Rabu, 26 September 2018

Review Presentasi Kelompok 5 by Agie Botianovi (6)

Hari kelima presentasi dibawakan oleh kelompok 5 yang beranggotakan :
1 Ikha P
2 Jazilatur R
3 Kurnia Wahyu L
4 Lina Y
5 Mila Sholihah
6 Nilla M
7 Tatik W

1. REVIEW MATERI DARI KELOMPOK 5

1⃣*Apa itu fitrah seksualitas?*
Bagaimana seseorang berpikir, bersikap dan bertindak sesuai dengan gendernya.

2⃣*Pentingkah untuk dibangkitkan? Mengapa?*
Sangat penting
Agar anak mengenal konsep diri dan perannya sesuai dengan gendernya
baik dalam keluarga maupun masyarakat, tidak terjadinya penyimpangan seks/LGBT.
Tempat paling tepat untuk menumbuhkan fitrah seksualitas adalah di dalam keluarga. Fitrah
seksualitas ini ditumbuhkan sejak lahir hingga menjelang aqilbaligh (0-14 tahun).
Ayah dan ibu memiliki peranan penting dalam menumbuhkan, merawat dan membangkitkan
fitrah seksualitas anak. Oleh karena itu sosok ayah dan ibu tidak bisa dihilangkan dalam
kehidupan anak. Seandainya sudah meninggal, harus ada yang menggantikan peran itu.
*Urgensi :*
1. Mengenal & mengokohkan konsep diri dan perannya sesuai dengan gendernya di
keluarga & masyarakat
2. Mencegah terjadinya penyimpangan seksual di masa yang datang
3. Mencegah terjadinya penyimpangan2 sosial di masyarakat
4. Menyiapkan calon2 ayah & bunda sejati sebagai pondasi pembentukan keluarga yang
kokoh
3⃣*Apa tantangan yang dihadapi berkaitan dengan gender?*
*Tantangan Internal Keluarga:*
▶️*Pola asuh*
Pola asuh adalah salah satu tantangan yang dihadapi berkaitan dengan penumbuhan fitrah
seksualitas.

Ibu Elly Risman menyampaikan bahwa pembentukan kepribadian seseorang 20%
ditentukan oleh sifat yang diturunkan dan 80% ditentukan oleh pola asuh.
Maka fitrah seksualitas juga ditentukan oleh pola asuh orang tua terhadap anaknya.
Jika orang tua memiliki pola asuh yang tidak tepat maka anak bisa mengalami _sexual and
gender confuse_ bahkan mengalami disorientasi seksual.
▶️*Role model*
Tantangan berikutnya adalah berkaitan dengan panutan. Anak tidak pernah salah meng-
_copy_. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan anak yang paling efektif adalah dengan
contoh nyata. Anak akan memahami Fitrah seksualitasnya jika mendapatkan contoh nyata
dari kedua orang tuanya.
Ustadz Adriano Rusfi menyampaikan, yang harus diperhatikan adalah apakah anak sudah
merasakan diferensiasi fitrah seksualitas dalam bentuk teladan dari kedua orang tuanya.
Sudahkah ia melihat *perbedaan signifikan* antara sang ayah dan sang ibu baik dalam
sikap, peran dan pembagian tugas kehidupan.

▶️*Paradigma orang tua*
Paradigma orang tua adalah tantangan bagi penumbuhan fitrah seksualitas. Paradigma
merupakan faktor pembentuk pola asuh. Paradigma sendiri dibentuk oleh pengalaman,
informasi dan pola asuh orang tua sendiri.
Jika orang tua memiliki paradigma pendidikan atau penumbuhan fitrah seksualitas adalah
hal tabu hal maka dia akan memiliki preferensi untuk tidak melakukan stimulasi fitrah
seksualitas bagi anak-anaknya. Atau jika orang tua memiliki paradigma bahwa laki-laki dan
perempuan itu setara maka tidak perlu ada pembedaan yang signifikan terhadap laki-laki
dan perempuan.
▶️*Tahapan perkembangan dan pemahaman anak*
dr. Amir Zuhdi seorang Praktisi Neuro Parenting mengatakan dalam pengasuhan dan
pendidikan anak, setiap orangtua & guru harus mengerti dan memahami bagaimana otak
anak dan otak dirinya bekerja dan memahami bagaimana otak anak tumbuh dan
berkembang.

*Tantangan Eksternal Keluarga:*
▶️*Pandangan masyarakat*
Cara pandang masyarakat merupakan salah satu tantangan dalam proses penumbuhan
fitrah seksualitas. Terkadang ayah bunda menjadi ragu2 atau enggan karena dianggap beda
dengan masyarakat umumnya.

