirnya krucil punya buku baru lagi, alhamdulillah bisa nambah koleksi buku bacaan anak gara-gara ada BBW dan RH reject ๐Ÿ˜‚. Salah satu koleksi buku baru krucil dari BBW adalah sepaket buku My Little Library of Animal. Paket ini terdiri dari 4 boardbook yang salah satunya berjudul Number.



Seperti buku mengenal angka pada umumnya, buku ini juga menyajikan benda dan jumlahnya. Namun karena judul paketnya tentang hewan, maka benda yang dihitung juga hewan. Mulai dari menghitung badak, kambing, hingga ikan, anak-anak terutama si kembar suka sekali dengan buku ini. Kemarin lusa Fara justru meminta membawa paket buku ini saat akan tidur malam ๐Ÿ˜‚.

Matematika itu menyenangkan, tak sekedar bisa namun cinta.

#HariKe8
#Tantangan10Hari
#Level6
#KuliahBunsayIIP
#ILoveMath
#MathAroundUs

Kamis, 05 April 2018

Math Around Us (7) (Bermain bombik)


Bombik a.k.a lego jadul adalah salah satu permainan anak-anak yang bisa memantik kreatifitas anak. Selain itu bombik bisa bikin anak anteng dan memanjangkan rentang konsentrasinya yang masih rendah.

Awalnya saya dulu kepengen belikan anak-anak mainan ini, namun lama kelamaan justru saya jadi jualan mainan ini karena banyak yang pingin beli juga tapi gak tau dimana tempat belinya ๐Ÿ˜‚. Yah lumayan lah beliin anak-anak jadi gratis, malah dari keuntungan masih sisa, bisa buat jatah kue anak-anak.



Jadi, beberapa hari terakhir anak-anak saya lagi suka lagi mainan bombik, terutama bombik kubus. Walau si kembar masih perlu dibantu saat menyusun, namun mereka sudah mulai bisa memasang antara bombik satu dengan bombik yang lain. Sambil menyusun, saya mengajarkan kepada mereka bentuk-bentuk ruang maupun bentuk datar, mulai dari istilah kotak, segitiga, hingga kubus.

#HariKe7
#Tantangan10Hari
#Level6
#KuliahBunsayIIP
#ILoveMath
#MathAroundUs

Rabu, 04 April 2018

Math Around Us (6) (Edisi ke ATM berdua)



Kemarin siang pertama kalinya saya jemput jundi sekolah sendirian. Ceritanya di rumah lagi ada tukang, jadi seseayah gak bisa antar. Sedang saya harus mengurus ke bank untuk menonaktifkan notifikasi sms (nguras saldo banget ๐Ÿ˜‘), sekalianlah saya ngurus daftar ulang sekolah Jundi ke TK B lalu menunggu waktu Jundi pulang.

Saya jalan kaki dari bank ke sekolah Jundi, menurut ayah sih cukup jauh, tapi lumayan lah bisa buat latihan jalan biar gak gampang ngos-ngosan. Sampai di gerbang sekolah kebetulan kelas Jundi sedang kegiatan di luar kelas dan tepat berada di dekat gerbang, langsung hebohlah Jundi dan terlihat senang sekali saya jemput, karena jarang sekali sejak ada adik kembarnya.

"Lhoh bunda, Jundi kan belum waktunya pulang, kok sudah dijemput?"

"Iya, bunda kan mau daftar ulangkan Jundi dulu jadi nanti sekalian pulang ke rumah eyang jalan kaki sama Bunda ya,"

Lalu saya pun mengurus daftar ulang dan tidak berapa lama Jundi sudah boleh pulang. Jalanlah kami berdua, tidak seperti orang tua lain yang menjemput dengan sepeda motor (ini lebih karena ibunya gak bisa motoran ๐Ÿ™ˆ).

Jalan berdua Jundi saya ajak ke atm dulu karena uang di dompet saya habis untuk membayar registrasi ๐Ÿ˜…. Di atm mulailah dia heboh tanya tentang nominal uang.

