Rabu, 17 Mei 2017

*Jodoh itu cerminan diri*


.
Dulu, jaman-jaman SMA kalau kata teman-teman dekat saya, saya itu orang yang paling terobsesi nikah muda, haha. Bacaannya udah tentang nikah aja, yang saya ingat salah satunya adalah buku nikmatnya pacaran setelah menikah, kalau tidak salah ingat buku tersebut tulisannya ust. Salim a. Fillah. Gak hanya bacaan aja, dari SMA sampek kuliah sukanya bikin tulisan tentang jodoh dan semacamnya, haha. Sampek ada salah seorang sahabat dekat dari SMP yang nyeletuk ke saya, 'Gie, nikah itu jangan dibayangin enaknya doang, banyak gak enaknya juga'. Lalu beberapa bulan sebelum saya menikah kok ya dipinjemi teman buku yang lupa judulnya apa, isinya tentang gak enaknya kalau udah nikah, yang paling keinget dari isi buku itu adalah ketika sudah menikah harus ikut kegiatan ibu-ibu arisan, haha, gak banget ya kedengarannya {{{ IBU IBU }}} {{{ IBU IBU }}}.
.
Namun ternyata obsesi saya nikah muda beneran terwujud, saya nikah di semester 6 perkuliahan, masih umur 20 tahun saat itu, (sepertinya ini nurun ibu saya yang juga menikah saat masih kuliah 😅). Well, dan saat saya sebar undangan ke teman-teman SMA ada salah satu teman SMA yang dulu sempat dekat langsung japri saya, 'Kamu beneran mau nikah? Serius?' haha, dia kagak nyangka saya seserius itu, dua rius malah 😂.
.
Kembali ke tulisan-tulisan saya jaman dulu sebelum nikah (yang entah sekarang dimana). Dulu sepertinya beberapa saya upload di multiply, tapi multiply buyar saya gak import ke blog yang sekarang 😁. Dulu suka aja nulis trus upload di catatan fb atau tempel di mading kampus, haha *kamsepay*. Jaman catatan fb masih ngetrend waktu itu untuk tulisan panjang, kalau sekarang mah status biasa udah bisa sampek ribuan karakter, gak kayak jaman dulu kalau mau ribuan karakter mesti nulis di catatan, trus biasanya bakal nge tag in temen-temen biar pada baca, haha. Lucu kalau diinget-inget.
.
Salah satu tulisan yang pernah saya tulis dulu, isinya kurleb gini, 'jodoh itu seperti botol dengan tutupnya, maka jika ukurannya tidak sesuai, mereka tidak bisa saling melengkapi' 😄. Lalu kini saya pun ingin menyampaikan hal yang kurleb sama, 'jodoh itu adalah cerminan diri'.
.
Ya, kalau kamu melihat sesuatu pada pasangan yang tidak kau sukai, coba deh cek dalam dirimu, adakah suatu kebiasaan jelek yang belum juga kau rubah? Misal nih, ente sebel, suami disuruh jama'ah ke masjid kagak pernah mau, ya udah, koreksi dong dirimu sendiri, kamu udah gak pernah nunda sholat kah? Always ontime kah? Dengar adzan langsung ambil wudhu. Sudah? Kalau belum, jangan cemberut kalau suamimu gak mau kamu suruh jama'ah ke masjid 😁. Bersyukurlah punya suami sholihah, 5 waktunya di rumah 😅. (Karena kalau suami sholih 5 waktunya di masjid 😁)
.
Kalau saya sendiri dalam kondisi 'waras' baru bisa mikir 'nggenah' seperti itu, sebel lalu koreksi diri sendiri. Tapi, kalau sudah mulai 'eror' ya kadang suka sebel sendiri, lalu besoknya baru sadar koreksi diri, 'ah iya, saya sendiri masih begini, gak adil kalo kalo saya minta suami saya begitu'. Jadi kalau sebel sama kebiasaan buruk suami dan susah dibilangin, ya udin, ente berusaha istiqomah dulu kerjain sesuatu itu, sambil terus berdo'a sama Allah harapanmu suami jadi seperti apa.
.
Yeah, sometimes it's not too easy. Kalau saya pernah juga sih sebel sama suami yang denger adzan tidak bersegera ambil wudhu lalu ke masjid. Dan saya lalu koreksi diri sendiri, emang saya sudah 5 waktu adzan langsung sholat? 😭. Seringnya nyusuin anak dijadikan alasan nunda sholat, tapi menuntut pasangan untuk tidak menunda sholat, itu gak adil.
.
Ketika saya sebel dengan kebiasaan buruk suami, saya ingat kebaikan-kebaikan dia yang saya sendiri belum bisa menyejajari, misal dia yang sudah 5 waktu di masjid dan rajin sunnah rawatib, saya mau ngomel-ngomel kalau dia gak rajin nambah hafalan? Padahal saya sendiri gak seistiqomah dia jalankan sholat sunnah. Terlihat berbeda namun sama, barangkali skor kami di mata Allah sama, semoga bisa terus saling melengkapi seperti botol dengan tutupnya.
.
Sehidup sesurga.
.
Pagi yang dingin,
Bunda Jundi
14 mei 2016
17 sya'ban 1438
.
Menulis itu membuat waras diri sendiri 😅.

