Rabu, 26 September 2018

Review Presentasi Kelompok 5 by Agie Botianovi (6)

Hari kelima presentasi dibawakan oleh kelompok 5 yang beranggotakan :
1 Ikha P
2 Jazilatur R
3 Kurnia Wahyu L
4 Lina Y
5 Mila Sholihah
6 Nilla M
7 Tatik W

1. REVIEW MATERI DARI KELOMPOK 5

1⃣*Apa itu fitrah seksualitas?*
Bagaimana seseorang berpikir, bersikap dan bertindak sesuai dengan gendernya.

2⃣*Pentingkah untuk dibangkitkan? Mengapa?*
Sangat penting
Agar anak mengenal konsep diri dan perannya sesuai dengan gendernya
baik dalam keluarga maupun masyarakat, tidak terjadinya penyimpangan seks/LGBT.
Tempat paling tepat untuk menumbuhkan fitrah seksualitas adalah di dalam keluarga. Fitrah
seksualitas ini ditumbuhkan sejak lahir hingga menjelang aqilbaligh (0-14 tahun).
Ayah dan ibu memiliki peranan penting dalam menumbuhkan, merawat dan membangkitkan
fitrah seksualitas anak. Oleh karena itu sosok ayah dan ibu tidak bisa dihilangkan dalam
kehidupan anak. Seandainya sudah meninggal, harus ada yang menggantikan peran itu.
*Urgensi :*
1. Mengenal & mengokohkan konsep diri dan perannya sesuai dengan gendernya di
keluarga & masyarakat
2. Mencegah terjadinya penyimpangan seksual di masa yang datang
3. Mencegah terjadinya penyimpangan2 sosial di masyarakat
4. Menyiapkan calon2 ayah & bunda sejati sebagai pondasi pembentukan keluarga yang
kokoh
3⃣*Apa tantangan yang dihadapi berkaitan dengan gender?*
*Tantangan Internal Keluarga:*
▶️*Pola asuh*
Pola asuh adalah salah satu tantangan yang dihadapi berkaitan dengan penumbuhan fitrah
seksualitas.

Ibu Elly Risman menyampaikan bahwa pembentukan kepribadian seseorang 20%
ditentukan oleh sifat yang diturunkan dan 80% ditentukan oleh pola asuh.
Maka fitrah seksualitas juga ditentukan oleh pola asuh orang tua terhadap anaknya.
Jika orang tua memiliki pola asuh yang tidak tepat maka anak bisa mengalami _sexual and
gender confuse_ bahkan mengalami disorientasi seksual.
▶️*Role model*
Tantangan berikutnya adalah berkaitan dengan panutan. Anak tidak pernah salah meng-
_copy_. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan anak yang paling efektif adalah dengan
contoh nyata. Anak akan memahami Fitrah seksualitasnya jika mendapatkan contoh nyata
dari kedua orang tuanya.
Ustadz Adriano Rusfi menyampaikan, yang harus diperhatikan adalah apakah anak sudah
merasakan diferensiasi fitrah seksualitas dalam bentuk teladan dari kedua orang tuanya.
Sudahkah ia melihat *perbedaan signifikan* antara sang ayah dan sang ibu baik dalam
sikap, peran dan pembagian tugas kehidupan.

▶️*Paradigma orang tua*
Paradigma orang tua adalah tantangan bagi penumbuhan fitrah seksualitas. Paradigma
merupakan faktor pembentuk pola asuh. Paradigma sendiri dibentuk oleh pengalaman,
informasi dan pola asuh orang tua sendiri.
Jika orang tua memiliki paradigma pendidikan atau penumbuhan fitrah seksualitas adalah
hal tabu hal maka dia akan memiliki preferensi untuk tidak melakukan stimulasi fitrah
seksualitas bagi anak-anaknya. Atau jika orang tua memiliki paradigma bahwa laki-laki dan
perempuan itu setara maka tidak perlu ada pembedaan yang signifikan terhadap laki-laki
dan perempuan.
▶️*Tahapan perkembangan dan pemahaman anak*
dr. Amir Zuhdi seorang Praktisi Neuro Parenting mengatakan dalam pengasuhan dan
pendidikan anak, setiap orangtua & guru harus mengerti dan memahami bagaimana otak
anak dan otak dirinya bekerja dan memahami bagaimana otak anak tumbuh dan
berkembang.

