Inikah tarawih terakhirku? Semalam sempat terbesit dalam hati, bilakah tarawih ini adalah tarawih terakhirku? Air mataku pun menitik, lalu menderas. Sudah beribadah apa saja di bulan Ramadhan ini? Apa tetap sama dengan sebelum-sebelumnya? Kusia-siakan Ramadhan hingga dia pergi tanpa menoleh lagi.
Palsu! Aku selalu berjanji palsu dari tahun ke tahun. Janjiku ingin lebih optimal beribadah tahun ini....
Selasa, 04 Juni 2019
Jumat, 31 Mei 2019
Sahabat Lama
Setiap orang pasti punya sahabat masa lalu, baik yang masih sambung ataupun yang sudah putus hubungan. Bisa jadi karena lost contact atau karena kesibukan masing-masing yang tak lagi sama.
Perubahan itu niscaya adanya. Meski dulu selalu bersama, ketika sudah sibuk dengan aktivitas masing-masing, maka kebersamaan tersebut akan terkikis dengan seiring waktu.
Begitu juga dengan persahabatan kami, G2C....
Semangat Berbagi
Ada seorang teman halaqah lama yang sebenarnya sudah lama juga tidak berjumpa. Beliau dan suaminya memiliki usaha berjualan bakso di rumahnya. Punya teman seperti ini merupakan rejeki luar biasa, jadi tidak ragu lagi akan kehalalannya.
Selain insyaallah halal, baksonya pun enak, terkenal di kalangan mahasiswa UB, karena memang lokasi berjualannya di daerah kerto dekat kampus UB.
Dulu saat saya masih...
Minggu, 26 Mei 2019
Pepaya yang Dicuri
Beberapa hari yang lalu lagi-lagi hati ini sempat diliputi rasa kecewa saat melihat tiga pepaya yang mulai membesar di pohonnya tiba-tiba berkurang satu. Pagi hari masih tiga, sore sudah tinggal dua. Berarti pencuri melakukan aksi saat siang hari.
Memang hanya pepaya, buah murah yang kau bisa membelinya hanya dengan kurang dari 10 ribu rupiah. Namun jika kau menanam dan merawatnya sepenuh jiwa, rasanya...
Kau Tetap Lelaki yang Sama
Posted by Catatan Ibu with No comments | in 30harimemetikhikmah, Ibu Profesional, IIP, keluarga sakinah
Aku menangis dalam diam
Dalam jiwa yang mengharu
Dalam hati yang terluka
Aku sama sekali salah
Bahwa diammu bukan berarti kau tak peduli
Kau tetap lelaki yang sama
Lelaki hangat yang mencintaiku karena-Nya
Kupikir kau berubah
Karena tak ada pelukan yang menghangat
Bertahun-tahun kita bersama
Dan aku tetap saja salah duga
Kau tetap lelaki yang sama
Kau lahir di keluarga yang menjadikan pelukan...
Jumat, 24 Mei 2019
Hati Suhita: Mikul Dhuwur, Mendem Jero
Posted by Catatan Ibu with No comments | in 30harimemetikhikmah, Ibu Profesional, IIP, keluarga sakinah

Mikul dhuwur mendem jero, meninggikan kebaikan keluarga dan menutupi kekurangannya. Hal ini bisa dimaknai juga meninggikan derajat keluarga. Sebuah pepatah yang menjadi pedoman wanita Jawa dalam berkeluarga.
Begitu pula yang dilakukan Alina Suhita, tokoh utama dalam novel Hati Suhita ini. Menikah...
Langganan:
Postingan (Atom)