Minggu, 10 Desember 2017

Melatih Kemandirian (10)

Masih bab beberes yang luas sekali wilayahnya. Salah satunya adalah membereskan baju-baju yang akan dibawa untuk perjalanan. Kali ini saya melibatkan Jundi dengan meminta dia menyiapkan sendiri baju yang akan dia bawa. Dia dengan sigap memilih bajunya yang dia ingin pakai sambil saya bantu mengambil agar tidak berantakan.

Namun ternyata kemandirian ini membuat saya lalai, saya lalai menyiapkan celana yang dibawa untuk Jundi. Dan itu baru saya sadari saat sudah di tempat tujuan. Astagfirullah maafkan bunda nak, lain kali memang harus ada ceklis. Apalagi bunda tipe sanguin yang cenderung berantakan. No no no, jangan sampai terulang lagi.

#Harike10
#Tantangan10Hari
#Level2
#KuliahBunSayIIP
#MelatihKemandirian

Melatih Kemandirian (9)

Masih dalam tema beberes, kali ini agak nyerempet ke seni beberesnya mbak Marie Kondo (biar keliatan akrab gitu panggil mbak :p). Saya pribadi belum belajar dengan baik bagaimana seni beberes konmari, yang saya tau cuma bagian buang-buang benda yang sudah gak berguna aja (biar rumah gak kayak tempat rongsokan kali ya :D). Walau yang sekilas pernah saya baca metode konmari ini lebih ke 'spark of joy' dari tiap benda (nah ini belum belajar ilmunya).

Berhubung mau nyortir baju-baju untuk disumbangkan ke korban bencana, jadilah sekalian saya melibatkan Jundi pilah pilih mana baju dia yang sudah tidak muat (baru di tahap ini, belum sampai spark of joy :D). Beberapa kali saya tanya ke dia, "Baju ini dikasihkan ya, coba, sudah gak muat kan?"
"Iya bunda, sudah kekecilan ini."
"Jaket ini juga ya?" saya memperlihatkan jaket yang sudah agak kekecilan.
"Nggak, ini lo masih cukup" (tau deh nak jaket kesayangan).
"oke, lalu mana lagi?" saya ajak dia kembali melihat isi almarinya.

Dan bertemulah beberapa baju yang tereliminasi dari lemari, percayalah Jundi, sesuatu itu dikeluarkan isinya untuk diisi dengan yang baru lagi :p.

Lalu saya pun melanjutkan menyortir baju adiknya untuk disumbangkan, sedang baju Jundi sendiri mau saya bawa ke Pasuruan karena ada sepupu Jundi yang usianya di bawah Jundi, jadi bisa terpakai lagi :) .

#Harike9
#Tantangan10Hari
#Level2
#KuliahBunSayIIP
#MelatihKemandirian

Melatih Kemandirian (8)

Nyatanya kemandirian itu ternyata tak hanya dilatih tapi juga dicontohkan. Seperti Jundi yang sedang saya observasi untuk kemandiriannya dalam berberes.

Saat tidak sengaja dia menumpahkan air dari gelas yang dia ambil sendiri dari dispenser, tiba-tiba tanpa saya minta dia berinisiatif mencari kain pel untuk membersihkan. Dan saya terharu melihatnya, masyaAllah, good job boy!

#Harike8
#Tantangan10Hari
#Level2
#KuliahBunSayIIP
#MelatihKemandirian

Kamis, 07 Desember 2017

Melatih Kemandirian (7)

Setelah skill laundry alhamdulillah sudah menguasai, yang berikutnya ingin saya latih adalah skill beberes. Masalah beberes ini masih banyak PR untuk Jundi, tapi saya tidak mematok standar penguasaan yang tinggi, asal dia tau caranya, nanti lambat laun pasti akan 'luwes' sendiri dengan berjalannya waktu.

Kemarin sudah saya mulai memberi dia ajakan agar mau beberes, tapi saya memaklumi bahwa anak usia 5 tahun masih sangat moody. Awalnya dia main pasir kinetik, saya minta membereskan dia tidak mau, sudah saya coba ganti dengan kalimat 'bantuin bunda yuk' ternyata tidak juga menggerakan hatinya. Jadilah saya biarkan.

Lalu sorenya saya memindah tanaman yang baru dibeli dari polibag ke pot, sekam media tanam berserakan di halaman. Namun ternyata justru tanpa saya minta dia berinisiatif menyapunya dengan sapu ijuk khusus halaman dan cikrak plastik milik saya. Dia memang belum lihai dalam menggunakan keduanya, sehingga masih banyak sekam yang belum terangkut. Tapi saya sangat mengapresiasi usahanya, alhamdulillah anakku punya inisiatif untuk membantu ibunya.