*Tantangan Eksternal Keluarga:*
▶️*Pandangan masyarakat*
Cara pandang masyarakat merupakan salah satu tantangan dalam proses penumbuhan
fitrah seksualitas. Terkadang ayah bunda menjadi ragu2 atau enggan karena dianggap beda
dengan masyarakat umumnya.

▶️*Kebijakan pemerintah*
Kebijakan pemerintah yang bisa dipandang sebagai tantangan bagi penumbuhan fitrah
seksualitas adalah *Pengarusutamaan Gender (PUG)* yang wajib dilaksanakan oleh
institusi2 pemerintahan terkait di semua sektor.
Apa yang dianggap sebagai tantangan ?
Tujuan utama PUG adalah memberikan hak atas layanan/anggaran pemerintah yang sama
antara laki2 & perempuan, orang dewasa & anak2, masyarakat dg tingkat ekonomi yg
rendah maupun tinggi, dll
Namun dalam prakteknya sebagian orang justru fokus pada perbedaan istilah antara jenis
kelamin dg gender bahkan secara ekstrim mempertentangkan.
Jika dilihat dr sudut pandang fitrah seksualitas hal ini tidak sejalan.
Bahkan ada sebagiannya lagi yang menggunakannya sebagai dasar legalitas LGBT.
▶️*Pemikiran-pemikiran yang bertentangan dengan fitrah*
Ini adalah tantangan terbesar di Era Milenial. Para ahli parenting sejak lama sudah
memperingatkan bahaya pemikiran2 yg tidak sejalan dengan fitrah, namun rata2 keluarga
Indonesia belum _aware_ atas persoalan2 demikian
Ibu Elly Risman, Ust. Adriano Rusfi, Ustadz Harry, dll menyampaikan betapa pengabaian
pendidikan atas fitrah seksualitas ini akan mengundang banyak permasalahan2 sosial. Saat
ini sudah cukup banyak kasus2 yang terjadi , penyimpangan sosial semacam pornografi,
pornoaksi, pelecehan seksual, dll atau penyimpangan seksual semacam LGBT, sodomi,
pedofil, dll yang korbannya adalah anak2 atau sebaliknya pelakunya adalah anak2.
4⃣*Apa solusinya?*
*Tantangan Internal Keluarga:*
1. Orang tua harus sepenuhnya ada untuk anak
2. Dibutuhkan attachment (kelekatan)

3. Tujuan pengasuhan jelas

4. Mengatur gaya bicara (komunikasi produktif)

5. Pendidikan agama

6. Mengajarkan anak menahan pandangan

7. Mengajarkan adab pada anak
.
8. Mendidik fitrah seksualitas anak sesuai tahapan usia dan pemahaman anak

Usia 0-2 tahun - merawat kelekatan (attachment) awal
Anak lelaki atau anak perempuan didekatkan kepada ibunya karena ada masa menyusui. Ini
tahap membangun kelekatan dan cinta.
Usia 3-6 tahun - menguatkan konsep diri berupa identitas gender
Anak lelaki dan anak perempuan didekatkan kepada ayah dan ibunya secara bersama. Usia
3 tahun, anak harus dengan jelas mengatakan identitas gendernya.
Usia 7-10 tahun - menumbuhkan dan menyadarkan potensi gendernya

Usia 11-14 Tahun - mengokohkan fitrah seksualitas

Usia > 15 tahun
Ini masa dimana fitrah seksualitas kelelakian matang menjadi fitrah peran keayahan sejati,
dan fitrah seksualitas keperempuanan matang menjadi peran keibuan sejati.
Wujudnya adalah kesiapan untuk memikul beban rumah tangga melalui pernikahan,
membangun keluarga, menjalani peran dalam keluarga yang beradab pada pasangan dan
keturunannya.
*Tantangan Eksternal*
1. Melakukan edukasi tentang pola asuh yang tepat pada anak2 sebagai sarana mencegah
permasalahan sosial akibat salah pengasuhan
2. Memberikan edukasi tentang pentingnya kekokohan keluarga sebagai benteng utama
serangan pemikiran, pengaruh2 negatif maupun dampak kecanggihan teknologi.
3. Melakukan edukasi pada masyarakat tentang ancaman penyimpangan dan pelecehan
seksual, bagaimana pencegahan & penanganannya dengan efektif baik dalam bentuk
seminar atau sosialisasi untuk membuka pikiran dan wawasan masyarakat agar
meningkatkan kepedulian terhadap perlindungan anak.
4. Melakukan kerjasama, sinergi dan berjejaring dengan pemerintah, institusi swasta dan
komunitas2 masyarakat lainnya yang memiliki kepedulian yang sama untuk mengokohkan
keluarga dan melindungi anak2

