Jumat, 21 September 2018

Review Presentasi Kelompok 1 by Agie Botianovi

Kelompok 1 adalah kelompok saya sendiri yang mendapat kesempatan pertama untuk presentasi. Kelompok saya terdiri dari
1 Agie Botianovi
2 Sri Lestari
3 Imaniar P
4 Supriatin
5 Ruswita P S
6 Zeina R
7 Ninda Rizki F

1. REVIEW MATERI DARI KELOMPOK 1

FITRAH SEKSUALITAS

1. Apa itu Fitrah Seksualitas?
Fitrah seksualitas adalah tentang bagaimana seseorang berfikir, merasa, dan bersikap sesuai fitrahnya sebagai seorang lelaki sejati, atau sebagai perempuan sejati.
Secara umum fase seksualitas pada anak dibagi menjadi:
1. Fase oral (0-2 tahun): nikmat saat menghisap puting susu ibu.
2. Fase anal (2-4 tahun): merasa nikmat saat mengeluarkan feses dari anus.
3. Fase phallic (4-7 tahun): anak mulai memegang alat kelamin.
4. Fase genital (8-12 tahun): mulai tertarik pada lawan jenis.

Tahap pendidikan seksualitas pada anak sebagai berikut:
1. Tahap usia 1-5 tahun: kenalkan anggota tubuh secara detail.
2. Tahap usia 5-10 tahun: jawab pertanyaan anak secara benar.
3. Tahap usia 10-12 tahun: kenalkan tentang haid, mimpi basah, dan perubahan fisik.

2. Apa pentingnya membangkitkan fitrah seksualitas?
Kurangnya pengetahuan seksual pada anak akan memicu keingintahuan berlebih pada anak, terutama jika anak tersebut telah menginjak remaja. Anak-anak, khususnya remaja,rentan terhadap informasi yang salah mengenai seks. Keberadaan sosok ayah dan sosok ibu serta peranan keduanya berkaitan erat dengan kesesuaian fitrah kelelakian dan fitrah kewanitaan.
a. Usia 0-2 tahun
Sesuai kebutuhan anak untuk menyusu, pada usia ini anak didekatkan pada ibunya.

b. Usia 3-6 tahun
Anak laki-laki dan perempuan didekatkan dengan ayah dan ibunya secara seimbang.
Anak laki-laki dapat mengatakan “Aku adalah anak laki-laki seperti ayah, “ dan anak perempuan dapat mengatakan “Aku adalah anak perempuan seperti ibu. “

c. Usia 7-10 tahun
Anak laki-laki didekatkan dengan ayah, diajak sholat berjama’ah, diajak bermain dengan ayah, diberi nasihat tentang kepemimpinan dan cinta, dijelaskan tata cara mandi wajib dan konsekuensi memiliki sperma.
Anak perempuan didekatkan dengan ibu, diajari tentang peran keperempuanan dan peran keibuan, dijelaskan tentang konsekuensi adanya rahim dan telur yang siap dibuahi.

d. Usia 10-14 tahun
Dilakukan pemisahan kamar antara anak laki-laki dan perempuan.
Diberikan warning keras jika anak tidak mengenal Tuhan secara mendalam, misalkan jika meninggalkan sholat.
Anak laki-laki didekatkan dengan ibu agar dapat memahami secara empati sosok wanita terdekatnya. Ibu menjadi sosok ideal pertama dan tempat curhat bagi anak laki-laki.
Anak perempuan didekatkan dengan ayah. Ayah menjadi sosok ideal pertama dan tempat curhat anak perempuan.

3. Masalah yang dihadapi berkaitan dengan gender
Kebanyakan orang tua masih menganggap pendidikan seks sebagai hal yang tabu untuk dibicarakan, akibatnya anak mencari tahu dari tempat lain.
Mudahnya akses di internet tentang seksualitas/pornografi.
Kekerasan seksual terhadap anak.
Anak mengenal tentang pacaran.
LGBT dan eksposnya di media sosial.

4. Solusi terhadap masalah yang dihadapi berkaitan dengan gender
Kesadaran orang tua untuk belajar tentang fitrah seksualitas.
Menerapkan fitrah seksualitas sesuai usia anak.
Menjalin hubungan yg baik dan terbuka antara orang tua dan anak.
Tidak menganggap tabu membahas perihal seksualitas, bagian mana yang perlu dijaga dari pandangan atau sentuhan orang.
Membentuk kepribadian berani menjaga diri sendiri.
Memberi pandangan tentang pacaran pada usia remaja dan kapan boleh mengenal lawan jenis lebih dekat sesuai ajaran agama.
Orang tua memberi contoh yang benar, misalkan dengan tidak telanjang di depan anak.
Anak dibiasakan memakai pakaian sesuai gendernya.

Referensi:
Santosa, Harry. 2017. Fitrah Based Education. Yayasan Cahaya Mutiara Timur.

Indonesia Belajar Parenting, https://m.facebook.com/indonesiaparenting/posts/487089238305266, diakses tanggal 19 September 2018.

Komunitas Institut Ibu Profesional. 2013. Bunda Sayang : 12 Ilmu Dasar Mendidik Anak. Jakarta : Gazza Media.

2. MEDIA EDUKASI DARI KELOMPOK 1
Media edukasi seks dari kelompok 1 berupa video interaktif mengenai perbedaan laki-laki dan perempuan.  Berikut link videonya:

https://youtu.be/X2Zu0VKGreQ


3. PERTANYAAN DAN JAWABAN PRESENTASI KELOMPOK 1

1. PERTANYAAN:
(SARI, MALANG)
1. Usia berapa yang paling aman untuk mengajak anak berdiskusi ttg seksualitas? Secara verbal??

