Tampilkan postingan dengan label Anak. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Anak. Tampilkan semua postingan

Minggu, 04 Juni 2017

CELANA PANJANG


.
Ada apa dengan celana panjang? Bagi saya celana panjang adalah pakaian wajib setiap orang, entah itu bayi, anak, hingga orang dewasa baik laki maupun perempuan.
.
Memakai celana panjang dan membiasakannya adalah bagian dari menjaga aurat dengan baik. Wanita memang sebaiknya memakai rok, tapi bagi saya wajib di dalamnya mengenakan celana panjang, mengapa? Karena apabila rok tersingkap aurat masih terlindungi.
.
Pun bagi laki-laki, celana panjang itu juga wajib, namun jangan sampai isbal melebihi mata kaki, karena hukumnya bisa menjadi makruh bahkan haram, kalau ada yang minta penjelasannya mengapa, maaf saya bukan ahlinya.
.
Kalau laki-laki yang sering saya jumpai adalah tidak menutup penuh auratnya hingga lutut, wanita sudah berjilbab eh laki-lakinya lupa masih memakai celana pendek selutut bahkan di atas lutut hingga mudah tersingkap saat beraktivitas, dan terlihatlah auratnya 🙈.
.
Kalau bayi dan anak-anak memang mereka belum wajib menutup aurat, namun bagi saya membiasakan mereka sejak kecil itu adalah perlu. Anak saya sendiri yang usia 5 tahun laki-laki belum bisa full celana panjang kapanpun, kadang masih memakai celana selutut. Namun alhamdulillah beberapa waktu belakangan dia sendiri yang merasa risih ketika memakai celana pendek dan meminta yang panjang minimal di bawah lutut.
.
Untuk baby dan anak perempuan, ini malah wajib banget dah, inget buk pedofil sekarang ada dimana-mana, bayi 9 bulan saja sudah ada yang menjadi korban, mereka sudah tidak punya lagi akal sehat. Pun saya sendiri pernah mengunjungi korban usia sekitar 4 tahun sekitar 3 tahun yang lalu sebelum saya hamil dan punya anak perempuan kembar. Apalagi tingkah anak itu selalu atraktif, lebih mudah roknya tersingkap dan terlihat celana dalamnya, suka malu sendiri melihatnya meski itu anak-anak, gimana para pedofil gak mupeng tuh?
.
Dari sana saya belajar dan mewajibkan diri saya sendiri untuk selalu memakaikan anak saya kemanapun celana panjang, agar dia terbiasa mengenakannya, bahkan ketika bayi kembar saya sudah mengenakan gamis, saya akan selalu memakaikan celana di dalam. Lebay? Ya, barangkali ada yang kasian dan berpendapat saya lebay, kasian bayi siang2 dipakein celana panjang. Namun bagi saya ini adalah bagian dari pembiasaan diri karena saya pernah menemukan kejadian ada anak usia 2 tahun tidak mau memakai baju.
.
Aneh ya ada bayi gak mau pakai baju? Nyatanya ada, dan setelah saya amati kesehariannya di rumah cuma diberi pakaian celana dalam dan baju pendek atau kaos dalam saja, setiap hari, karena kasian udara panas. Kasian memang kalo panas ya, tapi bisa diberi opsi pakaian tipis tapi tetap menutup kan? 😊
.
Anak saya sendiri yang perempuan sekarang umur 19 bulan, untuk berjilbab saya sudah membiasakan memakaikannya setiap kali keluar rumah, meski nanti di tengah jalan dia minta dibuka maka akan saya buka, nanti ketika dia sudah mau pakai lagi maka akan saya pakaikan. Pembiasaan ini membuat anak saya kalau meminta jalan-jalan dia pakai kode minta dipakaikan jilbab 😅 karena memang belum bisa ngomong jelas.
.
Namun untuk celana panjang pemakaiannya all time, walau sekarang sudah banyak celananya yg cingkrang jadi 3/4, tapi tetap saya pakaikan, yang penting masih di bawah lutut 😊. Kelak mereka akan malu dan risih ketika tak memakainya.
.
Seperti halnya saya, kemana-mana selalu bercelana panjang, biar bebas bergerak meskipun saya selalu menggunakan gamis atau rok 😊.
.
Bunda Jundi
9 ramadhan 1438
4 juni 2017
.
Akhirnya menulis ini setelah kemarin sharing dengan teman yang produsen celana legging anak karena beliau sepemikiran dengan saya dalam hal pembiasaan memakai celana panjang. Beliau ingin memfasilitasi banyak anak agar selalu memakai celana apapun costumnya, masyaallah 😍.

Sabtu, 20 Mei 2017

Haflah level 1

Apa perasaan kalian para ibu ketika ternyata anak kalian mau dapat hadiah 'terbaik' tapi kalian gak tau ada acara itu dan terlanjur ada di luar kota untuk agenda lain?
.
Hiks, ada rasa kecewa tentunya, walau bukan hadiah itu yang kita kejar, sungguh, kami pun tidak pernah mengharap.
.
Jadi ceritanya pagi nanti 'seharusnya' kami datang ke haflah level 1 Jundi di Raudhatul Qur'an. Alhamdulillah putra kami telah tunai menghafal 1 juz terhitung sejak Januari 2017 ini.
.
Sejak jumat pekan lalu hingga selasa kemarin qadarullah mas Jundi sakit kurang enak badan, jadilah senin dan selasa dia tidak bisa ikut masuk ngaji. Rabu kamis masuk namun kami sama sekali tidak tahu nanti ada acara haflah tsb.  Ternyata dari hari senin pengumuman itu dibagi, namun tak tersampaikan karena Jundi tidak masuk, dan baru kemarin malam saya tahu kalau nanti harusnya kami hadir 😰. Itupun gara-gara ada wali santri yang menanyakan kostum, jika dia tidak bertanya maka saya tidak akan tahu aada acara ini 😭.
.
Sedihnya setelah saya konfirm ke ustadzahnya kata ustadzahnya harusnya mas Jundi nanti maju untuk menerima hadiah 'pendampingan terbaik'. Tapi apa yang bisa saya lakukan? Saya sedang di luar kota untuk agenda lain, kalaupun kami berusaha mendatangi tetap gak bisa nututi.
.
Ah ya sudah diikhlaskan, semoga Allah terus meluruskan niat kami dalam mengikutkan Jundi ke program hafalan ini.
.
Allahummarhamna bil qur'an.
.
Bunda Jundi
20 Mei 2017
Pasuruan

