Kamis, 08 November 2012

Tentang menidurkan bayi part 2




Seperti yang pernah kuceritakan di tulisanku sebelumnya, suamiku memiliki cara-cara unik dalam menidurkan bayi. The power of kepepet, keluhan tidak memiliki tetek seperti aku terkadang diutarakan suami. Pasalnya di masa-masa awal kelahiran bayi, sering kali Jundi baru bisa tidur setelah mabuk ASI. Kalau yang satu ini tentu tidak bisa digantikan oleh suami. Namun justru karena ketidakbisaan itu dengan segala cara dia mampu menidurkan Jundi.



Cara-cara yang dia gunakan memang cukup unik, dan tiap kali aku pulang dari kampus -saat aku masih sibuk dengan skripsiku dulu- dia selalu berbagi, membuatku kadang terharu dan tertawa dibuatnya. Bekal ASIP yang diberikan dengan spoonfeeder ataupun dot jika terpaksa saat aku harus segera menyelesaikan studiku memang tidak cukup untuk menenangkan Jundi kala itu. Beberapa cara unik ayah Jundi antara lain menaruh Jundi dalam strollernya, menghipnotis dengan mainan bergemerincing, dan yang paling unik adalah dengan cara pura-pura tidur di hadapan Jundi yang masih ingin mengajak bermain.




Untuk cara pertama adalah menaruh Jundi dalam strollernya, cara ini ternyata cukup efektif, dan setidaknya tidak cukup melelahkan seperti menggendong Jundi yang makin hari makin bikin berotot. Namun cara ini tidak begitu saja bisa terlaksana hingga si Jundi tertidur pulas. Di dalam stroller  akang Jundi harus didorong dari ruang tamu hingga ruang makan rumahku, bolak balik, hingga kurang lebih 30 menit, haha. Dan Jundi pun tertidur pulas, beres, bisa mengerjakan pekerjaan lain kalau Jundi sudah pulas :D.


Cara kedua adalah menghipnotis dengan mainan bergemerincing, mungkin bahasa menghipnotis kedengaran terlalu konyol, tapi begitulah adanya. Aku sendiri belum pernah mencoba, hanya dari cerita suamiku, agaknya ini emang sedikit sulit dilakukkan. Kata suamiku ada kalanya Jundi susah memulai tidur, dan cara inilah yang dia lakukan. Caranya cukup mudah (katanya), cukup menggerakkan mainan Jundi yang bergemerincing di depan matanya dari kiri ke kanan, kiri ke kanan, terus, dengan gerakan teratur, maka dia pun bisa tertidur…^^



Cara ketiga adalah cara paling unik, dan inipun akhir-akhir ini pernah kulakukan dan memang berhasil. Saat Jundi sudah kenyang dan sudah waktunya tidur, ada kalanya dia masih ingin mengajak bermain dengan tertawa-tawa. Anakku ini kalau tertawa memang cukup menggema, apalagi kalau sedang teriak-teriak (lebay). Di saat kita sendiri dalam kondisi tubuh capek, maka jadilah Jundi di singgasananya –tempat tidur dengan perlak- kita biarkan sibuk dengan mainannya atau dengan ocehannya yang tak jelas. Biasanya kami akan pura-pura tidur di sebelahnya, dianya akan sibuk dengan ocehannya sambil menarik-narik baju kita. Merasa dicuekin dia tetap bergerak aktif –terutama kakinya-. Dan sesekali waktu dia akan mencoba mencari perhatian kita, atau berusaha membangunkan kita? Hehe. Kita tetap dalam posisi pura-pura tidur atau memang beneran tidur :D, dan tahukah? Lama-lama Jundi tertidur sendiri, lucu, tapi ini benar-benar efektif saat aku sedang sakit flu berat, dia dengan dewasa tidur-tidur sendiri tanpa harus dinina bobokan, subhanallah.



Di samping cara-cara di atas, ada juga beberapa cara seperti bernyanyi dll. Cara-cara itu mungkin terbilang unik, dan mungkin nggak semua bayi bisa diterapkan cara ini. Tentu tiap bayi punya sisi unik masing-masing, termasuk tampanku Jundi…hehe…semoga menginspirasi :D



8 November 2012

10.03

Si Jundi barusan tidur digendong ayah sambil bernyanyi bersama ikan, nah lo?

0 komentar:

Posting Komentar