Awalnya aku tak pernah terpikir
untuk mepersaudarakan bayiku, terbesit pun tidak. Sama sekali bayangan aku
menyusui bayi orang lain tidak pernah terbayangkan olehku sebelumnya. Kisah ini
berawal dari misiku ingin menyusui Jundi secara ekslusif. Setiap hari sehabis
shubuh peralatan memompa telah siap untuk memerah ASIku agar cukup ketika Jundi
kutinggalkan. Awalnya memang berat, namun lama-lama ternyata dengan rutin
memompa tiap shubuh membuat produksi ASIku semakin melimpah, Alhamdulillah.
Di komunitas yang aku ikuti di
twitter –AyahASI-, memang pernah membahas bahwa pada jam 2-5 pagi hormon oksitoksin
yang memicu produksi ASI sedang tinggi-tingginya, sehingga jika kita memompa
pada jam-jam tersebut maka ASIP yang didapat akan melimpah. Ditambah lagi
dengan kebiasaan menyusui Jundi dengan posisi tidur membuat PD sebelah yang
tidak disusu menjadi mengeras karena terlalu penuh. PD yang penuh inilah tiap
selesai sholat shubuh kuperah untuk Jundi. Tentunya setelah ritual membacakan
ma’tsurat dan tilwah di dekat Jundi tertidur pulas.