Rabu, 17 Mei 2017

Melatih keberanian


.
Entah, sebenarnya definisi pemberani itu seperti apa ya. Kalau menurut kbbi sih berani itu mempunyai hati yg mantap dan rasa percaya diri yg besar dl menghadapi bahaya, kesulitan, dsb; tidak takut (gentar, kecut).
.
Intinya tulisan ini sih bakal cerita perjalanan keberanian Jundi. Dari dulu awal masuk sekolah hingga kini hampir 2 tahun berjalan.
.
Sebenarnya sih berani tampil di atas panggung juga bukan satu-satunya parameter keberanian seorang anak, tapi buat Jundi progresnya terlihat sekali.
.
Masih jelas teringat di benak saya pertama kali Jundi ada pentas di sekolahnya, waktu itu nari pinguin. Kala itu saya memang tidak bisa penuh mengikuti acara karena kala itu si kembar masih bayi banget, dan si Fasya menolak minum ASIP, jadilah saya dijemput untuk menyusui kemudian kembali lagi.
.
Dan pas sekali beberapa waktu setelah saya kembali ternyata time Jundi tampil. Entah dia mencari saya atau bagaimana, yang jelas di panggung dia diam berdiri tegak tanpa gerak sedikit pun. Sebelumnya dia memang sudah tahu saya harus pulang sebentar menyusui adiknya, tapi sepertinya dia memang belum tahu saya sudah hadir kembali di sana.
.
Itu setahunan yang lalu, dan setelah waktu berlalu tadi pagi adalah saat dia pentas untuk kesekian kalinya. Tadi dia menari gummy bear, dan yah alhamdulillah he made it. Berdiri di depan sendiri dia pede menirukan ustadzahnya yang jadi semacam instruktur di depannya. Tak ada lagi malu bergerak di hadapan banyak orang tua.
.
Lalu ternyata tadi ada semacam isian acara dadakan karena ada sedikit teknis telat untuk yang harusnya tampil. Beberapa anak spontan maju untuk nyanyi, ngaji, dan lainnya. Lalu saya menawari Jundi, 'Jundi mau ngaji an naba?' 'nggak' 'ayo gapapa, jundi kan udah hafal' 'nggak mau'.
.
Lalu ustadzahnya mendengar dan membujuknya, dan tara, he made it again, meski sempet blank di ayat ke 21, tapi alhamdulillah selesai sampai akhir surat 😍.
.
Boys, love you more and more. Maafkan bunda yang kadang masih memarahimu ketika kamu berulah. Nak, engkaulah kelak salah satu pengantar bunda ke surga 😭.
.
Bunda Jundi
22 april 2017

Jumat, 14 April 2017

Belajar sepeda roda 2


.
Yeah, awalnya saya tentu horor duluan membayangkan pinggul encok karena harus megangi si akang Jundi belajar sepeda roda 2. Yah mungkin ini efek saya pernah dengar curcol beberapa ibu yang ngajari anaknya roda 2. Harus megangi bagian belakang terus kesana kemari sampai bisa dilepas.
.
Tapi alhamdulillah saya salah besar, mas Jundi tak perlu melalui proses itu, yeay. Jadi ceritanya sudah sejak belum usia 2tahun sudah dibelikan sepeda sama eyangnya, dengan 2 roda penyangga di bagian belakang. Walau sudah lama beli, baru bener-bener bisa pake sendiri usia sekitar 3 tahun, dan terus beroda 4 seperti itu hingga beberapa hari lalu.
.
Karena roda penyangga sering bermasalah meski sudah ulang kali dibetulkan, akhirnya mau ganti roda 3 (hanya dengan 1penyangga yang baru dibelikan eyangnya). Awalnya bener-bener gak mau dilepas penyangganya, tapi akhirnya tempo hari mau juga. Dan setelah dipakai tara langsung jos lancar jaya.
.
Dan kemarin roda penyangga yang hanya 1 kembali bermasalah (padahal baru ganti 😑), akhirnya ayahnya nyoba dilepas tanpa penyangga. 'Dicoba dulu ya pelan-pelan belajar roda 2'. Dan deng deng deng alhamdulillah langsung bisa, good job my boy!
.
Rasanya lega, karena dulu sempet ngrayu agar dilepas gak pernah mau, alasannya 'Jundi kan belum bisa bunda' 😐. (Bundanya terobsesi karena ada yang seumuran udah bisa, ah gapapa nak lambat asal selamat 😂)
.
Dan pertanyaan Jundi setelah bisa roda 2 adalah, 'Dulu Jundi pertama roda 4, trus jadi roda 3, sekarang bisa roda 2, habis ini kalo sudah besar roda seberapa yah?'
.
'Roda 1 sirkus dong'😂😂😂
.
Bunda Jundi 10 April 2017
14 Rajab 1438