Persoalan penumbuhan fitrah seksualitas dipengaruhi oleh beberapa hal:
1. Peran orangtua dengan menunjukkan secara tegas antara sikap dan peran seorang ayah dan seorang ibu.
2. Paradigma orangtua tentang deferensiasi gender dan kesetaraan gender.
3. Pemahaman orangtua dan guru terhadap perkembangan otak dan tumbuh kembang anak.
4. Pandangan masyarakat tentang urgensi stimulasi proses penumbuhan fitrah seksualitas pada anak.
5. Kebijakan pemerintah yang memperhatikan urgensi penumbuhan fitrah seksualitas pada anak.

2. MEDIA EDUKASI DARI KELOMPOK 5
Media edukasi yang dibagikan kelompok 5 adalah berupa permainan ular tangga yg berisi edukasi seksual serta lagu edukasi seks.


3.PERTANYAAN DAN JAWABAN PRESENTASI KELOMPOK 5

Ruswita-Tulungagung

Bagaimana cara mencegah penyimpangan sosial dimasyarakat?
 kita bukanlah orang yg vocal atau punya pengaruh. ๐Ÿค”


Bagaimana cara menyiapkan calon ayah dan calon bunda sejati sebagai pondasi keluarga yang kokoh? Semisal dari seminar atau kegiatan parenting utk generasi muda, tidak selalu mereka tertarik ikut.

Jawab :
Ruswita

1⃣ kita akan kehabisan energy ketika melawan arus. Kalo kata ustadz Harry Santosa, kita buat arus tandingan. Kalo di IIP ada program changemaker. Daripada menggerutu, lebih baik kita menjadi *Agen of Change*

2⃣ ayah dan bunda sejati lahir dengan tempaan. Tanpa ujian dan masalah, impossible muncul ayah dan bunda sejati. Karena masalah dan ujian adalah proses meningkatkan kualitas diri. Belajar dari masalah adalah cara paling jitu.

Yang paling penting dari penyiapan ayah dan bunda sejati adalah bekal agama. Mutlak bin wajib ๐Ÿ˜
๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’

#bundasayang
#fitrahseksualitas
#gamelevel11
#review6

Selasa, 25 September 2018

Review Presentasi Kelompok 4 by Agie Botianovi (5)

Hari keempat presentasi dibawakan oleh kelompok 4 yang beranggotakan :
1 Aisyah Fitriana N A
2 Daru Kusumastuti
3 Elly Rosalina D
4 Fitria Y
5 Galib P P
6 Heni Satika
7 Wardatul Jannah

1. REVIEW MATERI DARI KELOMPOK 4

GAME LEVEL 11 BUNDA SAYANG
“MEMBANGKITKAN FITRAH SEKSUALITAS ANAK”

❓Apakah itu “Fitrah Seksualitas”?
Menurut Ust. Harry Santoso, pakar dan praktisi Pendidikan Rumah
berbasis Potensi dan Fitrah, Fitrah Seksualitas adalah bagaimana
seseorang bersikap, berfikir, bertindak sesuai dengan gendernya.
 Fitrah Seksulitas Perempuan adalah bagaimana seorang perempuan itu
berpikir, bersikap, bertindak, berpakaian dll sebagai seorang perempuan
 Fitrah Seksualitas Laki-Laki adalah bagaimana seorang perempuan ituberpikir, bersikap, bertindak, berpakaian dll sebagai seorang laki-laki

❓Seberapa pentingkah “Fitrah Seksualitas” untuk kita bangkitkan?
Sangat PENTING!
Untuk memastikan anak-anak tumbuh sesuai fitrahnya dan dapat
menjalankan “amanat” berupa Misi Penciptaannya sebagai
Khalifah lil Ardh.
“Hadapkanlah Wajahmu dengan lurus pada agama (Allah), (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan atas fitrah
Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui”(QS Ar Rum : 30)