Jumat, 14 April 2017

Belajar sepeda roda 2


.
Yeah, awalnya saya tentu horor duluan membayangkan pinggul encok karena harus megangi si akang Jundi belajar sepeda roda 2. Yah mungkin ini efek saya pernah dengar curcol beberapa ibu yang ngajari anaknya roda 2. Harus megangi bagian belakang terus kesana kemari sampai bisa dilepas.
.
Tapi alhamdulillah saya salah besar, mas Jundi tak perlu melalui proses itu, yeay. Jadi ceritanya sudah sejak belum usia 2tahun sudah dibelikan sepeda sama eyangnya, dengan 2 roda penyangga di bagian belakang. Walau sudah lama beli, baru bener-bener bisa pake sendiri usia sekitar 3 tahun, dan terus beroda 4 seperti itu hingga beberapa hari lalu.
.
Karena roda penyangga sering bermasalah meski sudah ulang kali dibetulkan, akhirnya mau ganti roda 3 (hanya dengan 1penyangga yang baru dibelikan eyangnya). Awalnya bener-bener gak mau dilepas penyangganya, tapi akhirnya tempo hari mau juga. Dan setelah dipakai tara langsung jos lancar jaya.
.
Dan kemarin roda penyangga yang hanya 1 kembali bermasalah (padahal baru ganti 😑), akhirnya ayahnya nyoba dilepas tanpa penyangga. 'Dicoba dulu ya pelan-pelan belajar roda 2'. Dan deng deng deng alhamdulillah langsung bisa, good job my boy!
.
Rasanya lega, karena dulu sempet ngrayu agar dilepas gak pernah mau, alasannya 'Jundi kan belum bisa bunda' 😐. (Bundanya terobsesi karena ada yang seumuran udah bisa, ah gapapa nak lambat asal selamat 😂)
.
Dan pertanyaan Jundi setelah bisa roda 2 adalah, 'Dulu Jundi pertama roda 4, trus jadi roda 3, sekarang bisa roda 2, habis ini kalo sudah besar roda seberapa yah?'
.
'Roda 1 sirkus dong'😂😂😂
.
Bunda Jundi 10 April 2017
14 Rajab 1438

Air keras

Air keras, uhuk, sebagai seseorang yang dulu pernah diwisuda sebagai sarjana kimia, saya jadi pengen mengingat masa-masa dulu. (Pasti gak keliatan saya sarjana kimia, soalnya mahasiswa abal-abal yang akhirnya memutuskan jadi wirausahawan 😜)
.
Apa sih air keras itu? Bukan air yang mengeras (baca : es batu) loh ya. Yang saya pahami sih ya, air keras itu adalah cairan asam kuat yang pekat yang sangat korosif dan berbahaya jika terkena kulit, kulit bisa langsung terbakar melepuh jika terkena walau hanya sedikit saja.
.
Dulu, saat masih praktikum, menangani asam kuat ini harus dengan safety yang 'extra'. Handling di lemari asam, lalu tangan harus mengenakan sarung tangan, pun harus memakai masker dan jas lab tentunya. Uapnya saja apabila terhirup bisa berbahaya, apalagi cairannya. Dan karena pekat, cara mengencerkannya pun tidak bisa asal mengencerkan dikasih tambahan aquades selesai, tapi ada tahapnya agar alat gelas yang dipakai tidak langsung pecah, karena reaksinya akan sangat eksotermis. Deg-degan hati-hati pokoknya kalau handling mereka 😅.
.
Jadi teringat salah satu teman yang mengalami  insiden terkena asam sulfat, padahal sudah diencerkan lupa berapa molar. Yang jelas seketika itu langsung diguyur air dingin terus menerus dan dibantu es, saat berhenti mengalir si teman saya ini sampai menangis menahan perih (padahal dia laki-laki dan bukan lekong 😅) dan lanjut segera dilarikan ke rumah sakit. Saya sendiri tidak melihat sendiri kejadiannya, tapi dari cerita teman yang lain sudah cukup bikin pelajaran agar sangat memperhatikan msds bahan a.k.a material safety data sheet.
.
Ah, saya nulis gini pastilah diketawain temen-temen yang sudah pada jadi guru, dosen, laboran, atau bahkan sedang lanjut s2 di bidang kimia.  Kalian memang oye, saya sekarang taunya cuma gimana caranya ngitung hpp 😅😂.
.
Bunda Jundi
Owner Botia Hijab
13 April 2017

Perpisahan (?)