Selasa, 28 Maret 2017

Menyusui

Di sudut sana seorang ibu dengan ASI mengucur deras hingga baju yang dipakainya kuyup memilih memberi anaknya susu botol karena bayinya masih belajar mengulum puting ibu dengan benar, lalu si ibu menyerah dan memilih susu botol ketika lelah mengajari bayinya. Dan pada akhirnya si bayi hanya merasakan air susu ibunya di 1 bulan pertama kehidupannya. 😢
.
Di sudut lain ternyata ada ibu yang sudah berencana tak menyusui bayinya sejak awal kehamilannya karena khawatir kendor dan kawan-kawannya. Padahal bu, penyebab awal kendor itu hamilnya, bukan menyusuinya 😢.
.
Lalu kulihat lagi di sudut lain ada ibu baru dengan ASI yang belum juga keluar berusaha mati-matian dengan penuh keyakinan mengajari bayinya mengulum puting dengan benar agar terangsang dengan baik dan ASI keluar. Ibu ini udah hampir stres memikirkan jika ASInya tak juga mengcover kebutuhan bayinya, lalu dengan sangat berat menyedokkan cairan susu formula ke mulut bayinya yang menangis lapar. Tapi dia tak juga menyerah, dia bertanya kesana kemari konsultasi ke konselor laktasi agar dia bisa memberikan cairan emas untuk bayinya. Ah betapa dia ingin menyusui tapi kondisi tak selaras dengan keinginan hati.
.
Ah, betapa ironi, ketika ada ibu yang diberi ASI melimpah justru disia-siakan, namun di sudut lain ada ibu yang ingin sekali menyusui bayinya tapi oleh Allah belum diberikan sesuai kebutuhan bayi. Namun pasti selalu ada hikmah di balik apa yang sudah Allah berikan.
.
Ah yuk deh terus belajar, apapun hasil akhirnya yang terpenting adalah usahanya. 😊💪
.
Bunda jundi 28 maret 2017
1 rajab 1438

Minggu, 26 Maret 2017

Keramasin bayi 😅

Ada gak anaknya yang susah banget dikeramasin?
.
Gara-garanya susah posisi saat bilas sampo di rambutnya. Dia ketakutan sendiri pas mau bilas. Kalo masih bayi mah tinggal posisi 'gembang',  nah ini wes 'gerang' digembang itu butuh tenaga ekstra dari bundanya. Itu, itu anak saya, sampai akhirnya jarang keramas 😂.
.
Untungnya anak saya ini laki-laki dengan rambut gundul 123 ala tentara 😂. Jadi yah gak pati ngefek, tapi baunya kalo udah kelamaan, beuh. Apalagi aktivitasnya auw auw, gak bisa diem.
.
Idealnya sih ya keramas 2hari sekali, nah dia bisa seminggu sekali 😂.
.
Hingga beberapa hari yang lalu saya akhirnya bernafas lega, ternyata solusinya ada pada diri dia sendiri, yeah, cukup disiapkan segala keperluan mandi trus dia dimasukkan ke dalam kamar mandi lalu pintu ditutup dari luar.
.
'Pokoknya rambutnya nanti pas dibau bunda harus wangi ya'
.
Dan tara... Hanya berselang menit semua kelar, gosok gigi ✅ sabun badan ✅ keramas ✅. Dicek sudah wangi dan bersih, brati udah bener.
.
Waha, emaknya ketawa, kenapa gak dari dulu bang? Dan esoknya langsung keramas lagi, entah bagaimana cara dia membilas 😅.
.
Sekarang PRnya tinggal bab cuci muka seluruh pake sabun, ada yang mau berbagi cerita?
.
Bunda Jundi
26 maret 2017
Udah mau ganti hari, masih terjaga karena baru kelar baca-baca grup terutama baca grup marketer Botia Hijab yang lebih banyak dihandle pak misua. Hwkwk, besok bangun pagi mandi sebelum shubuh seger 😍. Semoga esok lebih baik

Kamis, 23 Maret 2017

Lomba duduk


.
Lucu ketika melihat si kembar lomba duduk. Apa pasal? Kalau lagi minta makanan atau minuman kesukaan yang sedang dipegang bundanya. Siapa yang duduk duluan bakal dapat bagian duluan. Tanpa saya minta duduk alhamdulillah sudah reflek duduk karena biasanya saya minta duduk terlebih dahulu.
.
Saya berusaha membiasakan agar anak-anak saya makan dan minum sambil duduk, dimanapun tempatnya akan saya minta duduk dulu baru saya berikan, jadilah biasanya 'ndeprok' dimanapun berada.
.
Yah walaupun kadang juga masih kecolongan, karena membiasakan hal kecil tapi penting ini pun tidak mudah. Butuh konsistensi juga dari orang tua agar memberi contoh yang benar tentang adab makan dan minum ini.
.
Jadi kalau anda masih suka makan dan minum berdiri, tak malulah dengan si kembar yang baru 16 bulan ini 😁😁😁.
.
Bunda Jundi
25 februari 2017
28 jumadil awal 1438