❓Apakah saja “Tantangan” yang dihadapi dalam menumbuhkan fitrah seksualitas ini?
Memasuki era Revolusi Industri 4.0, tantangan zaman yang dihadapi
dalam aspek fitrah seksualitas semakin berat, antara lain :
1. Peran orang tua dalam pengasuhan semakin berkurang dan
dioutsourcingkan pihak ketiga
2. Gerakan LGBT yang semakin masif
3. Kejahatan Seksual
4. Kemudahan akses dunia digital dengan bahaya pornografi yang
mengintai anak-anak

❓Solusi
Untuk menjawab tantangan zaman yang sudah tersebut
di atas, solusi yang bisa dilakukan adalah :
1. Menjadi orang tua yang HADIR
2. Pendidikan Seksualitas
Untuk dapat membentuk dan menghadirkan
perubahan tingkah laku, sikap dan karakter dalam
setiap aspek fitrah seksualitas maka proses pendidikan
adalah sebuah keniscayaan. Pendidikan Seksualitas
dapat dimulai dari dalam rumah melalui Gerakan Sadar
Seksualitas. Sebagaimana yang diamanatkan dalam
agama dan UU Kesejahteraan Anak no 4 th 1979, Orang
tua adalah pihak utama dalam pemberian pendidikan
seksualitas tersebut dengan memperhatikan tahapan
usia pendidikan seksualitas pada anak.

▶️PENDIDIKAN SEKSUALITAS ANAK USIA DINI
- Memahamkan anak identitas dirinya
- Paham peran seksualitasnya
- Melindungi diri anak dari kejahatan seksual
- Melindungi anak dari
penyimpangan seksual

▶️Kapan waktu terbaiknya??
Sejak Usia Dini sesuai tahapan usia
pendidikan seksualitas anak.
Usia 4-6 tahun merupakan periode
keemasan untuk menyerap pembelajaran
dan pembiasaan yang ditanamkan
dengan baik.

▶️Siapa saja yang terlibat?
Orangtua sebagai garda terdepan.
Bekerjasama dengan komunitas,
terutama Guru. Dukungan pemerintah
dengan menyediakan payung hukum
untuk menjamin perlindungan Hak
Anak

▶️Mengapa pendidikan seks untuk AUD penting?
1. Anak rentan menjadi korban segala
bentuk kekerasan, termasuk kekerasan
seksual
2. Anak-anak tumbuh lebih cepat dari
generasi orangtuanya : Baligh lebih cepat
tanpa dibarengi kematangan Aqil

▶️Orang Tua bisa mengajarkan aspek fitrah
seksualitas :
- Aku dan Kamu Unik
- Aku dan Tubuhku
- Ketika Aku Bayi
- Aku dan Teman-temanku
- Anak Laki-Laki dan
Perempuan
- Peran Anak Laki-Laki dan Perempuan
- Bagaimana Merawat
Tubuhmu?
- Bagaimana Menjaga
Tubuhmu?
- Keluarga dan Orang di
Sekitarmu
- Aku dan Pakaianku
- Perasaanku dan
Perasaanmu
- Apakah kamu melakukan
apapun yang kamu mau?

▶️Apakah yang dimaksud Kejahatan
Seksual itu?
Bentuk Penyiksaan pada anak dimana
orang dewasa atau remaja yang lebih
tua menggunakan anak untuk
rangsangan seksual

▶️Bentuk
Kejahatan Seksual
Sexual Molestation
(Penganiayaan)
Sexual Assault
(Perkosaan)
Forcible rape
(Perkosaan secara paksa)

“Seringkali anak tidak tahu dirinya menjadi korban
kekerasan seksual karena TIDAK PAHAM bahwa tindakan
yang dilakukanorang dewasa tersebut adalah SALAH”