"Bunda, kalo di atm yang itu kok tulisannya lima, nol nol nol nol?"
"Iya, itu bacanya lima puluh ribu,"
"Oh gitu, lha ini yang bunda ambil warna merah uang berapa? Seratus ribu?"
"Iya,seratus ribu,"
"Kalau seratus ribu sama lima puluh sama sepuluh ribu banyakan mana?"
"Ya yang paling banyak seratus ribu"
"Kalo lima puluh ribu dan sepuluh ribu?"
"Lima puluh ribu,kan lima puluh lebih banyak dari sepuluh"



Endingnya foto dulu setelah agak jauh dari atm, lalu lanjut belanja ke swalayan sekalian beli 3 cone es krim.

#HariKe6
#Tantangan10Hari
#Level6
#KuliahBunsayIIP
#ILoveMath
#MathAroundUs

Selasa, 03 April 2018

Math Around Us (5) (Mencocokan jumlah)


Di buku aktivitas tentu sudah umum ada task ini, mencocokkan antara gambar dan jumlahnya. Namun yang berbeda kali ini Jundi mengerjakan versi tulisan arab karena dia mengerjakan di buku baina yadaik jilid 1 milik bunda. Jundi antusias saat melihat buku ini, sayang bundanya banyak yang lupa artinya ๐Ÿ™ˆ๐Ÿ˜ญ.



Jundi akhir-akhir ini terlihat sangat tertarik dengan angka dan juga tulisan, baik tulisan abjad ataupun hijaiyah. Jadi saat tahu ada buku ini dia meminta saya untuk menemani mengerjakan task di dalamnya. Salah satu task yang mudah adalah saat belajar angka arab, ada beberapa gambar buku sesuai jumlah lalu di bagian lain ada angka arab jumlah buku tersebut. Karena Jundi sudah tahu angka arab jadi dia sudah bisa mengerjakan task ini, tentu dengan pengawasan saya.


#HariKe5
#Tantangan10Hari
#Level6
#KuliahBunsayIIP
#ILoveMath
#MathAroundUs

Senin, 02 April 2018

Math Around Us (4) (Balok Geometri)



Kali ini saya akan membahas tentang cara saya mengenalkan anak-anak pada geometri. Pengenalan bentuk-bentuk geometri sudah sering sekali saya dan suami lakukan, melalui puzzle, balok, rantai geometri, hingga dari gambar atau menggambar bersama.

Kebetulan kemarin lusa saya dan suami baru saja bersih-bersih mainan anak-anak yang sudah rusak, dapat 1 kresek besar ๐Ÿ™ˆ. Lalu kami mengelompokkan jenisnya (lagi) mumpung anak-anak sedang di rumah eyangnya. Eh eh jadi nemu mainan-mainan kecil yang ketumpuk di box bagian bawah, salah satunya balok geometri.

Sebenarnya balok-balok ini adalah bagian dari mainan wire yang sudah lepas dan tak tertolong hanya saya selamatkan baloknya saja. Saat akhirnya mereka pulang dan main, coba saya sodorkan balok-balok tersebut. Ternyata Fasya yang duluan merespon sambil memegang 2 balok, "Ini buat apa bunda?"



"Buat mainan, hayo ini bentuk apa namanya?" lalu saya pun mencoba mengajarkan dalam wujud bangun datar, karena menurut saya akan membingungkan mereka jika langsung saya beritahu nama bangun ruangnya.

Huah jadi kangen ngerjakan task matematika ๐Ÿ˜‚.

#HariKe4
#Tantangan10Hari
#Level6
#KuliahBunsayIIP
#ILoveMath
#MathAroundUs

Minggu, 01 April 2018

Math Around Us (3) (Menyusun Manik di Gigi Buaya)


Hihi, lucu ya nama kegiatannya. Jadi mas Jundi sebulan terakhir punya mainan buaya-buayaan yang kalau giginya dipencet nanti akan surprise menutup entah di gigi ke berapa, yang jelas tidak pasti. Sedang manik-manik adalah hasil jualan emaknya dulu, beliin anak sekalian dijual jadi beliin anaknya dari untung jualannya ๐Ÿ˜‚. Dasar mental marketer!