Ah entah, bagiku ini bukanlah perpisahan, barangkali hanya sebuah titik moment dimana sudah saatnya semua berubah. Pendewasaan.
.
Seringkali manusia membenci perubahan,keluar dari zona nyaman. Ini tak mudah. Air mataku pun menetes menangisi perpisahan ini. Ah tidak, sekali lagi kurasa ini bukan perpisahan, ini hanya awal sebuah babak baru dalam rangka yang sama : tholabul ilmi.
.
Bu, berkali aku mengetik pesan perpisahan yang panjang beberapa paragraf, lalu kuhapus, kuketik lagi lalu kuhapus, dan akhirnya aku memilih hanya menyebut namamu lalu menangis. Ah engkau telah menggores hatiku dengan hikmah bu, begitu banyak pelajaran indah bersamamu, kau sudah bagai ibu keduaku.
.
Barangkali aku tak sedekat teman-teman yang lain bu, tapi entah berbicara denganmu membuatku nyaman, ah bukankah kita masih akan sangat bisa bertemu lagi?
.
4 tahun, jika kubilang singkat waktu itu memang singkat, namun 4 tahun ini telah membuatku selalu rindu akan hari dimana setiap kita rela berhujan hanya demi bertemu dalam majelis ilmu.
.
Ah, kurasa hari-hari selanjutnya tidak akan kalah seru. Bu, kami akan terus mengenang kebaikanmu, semoga Allah kelak mempertemukan kita di jannahNya.
.
Agie 14 april 2017

Minggu, 02 April 2017

G2C

Alhamdulillah anak sahabat saya telah lahir pagi tadi.
.
Momen ini mengingatkan saya pada kejadian sekitar 5tahun silam saat saya melahirkan jundi di puskesmas dau. Begitu ashar saya kabari mereka kalau jundi lahir di jam 14.40 sekitar jam 5 sore mereka sudah ada di kamar inap saya di pkm dau. Terharu 😭. Mereka begitu bergegas ketika ada sahabatnya yang mengalami hal 'penting' dalam hidup.
.
Jadi 'kawanan' saya sejak SMP ini kami namai G2C, artinya hanya kami yang tahu, dan Allah tentunya 😆. G2C ada sejak kami masuk kelas 9, sebelumnya kami sama sekali tidak akrab, namun sejak kami di kelas 9 kemana mana selalu berempat, kompak.
.
Adalah kami saya, Nadia, Rika, Wulan (sering kami panggil Tiwul), setahun di kelas 9 bersama kemana-mana membuat kami hingga kini tetap kontak walau bagaimanapun tak lagi seintens dulu. Yah dalam setahun barangkali hanya 2-4kali meet up karena Nadia ikut suami di Bandung, dan Tiwul kerja di Jakarta.
.
Terakhir pekan kemarin mumpung Tiwul di Malang dan Nadia hamil besar kami kumpullah di rumah Nadia.
.
Tak lagi seusil dan segokil dulu, obrolan kami pun sekarang sudah berubah lebih dewasa, haha. They're my partner of crime, teman seru-seruan.
.
Dan kali ini saat Nadia melahirkan kami tak lagi langsung bisa hadir menengok bayinya, padahal dulu dia yang masih masa training kerja pulang kerja langsung berangkat ke tempat saya melahirkan, hiks, maaf ya nad. Rencana sore tadi sudah mau berangkat tapi ternyata hujan dan tidak memungkinkan untuk memaksakan berangkat.
.
13 tahun kami berkawan, dan tentu banyak sekali perubahan dalam hubungan kami. Tentang pekerjaan yang tak sama, gaya hidup, dan banyak hal.
.
Saya menyadari semua pasti akan berubah. Dan saya ingat nasehat suami saya ketika saya sedikit kecewa tidak bisa ikut berfoto di pernikahan Nadia karena pas akad gak bisa datang dan pas resepsi buru-buru pulang ninggal si kembar, 'Semua pasti tak akan lagi sama seperti dulu jaman SMP, jalan hidup sudah berbeda-beda, apalagi pola pikir sudah berbeda, yang penting tetap menjaga silaturahim. Gapapa ya,"
.
Lalu di pertemuan berikutnya Nadia menyadari, 'Eh iyo di foto nikahku gak ono Agie blas' mek Tiwul mbek Rika pas akad, hiks'.  Dan begitulah kami kini, tak lagi semua dicurhatin seperti jaman-jaman ABG, masing-masing sudah bertemu pula dengan sahabat yang lebih sering berinteraksi. Iya, semua pasti berubah. Tapi semoga pertemanan ini kelak bisa berlanjut ke surga.
.
Bunda Jundi
31 Maret 2017
4 Rajab 1438

