Rabu, 31 Oktober 2012

Menyusui juga perlu update ilmu!



Memberikan apa yang terbaik untuk anak tentu semua ada ilmunya, tidak terkecuali ilmu tentang menyusui atau memberikan ASI. Kemarin aku sempat membaca data bahwa di daerah industry prosentase bayi yang mendapatkan ASI secara ekslusif angkanya sangat rendah. Hal ini dikarenakan sebagian besar Ibu di daerah tersebut bekerja sebagai buruh pabrik, sehingga tidak ada waktu untuk menyusui secara ekslusif.

Suatu kali aku pernah bertemu dengan saudara dari suami yang juga memiliki anak yang 2 bulan lebih tua dari anakku. Entahlah, sekarang ketika melihat anak bayi hal pertama yang aku tanyakan pada Ibunya adalah mengenai ASI, apakah diberi ASI atau sufor? Jawaban yang aku dapat, ASI tapi dibantu dengan sufor. Dan tahukah apa alasan yang aku dapat? Si Ibu harus bekerja di siang hari, dan sudah menjadi peraturan di tempat kerjanya bahwa pegawai tidak boleh pulang walau sedang istirahat. Setelah kuinterview (cieh…bahasanya berat) ternyata saat di kantor si Ibu harus
mengeluarkan ASInya dengan pompa dan membuangnya. Ini terjadi karena kurangnya ilmu dan informasi yang didapat oleh si Ibu. Padahal jika saja dia tahu mungkin hasil pompa itu akan dia simpan di icebag dan diberikan keesokan harinya pada bayinya saat ia harus bekerja, begitu mudahnya. Sekarang ini sudah mulai banyak bermunculan wanita karir yang harus bekerja tapi tetap bisa memberikan ASI ekslusif, kalo ada yang bisa, mengapa Ibu lain tidak bisa? Tentu bisa, dan pasti bisa…:-)

Ada lagi cerita tentang Ibu-ibu di desa yang usia anaknya terpaut 1 bulan lebih tua daripada anakku. Dia memang menikah di usia yang masih belia, 17 tahun. Setelah tamat SMP dia tidak melanjutkan ke jenjang selanjutnya, dan akhirnya menikah di usia muda. Sebagai Ibu yang berusia belum cukup matang, dia belum terlalu telaten untuk merawat bayinya sendiri, sehingga di malam hari ketika bayinya terbangun dia tidak mau menyusui bayinya, sehingga nenek si bayilah yang berperan membuatkan susu formula untuk si bayi. Namun karena terlalu sering diberi susu formula, si bayi saat ini jadi tidak mau lagi menyusu ke Ibunya, dan jadilah dia bayi sufor, full sufor. Lagi-lagi semua butuh ilmu, namun ilmu juga belum cukup jika tidak ada dukungan dari orang di sekitar, terutama dari suami. Saat ini si bayi (maaf) bobotnya jauh di bawah bayiku yang full ASI. Bayiku sudah 7,7 kg saat timbang di posyandu bulan kemarin, dan si bayi ini baru 5,5 kg. Memang tidak ada yang lebih baik dari ASI.

Ada lagi cerita yang pernah kubaca di komunitas AyahASI, cerita tentang Ibu yang membeli obat penghenti ASI (aku sendiri tidak tahu namanya) hanya untuk menjaga body. Ternyata naluri keibuan Ibu-ibu sekarang sudah banyak yang hilang, toh jikapun body harus berubah juga demi masa depan anak. Padahal yang membuat dada melorot (maaf) itu bukan karena menyusuinya, tapi karena kehamilannya. Kalau nggak mau mlorot ya sudah, nggak usah hamil aja! Lagi pula menurutku disinilah cinta suami kita (Eh? Kita? Tidak…suami saya sendiri! Wkwk) akan diuji, apakah jika body kita berubah dia tetap cinta? Hehe…

Dulu, saat baru beberapa hari menjadi Ibu, aku mulai rajin memompa PDku (maaf), karena produksi ASIku yang masih kurang. Menurut yang kubaca, dengan memompa minimal 2 jam sekali bisa menaikkan produksi ASI. Hal ini karena memompa memberi sinyal pada tubuh kita bahwa kita butuh banyak ASI, sehingga tubuhpun akan memproduksi lebih banyak. Namun, ternyata saat di bidan hal ini justru tidak diperbolehkan, alasan dari bidan pompa bisa menyebabkan PD melorot (ah lagi-lagi masalah body). Saran yang diberikan adalah memerah dengan tangan atau sekarang istilah yang sering kudengar adalah mermaid (sering dibahas di komunitas tipsmenyusui on twitter). Tapi tahukah apa kata suamiku? Nggak usah, pakai pompa aja, ribet, ntar adek capek. Hm…ternyata dia suami idaman yang pengertian…wkwk…

Dan sekali lagi, yang ingin kutegaskan di tulisan ini adalah masalah pentingnya ilmu. Menyusui memang naluri, tapi ilmu sangat perlu agar kita tidak salah dalam memberikan yang terbaik untuk baby. Dan lagi buat para Ibu dan calon Ibu, udah deh nggak usah bingung body, cinta suami akan terbukti justru saat tubuh kita sudah tidak secantik dulu…hehe (maaf tulisan kali ini agak vulgar). Semoga bermanfaat… :D

31 Oktober 2012
7.14
Setelah beberapa hari nggak nulis karena terkendala beberapa hal, banyak yang ingin kubagi, insyaAllah besok lanjut lagi…:-)

0 komentar:

Posting Komentar