Permainan ini mengajarkan tentang pola, tentang menyamakan warna atau warna yang berseling. Kalau bicara pola saya juga inget-inget tentang rumus ke-n ๐Ÿ˜…. Tapi karena anak-anak rumus ke-n nya masih yang amat sederhana. Palingan pola 1 1 1 1 ๐Ÿ˜.

Saat bermain Jundi dan Fasya sibuk menata manik di gigi buaya, sedang Fara sibuk sendiri menata manik di jari tangan kirinya. Fara memilih warna merah untuk dipasang. Ternyata matematika itu gak saklek tentang hitungan yang memusingkan bagi sebagian orang. Matematika adalah tentang keteraturan.

#HariKe3
#Tantangan10Hari
#Level6
#KuliahBunsayIIP
#ILoveMath
#MathAroundUs

Sabtu, 31 Maret 2018

Math Around Us (2) (Mengupas Telur Puyuh)


Kemarin bunda merebus telur puyuh. Sudah menjadi kebiasaan, telur puyuh dikonsumsi dengan cukup direbus tanpa dibumbu apapun.

Paginya bunda sudah mengupas sebagian telur agar anak-anak bisa sarapan dengan telur puyuh dan sayur sop yang sudah bunda masak. Namun siangnya Jundi dan adik mau mengupas sisa telur yang belum dikupas di panci. Biasanya mereka akan mengupas dan langsung memakan telur yang sudah dikupas.

Sebelum mengupas tanpa saya komando Jundi menghitung jumlah telur yang belum dikupas, "Satu dua tiga...m...sembilan bunda! Jadi pas tiga tiga sama adik."

Saya pun tidak mengecek apakah benar hitungan Jundi, namun setelah masing-masing anak sudah memegang 1 telur baru ketauan ternyata telur di panci tinggal 5 biji. "Lho kok tinggal lima, brati gak ada sembilan ya, telurnya cuma delapan," ujar saya.

"Sek bentar, satu dua tiga, ini lima, jadi delapan...lhoh kok bisa ya bunda? Tadi kan sembilan," wajah Jundi terlihat bingung menghitung hingga diulanginya lagi.



"Ya bener kan delapan, berarti tadi mas Jundi salah ngitung, harusnya delapan, bukan sembilan," tegas saya sambil mengusap kepalanya.

Lalu saya melihat hasil kupasan Fasya yang justru banyak bagian isi telur yang ikut terbuang dengan kulitnya, bahkan hingga bagian kuning telurnya, hihi. Saya tertawa melihatnya lalu mencium pipinya.

#HariKe2
#Tantangan10Hari
#Level6
#KuliahBunsayIIP
#ILoveMath
#MathAroundUs

Jumat, 30 Maret 2018

Math Around Us (1) (Menghitung Jari)


Materi level 6 ini menurut saya termasuk di ranah 'gue banget'. Saya suka sekali matematika sejak saya masih SD, hingga SMA saya sempat memasukkan jurusan matematika sebagai pilihan pertama saat mendaftar kuliah, namun sayang ternyata saya justru diterima di pilihan kedua, kimia. Walau saya sebenarnya juga gak pinter matematika, tapi pada beberapa subbidang di matematika saya sangat menikmati mengerjakannya.

Di hari pertama ini saya akan bercerita tentang anak lelaki pertama saya Jundi yang sekarang berumur 5,5 tahun. Di umur sekian, saya amati benih-benih cinta matematika sudah nampak dalam keseharian. Dia selalu antusias dengan angka-angka, semua tentang angka menarik di matanya.