Rabu, 22 Maret 2017

Persalinan kembar normal

Obrolan basic ibu-ibu :
I : Wah lucunya kembar
S : Iya, alhamdulillah
I : Dulu lahirnya yang mana dulu?
S : Yang ini (nunjuk Fara)
I : Oh, jarak berapa menit mbak lahirnya?
S : 50 menit
I : Hah? Normal?
S : Inggih alhamdulillah
I : Gimana lahirnya mbak kalau kembar normal?
Dan mulailah saya bercerita... Sudah pernah sih saya cerita detailnya disini http://bundajundi.blogspot.co.id/2015/11/tentang-persalinan-si-kembar.html?m=1 , tapi saya tulis lagi deh ya versi singkat obrolan ibu-ibu perumahan 😂.
.
Jadi yang lahir dulu si Fara, mulai pecah ketuban dan bloody show dari sebelum shubuh, ba'da shubuh langsung cus ke bidan Rina ternyata baru buka 2. Singkat cerita jam 08.50 lahirlah si Fara dilanjut IMD dan drama saya udah setengah sadar, jadilah langsung diberi oksigen, infus untuk induksi dan kopi biar melek 😆.
.
Pas si Fara nemu puting pas saya ngerasa kontraksi kedua. (Nih ibu-ibu biasanya langsung heboh, wha sakitnya dua kali mbak? Enggak kok, yang kedua sama sekali gak sakit, hihi) Mengejan buat Fasya, eh ternyata kaki duluan yang keluar, dan ketuban masih utuh membungkus bayi mungil unyu-unyu nan lincah itu (dari mulai di perut sampek sekarang lincah sekali daripada Fara). Dan alhamdulillah tangispun pecah 09.40. Dan begitu deh lanjutlah IMD 2 bayi. .
Jahitan? Aslinya gak ada sobekan pas Fara yg bb nya 2,5kg, tapi berhubung Fasya meski cuma 2,3kg sungsang jadilah sobek juga dan lanjutlah jahit menjahit 3 jahitan aja, gak seekstrim jaman lahiran mas Jundi yang belum bisa kalem lahirannya, haha. Semoga next bisa bener-bener tanpa jahitan, karena kemarin juga gak praktek perinium massage 😅.
.
Bunda Jundi 4 maret 2017
#latepost karena nyari-nyari foto yang pas dulu. In frame kaka Fara lagi ngelirik dede Fasya, 'Siapa sih nangis gangguin tidur aja' 😂.
*Melahirkan nyaman dan lembut*
.
*ditulis untuk ikut giveaway di @rumahbidanrina
#hypnobirthingmalang #gentlebirth #rumahbidanrina
#birthstory
.
Colek kaka @dyan_rizz @maulidah_dian @rosyidhaanggrarini @okiandhikauntari @nenk_c

Gigi susu


Cerita bunda yang baru bersihkan karang gigi berujung pada obrolan singkat dengan akang Jundi.
.
'Bunda,gigi bunda kok lubang lubang gitu (renggang-renggang, red). Punya Jundi kok nggak? Kenapa bunda?'
.
Punya bunda tumbuhnya gak bagus le 😂. Tapi saya gak jawab gitu. Saya jawab gini,
'Iya, punya mas Jundi masih gigi susu jadi masih bagus dan rapi' ~ngeles~
Padahal aslinya mah dulu seusia Jundi gigi saya sudah gigis habis 😂. Alhamdulillah mas Jundi so far giginya tetep seksih.
.
'Lho, kalo Jundi masih gigi susu punya bunda gigi air putih ta?'
😂😂😂
.
Oalah cek cerdase anak mbarep iki. Bunda pun butuh loading beberapa saat mencerna kalimatnya, dan ngakak telat, wkwk.
.
Selamat malam saudaraku semua. Lailatus sa'idah
.
Bunda Jundi 18 maret 2017
*kejadian beberapa hari yang lalu 😁

Mengajarkan kemandirian


Bagi saya mengajarkan kemandirian pada anak itu tak mudah. Butuh proses berdarah-darah yang bisa bikin stres *lebay*. Salah satu kemandirian yang bikin cukup stres adalah ketika anak minta makan sendiri. Dari jaman mas Jundi bayi, usia sekitar 9 bulan udah sering banget minta makan sendiri. Udah makanan banyak yang kececer, lengket dimana-mana, di baju, di lantai, belum lagi makanan yang akhirnya hanya sedikit sekali yang masuk ke perut si kecil.
.
Saya sendiri bukan penganut metode BLW dimana sejak awal MP-ASI anak sudah dibiarkan makan semua sendiri. Saya sadari saya bukan ibu yang super telaten dan penyabar yang bisa meladeni anak untuk makan sendiri.
.
Pada beberapa kali kesempatan makan, memang tidak selalu mereka minta makan sendiri, tapi sering sekali mereka minta makan sendiri. Yah saya pikir mereka memang meniru apa yang orang dewasa lakukan. Dan keinginan belajar mereka luar biasa kuatnya, masyaAllah.
.
Meski ulang kali jatuh dan belum bisa mengendalikan sendok dengan baik mereka tetap berusaha memasukkan makanan ke mulutnya sendiri. Kadang kalau sudah keinginannya begitu kuat sambil saya bantu suap pun mereka tolak. Dan sungguh aslinya ini bikin saya cukup nyut-nyutan, harus membersihkan makanan yang tercecer, belum lagi harus ganti baju lagi, huahah.
.
Dan saya berusaha tetap waras, biarlah mereka belajar mandiri, karena tak jarang anak usia SD masih minta makan disuapi.
.
Bunda Jundi
21 Maret 2017