#Harike7
#Tantangan10Hari
#Level2
#KuliahBunSayIIP
#MelatihKemandirian

Jilbab pertamaku

Entah tanggal berapa tepatnya pertama kali aku mengenakan jilbab. Mengenakan untuk seterusnya, bukan hanya sekedar untuk sebuah acara saja. Yang kuingat sekitar Desember 2007, beberapa hari setelah meninggalnya eyang putri yang sangat aku sayangi. Dari kecil aku hanya tinggal berdua dengan beliau, jadi kedekatan kami sudah melebihi kedekatan anak dengan ibunya.

Entah saat itu hal apa yang begitu kuat mendorongku memutuskan berjilbab, ilmu agama saat itu juga sangat minim, bahkan ayat-ayat perintah berjilbab dalam alquran pun saat itu aku belum paham. Keinginan yang kuat ini kusampaikan ke salah seorang sahabat terbaikku sejak SMP, Wulan namanya. Dan jawaban dia (seorang yang juga belum berjilbab saat itu) membuat niatku semakin kuat, kira-kira begini dia berbicara padaku, 'Ya sudah Gie, keinginan yang baik jangan lagi ditunda-tunda, belum tentu keinginan itu datang lagi'.

Aku pun menguatkan tekadku, aku yang masih kelas 3 SMA otomatis harus membeli seragam baru untuk sekolah. Alhamdulillah ada rezeki dari saudara yang memberiku uang saku, akhirnya berangkatlah aku diantar ibuku membeli seragam sekolah yang panjang untuk anak berkerudung.

Hari pertama sekolah dengan seragam baru aku merasa ada desir-desir aneh di dadaku, sesuatu yang entah, membuatku merasa bahwa semua orang sedang memperhatikan perubahanku. Dan saat memasuki kelas, hebohlah orang-orang, mulai dari yang mengucapkan selamat, kaget tidak percaya, hingga ada yang bertanya hal yang tidak terpikirkan olehku, 'Nanggung banget sih Gie kamu pakai jilbabnya, ini kan udah tinggal 1 semester lagi aja, masuk sekolah juga tinggal berapa bulan, gak sayang seragamnya cuma kepake sebentar?'

Speechless, tapi satu hal yang aku yakini saat itu, kebaikan tidak boleh ditunda. Iya, meskipun hal itu di mata orang lain seperti membuang uang, tapi di mataku tidak ada yang sia-sia.

Dan sejak saat itu alhamdulillah justru semakin dimudahkan untuk belajar ilmu agama, baik dari buku ataupun guru. Allah sudah mengatur segalanya begitu cantik. Terima kasih Allah atas hidayah Mu.

Agie Botianovi
7 Desember 2017
01.50
Setelah 10 tahun berjilbab.

Rabu, 06 Desember 2017

Melatih Kemandirian (6)

Masih dengan tema laundry, kemarin lagi-lagi mas Jundi bantu bunda melipat baju. Untuk melipat baju atasan dia masih butuh dipandu lagi, tapi alhamdulillah hasilnya sudah cukup baik. Dan kemarin dia dengan antusias memasukkan baju satu demi satu ke lemari sesuai dengan jenisnya. Jadi usai melipat satu baju langsung dia bawa ke lemari, begitu seterusnya.

Saya pun tetap melipat dengan porsi yang jauh lebih banyak dari yang dilipat Jundi. Tiap melipat pun saya harus mencontohkan melipat satu baju dan dia melipat baju yang lain sambil menirukan. Dan tak lama tumpukan baju kering pun selesai terlipat semua, karena dari tadi dia hanya fokus pada baju miliknya sendiri, maka saya menawarkan padanya apakah mau membantu saya memasukkan baju adiknya juga ke lemari pakaian. Alhamdulillah responnya positif.

Selesai urusan baju kering sorenya saya lihat tumpukan baju kotor sudah banyak, maks coba saya masukkan ke mesin cuci, ternyata penuh, saatnya mencuci. Saya menawarkan mas Jundi untuk mengoperasikan mesin, dia mau. Malamnya bada isya' baru kami jemur bersama dengan adiknya, Jundi pun sudah cukup terampil dalam menggantung baju di gantungan lalu menaruh di jemuran. Sepertinya esok saya sudah berganti tema kemandirian untuk Jundi. Semoga tetap istiqomah ya bantu bunda laundry, walau Jundi seringnya masih moody 😅.

#Harike6
#Tantangan10Hari
#Level2
#KuliahBunSayIIP
#MelatihKemandirian