Saat ini dia sudah mulai menguasai penjumlahan, dan benar saja, kemarin saat coba saya pancing untuk menghitung jumlah jari ternyata tanpa menghitung satu per satu jarinya dia sudah bisa menjawab dengan penjumlahan cepat. "Ini 5, ini 5 jadi 10, sama kaki jadi 20 tah! Kan jadi 10 tambah 10," ucapnya antusias sambil menyodorkan tangan kanan, kiri, lalu kedua kaki.



Lalu tadi sore dia menggambar kami sekeluarga, (minus Fara Fasya dia minta bunda yang gambar). Saat menggambar tangan saya amati mulutnya sambil mengeluarkan suara menghitung jumlah jari yang digambar, "Satu dua tiga empat lima." Alhamdulillah good job boy!

Karena matematika itu sangat menyenangkan!

#HariKe1
#Tantangan10Hari
#Level6
#KuliahBunsayIIP
#ILoveMath
#MathAroundUs

Jumat, 16 Maret 2018

Pohon Literasi (10) (Allah Ciptakan Tubuhku)


Tugas terakhir saya di level ini,alhamdulillah semoga terus bisa membersamai ananda untuk mencintai membaca buku.




Hari ini saya akan membahas salah satu buku yang saya beli beberapa bulan lalu untuk anak-anak, Allah Ciptakan Tubuhku. Meski tersedia dalam hardcover saya tetap membeli yang soft cover karena pengalaman saya jika sampul saja yang hard tapi dalam bukan board book maka hasilnya akan sama saja, rawan dirobek. Namun alhamdulillah anak-anak sekarang sudah jarang merobek buku, jadi meski bukan board book tetap aman dari sobekan.

Buku ini membantu sekali bagi saya untuk mengenalkan anggota tubuh kepada anak serta cara mensyukurinya. Tiap halaman full colour dengan ilustrasi yang sangat menarik membuat anak suka membacanya.

#HariKeSepuluh

#GameLevel5

#Tantangan10Hari

#KuliahBunsayIIP

#ForThingsToChangeIMustChangeFirst

Selasa, 13 Maret 2018

Pohon Literasi (9) (Cerita-Cerita dan Fakta Sains Sunah Nabi)



Kalau saya pikir-pikir bukunya anak-anak saya ini rotasi dibacanya kok ya tidak seimbang ๐Ÿ˜…. Tapi biasanya jika saya amati ada beberapa buku yang lama tidak terjamah maka buku tersebut akan saya tawarkan pada anak-anak saat sesi membaca. Dan sesi membaca ini pun sering datang tiba-tiba, sehari bisa beberapa kali sesuai suasana ๐Ÿ˜‚.



Yang mau saya bahas kali ini adalah buku berjudul Cerita-Cerita dan Fakta Sains Sunah Nabi bagian dari seri Super Amazing. Beli bukunya karena pas ada diskonan ๐Ÿ™ˆ๐Ÿ˜†. Buku ini termasuk buku dengan narasi cukup panjang yang tentunya lebih cocok untuk anak usia SD yang rentang konsentrasinya sudah tinggi. Namun ternyata saya coba bacakan ke Fara dia bisa menyimak satu bab tentang aurat dari awal cerita hingga akhir. Barangkali karena di tiap halaman juga ada ilustrasi yang menarik yang bisa diamati lama hingga narasi selesai dibacakan ๐Ÿ˜….

Saya jadi teringat lagi akan pentingnya author dan illustrator di dunia kepenulisan. Dimana-mana, terutama buku orang dewasa yang selalu terpampang besar hanya nama penulisnya, ya mungkin karena ilustrasi hanya dibutuhkan sedikit pada bagian sampul. Jarang ada buku dewasa seperti novel yang ada ilustrasi di tiap halaman. Namun, menurut saya untuk anak-anak justru ilustrasi nampaknya menjadi lebih penting daripada isi tulisan sendiri, terutama untuk buku balita. Karena mereka baru bisa menerjemahkan gambar sendiri, belum di tahap bisa membaca tulisan sendiri.



#HariKeSembilan

#GameLevel5

#Tantangan10Hari

#KuliahBunsayIIP

#ForThingsToChangeIMustChangeFirst