Minggu, 08 Januari 2017

Makanan sehat vs makanan tidak sehat


.
Sejujurnya saya bukanlah ibu yang sangat ketat aturan untuk apa-apa yang dimakan anak. Anak-anak saya bukan anak yang 100% bebas msg, gluten, atau makanan lain yang kurang baik bagi tubuh. Cemilan anak saya bukan cemilan 100% homemade dan buah-buahan saja, tapi juga cemilan-cemilan kemasan jadi yang banyak dijual di pasaran.
.
Meski begitu saya punya aturan sendiri terhadap apa yang boleh dan tidak boleh, karena cemilan yang umum dimakan anak di usia anak saya banyak yang sebenarnya tidak boleh dikonsumsi untuk ibu hamil, ibu menyusui, dan anak usia kurang dari 5tahun. Himbauan di kemasan juga sudah ada, hanya saja ukurannya kecil, jika tidak jeli maka tidak akan terbaca. Beda dengan peringatan rokok, meski peringatan bahayanya sudah segede gajah para ahli hisab tetep membeli dan membakarnya 😁.
.
Dari kecil cemilan anak-anak saya yang beli sekitaran di puff, biskuit, wafer,  coklat, es krim. Tak heran jika mas Jundi tidak suka permen, karena dari kecil tidak kenal permen. Beberapa kali diberi permen di sekolah atau di tempat lain hanya dijilat beberapa kali lalu sudah dikasih ke saya atau dibuang.
.
Pun dengan snack 'ciki-ciki' favorit jutaan anak, kalaupun diberi dia bakal nyomot 1-2 saja habis itu bilang, 'gak enak, sudah'. Alhamdulillah lidahnya sudah menolak sendiri dengan makanan yang kurang baik bagi tubuhnya. Inipun semakin diperkuat dengan materi yang diberikan di sekolah tentang makanan sehat dan makanan tidak sehat, dia jadi lebih menolak lagi.
.
Kejadian lucu terjadi beberapa hari lalu, ada salah seorang sahabat lama berkunjung ke rumah, dia membawakan jundi 3 bungkus ukuran paling besar snack t**o. Tanggapan jundi, 'gak mau, itu gak sehat!'. Sontak teman saya tertawa terpingkal. Maafkan kelakuan anak saya cikgu 😑.
.
Ada kejadian lain. Saya memang tidak suka jika anak saya terlalu banyak mengonsumsi teh, karena kurang baik untuk anak-anak. Untuk bumil dan busui saja harus dibatasi konsumsinya. Namun, anak saya terlanjur suka dengan teh karena di rumah eyangnya suka diberi teh terutama saat masa penyapihan. Untuk mengatasi ini saya bilang ke anak saya bahwa teh itu tidak sehat jika dikonsumsi terlalu banyak, jadilah kejadian memalukan lagi. Saat bertamu ke tempat orang disuguhi teh dengan lantang dia ngomong, 'loh, teh itu kan gak sehat kan?'. Aih, padahal di rumah kadang juga masih minum teh, saya berikan dalam batas wajar kalau pas dia meminta dengan sangat.
.
Terakhir, saya jadi teringat di salah satu diskusi parenting, kala itu ibu ketua fatayat NU Malang yang sharing. Beliau cerita, beliau sangat protect terhadap makanan anak pertamanya, benar-benar tidak pernah terkena msg sama sekali dari kecil. Masalah datang saat usia SMA anaknya mondok, sering sakit karena terkena makanan di pondok yang tidak bisa steril dari msg. Wallahu'alam.
.
Suatu saat pasti datang masa dimana anak harus menghadapi semua sendiri, maka tugas orang tualah mempersiapkan kekebalan sang anak, kebal bukan berarti steril tidak pernah bersinggungan sama sekali, tapi justru diperkenalkan agar mereka 'tahu'.
.
Bunda Jundi
5 Rabiul Tsani 1438H
4 januari 2017

GTM : cobaan terberat mamah muda


.
Terdengar lebay, namun begitulah nyatanya,  GTM a.k.a Gerakan Tutup Mulut  pada bayi bisa bikin ibu stres, emosi, bahkan nangis (curhatan para ibu). Beragam cara akan dilakukan ibu agar anak mau makan lagi, mulai dari mencoba berbagai varian masakan sampai mencoba berbagai vitamin penambah nafsu makan.
.
Untuk yang kasih mpASI homemade bisa double stres, bayangkan saja, sudah harus buat masakan khusus (yang tentunya menyita waktu lebih) eh ujung-ujungnya harus berakhir di tempat sampah 😭😭😭. Lebay yak, apalagi kalau semua dihandle sendiri, tanpa ART pun tidak serumah dengan orang tua ataupun mertua, klop 😅😅😅.
.
Entah, masalah GTM ini sepertinya menyerang banyak bayi, termasuk bayi kembar saya. Sejak usia sekitar 11bulan sampai sekarang sekitar 14bulan, GTMnya sering kambuh-sembuh kambuh-sembuh. Kalau sudah kambuh, sehari bisa masuk 5 sendok bayi itu sudah prestasi, mulutnya benar-benar dikunci rapat ketika ada sendok berisi makanan disodorkan di depan mulut. Saya pun sempat stres, apalagi masnya gak pernah GTM, eh adiknya kembar kalau GTM langsung janjian berdua barengan 😂😂😂.
.
Ada beberapa faktor juga yang memicu stres tambahan pada ibu yang anaknya GTM, salah satunya adalah bb bayi yang tetap atau bahkan turun saat di posyandu setiap bulan. Untung-untung kalau petugasnya gak bawel pakai ceramah abc bikin ibu makin stres. Tanpa di ceramahi pun seorang ibu pasti kepikiran jika 2kali saja bb bayinya tidak naik ataupun turun, apalagi jika sudah dengar namanya gagal tumbuh, hua 😭😭😭.
.
Ada salah satu tetangga hingga memutuskan tidak pernah pergi ke posyandu tiap bulan untuk menjaga diri tetap waras, tidak stres memikirkan bb bayi. Pasalnya si anak makannya luar biasa susahnya. Atau ada juga yang memang genetis tubuh mungil dari orang tua.
.
Kalau ke dokter anak biasanya disuruh konsul ke ahli gizi. Memang gizinya harus dicukupkan, tapi bagaimana bisa cukup sedang masuk mulut saja tidak bisa?
.
GTM, hal remeh yang harusnya tidak menyita banyak pikiran ibu. Saya sendiri sebenarnya ingin tidak memikirkan ini tapi kadang di saat puncaknya mereka menolak makanan disitulah saya kepikiran.
.
Baca-baca sebenarnya GTM bisa diatasi dengan mengenalkan anak apa itu rasa lapar? Caranya dengan membuat jadwal makan yang teratur pun dengan jadwal cemilan. Waktu makan bayi pun harus dibatasi maksimal 30 menit, habis tidak habis stop. Buat mereka menghargai waktu makan.
.
Tapi, yang susah adalah ketika sudah jadwal makan bayi GTM justru nemplok minta menyusu, ditolak bisa meronta-ronta hingga keinginannya dikabulkan 😢😢😢. Mengasuh bayi benar-benar kompleks, tak heran jika Allah pun menjanjikan pahala. Maka niatkanlah untuk ibadah agar tidak sia-sia. Dan yang anaknya tidak pernah GTM, bersyukurlah, karena pikiran mu bisa untuk memikirkan hal yang lebih penting dari sekedar GTM.
.
GTM. Semoga cepat berlalu. Ibu, semoga semua aktivitas mu bernilai ibadah.
.
Bunda Jundi
2 Januari 2017 M
3 Rabiul Tsani 1438 H