▶️FAKTOR PENYEBAB
- Pornografi
- Anak-anak jarang diberikan pemahaman
mengenai bagian-bagian tubuh yang
tidak boleh sembarangan disentuh orang
lain. - - Mereka tidak dapat membedakan
mana sentuhan yang aman dan tidak
aman
- Mengingat pelaku kekerasan seksual
seringkali adalah orang terdekat maka
hal ini juga makin membuat mereka
bingung dalam melihat batasan tersebut
“ Mengajarkan batasan
secara jelas dan bagaimana harus
Merespon jika batasan dilewati
menjadi kunci penting untuk
memutus mata rantai kekerasan
seksual ”

DAMPAK ?!
TRAUMA
Dampak dari Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) akan mempengaruhi sikap, cara pandang, orientasi seksual dan perilaku amoral

- Ajarkan anak tentang anatomi tubuhnya
- Ajarkan Anak mengenai BATASAN dan
Cara bereaksi jika ada yang melanggarb batasannya
- Ajarkan anak berkata TIDAK Selalu DAMPINGI anak dalam setiap kehidupannya
- Genapkan ikhtiar kita dengan doa
- Membangun Komunikasi terbuka dengan
Anak dan ajarkan anak mempercayai
perasaannya

Daftar
Pustaka
[1] victimsofcrime.com
[2] www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc
[3] www.kompasiana.com/pentingnya-pendidikan-seksualitas-bukan-pendidikan-seks-buat-anak
[4] www.google.com/amp/s/
Ekoharsono.wordpress.com/mend
idik fitrahseksualitas/amp
[5] www.rutgers.id/pendidikan-
seksualitas-komprehensif/aku-dan-kamu-modul-untuk-anak-usia-4-6-tahun
[6] www.google.co.id/
m.liputan6.com/amp/komnas-pa-
2015-kekerasan-anak-tertinggi-
selama-5-tahun-terakhir
[7] www.google.com/amp/
hellosehat.com/parenting/tipsparenting/ajarkan-anak-lindungi-diri-dari-kekerasan-seksual
[8] Widiningtyas.2017.Melindungi
Anak dari Kekerasan Seksuall :
Apa yang dapat kita lakukan?.Jakarta : Rutgers WPF
Indonesia
[9]Hikmah.2017.Mengantisipasi
Kejahatan Seksual Terhadap Anak
Melalui Pembelajaran
“Aku Anak
Berani Melindungi Diri Sendiri”.
Sawwa Journal, Vol.12, No.2.

2. MEDIA EDUKASI DARI KELOMPOK 4
Media edukasi yang dibagikan kelompok 4 adalah berupa lagu sentuhan boleh dan tidak boleh serta media pembelajaran Allah Ciptakan Tubuhku.



3.PERTANYAAN DAN JAWABAN PRESENTASI KELOMPOK 4
1️⃣ Ruswita-Tulungagung
Semisal di lingkungan kita banyak LGBT, orang2 yg berpakaian seksi, preman2 terkenal pedofil dll yang bertentangan dengan apa yang kita tanamkan ke anak. Bagaimana caranya agar anak tidak jadi korban/ikut2 mereka? apakah kita harus pindah rumah atau mengunci anak kita dirumah?

bagaimana bila anak tak sengaja mengakses video porno di yutub? apa yg harus kita lakukan?

bagaimana mengatasi teman2 anak di SD yg suka buka2 rok? *kecilan saya dulu teman2 usil kayak gt baru sadar ketika sudah kelas 4 SD.
Jawab :
Poin 1⃣ ๐Ÿ’ข Pindah rumah memungkinkan?
▶ Segera pindah
Bagaimanapun, anak-anak membutuhkan lingkungan yang *BAIK* untuk tumbuh kembangnya
Lalu, bagaimana jika tidak memungkinkan untuk pindah rumah? Atau, ternyata dimanapun lingkungannya tetap saja akan ada perilaku negatif dan positif?
Lingkungan heterogen sebenarnya bisa memberikan pembelajaran hidup tersendiri untuk mengenal lingkungan luar
Yang bisa kita lakukan sebagai orang tua adalah menanamkan dan memperkuat values keluarga kita ๐Ÿ˜Š๐Ÿ˜Š๐Ÿ˜Š kelak yg akan bs membantu anak menyaring mana yg baik mana yg buruk
Untuk anak usia dini, tuntaskan dulu sosialisasi primernya ๐Ÿ˜Š๐Ÿ˜Š๐Ÿ˜Š

