Senin, 26 September 2016

IBU TANGGUH


.
Sungguh sampai sekarang saya masih kepikiran dengan ibu tangguh yang saya temui kemarin. Tak sengaja saya bertemu dengannya, di depan rumah kontrakan botiashop. Waktu itu saya sedang beli ayam sabana di depan rumah. Pas memang ada beberapa pembeli lain,jadi saya nunggu giliran terakhir karena memang datang paling akhir.
.
Ada 1 anak kecil mengulurkan uang 20ribuannya menebus ayam krispi di.bungkusan. Kutengok sekilas, 'ditunggu ibunya di motor' . Namun saat fokusku.sudah beralih tiba-tiba 'gubrak'. Motor itu oleng dan 'prak' si ibu sudah tidak bisa menahan motornya lagi, 5 orang terguling.
.
Hebatnya tidak ada satupun anaknya yang menangis, masyaAllah. 1 bayi di gendongan carrier depan, 2 toddler di belakang si ibu yang terbelit kain ke ibunya, dan kakak yang baru saja membeli ayam. Seperti nya memang karena pas tepian jalan jadi lebih gampang oleng ditambah si kakak baik di saat ibu belum benar-benar siap.
.
Saya terkesima, cuma bisa membantu sebentar (karena si kembar 3 gak ada yang jaga padahal kondisi terjaga #eh) terlihat bungkusan baju-baju di bawah kaki ibu, lalu si anak ada yg memegang sekresek layang-layang. Beberapa orang laki-laki yang ada di ayam sabana segera membantu mengkondisikan motor, lalu saya dan adik saya mencoba membantu menalikan anaknya (lebih tepatnya adik saya saja yang bantu karena saya segera pulang melihat kondisi si kembar).
.
Dari cerita adik saya katanya si ibu sedang perjalanan menuju rumah sakit umum a.k.a RSSA. Ada jerit dan tangis di hati saya, betapa ibu itu diberi ketangguhan sedemikian rupa, saya? Naik motor aja gak bisa boro-boro bonceng 4anak plus bawaan yang cukup banyak.
.
Kembali lagi saya merenung, bahwa semua yang diberikan Allah sudah sesuai dengan kadar kemampuan hamba Nya. Saya, saya dulu shock ketika tahu hamil kembar, bahkan setelah lahiran sempet babyblues padahal sudah bukan lagi ibu baru, tapi semakin kesini saya sadar, Allah berikan semua sesuai kadar.
.
Barangkali ibu tadi anaknya berjarak cukup dekat-dekat,4 orang dengan yang paling besar masih sekitar 6 tahunan, orang jawa menyebutnya 'kesundulan'. Namun di balik itu ibu ini pastilah ibu tangguh yang memang sanggup mengasuh ke 4 anaknya yang masih kecil-kecil. Allah tahu beliau mampu.
.
Saya dan suami saja sampai sekarang tidak pernah berani bonceng ber5, maksimal cuma 4. Kalo dengan mas Jundi brati yang bayi cuma dibawa 1, kalo.mas Jundi g ikut bayi dibawa 2 (tapi opsi.yang ke2 ibu baru sekali kami praktekkan,terlalu beresiko karena si ayah harus gendong bayi di depan sambil nyetir).
.
Ah mereka ibu-ibu seperti ibu di atas adalah ibu tangguh yang luar biasa, ibu-ibu yang diberi kekuatan extra oleh Allah. Tekadnya mengalahkan rasa takutnya, masyaAllah.
.
Setiap ibu adalah bintang, pejuang yang selalu ingin yang terbaik untuk anaknya.
.
Bunda Jundi
25 september 2016 21.54

0 komentar:

Posting Komentar