Minggu, 20 November 2016

EDISI MENITIPKAN BAYI


.
Dari jaman punya bayi Jundi saya sering nitip bayi, dulu sih karena harus menyelesaikan skripsi. Kalau pas harus ke kampus dan ibu saya sedang off otomatis Jundi diajak eyangnya, karena gak mungkin konsultasi ke dosen bawa bayi. Atau kalau ibu saya kerja, Jundi dijaga ayah nya di rumah.
.
Barangkali disitu juga enaknya suami kerja di rumah, bersama-sama membangun botiashop.com . Mau ngapa-ngapain waktunya sangat fleksibel. Yah walau segala sesuatu itu pasti ada sisi positif dan negatif nya.
.
Jundi bayi tumbuh dengan seorang ibu yang masih muda, masih mengejar gelar sarjana. Si ayah juga masih dalam proses merintis usaha, tertatih menggulung bola salju semakin besar dan besar.
.
Kini saya sebagai IRT harusnya sih sudah tidak ada lagi edisi nitip-nitip bayi ke orang tua, namun ternyata Allah berkehendak lain, bayi saya kembar, yang artinya kalau mau kemana-mana hanya salah satu yang bisa dibawa, karena masih pakai sepeda kemana-mana (semoga suami segera lancar nyetir mobil).
.
Nitip bayi ke eyangnya atau tantenya itu aslinya gak tega, gak tega karena yang dititipi pasti merasakan 'repot' . Tapi, banyak agenda yang saya harus tetap ikut di dalamnya, sehingga saya mau tak mau harus merepoti mereka dengan menitipkan salah satu bayi.
.
Edisi titip menitip inipun tak mudah, karena saya tetap harus menyesuaikan jadwal kosong si eyang yang bekerja. Jadilah biasanya kalau ada agenda saya mesti sudah booking jadwal dulu ke eyang agar saat itu beliau bisa off. Dan keseringan nitip juga sungkan, akhirnya saya batasi lah maksimal 2waktu dalam sepekan. 1waktu untuk jadwal rutin pengajian, 1lagi untuk acara di sekolah Jundi. Ditambah undangan-undangan nikah yang harus didatangi.
.
Tapi praktek nya tidak sesimple kelihatan nya, kadang ada waktu-waktu bentrok, dan saya mesti mengalah, lagi-lagi ijin tidak dapat hadir :( . Bukan, bukan saya cari-cari alasan ketika saya tidak bisa hadir,  tapi begitulah kondisi nya. Tidak mudah kawan berdamai dengan keadaan beranak kembar tanpa bantuan baby sitter pun ART.
.
Kalau saya bisa saya ingin bisa mengikuti semua mua acara pengajian, parenting, atau sekedar kumpul bersilaturahim. Saya dulu 'mantan' aktivis, yang sok sibuk rapat sana rapat sini, syuro sana syuro sini. Tapi, inilah jalan yang dipilihkan Allah untuk saya sekarang. Saya harus berdamai dengan diri sendiri.
.
Maaf, jika banyak undangan yang tak terpenuhi, bukan maksud hati.
.
Bundajundi 30september 2016 23.04
Bundajundi.blogspot.com

Related Posts:

  • Komunikasi Produktif #11 (Menyapih si kembar) Akhirnya saya kalah. Akhirnya saya kalah dari harapan bisa menyapih si kembar dengan cinta. Tantangan menyapih 2 anak sekaligus bagi saya cukup berat. Ketika satu bayi bisa menerima sounding dan bisa dialihkan maka belum tent… Read More
  • Komunikasi Produktif #7Saya dan suami bisa dibilang sama-sama suka baca buku. Dulu saat awal menikah ternyata banyak koleksi bukunya dan bukuku sama, sehingga kami memilih menyumbangkan koleksi yang sama tersebut ke perpustakaan milik teman. Membac… Read More
  • Komunikasi Produktif #8Dalam berkomunikasi bahasa tubuh memegang peranan 53% untuk tersampaikannya pesan yang dibawa agar tidak sampai terjadi kesalahpahaman. Dalam mengajarkan bahasa tubuh ke anak-anak ternyata saya cukup terbantu dengan buku dari… Read More
  • Komunikasi Produktif #6Senin dini hari, Mas Jundi tiba-tiba menangis mengeluhkan kaki dan tangannya gatal, sakit katanya. Berjeritan dia mengeluhkan keadaan dirinya. Entah digigit nyamuk entah semut entah apa, tapi memang di dada, kaki, tangannya … Read More
  • Komunikasi Produktif #9Hari Rabu lalu dapat cemilan dari Bu Fasil yang renyah sekali. Sebuah artikel yang semakin mendukung kaidah komunikasi produktif kepada anak. Salah satu hal yang ingin saya bahas adalah point 'fokus orang tua hanya pada anak'… Read More

0 komentar:

Posting Komentar