Point 2..Pengalaman saya pribadi, saya hanya akan meminjamkan hp saya bila saya sedang bisa full mendampinginya. Jadi saya tau, apa yang ditonton, berapa lama nontonnya, bagaimana cara nontonnya agar tdk menyakiti mata?
Jadi memang tindakan preventif itu perlu.
Lalu bila sdh terlanjur mengakses video coz mungkin saat dy sdg main di rumah org dsb, kita tanyakan dulu, apa yg dy lihat, apa yg dia pahami? Lalu komunikasikan dan diskusikan bersama sesuai usianya

Point 3 gunakan celana doubelan  dan sebisa mungkin anak tersebut membela diri n melapor perlakuan tidak sopan ke guru

2️⃣Mb wita .. pertanyaan lanjutan
bagaimana menyadarkan ponakan usia 4 tahun yg kalo abis mandi masih telanjang kejar2an ke halaman rumah ๐Ÿ™„
kalo dibilang ih malu lhooo.. nanti jangan2 jadi anak pemalu..menyadarkan ponakan usia 9 tahun yg kalau duduk sering keliatan dalemannya..
Jawaban
Kita beri contoh "mbak coba liat bunda, ayah dan anggota klg yg lain klo keluar kamar mandi atau rumah pakai baju. Dilihat orang cantik, ganteng, rapi.
Kakak mau kan dilihat cantik cakep"
Mulai sekarang, minta tolong y klo keluar rumah auratnya ditutup.biar tambah disayang Allah juga"
Jangan lupa harus diajarkan dulu bahwa tubuhnya berharga. Bisa dg dinyanyikan lagu yg kami share td. Atau bermain dg printablenya. Tiap kali dy mau keluar dg kondisi telanjang, katakan "nak, malu itu belum pakai baju. Ditutup dulu nak."

3️⃣Sari.Malang
.
1. Bagaimana cara mengetahui seorang anak sudah menjadi korban kejahatan seksual?
2. Kebetulan review saya hari ini berkaitan dengan acara Bu Elly Risman, beliau menyampaikan 60% orangtua di Indonesia tidak lulus SD. Artinya, hanya ada sebagian kecil orangtua yang bisa mengakses materi ttg pendidikan fitrah seksualitas ini. Apakah ada cara-cara tertentu u mengedukasi orangtua yang tidak tamat SD ini?
3. Sejauh apa kita bisa menyampaikan pada anak, apa maksud pelecehan seksual?  Apakah cukup dg mengatakan jika ada yang memegang bagian tubuh yang ditutupi baju, itu sdh termasuk pelecehan seksual ?

Jawaban :
1.1⃣ Mengenali tanda-tandanya pada Anak
๐Ÿ’ข Kenali apakah ada perubahan perilaku pada anak : lebih tertutup, lebih pendiam, agresif

๐Ÿ’ขPerhatikan jika terjadi mimpi buruk atau masalah tidur lainnya

๐Ÿ’ข Perhatikan reaksi anak terhadap orang-orang atau tempat yg ia kunjungi

๐Ÿ’ข Cari tanda tanda fisik yg ada di tubuh anak yang kemungkinan disebabkan oleh akibat kekerasan seksual terutama di sekitar prgan vital

2⃣ Bertanya pada anak

2. Solusi yg bisa saya tawarkan adalah Perlu Adanya *Agent of Change* dengan dukungan dari komunitas sekitar maupun pemerintah. Partner terbaik anak setelah orang tua adalah *Guru*... Edukasi diberikan melalui kurikulum terkait pendidikan seksualitas di sekolah.

3. Sesuaikan dengan tahap usia anak, mbak ๐Ÿ˜Š๐Ÿ˜Š๐Ÿ˜Š

Untuk usia dini, kita bisa jelaskan yang sederhana dg bahasa yg mudah dimengerti. Contohnya bagian tubuh yg ditutupi baju tidak boleh disentuh orang lain

Seiring bertambahnya usia, kita tingkatkan juga informasi dan pemahaman anak tentang pendidikan seksualitas yg termasuk di dalamnya kejahatan seksual

4️⃣ iiL-Jombang

Di era milenial seperti sekarang, ketika akses internet dan pornografi dengan bebasnya dapat diakses anak-anak. Pun begitu dengan _game online_ yang dengan mudahnya dapat diunduh dan dimainkan oleh mereka. Padahal tak sedikit muatan pornografi  secara tak langsung dapat mereka mainkan/ lakukan. Bagaimana langkah orang tua jika mendapati anak yang ternyata telah kecanduan memainkan _game online_ tersebut?

