Rabu, 10 Januari 2018

Melatih Kecerdasan (6) (Adab ke kamar mandi)



Beberapa waktu lalu saya membeli satu set stiker do'a do'a harian. Harapan saya, dengan stiker anak-anak bisa semakin termotivasi dan terbiasa untuk selalu berdo'a dalam melakukan berbagai aktivitas. Meski si kembar dan Jundi belum bisa membaca, Jundi terlihat antusias memasang berbagai do'a sesuai tempatnya. Alhamdulillah dia pun jadi sering ingat kalau belum berdo'a karena melihat stiker tersebut.



Karena Jundi antusias, alhamdulillah adiknya ikut antusias. Meski belum mengerti huruf Fara kemarin minta diajari membaca stiker yang tertempel di tembok depan kamar mandi sebelum dia masuk. Tapi setelah saya tuntun per kata ya begitulah, hasil meniru ucapan saya masih jauh dari sempurna 😅. Usia Fara memang masih tahapnya bicara belum terlalu jelas, jadi saya sangat mewajari.

Usai membaca do'a, tak lupa saya ajarkan untuk masuk dengan kaki kiri terlebih dahulu. Dan, ketika di kamar mandi tidak boleh berlama-lama, karena kamar mandi tempatnya jin.

Hal ini amat kecil, namun apabila terbiasa maka akan membentuk karakter islam yang mengasah ketajaman kecerdasan spiritualnya. Bismillah semoga Allah mudahkan.

#tantangan_hari_ke6
#kelasbunsayiip3
#game_level_3
#kami_bisa

Selasa, 09 Januari 2018

Melatih Kecerdasan (5)



Dalam mengasah kecerdasan anak saya selalu memasukkannya dalam kehidupan sehari-hari. Terutama untuk kecerdasan spiritual saya menekankan pada adab-adab dalam keseharian mulai dari hal yang paling kecil.

Untuk proyek hari ini saya ingin membahas tentang adab makan. Fara (26m) masih sering 'melanggar' adab makan yang sesuai dengan islam seperti makan sambil berdiri dan makan dengan tangan kiri. Saya mewajari jika anak usia sekian masih sering tertukar kiri dan kanan, maka tugas saya sebagai ibunya adalah tidak bosan mengingatkannya setiap jam makan. Begitu pula ketika dia lupa makan berdiri, biasanya saya akan menahan makanannya sampai dia benar-benar mau duduk atau jongkok baru saya berikan lagi.

'Ayo anak shalihah makan sambil duduk ya, pakai tangan yang kanan, biar disayang Allah makannya harus pakai aturan dari Allah' begitu saya sering tuturkan. Tak lupa, sebelum makan juga selalu saya biasakan menuntun Fara membaca bismillah, meski yang keluar dari mulutnya hanya berbunyi 'miyah' tapi semakin bertambah usianya saya yakin dia akan semakin fasih mengucap dengan baik.

Di proyek ini, anak akan mengasah logika dasar dengan mengingat konsep kiri dan kanan (masuk di kecerdasan intelektual), serta tentunya kecerdasan spiritual karena ada konsep aturan islam di dalamnya, bahwa segala tindak manusia sudah diatur oleh Allah Sang Pencipta.

#tantangan_hari_ke5
#kelasbunsayiip3
#game_level_3
#kami_bisa

Senin, 08 Januari 2018

Melatih Kecerdasan (4)


Kegiatan semalam bersama 3 krucil terasa seru lantaran Jundi menemukan sebuah buku worksheet (yang sudah lama dibelikan) namun belum pernah dikerjakan. Buku tersebut isinya tempel menempel stiker yang sudah tersedia, namun di dalamnya ada pelajaran menghitung serta mencocokan bentuk. 



Jundi dan saya asyik mengerjakan, ajaibnya Fara dan Fasya juga khusyuk melihat kami berdua. Seakan tak ada keinginan untuk 'ikut main', mereka diam saja tapi nampak antusias dari binar mata mereka. Hingga kemudian saya pun berinisiatif, "Adek mau nempel juga?"

"Jundi, adek boleh ya ikut nempel?"

"Jangan! Nanti gak pas nempelnya, jadi jelek!"

"Kalau gitu yang kecil-kecil aja ya, nanti adek kan juga dibantu sama bunda nempelnya,"

Alhamdulillah sepakat! Sambil membaca perintah tiap halaman, saya membantu melepas stiker dan mengarahkan ketiga anak bergantian menempel. Semua antusias hingga hampir semua stiker tertempel. Tak lupa setiap sebelum melepas dan menempel sesekali saya ajarkan 'bismillah' kepada mereka agar terbiasa melakukan apapun diawali dengan berdo'a. 

Selain kecerdasan intelektual, permainan ini juga mengasah kecerdasan emosi dan kecerdasan menghadapi tantangan (karena dimainkan bertiga) jadi semua harus bisa mengendalikan diri agar mau bergantian menempel. Dan tentunya harus bisa memasukkan nilai kecerdasan spiritual melalui pembiasaan do'a. 

Untuk Fara, seperti biasa, dia lebih banyak mengalah daripada 2 anak yang lain. Semoga akan menjadi salah satu bekal dia dalam kecerdasan menghadapi tantangan dan kecerdasan emosinya kelak.


#tantangan_hari_ke4
#kelasbunsayiip3
#game_level_3
#kami_bisa

Minggu, 07 Januari 2018

Melatih Kecerdasan (3)

Kali ini kami bermain bersama hujan. Di depan rumah ada bagian paving yang cekung dan ada sejumlah pasir yang menumpuk tipis di sana. Di saat kebanyakan orang tua melarang anaknya berhujan-hujanan, saya justru menyuruh ketiga anak saya main pasir yang bercampur air (baca : ledhok) di bawah tetesan hujan yang ritmis.