▶️*Kebijakan pemerintah*
Kebijakan pemerintah yang bisa dipandang sebagai tantangan bagi penumbuhan fitrah
seksualitas adalah *Pengarusutamaan Gender (PUG)* yang wajib dilaksanakan oleh
institusi2 pemerintahan terkait di semua sektor.
Apa yang dianggap sebagai tantangan ?
Tujuan utama PUG adalah memberikan hak atas layanan/anggaran pemerintah yang sama
antara laki2 & perempuan, orang dewasa & anak2, masyarakat dg tingkat ekonomi yg
rendah maupun tinggi, dll
Namun dalam prakteknya sebagian orang justru fokus pada perbedaan istilah antara jenis
kelamin dg gender bahkan secara ekstrim mempertentangkan.
Jika dilihat dr sudut pandang fitrah seksualitas hal ini tidak sejalan.
Bahkan ada sebagiannya lagi yang menggunakannya sebagai dasar legalitas LGBT.
▶️*Pemikiran-pemikiran yang bertentangan dengan fitrah*
Ini adalah tantangan terbesar di Era Milenial. Para ahli parenting sejak lama sudah
memperingatkan bahaya pemikiran2 yg tidak sejalan dengan fitrah, namun rata2 keluarga
Indonesia belum _aware_ atas persoalan2 demikian
Ibu Elly Risman, Ust. Adriano Rusfi, Ustadz Harry, dll menyampaikan betapa pengabaian
pendidikan atas fitrah seksualitas ini akan mengundang banyak permasalahan2 sosial. Saat
ini sudah cukup banyak kasus2 yang terjadi , penyimpangan sosial semacam pornografi,
pornoaksi, pelecehan seksual, dll atau penyimpangan seksual semacam LGBT, sodomi,
pedofil, dll yang korbannya adalah anak2 atau sebaliknya pelakunya adalah anak2.
4⃣*Apa solusinya?*
*Tantangan Internal Keluarga:*
1. Orang tua harus sepenuhnya ada untuk anak
2. Dibutuhkan attachment (kelekatan)

3. Tujuan pengasuhan jelas

4. Mengatur gaya bicara (komunikasi produktif)

5. Pendidikan agama

6. Mengajarkan anak menahan pandangan

7. Mengajarkan adab pada anak
.
8. Mendidik fitrah seksualitas anak sesuai tahapan usia dan pemahaman anak

Usia 0-2 tahun - merawat kelekatan (attachment) awal
Anak lelaki atau anak perempuan didekatkan kepada ibunya karena ada masa menyusui. Ini
tahap membangun kelekatan dan cinta.
Usia 3-6 tahun - menguatkan konsep diri berupa identitas gender
Anak lelaki dan anak perempuan didekatkan kepada ayah dan ibunya secara bersama. Usia
3 tahun, anak harus dengan jelas mengatakan identitas gendernya.
Usia 7-10 tahun - menumbuhkan dan menyadarkan potensi gendernya

Usia 11-14 Tahun - mengokohkan fitrah seksualitas

Usia > 15 tahun
Ini masa dimana fitrah seksualitas kelelakian matang menjadi fitrah peran keayahan sejati,
dan fitrah seksualitas keperempuanan matang menjadi peran keibuan sejati.
Wujudnya adalah kesiapan untuk memikul beban rumah tangga melalui pernikahan,
membangun keluarga, menjalani peran dalam keluarga yang beradab pada pasangan dan
keturunannya.
*Tantangan Eksternal*
1. Melakukan edukasi tentang pola asuh yang tepat pada anak2 sebagai sarana mencegah
permasalahan sosial akibat salah pengasuhan
2. Memberikan edukasi tentang pentingnya kekokohan keluarga sebagai benteng utama
serangan pemikiran, pengaruh2 negatif maupun dampak kecanggihan teknologi.
3. Melakukan edukasi pada masyarakat tentang ancaman penyimpangan dan pelecehan
seksual, bagaimana pencegahan & penanganannya dengan efektif baik dalam bentuk
seminar atau sosialisasi untuk membuka pikiran dan wawasan masyarakat agar
meningkatkan kepedulian terhadap perlindungan anak.
4. Melakukan kerjasama, sinergi dan berjejaring dengan pemerintah, institusi swasta dan
komunitas2 masyarakat lainnya yang memiliki kepedulian yang sama untuk mengokohkan
keluarga dan melindungi anak2

Persoalan penumbuhan fitrah seksualitas dipengaruhi oleh beberapa hal:
1. Peran orangtua dengan menunjukkan secara tegas antara sikap dan peran seorang ayah dan seorang ibu.
2. Paradigma orangtua tentang deferensiasi gender dan kesetaraan gender.
3. Pemahaman orangtua dan guru terhadap perkembangan otak dan tumbuh kembang anak.
4. Pandangan masyarakat tentang urgensi stimulasi proses penumbuhan fitrah seksualitas pada anak.
5. Kebijakan pemerintah yang memperhatikan urgensi penumbuhan fitrah seksualitas pada anak.

2. MEDIA EDUKASI DARI KELOMPOK 5
Media edukasi yang dibagikan kelompok 5 adalah berupa permainan ular tangga yg berisi edukasi seksual serta lagu edukasi seks.


3.PERTANYAAN DAN JAWABAN PRESENTASI KELOMPOK 5

Ruswita-Tulungagung

Bagaimana cara mencegah penyimpangan sosial dimasyarakat?
 kita bukanlah orang yg vocal atau punya pengaruh. ๐Ÿค”


Bagaimana cara menyiapkan calon ayah dan calon bunda sejati sebagai pondasi keluarga yang kokoh? Semisal dari seminar atau kegiatan parenting utk generasi muda, tidak selalu mereka tertarik ikut.

Jawab :
Ruswita

1⃣ kita akan kehabisan energy ketika melawan arus. Kalo kata ustadz Harry Santosa, kita buat arus tandingan. Kalo di IIP ada program changemaker. Daripada menggerutu, lebih baik kita menjadi *Agen of Change*

2⃣ ayah dan bunda sejati lahir dengan tempaan. Tanpa ujian dan masalah, impossible muncul ayah dan bunda sejati. Karena masalah dan ujian adalah proses meningkatkan kualitas diri. Belajar dari masalah adalah cara paling jitu.

Yang paling penting dari penyiapan ayah dan bunda sejati adalah bekal agama. Mutlak bin wajib ๐Ÿ˜
๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’

#bundasayang
#fitrahseksualitas
#gamelevel11
#review6

0 komentar:

Posting Komentar