JAWABAN:
1. Sesuai tahapan usia, diskusi tentang seksualitas bisa dimulai saat anak umur 3 tahun, misalkan mengenalkan perbedaan laki-laki dan perempuan, dengan bahasa yang sesuai dengan usia mereka tentunya.
Seiring pertambahan usia, bahan diskusi juga berubah.
Usia 10-12th mulai mengenalkan haid, mimpi basah, dan perubahan fisik. Pada fase ini penjelasan sudah mulai mendetail.

2. Secara umum, pengamatan Mba-Mba sekalian selama ini apakah pendidikan ttg seksualitas di sekolah sdh memadai? mungkin di PAUD atau TK?
3. Sebaiknya, pendidikan seksualitas di TK ini bagaimana?

JAWABAN(2 dan 3):
2 dan 3.
 Menurut kami pendidikan seksualitas di PAUD  belum mencakup keseluruhan konsep fitrah seksualitas karena sebagian besar guru-guru PAUD hanya perempuan.
Sebaiknya bagi anak usia PAUD sudah saatnya dikenalkan guru laki laki sebagai sosok ayah dan guru perempuan sebagai sosok ibu.

2. PERTANYAAN
(IIL, JOMBANG)
NO. 4
 Mbak, terkait tantangan gender, apabila anak terlahir dalam keluarga yang masih menganut patrilineal  atau sebaliknya, bagaimana mengubah cara mendidik anak agar tidak ada yang dianakemaskan? Karena dikhawatirkan akan berpengaruh pada pertumbuhan fitrah seksualitasnya
     JAWABAN:
  No.4
 Konsep patrilineal ini memang sulit untuk dihapuskan, karena jika dikaitkan dengan agama, secara fitrah laki-laki adalah pemimpin.
Tetapi yang perlu diubah adalah cara kita sebagai orang tua dalam menghargai emansipasi terhadap perempuan. Oleh karena itu anak laki-laki  pada usia 10-14 tahun didekatkan dengan ibu supaya memahami wanita sehingga tidak akan timbul rasa superior sebagai laki-laki.
Dan pola asuh orang tua harus diubah dengan tidak menganakemaskan. Harus sama rata. Adil. Adil artinya sesuai porsi gender masing-masing.

3. PERTANYAAN
(TIKA, TULUNGAGUNG)
NO.5
Disekitar lingkungan saya masih byk anak-anak kecil yg telanjang di luar rumah atau mandi diluar kadang ada yang pipis jg diluar. Sudah saya ingatkan misalnya pas pipis di luar ada ibunya..eh kok g di kamar mandi. Secara pribadi, jg saya sarankan. Tapi sepertinya belum ngreken. Mhn diberi solusi / tips yg lain
JAWABAN:
Yang perlu diberitahu adalah orang tuanya. Bagaimana konsep membangkitkan fitrah seksualitas anak. Pun bagaimana dampaknya jika tidak dijaga dengan benar. Maka dari itu mbak Tika bisa mengajak perlahan secara persuasif untuk mengubah konsep-konsep yg dianggap jamak seperti kasus-kasus tersebut.
Karena akibatnya bisa fatal.
Bisa dicontohkan kasus-kasus pencabulan anak usia dini, LGBT, dll. Na'udzubillah min dzalik..
Harapannya orang tua akan tercerahkan.
Juga bisa mengingatkan anak-anak dengan kata-kata seperti "Nanti bisa sakit lo karena gak higienis, banyak kuman lo."
Tetapi poin pentingnya adalah, bahwa kuncinya ada pada pendekatan ke orang tua agar orang tua sadar untuk belajar tentang fitrah seksualitas yang benar.
NO.6
Anak saya umur 8 tahun masih sering menyentuh kemaluannya.misalnya saat mau tidur. Atau saya dapati pagi-pagi saat bangun pagi. Apa yg sebaiknya saya lakukan. Sudah saya minta berhenti tapi kadang kalau lupa ngelakuin lagi. Msh tahap wajar tidak?
JAWABAN:
Hal ini salah satu kewajaran karena merupakan naluri lelaki. Tetapi sebaiknya dihentikan. Amati, kapan dan pada saat bagaimana anak melakukannya. Kira-kira pada waktu anak akan memegang, segera cari pengalihan dan beritahu bahwa hal iti tidak baik.
4. PERTANYAAN
(ARIES, NGANJUK)
NO. 7
Menurut pendapat/saran tmn2 bagaiman jika salah satu figure orangtua (ayah) tidak optimal dalam menjalankan peran karena LDM, sedang figure pengganti laki2 spt kakek sudah ndak ada, dan anak sehari2 berada dalam lingkungan perempuan semua. ๐Ÿ™ˆ _kebetulan ini kasus yg sedang sy alami_ ๐Ÿ™‡‍♀kira2 solusi terbaik apa yg dapat dilakukan ?
JAWABAN :
Saran kami bagi anak yang harus menjalani hubungan jarak jauh dengan ayah bisa didekatkan dengan saudara terdekat sebagai sosok ayah, seperti kakek, paman, atau om.
Komunikasi dengan ayah harus terjalin secara terus menerus (bisa menggunakan video call atau media lain).
Dan selalu ceritakan tentang sosok ayah, bagaimana dia bertanggung jawab sampai harus kerja jauh demi keluarga.
Sampaikan penjelasan tersebut dengan bahasa logis anak2 yang menumbuhkan rasa cinta.

#bundasayang
#fitrahseksualitas
#gamelevel11
#review1

0 komentar:

Posting Komentar