Fara, Fasya, dan Jundi begitu menikmati permainan sederhana yang begitu mengasyikkan ini, sampai ketika saya minta mereka menyudahi, mereka minta penangguhan waktu. Begitu juga Fara, sosok anak saya yang paling kalem dan cenderung penurut di antara 3 bersaudara.

"Sek idha, sek," begitu ucapnya (Fara belum bisa dengan jelas mengucap kata Bunda).

Hingga hujan tak juga reda, dengan dibantu sang ayah membujuk mereka menyudahi aktivitas, akhirnya Fara yang pertama kali 'mau' masuk rumah untuk bersih diri.

Dari kegiatan ini, goal untuk Fara (partner yang saya pilih di level ini) adalah di kecerdasan intelektual melalui belajar dari alam, kecerdasan spiritual karena tiap hujan saya pun selalu mengajarkan do'a hujan dan menjelaskan bahwa hujan adalah rahmat dari Allah (bukan penyebab penyakit yang kebanyakan disoundingkan orang tua pada anak), dan kecerdasan menghadapi tantangan yang indikatornya untuk anak usia 0-6 tahun adalah mampu mengontrol dirinya bahwa tidak semua yang dia inginkan harus dipenuhi, termasuk tidak ingin berhenti main hujan.

#tantangan_hari_ke3
#kelasbunsayiip3
#game_level_3
#kami_bisa

Sabtu, 06 Januari 2018

Melatih Kecerdasan (2)

Proyek yang saya pilih di hari kedua mengasah kecerdasan bersama Fara adalah membaca buku Shirah Nabi. Hal ini hampir tiap hari kami lakukan bersama dengan Ayah, Jundi, dan Fasya. Walau tidak setiap hari buku yang kami pilih untuk dibaca bersama adalah Shirah Nabi. Semua menyesuaikan keinginan anak-anak, yang penting mereka cinta dulu pada aktivitas membaca, meski sering juga saat membaca 1 halaman belum usai sudah minta pindah ke halaman lain, belum lagi cerita yang loncat-loncat, dan ketika tiap anak minta dibacakan buku sendiri-sendiri.

Aktivitas ini mengasah kecerdasan intelektual linguistik sekaligus kecerdasan spiritual. Karena orang-orang dengan kecerdasan linguistik suka membaca apapun dan pintar mengungkapkan pikirannya melalui kata-kata. Indikator dari aktivitas ini adalah mengasah rasa ingin tahu anak, semakin biasa dibacakan buku maka anak semakin sering ingin dibacakan buku (tinggal ibunya yang mesti telaten dan memberi contoh 😁).

Sedangkan kecerdasan spiritualnya berindikasi pada pengenalan Rasulullah saw sebagai utusan Allah yang mana kisah beliau adalah teladan terbaik untuk dicontoh.

#tantangan_hari_ke2
#kelasbunsayiip3
#game_level_3
#kami_bisa

Jumat, 05 Januari 2018

Melatih kecerdasan (1)

Di game level 3 ini tantangannya adalah membuat sebuah proyek yang tujuannya adalah melatih kecerdasan saya dan salah satu anggota keluarga. Kali ini saya memilih Fara sebagai obyek karena di level sebelumnya sudah menggunakan Jundi.

Secara teori kecerdasan sendiri dibagi menjadi 4 macam jenis kecerdasan, ada kecerdasan intelektual, kecerdasan spiritual, kecerdasan emosi, dan kecerdasan menghadapi tantangan. Semua penting, namun bagi keluarga kami yang utama adalah melatih kecerdasan spiritual.

Kalau tugasnya membuat proyek, bagi saya tiap hari saya sudah berproyek melatih kecerdasan anak-anak saya, bedanya di tugas kali ini saya harus lebih bisa memanfaatkan kecerdasan saya untuk menarasikan apa yang saya ajarkan dan tujuan apa yang bisa dicapai dari proses tersebut.

Hari pertama ini saya ingin bercerita tentang Fara dengan kegiatan di rumah yang melatih kecerdasan spiritualnya. Setiap anak dilahirkan dengan bekal fitrah keimanan. Pada tahun 1977, seorang ahli syaraf, V.S. Ramachandran bersama dengan timnya dari California University, menemukan keberadaan God Spot dalam jaringan otak manusia dan ini adalah pusat spiritual (spiritual center) yang terletak di antara jaringan syaraf dan otak.

Saat ini, tiap maghrib adalah waktu yang selalu saya manfaatkan untuk mengajak anak-anak semua sholat bersama, terkadang Jundi ikut ayahnya jamaah di masjid, dan saya dengan si kembar sholat bersama di rumah. Walau usianya baru 26 bulan, tapi alhamdulillah dia sudah bisa menirukan gerakan sholat (belum sempurna). Terutama untuk gerakan sujud, bagi saya sujud adalah gerakan penghambaan yang paling menghamba. Dengan bekal 1 mukena yang gak ganti-ganti (belum saya belikan lagi, masing-masing baru punya 1), ketika saya sholat Fara dan Fasya juga ikut mengenakan mukena. Meski kadang bermain dengan kembarannya atau bahkan menaiki kepala saya ketika sujud, namun Fara sudah mulai mengerti bagaimana cara berdo'a kepada penciptanya. Dia sudah bisa jelas melafalkan 'Allahu akbar' ketika sholat dan ketika ada kejadian lain. Alhamdulillah.

#tantangan_hari_ke1
#kelasbunsayiip3
#game_level_3
#kami_bisa