Minggu, 09 Januari 2022

Belajar Nge-Blog Lebih Serius

bundajundi.blogspot.com,- Entah sejak kapan tepatnya aku memiliki blog, dulu dimotivasi suami sejak memiliki anak pertama untuk menuliskan pengalaman di blog. Sudah sekitar sembilan tahun yang lalu. Sayang hingga saat ini aku belum serius menulis di blog. Kadang nulis, lalu hilang. Bahkan akhir 2021 kemarin baru kusadari terakhir aku menulis di blog adalah awal 2020. Jadi sudah hampir dua tahun blog tidak kusentuh.


Tahun ini setelah aku lulus kelas Bunda Salihah di Institut Ibu Profesional aku berniat belajar ngeblog dan konsisten menulis dengan mengikuti Kelas Literasi Ibu Profesional. Namun, ternyata di KLIP berfokus di konsistensi menulisnya, bukan ngeblognya. Alhamdulilah di saat yang sama ada open recruitment blogger FLP, rezeki banget. Murid siap, guru datang.



Saat orientasi saja ilmunya luar biasa, banyak yang saya belum ngerti, selama ini kemana aja. Meski gak paham-paham banget dengan tugasnya, alhamdulillah aku berusaha mengerjakan setiap tugas. Hanya ada miskom di tugas kedua, kupikir deadline Senin jam cinderella, eh ternyata jam sembilan pagi. Dengan pedenya aku mengumpulkan jam dua siang, gform telah ditutup, rasanya pengen nangis padahal udah selesai mengerjakan hanya belum sempat buka laptop untuk screenshot karena hpku sedang eror tidak bisa screenshot.


Semoga saja meski terlewat masih bisa lolos mengikuti grup blogger FLP untuk mendapatkan ilmu-ilmu daging selanjutnya. 


Materi pertama aku jadi mengerti cara mengubah favicon dan SEO dasar pengaturan url. Sedang materi kedua aku jadi paham pengaturan tema dan menu navigasi, karena sebelumnya dibetulin suami, wkwkwk. Sedang di materi ketiga jadi paham tentang penggunaan huruf header dan deskripsi artikel untuk SEO. Selama ini kemana aja, tinggal praktiknya harus konsisten.


Saat ini pun aku sendiri masih ingin mengatur lagi konsentrasi tulisan yang akan aku post di blog. Selama ini masih campur aduk. Walau kuamati tulisan yang banyak dibaca adalah tentang anak kembar dan resep makanan. Mungkin ke depan aku juga akan memperbanyak review buku dan tips-tips yang bermanfaat untuk orang lain.


Semoga di blogger FLP aku jadi lebih termotivasi dalam menulis di blog.

Kamis, 06 Januari 2022

Nasihat Pernikahan

 Bismillahirrahmanirrahim.


Untuk kedua adikku, Nia dan Wahyu.



Alhamdulilah, beberapa waktu yang lalu kalian berdua telah sah secara hukum negara sebagai suami istri. Mbakyumu ini turut berbahagia atas pernikahan kalian. Sungguh, tidak ada kebahagiaan yang lebih bermakna selain melihat orang yang kita sayangi bahagia.


Tak banyak yang ingin aku haturkan, pun tidak ada kado bermakna yang sempat kupersiapkan. Maafkan jika itu mengecewakan kalian. 


Sebagai seorang kakak, sudah seyogyanya memberikan nasihat kepada adiknya. Meski pernikahanku sendiri baru menginjak 10 tahun, setidaknya aku telah melalui masa-masa awal pernikahan yang cukup berat.


Masa awal pernikahan itu berat, karena masa itu adalah masa penyesuaian, segala hal yang awalnya 'ditutupi' perlahan akan terbuka kedok asli. Jadi jangan pernah membayangkan pasanganmu sesempurna dia saat awal kalian berkenalan. Pun tahun-tahun berikutnya pasti akan terus ada cobaannya.


Menikah itu adalah saat aku dan kau menjadi kita. Bukan lagi keluargamu, keluargaku, tapi keluarga kita.


Ah, barangkali ucapan ini sering kalian dengar orang ucapkan pada kalian. Semoga sakinah, mawadah, dan rahmah. Namun, izinkan aku menukil sebuah tulisan dari Ust. Cahyadi tentang makna ketiganya.


