bundajundi.blogspot.com – Ini adalah pengalaman kecilku pada pertengahan bulan lalu, Januari 2022. Beberapa hari sebelumnya tiba-tiba adik ipar menghubungi memintaku untuk mengisi pelatihan di divisi tempat dia bekerja. Dia memintaku mengisi pelatihan mengenai ejaan bahasa Indonesia.
Tentu awalnya aku kaget tidak percaya, bagaimana bisa? Dengan latar belakang pendidikan bukan dari jurusan bahasa Indonesia, tapi diminta mengisi pelatihan mengenai bahasa Indonesia.
Berawal dari Nekat
Flyer saat menjadi speaker |
Setahun sebelumnya melalui kelas Bunda Produktif pada zona Open Space, saya memang sudah nekat menjadi speaker dengan tema ‘Dasar Menyunting Tulisan’. Berbekal sedikit pengalaman dan ilmu yang baru aku dapat dari kelas PUEBI yang kuikuti di awal tahun lalu, aku nekat membagikan ilmu itu.
Tampil di Sampul Majalah
Foto saat nampang di Hexabliss |
Awalnya aku bertanya kepada Mbak Eka yang meliputi kala itu, ‘Mengapa harus saya?’. Ya, memang itulah yang berkelebat di benakku. Di antara ratusan speaker dengan tema keren-keren, mengapa aku yang dipilih? Jawab Mbak Eka karena banyak teman dari cluster Kepenulisan mengikuti acaraku dan terkesan dengan materi yang kusampaikan. Masyaallah walhamdulillah.
Balik ke adik ipar. Waktu aku menjadi speaker tahun lalu, adik ipar memang ikut menjadi pesertanya juga. Dari situlah akhirnya dia memintaku mengisi pelatihan di perusahaan tempat dia bekerja, sebuah perusahaan BUMN yang cukup besar di pulau seberang sana.
Awalnya aku diminta mengisi di platform Zoom, tapi dengan keribetan bayiku yang agak susah dikondisikan akhirnya menggunakan platform WhatsApp. Alasan itu juga yang membuatku menolak beberapa tawaran mengisi yang harus live speaker. Aku lebih suka menyampaikan materi dalam bentuk tulisan.
Antusiasme Peserta
Hari H pun tiba, aku dimasukkan di grup berjudul Bag Pemantauan & Pelaporan. Adik ipar sendiri ada di divisi Lingkungan Hidup. Jadi, aku mengisi di bagian Pemantauan dan Pelaporan divisi Lingkungan Hidup. Jumlah anggota di grup itu ada sembilan orang, alhamdulillah meski cuma bersembilan aku tidak merasa krik-krik atau dikacangi. Padahal di tempat lain dengan anggota grup puluhan orang saat aku mengisi materi sering menjadi monolog, hanya moderator yang sepertinya sibuk berpikir mau tanya apa agar tidak krik-krik, haha.
Satu demi satu pertanyaan pun keluar dari mereka, sampai grogi takut salah ketik jawaban. Mereka begitu antusias hingga waktu sekitar dua jam pun tidak terasa. Aku pun sudah menyiapkan kuis dan hadiah berupa dua buku antologi.
Alhamdulilah semua kegrogianku pun terlewati juga. Pengalaman yang begitu luar biasa bagiku yang tidak pernah merasakan kerja kantoran. Ijazah cumlaude-ku dari jurusan Kimia masih terbungkus rapi belum pernah terpakai melamar kerja.
Salah Jurusan
Dulu saat akan memilih jurusan kuliah sebenarnya aku sudah sangat ingin mengambil kuliah jurusan Bahasa Indonesia karena ketertarikanku pada bidang tersebut. Namun, Ibu tidak mengizinkan, aku akhirnya diterima dari jalur PMDK jurusan Kimia, salah satu pelajaran favoritku juga saat SMA yang alhamdulillah belum pernah merasakan remidi, hanya sekali saat diajar guru PPL karena gak paham dengan cara mengajar dan soal yang diberikan, wkwkw.
Jadi, inilah bentuk dendamku pada masa lalu di mana aku tidak bisa mendalami ilmu Bahasa Indonesia di bangku kuliah. Alhamdulilah aku bisa mempelajarinya di bangku nonformal dan dari pengalaman menjadi editor beberapa buku.
Apapun yang terjadi, semua sudah menjadi garis takdir dari Allah. Alhamdulilah ala kulli haal.
Terima kasih banyak kepada Ibu Septi Peni Wulandani yang banyak sekali menginspirasi dan memberikan ilmu untuk kehidupan. Ibu rumah tangga mengisi pelatihan di perusahaan besar? Siapa takut?
Malang,
Dini hari yang dingin,
4 Februari 2022
2 Rajab 1443