Sakit melahirkan

Hei kamu yang orang Malang, terutama emak-emak, udah pada denger berita yang heboh kemarin kagak? Yang pada hari Jumat 31 Maret 2017 sore ada bayi ditemukan udah meninggal di sebuah kamar kos. Kejadiannya ada di sumbersari gang 1. Yang anak UIN biasanya tahu nih yang jual ayam laos di sumbersari,  lhah disitu lokasinya.
.
Syerem euy, begitu ada berita beredar di beberapa grup saya cus tabayun ke seorang sahabat jaman SMA yang emang rumahnya deket situ (yang mana saya dulu suering binggo nginep disana, haha, makasih ya say tumpangannya 😂).
.
Nah daripada saya langsung percaya sama bc yang beritanya simpang siur lebih baik kan langsung tanya ke orang yang ada di lokasi kejadian 😁.
.
Jadi kata teman saya dia sebelumnya gak tahu kalau ternyata rumah itu ada kamar yang dikoskan, dan benar saja ternyata cuma 1 kamar saja yang di koskan si rumah itu (jadi berita yang katanya buku praktikum a.n P**** yang katanya punya tetangga kamar itu jelas hoax ya, gimana punya tetangga kamar orang kamarnya cuma 1 😂).
.
Sore hari kabarnya si ibu kos denger ada suara bayi nangis, sontak ibu kos langsung nanyain, di jawab sama anak kos katanya cuma suara dari laptop. Tapi karena dengar lagi dan curiga si ibu kosnya manggil pak RT setempat, dan alhasil setelah digledah bayi laki-laki ganteng sudah meninggal ditaruh kresek 😭. Entah itu ceritanya dibunuh dicekik atau gimana sama ibunya, katanya begitu ketahuan ibunya langsung dilarikan ke faskes daerah dinoyo.
.
Jadi si anak yang katanya kuliah di U* ini melahirkan sendirian di kamar saudara-saudara, i wow yak, padahal kuliahnya juga bukan jurusan kebidanan. Sahabat saya yang saya tanyai tentang kejadian itu langsung nyamber,'Wong ditolong ae gak karuan loro lemese, lha iki nglairno dewe😥'. Nah ini melahirkan sendirian di kamar kos tanpa suara adegan jerit-jerit, amazing yak. Mungkin dia udah belajar gentle birth secara kaffah jadi bisa senyum-senyum tenang pas ngrasain kontraksi 😅.
.
Ada yang bilang sih kayak gitu bisa jadi karena Allah sudah mencabut rasa nikmatnya melahirkan, karena melahirkan adalah sarana pengguguran dosa, sarana jihad kaum wanita.
.
Jadi inget sahabat SMP saya yang tempo hari baru saja melahirkan, setelah melahirkan dia langsung cerita ke saya, 'Giee luar biasa yaa sakittnyaaaa. Aku hampir nyrah di bukaan 4 dan 8 lhooo. Parahhhh'. 'Wes makane g oleh durhaka nang ibu nad' 'Iypoooo giee temenann'.
.
Perjuangan seorang ibu memang luar biasa ya, apalagi yang harus berakhir dengan sectio, beuh, katanya sih rasanya lebih dahsyat daripada lahiran normal, harus ngrawat bayi, nyusui, sambil menahan rasa sakit luka jahitan, masyaAllah. Perempuan sudah diberi kekuatan yang sepadan oleh Allah sesuai kodratnya hamil, melahirkan, dan menyusui.
.
Dan yang terakhir buat yang masih single, jangan mainan api kalau gak mau kebakar. Bener deh zina itu gak ada enak-enaknya. Coba kalo dilakukan pas posisi sudah menikah, hal-hal yang tadinya dosa jadi ladang pahala. Dan lagi gak mau kan punya anak di luar nikah? Itu, di luar sana justru banyak pasangan sah ingin segera punya anak tapi belum diamanahi sama Allah. Eh situ malah dengan mudahnya bunuh bayi gak berdosa. Semoga siapapun yang pernah berzina, aborsi, hingga membunuh bayi segera bertobat. Sungguh, Allah Maha Penerima Tobat.
.
Bunda Jundi
2 April 2017
5 Rajab 1438