"Sakinah itu selalu senang saat bersama pasangan. Keluarga sakinah bukan berarti tanpa konflik dan ketegangan, tapi mudah reda, mudah diselesaikan, dan mudah didamaikan.


Mawaddah adalah cinta yang menggebu-gebu. Biasanya muncul pada pengantin baru.


Rahmah adalah cinta yang mendalam dan dewasa. Biasanya ada pada "pengantin lama" atau pasangan yang sudah tua usia.


Ibnu Abbas menggambarkan rahmah sebagai 'cinta kasih suami sehingga ia tidak tega dan tidak rela melihat istrinya berada dalam kesulitan'.


K.H. Syaifuddin pimpinan Ponpes Nurul Wahid Purworejo menjelaskan maksud ungkapan Ibnu Abbas tersebut, "Suami tidak rela membiarkan istrinya kelelahan. Baik lelah lahir maupun lelah batin".


Itulah rahmah."


Semoga dalam keluarga kalian senantiasa diliputi 3 kondisi itu. Sekali lagi, barakallahulakuma, barakallahu 'alaikuma, jama'a baina kuma fii khoir. Semoga senantiasa diberi keberkahan dalam kondisi senang ataupun susah.


Dari Mbakyumu

Agie Botianovi

Very Late Post

Minggu, 02 Januari 2022

Tentang

Catatan Bunda Jundi



Jundi adalah nama anak pertamaku. Aku sendiri adalah Agie Botianovi, panggilanku Agie. Aku adalah istri dari Cak Day, panggilan akrab dari Achmad Hidayat. Aku adalah ibu dari empat anak: Jundi, si kembar Fara Fasya, dan Dhuha.


Aku suka menulis tentang pengalaman pribadiku, mulai dari pengasuhan hingga resep masakan yang sudah pernah kucoba. Yang jelas tentang kehidupanku sebagai ibu rumah tangga. Selain ibu rumah tangga, aktivitasku sehari-hari adalah mengurus usaha berdua dengan suami.


Semoga apa yang kubagikan ada yang bisa diambil manfaatnya. Terima kasih sudah mampir di blogku.


Agie Botianovi

Malam Tahun Baru

Baru malam ini aku terbangun tepat tengah malam saat tahun baru. Akibat baru saja renovasi rumah menjadi dua lantai, dan renovasi sebenarnya belum selesai. Aku tidur di lantai dua yang masih beratap genteng tanpa plafon. Alhasil suara kembang api yang menghentak-hentak membangunkanku dan bayiku.



Benar-benar baru malam ini aku menyadari gegap gempitanya orang-orang menyambut tahun baru. Suara kembang api yang bersahut-sahutan itu seperti tidak ada ujungnya, dari tempat yang terdengar dekat hingga yang jauh.

00.25

Suara-suara yang menghentak itu terus terdengar seperti tidak akan usai. Bayiku berulang kali refleks kaget dan kembali memelukku sambil menyusu. Kubelai rambutnya yang masih tipis, "Sabar, ya, Nak. Astaghfirullah."

Benar-benar baru kali ini aku ingin bertanya, budaya apakah ini? Tahun-tahun yang lalu aku selalu tidur lelap sepanjang malam tahun baru, karena mungkin kondisi rumah lantai satu dan ada plafon.

Seperti inikah kondisi di Palestina sana saat tiap malam suara bom bersahutan membangunkan tidur bayi-bayi. Jika di sana suara bom menimbulkan trauma, mengapa di sini orang-orang justru berlomba membuat kegaduhan?

Kepo, berapa, ya, harga satu buah kembang api itu? Jika malam ini ada ribuan kembang api, berapa juta uang terbakar sia-sia demi kesenangan sesaat. Ah, aku tidak pantas jika mengomentari mereka yang membelanjakan uangnya untuk membeli kembang api di malam tahun baru. Toh, sedekahku barangkali belum sebanyak sedekah mereka. Aku masih terlalu pelit mengeluarkan uang untuk bersedekah.

Namun, apakah semakin banyak kembang api yang diledakkan, akan semakin banyak pula keberkahan di tahun yang baru? Seperti petasan di tahun baru Cina yang konon terbakar habisnya petasan menandakan pertanda baik untuk satu tahun ke depan. Begitu jugakah dengan kembang api?