Minggu, 20 November 2016

EDISI MENITIPKAN BAYI


.
Dari jaman punya bayi Jundi saya sering nitip bayi, dulu sih karena harus menyelesaikan skripsi. Kalau pas harus ke kampus dan ibu saya sedang off otomatis Jundi diajak eyangnya, karena gak mungkin konsultasi ke dosen bawa bayi. Atau kalau ibu saya kerja, Jundi dijaga ayah nya di rumah.
.
Barangkali disitu juga enaknya suami kerja di rumah, bersama-sama membangun botiashop.com . Mau ngapa-ngapain waktunya sangat fleksibel. Yah walau segala sesuatu itu pasti ada sisi positif dan negatif nya.
.
Jundi bayi tumbuh dengan seorang ibu yang masih muda, masih mengejar gelar sarjana. Si ayah juga masih dalam proses merintis usaha, tertatih menggulung bola salju semakin besar dan besar.
.
Kini saya sebagai IRT harusnya sih sudah tidak ada lagi edisi nitip-nitip bayi ke orang tua, namun ternyata Allah berkehendak lain, bayi saya kembar, yang artinya kalau mau kemana-mana hanya salah satu yang bisa dibawa, karena masih pakai sepeda kemana-mana (semoga suami segera lancar nyetir mobil).
.
Nitip bayi ke eyangnya atau tantenya itu aslinya gak tega, gak tega karena yang dititipi pasti merasakan 'repot' . Tapi, banyak agenda yang saya harus tetap ikut di dalamnya, sehingga saya mau tak mau harus merepoti mereka dengan menitipkan salah satu bayi.
.
Edisi titip menitip inipun tak mudah, karena saya tetap harus menyesuaikan jadwal kosong si eyang yang bekerja. Jadilah biasanya kalau ada agenda saya mesti sudah booking jadwal dulu ke eyang agar saat itu beliau bisa off. Dan keseringan nitip juga sungkan, akhirnya saya batasi lah maksimal 2waktu dalam sepekan. 1waktu untuk jadwal rutin pengajian, 1lagi untuk acara di sekolah Jundi. Ditambah undangan-undangan nikah yang harus didatangi.
.
Tapi praktek nya tidak sesimple kelihatan nya, kadang ada waktu-waktu bentrok, dan saya mesti mengalah, lagi-lagi ijin tidak dapat hadir :( . Bukan, bukan saya cari-cari alasan ketika saya tidak bisa hadir,  tapi begitulah kondisi nya. Tidak mudah kawan berdamai dengan keadaan beranak kembar tanpa bantuan baby sitter pun ART.
.
Kalau saya bisa saya ingin bisa mengikuti semua mua acara pengajian, parenting, atau sekedar kumpul bersilaturahim. Saya dulu 'mantan' aktivis, yang sok sibuk rapat sana rapat sini, syuro sana syuro sini. Tapi, inilah jalan yang dipilihkan Allah untuk saya sekarang. Saya harus berdamai dengan diri sendiri.
.
Maaf, jika banyak undangan yang tak terpenuhi, bukan maksud hati.
.
Bundajundi 30september 2016 23.04
Bundajundi.blogspot.com

Manajemen ASIP

Benarlah bahwa di jaman serba modern ini justru ilmu menyusui yang dulu dikuasai naluriah justru kini harus dikuasai atau setidaknya 'tahu'. Ilmu hari ini sudah berkembang begitu pesatnya, mulai pelekatan, foremilk dan hindmilk, sampai manajemen ASIP.
.
Saya tiba-tiba teringat cerita orang-orang yang saya kenal tidak bisa menyusui full hanya karena tidak tahu ilmunya.
.
1. Ada seorang ibu bekerja, dari segi ekonomi termasuk menengah ke atas. Selama bekerja anak diberi sufor, dan selama ibu bekerja ternyata ketika PD terasa penuh si ibu ke toilet untuk membuang ASInya, dibuang saudara saudara. Andai tahu sedikit saja manajemen ASIP, tentu anak bisa mendapat full ASI. :(
.
2. Ada ibu bekerja juga, selama bekerja anak diberi sufor, tapi menyusui terus jalan. Tiba-tiba saat anak masih usia sekitar 5 bulan, si ibu harus mengikuti pelatihan 3 hari di luar kota. Dan lagi-lagi karena gak tau manajemen ASIP, cara memerah dkk, si ibu harus merasakan sakit yang begitu hebat karena pd tidak disusukan. Dan lagi setelah pelatihan aelesai ASI sudah mampet, dan jadilah anaknya full sufor, padahal andai ia tau masih bisa diusahakan relaktasi apalagi baru 3 hari :( .
.
3. Si ibu bekerja, dan lingkungan rumah masih sangat kampung dan percaya banyak mitos. Akhirnya si anak harus full sufor padahal sebelum bekerja full ASI hanya karena 'katanya' ASInya sudah basi. Mereka mempercayai jika ASI lama tidak diberikan karena ditinggal bekerja maka akan jadi basi :( . Padahal si ibu dari ekonomi kurang mampu, andai saja tidak percaya begitu saja dengan mitos tentu uang untuk sufor bisa dihemat untuk keperluan lain :( .
.
Dan masih banyak lagi cerita lain di saat ibu-ibu yang bayinya sudah terlanjur sufor berusaha mati-matian relaktasi agar bisa menyusui full. Barangkali memang hanya itu rejeki si bayi mendapat ASI :) .
.
Rejeki tidak akan tertukar, begitupun rejeki ASI. Namun tetap semua harus diikhtiarkan.
.
Yang terpenting dari semua, semoga Allah ridho.
.
Hayuk belajar lagi :) .

