Sabtu, 08 Juni 2019

Selesai dengan Diri

Menjadi seorang ibu itu harus selesai dengan dirinya sendiri. Maka tak heran ketika ada seorang ibu muda yang masih labil seperti saya dulu, saya belum selesai dengan diri.

Namun, menjadi ibu di usia muda belum tentu selalu belum selesai dengan dirinya. Banyak juga ibu-ibu muda yang sudah selesai dengan dirinya. Lalu sebenarnya apa yang dimaksud sudah selesai dengan dirinya?

Begitu banyak permasalahan dalam hidup, banyak kesenangan yang begitu ingin diraih. Mereka yang belum selesai dengan dirinya masih berfokus dalam menyelesaikan masalah sendiri dan memuaskan kesenangan diri, tanpa bisa menjadi pribadi yang bermanfaat untuk orang lain.

Saya sendiri merasa miris ketika melihat ada seorang ibu yang terkesan abai dengan anaknya, dia seperti belum selesai dengan dirinya. Dia masih berfokus pada kesenangan yang ingin dia puaskan. Yah, mungkin bisa juga saya bilang orang yang belum selesai dengan dirinya artinya belum dewasa.

Seorang anak yang terjebak pada tubuh dewasa. Jiwanya masih anak-anak yang ingin bersenang-senang dan bersenang-senang, jiwa tersebut belum selesai dengan kesenangan yang entah barangkali dulu saat masih kecil diberangus oleh banyaknya larangan orang tua.

Ah, semua kembali lagi ke pola asuh orang tua, banyak pribadi yang masa kecilnya kurang bahagia, maka ketika tubuhnya telah mendewasa, jiwanya belum siap untuk menjadi dewasa, dia masih ingin mencari kebahagiaan masa kecil yang tertunda.

Saya pun tercenung ketika melihat seorang anak balita bermain sendiri tanpa pernah ibunya menemani bermain, ibunya masih sibuk dengan dirinya sendiri, menyelesaikan masalah-masalah 'kebahagiaan' yang belum usai dalam dirinya. Lalu bisa jadi 'lingkaran setan' itu akan terjadi lagi, si anak di masa depan akan merasa belum selesai dengan dirinya, karena tidak ada ibu yang benar-benar 'hadir' dalam kehidupan masa kecilnya.

Ah ibu, selesaikan dulu dirimu, karena ada jiwa-jiwa yang membutuhkan kehadiran fisik dan batinmu yang telah 'selesai'.

#30HariMemetikHikmah #TantanganMenulisIPMalang #RumbelMenulisIPMalang
#IbuProfesionalMalang
#HariKe-27

Related Posts:

  • Komunikasi Produktif #5Kemarin saya sukses mewek terharu dan beberapa kali meneteskan air mata yang saya tahan-tahan karena saya lihat kiri kanan depan belakang gak ada ibu-ibu yang cengeng seperti saya. Entahlah, saat acara haflah level 2 Raudhatu… Read More
  • Komunikasi Produktif #6Senin dini hari, Mas Jundi tiba-tiba menangis mengeluhkan kaki dan tangannya gatal, sakit katanya. Berjeritan dia mengeluhkan keadaan dirinya. Entah digigit nyamuk entah semut entah apa, tapi memang di dada, kaki, tangannya … Read More
  • Komunikasi Produktif #7Saya dan suami bisa dibilang sama-sama suka baca buku. Dulu saat awal menikah ternyata banyak koleksi bukunya dan bukuku sama, sehingga kami memilih menyumbangkan koleksi yang sama tersebut ke perpustakaan milik teman. Membac… Read More
  • Komunikasi Produktif #9Hari Rabu lalu dapat cemilan dari Bu Fasil yang renyah sekali. Sebuah artikel yang semakin mendukung kaidah komunikasi produktif kepada anak. Salah satu hal yang ingin saya bahas adalah point 'fokus orang tua hanya pada anak'… Read More
  • Komunikasi Produktif #8Dalam berkomunikasi bahasa tubuh memegang peranan 53% untuk tersampaikannya pesan yang dibawa agar tidak sampai terjadi kesalahpahaman. Dalam mengajarkan bahasa tubuh ke anak-anak ternyata saya cukup terbantu dengan buku dari… Read More

0 komentar:

Posting Komentar