Tiga puluh satu tahun aku hidup, dan baru tahun ini aku menyadari gegap gempitanya malam tahun baru. Suara kembang bertalu-talu seakan tak berkesudahan. Kemana aja aku sampai baru sadar?

Ditulis tepat 1 Januari 2022

Tengah malam saat suara kembang api di luar menghentakkan tidur.

Disempurnakan 2 Januari 2022


Senin, 06 April 2020

My Dhuha

Dhuha, salah satu waktu yang utama dimana Allah bersumpah atasnya. Dhuha hadir di saat manusia memulai aktivitas rutinnya hari itu. Maka memulai hari dengan shalat dhuha tentu akan menjadi pembuka kebaikan-kebaikan di hari itu.

Disebutkan pula dalam sebuah riwayat bahwa 2 rakaat shalat dhuha bisa menjadi pengganti sedekah setiap sendi tubuh kita. Dhuha memang shalat sunnah tapi memiliki banyak sekali keutamaan. Lalu mengapa saya dan suami memutuskan memberi nama anak keempat dengan nama Dhuha?

Ya, tentu semua menduga karena lahir di waktu dhuha. Memang betul, anak keempat kami lahir di saat awal waktu memasuki dhuha.

Berawal dari celetukan ibu yang turut mendampingi persalinan agar menamakan anak kami dengan nama fajar karena lahir pagi hari. Saya pun langsung menimpali kalau ini udah masuk dhuha, bukan fajar lagi. Dan begitulah akhirnya saya dan suami pun sepakat menamainya dhuha.

Harapan kami, putra kami ini bisa menjadi ahlu dhuha yang selalu menjaga shalat dhuhanya sepanjang hidupnya kelak. Adnan Dhuha Abdillah, hamba Allah penenang hati yang hadir di waktu dhuha. Adnan bisa diartikan surga tapi bisa juga diartikan penenang hati. Dipanggil apa saja dari namanya semoga nama tersebut bisa menjadi do'a kebaikan untuk pemilik nama.

Bunda Jundi
diselesaikan 6 April 2020

Sabtu, 04 April 2020

Popok Kain

Lama nggak bahas beginian akhirnya bahas lagi karena emang sekarang kerjaan saya tiap hari berkutat di perpopokan, XD. Yes, tentu merawat bayi 1,5 bulan masih sangat erat hubungannya dengan masalah popok. Tapi, kenapa saya kasih judul popok kain?

Bagi sebagian orang mungkin terlihat aneh ketika tahu saya -orang tua milenial- masih memberikan popok kain ke anaknya. Dimana jamannya sekarang udah jamannya serba praktis, popok sekali pakai umum digunakan semua orang, tapi kok mau-maunya saya tetep makein popok kain ke anak?

Buat saya, memastikan kecukupan ASI itu penting karena bisa dilihat dari seberapa sering anak buang air kecil dalam sehari. Yang kedua, menurut yang saya tau popok kain lebih sehat daripada pospak. Dan yang ketiga popok kain lebih ramah lingkungan, tidak menambah gunungan sampah popok yang berjuta tahun baru bisa terurai, hiks.

Memang sih agak dilematis, popok kain sedikit lebih repot daripada ketika memakaikan bayi full pospak. Maka seperti ketiga anak sebelumnya saya pun memakaikan clodi sebagai pengganti pospak. Tapi tetep, pemakaian clodi sendiri kalau saya tidak langsung dari baru lahir, kalau baru lahir sampai usia yang agak besar saya masih memakaikan popok tali sepanjang hari dan clodi atau pospak hanya untuk malam hati. Lalu apakah itu clodi?

Ternyata masih banyak yang tidak paham tentang seluk beluk clodi. Ketika saya posting tentang clodi pasti banyak pertanyaan seputar pemakaian clodi dan perawatannya. Clodi sendiri adalah singkatan dari cloth diaper, popok kain, yang menurut istilah adalah popok kain yang bisa menyerap beberapa kali buang air bayi seperti pospak, bedanya bisa dipakai berulang kali.

Penjelasan lebih lanjut tentang pengalaman saya berclodi sepertinya bisa dilanjut di tulisan berikutnya, hehe.

Salam
Bunda Jundi
4 April 2020
Menjadi ibu itu yang penting happy ^^