MITOS TUMBUH GIGI


.
Dulu, saat mas Jundi masih bayi, 2 gigi pertama tumbuh sekitar usia 6 bulan, namun 2 gigi berikutnya baru tumbuh menjelang usia 1 tahun. Saya sih keep calm aja, tanya dsa juga masih dalam batas normal. Namun, di usia sekitar 9 bulan ada yang 'mulai' banding-bandingkan Jundi dengan anak seusia dia yang giginya udah lebih banyak.
.
Kata beliau kira-kira begini,'Plasenta Jundi dulu nguburnya terlalu dalam, makanya giginya lama tumbuhnya'. Glek. Saya langsung nelen ludah, takut keselek nahan ketawa. Beliau orang yang wajib saya hormati, jadilah cuma saya senyumin aja, walau akhirnya suami angkat suara juga XD .
.
Kini, di saat si kembar 1 tahun, mbak Fasya giginya sudah 6, sedang mbak Fara baru 4 dan belum muncul tanda mau tumbuh yang ke5. Saya tetiba ingat mitos 'plasenta', lhah si kembar ini identik, plasentanya jadi 1, masih mau bilang punya Fara nguburnya terlalu dalem? Hwkwkwkwkwk.
.
#mitosgila #mitosgeje #besmartparent

Jumat, 30 September 2016

EDISI NEGOSIASI JUNDI


.
Negosiasi balita di tempat umum biasanya akan membuat orang tua malu, apalagi kalau si anak sampai tantrum. Yah mesti kuat-kuatan kali ya biar tetap berpegang pada 'perjanjian'.
.
Siang tadi lagi-lagi saya mengalami negosiasi yang cukup 'alot' dengan mas Jundi.
.
Ceritanya mumpung adeknya tidur pagi, sepulang mas Jundi sekolah dia saya ajak belanja keperluan ke swalayan dekat rumah. Biasanya dia akan minta beli kue, coklat, roti, susu, atau es krim, no problemo buat saya. Tapi ternyata dia kepincut mainan yang hadiah permen-permen gak jelas, fiuh. No no no kalo ini.
.
Pekan sebelumnya memang pas saya ajak ke tempat yang sama dia minta mainan kincir angin (lengkap dengan hadiah permen gak jelas -yang biasanya langsung saya buang-) dan saya langsung oke karena memang sudah agak lama tidak beli mainan. Dan barangkali tadi dia berpikir saya bakal langsung oke, terjadilah drama.
.
'Mas Jundi kan kemarin baru dibelikan buku sama kertas lipat belum dibuka'
.
'Tapi Jundi mau beli ini bunda'
.
'Hm, ayo beli kue coklat, mau susu coklat?'
.
Bergeming di rak mainan.
.
'Oke, Jundi beli mainan tapi hari ini gak boleh minum susu ya?'
.
Ekspresi langsung berubah, bingung. 'Iya gapapa bunda, kapan-kapan boleh kan?'
.
'Iya tapi lama, Jundi bener gak nyari susu?'
.
'Bentar kan bunda, kapan-kapan boleh kan?
.
'Besok baru boleh minum susu'
.
Dan obrolan cukup alot pun terjadi, sampai dia sudah mau menangis.
.
Saya tetap tidak mau membelikan mainan tersebut, dan negonya cukup lama sekali (sekitar 15 menit). Akhirnya ke kasir ditawari semua makanan kesukaan dia tidak mau, dan ekspresinya menahan tangis. Namun tetap saya belikan apa-apa favoritnya.
.
Keluar swalayan dia masih belum balik ke mood ceria, hingga saya ajak lewat jalan yang tak biasa tak lama langsung kembali ceria.
.
Hampir saja saya menyerah, tapi alhamdulillah dimudahkan negosiasi kali ini. Tak jarang orang tua menyerah karena takut malu dengan tangisan.
.
Bang Jundi, i luv you full. I do love you.
.
Hiks, nulis ini sambil pengen nyium pipi bakpao hitamnya :( . Membaui bau keringat khasnya.
.
Bunda jundi 29 september 2016 23.08

Rabu, 28 September 2016

MY DEAR, JUNDI


Bunda cemburu, cemburu pada keintimanmu dengan ayah sayang, sungguh. Bangun tidur yang kau cari ayah, mandi maunya sama ayah, makan sama ayah, dan semua dengan ayah. Ah sayang, luka hatimu menganga terlalu lebar kah?
.
Bunda tahu dan sadar sepenuhnya, 11 bulan ini bunda hanya adik adik adik, bunda terlalu sibuk dengan adik kembarmu. Setiap saat bunda menemani mereka, hingga kata-kata itu meluncur dari mulut mungilmu, 'bunda anaknya adik, jundi anaknya ayah'
.
'Lho, jundi juga anak bunda'
.
'Tapi kan bunda sama adik terus,'
.
:(
Ada luka yang menganga di hati bunda, bunda tak adil padamu, semenjak adikmu lahir semua keperluanmu dihandle ayah karena ayah tidak bisa jika harus menggantikan bunda menghandle adik.
.
Ah sayang, hidup ini terlalu keras untukmu. Kau tau? Kau tetaplah yang pertama di hatiku.
.
Cinta, aku ingin menebus semua, menebus kembali keintiman kita saat kau masih menyusu bunda, hanya bunda bunda bunda yang selalu kau cari. Waktu berjalan terlalu cepat, hingga janin adikmu bertumbuh di rahim tempatmu dulu.
.
Tendanganmu saat tidur terlalu keras nak, hingga bunda harus tidur di balik ayahmu melindungi adikmu.
.
Cinta, aku ingin cintamu yang dulu.
.
Sembari mengenang tulisan sekitar 10 bulan lalu.
http://bundajundi.blogspot.co.id/2015/11/berbagi-sayang.html?m=1
.
Bunda jundi 26 september 2016 22.59

Rabu, 20 Juli 2016

Membiasakan makan sayur si kecil

Alhamdulillah mas Jundi suka sayur, malah kalau gak ada sayur di piring makannya dia bakal tanya kenapa kok gak ada (bundae durung masak T-T).

