Rabu, 05 Juni 2019

Cinta yang Tulus

Di dunia ini sejatinya manusia sedang sendiri. Manusia berbuat sesuai keinginan sendiri tanpa tendensi orang lain. Setiap manusia pun akan mempertanggungjawabkan semua perbuatannya sendiri, tanpa orang lain yang ikut menanggung. Sendiri, benar-benar sendiri.

Namun di dunia ini, aku memiliki dua cinta, ya hanya ada dua cinta. Dua cinta yang teramat tulus. Selain mereka, entah siapa lagi yang mencintaiku dengan tulus. Mungkin Bapak atau Eyang yang sudah pergi mendahuluiku.

Namun kini, hanya tersisa dua cinta, cinta suami dan ibuku saja. Tiada lagi yang lain. Entahlah, kurasa di dunia ini tidak ada lagi cinta yang tulus selain cinta mereka. Aku sendiri, benar-benar sendiri.

Suatu saat saat aku merasa sendiri, aku pernah bertanya kepada suami, "Apakah kamu menyayangiku?"

"Pertanyaan macam apakah itu?"

Apa masih kurang bukti cinta dan sayangnya selama sewindu ini? Ah ya, tepat 9 Juni esok kami tepat 8 tahun masehi membina rumah tangga.

Begitupun ibuku, beliau pernah berkata, "Tiada cinta yang lebih tulus selain cinta Ibu."

Ah, Ibu memang teramat mencintaiku hingga dulu sebelum aku menikah nampak sekali beda perlakuan Ibu. Ibu pernah berkata, ibu begitu karena akulah satu-satunya anaknya yang sudah yatim sedari bayi. Sedang kedua saudaraku masih memiliki ayah yang tulus mencintai mereka.

Taukah? Tidak ada cinta ayah tiri yang melebihi cinta bapak kandung yang dari tulang sulbinya aku bermula. Tidak, tidak akan pernah sama. Meski aku bersyukur memiliki ayah tiri yang kutau beliau mencoba menyayangiku. Walau tak sama, tak akan pernah sama.

Maka cintaku, aku juga mencintaimu. Suamiku, ibuku, hanya kalianlah yang tulus mencintaiku dan yang kucintai.

#30HariMemetikHikmah #TantanganMenulisIPMalang #RumbelMenulisIPMalang
#IbuProfesionalMalang
#HariKe-24

0 komentar:

Posting Komentar