Sayur yang bagi sebagian besar anak kecil jadi momok, justru jadi kesukaan mas Jundi. Gak jarang sayurnya 'digado' tanpa nasi.

Membiasakan makan sayur sejak dini memang gampang-gampang susah, karena saya sendiri waktu kecil termasuk yang anti sayur. Tapi setelah saya amati ternyata pola makan itu menurun dari orang tua. Orang tua saya termasuk orang yang tidak mewajibkan sayur ada di piring makan, yang penting ada lauk, hanya tentang bagaimana nasi bisa masuk perut.

Pola makan seperti ini 'nurun' secara tidak langsung ke Agie kecil, jadi jangan pernah ngeluh anak anda gak mau makan sayur kalo anda sendiri jarang makan sayur.

Semakin saya besar saya paham sendiri bahwa tubuh saya butuh sayur banyak, bukan jarang-jarang, maka Agie yang baru belajar itu hingga sekarang jadi terasa hambar kalo di piring makan gak ada sayur, sayur adalah wajib ada biar lidah tidak 'getir'.

Alhamdulillah kebiasaan ini nurun ke mas Jundi. Sejak MP ASI alhamdulillah mas Jundi full homemade tanpa instan instan. Awal MP ASI saya memilih sayur yang hambar untuk saya kenalkan pertama kali. Dan jangan ditanya, makannya Jundi selalu lahap, hingga sekarang -_- (kadang kayak anak rakus, sehari bisa minta makan 4-5kali, alhamdulillah gak obes dan cenderung normal di tengah-tengah daerah hijau KMS). Pun, sampai sekarang agak susah makan dengan bumbu yang 'strong' karena biasa hambar (biar kayak orang Jepun kali ya, wkwk).

Si adek pun alhamdulillah juga suka sayur walau baru 3 bulan ini MP ASI. Sempet coba bubur non instan bebiluck yang pake sayur kering ternyata mereka tidak terlalu doyan, jadi daripada buang bebilucknya tiap masak saya tambahkan sayur segar ke bubur tim mereka.

Bismillah semoga keluarga kami bisa tetap membiasakan makan sayur untuk kesehatan tubuh sebagai bentuk rasa syukur pada Allah yang telah memberi kehidupan.

Bunda jundi
20 juli 2016

Selasa, 12 Juli 2016

Edisi kerakusan mas Jundi

Cerita 3 hari terakhir mas Jundi main ke rumah temannya
1. Hari selasa main ke rumah mas Hammam dari jam 11an sampek stg2,pas dijemput ibu Hammam cerita, "enak banget mbak nyuapin Jundi, ini tadi habis 2 piring maem sama sop"
Ini anak laper apa rakus yak...
2. Hari rabu main ke rumah mas Janu dari jam stg11an sampai 4 sore. Ibunya Janu cerita, "Jundi suka makan sayur ya, sembarang diemplok, ini makan sama sop ceker"
Widiw, ni anak koyok di rumah gak dikasih makan yak....
3. Hari kamis main ke rumah mbak Lala dari jam 10an sampai stg1. Awalnya gak ada rencana buat main, cuma anter ibunya Sami ke rumah mbak Lala, dan awalnya gak mau ditinggal, tapi begitu tau mobil2an adiknya mbak Lala jadi mau ditinggal. Gak lama ada mbak Kiki dan mbak Jihan ikut main juga. Pulang2 dianter, dan dapat laporan lagi. "Beneran yo mbak Jundi doyan maem sayur, iki maem sop, jan menyenangkan ndulang Jundi"
Haha, dan di hari ini 'kerakusan' Jundi berlanjut sampek malam. Magrib maem sepiring sama Lele+sayur asem, habis. Habis taraweh ngeyel minta maem lagi sama sosis plus sayur, habis. Eyang uti pulang kerja minta ke eyang uti, eh di eyang uti minta maem lagi sama telur.
Saya dan si ayah heran, ni anak grow spurth ato gimana sih...

Dududu, si ayah gak pulang-pulang dari futsal ~_~

24 juni 2016 00.26

Sabtu, 20 Desember 2014

MAAFKAN BUNDA

Untuk buah hatiku, Dzakwan Jundi Firdaus.
Maafkan Bunda belum bisa menjadi Bunda yang baik. Begitu banyak hal sayang dari semua teori-teori tentang mendidik anak yang Bunda pelajari namun Bunda sendiri belum bisa mempraktekkannya padamu. Begitu banyak hal yang luput dari angan-angan Bunda untuk menginginkan yang terbaik untukmu. Barangkali Bunda juga manusia biasa yang tanpa sadar mendidikmu seperti cara-cara orang tua Bunda dulu mendidik Bunda. Walau sering Bunda sadari apa yang Bunda lakukan itu salah nak, tapi Bunda belum bisa mengurungkan emosi sesaat untuk melakukan A atau B.
Sungguh nak, ternyata mendidikmu tidak semudah yang seperti ada di buku Propethic Parenting atau buku lain yang Bunda jadikan rujukan. Sungguh, Bunda sesungguhnya ingin memberikan yang terbaik untukmu. Bunda ingin kamu menjadi anak shalih sejauh jalan yang kelak engkau lalui sendiri. Bunda ingin kelak engkau menjadi penghafal al-Qur’an. Iya sayang 30 juz al-Qur’an. Yah, walau Bunda sendiri belum bisa menjadi contoh yang baik untukmu nak, Bunda baru menghafal 1,5 dari 30. Tapi Bunda harap engkau bisa nak, iya, engkau pasti bisa.