Jawaban
‬Saya jadi teringat sebuah video berdurasi pendek tentang seorang remaja yang kecanduan ngegame. Ibunya punya ide untuk menghilangkan candunya ini dengan menghadirkan teman baru berupa anjing yang pincang.

Loh? Kok pincang? ๐Ÿ˜Ÿ
Karna ternyata, remaja ini juga pincang.

Bisa ditebak, bukan? Remaja ini kecanduan karna dia merasa tidak mempunyai teman. Kurang berharga.

Setelah punya anjing tersebut, dia jadi terbuka, meninggalkan game onlinenya.

Jadi, yang bisa saya sarankan, jalin dulu komunikasi dg si remajanya. Gali dulu apa yang membuatnya kecanduan? Apakah karna kesepian? Atau karna kontennya dsb?
Setelah dipahami, cari media lain yang bisa mengalihkannya dari game tersebut.

#bundasayang
#fitrahseksualitas
#gamelevel11
#review5

Senin, 24 September 2018

Review Mandiri Fitrah Seksualitas (4) by Agie Botianovi

Hari ini review-nya bukan dari hasil presentasi kelompok, tetapi review mandiri karena kemarin adalah hari Ahad dan berlaku GFOS (Gagdet Free On Sunday) di grup. Yang akan saya review kali ini adalah salah satu sub-bab di buku Islamic Parenting Pendidikan Anak Metode Nabi karya Syaikh Jamal Abdurrahman. Saya mengambil sub-bab pada bab Pendidikan Anak Usia 10-14 tahun, yaitu melarang anak laki-laki menyerupai anak perempuan.



Mengarahkan anak sesuai fitrah seksualitasnya salah satunya adalah dengan cara memahamkan anak terlebih dahulu perbedaan laki-laki dan perempuan, baik dalam hal penampilan maupun ciri fisik. Selain itu mengajarkan pula kepada anak apa yang boleh dan tidak boleh menurut agama. Pada sub-bab ini disebutkan tentang hadits laki-laki tidak boleh memakai sutera dan emas.

Rasulullah Saw telah bersabda :
"Kaum lelaki dari umatku diharamkan mengenakan kain sutera dan emas, dan kaum wanitanya dihalalkan (mengenakan keduanya)." (H.R At-Tirmidzi, Kitabul Libas (1742), dan dia menilainya hadits hasan shahih)

Abdullah bin Yazid berkata, "Ketika kami sedang berada di rumah Abdullah bin Mas'ud, datanglah seorang anaknya yang mengenakan baju gamis dari kain sutera. Ibnu Mas'ud bertanya, 'Siapa yang memberimu pakaian ini?' Anaknya menjawab, 'Ibuku.' Ibnu Mas'ud pun merobek baju gamisnya dan berkata, 'Katakanlah kepada ibumu agar dia memberimu pakaian selain kain sutera ini'." (Majma'uz Zawaid, Al-Haitsami, V/144)

Pada kisah di atas pembiasaan tentang sesuatu yang diharamkan oleh agama itu sangat diperlukan sejak dini meski pada anak kecil tidak ada dosa baginya, namun dosa akan ditimpakan pada yang memakaikannya. Karena anak kecil tidak dicatat dosa hingga ia baligh.

#bundasayang
#fitrahseksualitas
#gamelevel11
#review4

Minggu, 23 September 2018

Review Presentasi Kelompok 3 by Agie Botianovi

Hari ketiga presentasi dibawakan oleh kelompok 3 yang beranggotakan :
1 Reny Wahyu P
2 Dian Retno S
3 Roshinta Dewi
4 Dewi Anisatun
5 Fitri Achsan
6 Hasri Haryani D
7 Sri Handayani

1. REVIEW MATERI DARI KELOMPOK 3

MEMPERSIAPKAN FITRAH SEKSUALITAS ANAK PADA USIA
PRE AQIL BALIGH

๐Ÿ’žFitrah Seksualitas dan Cinta
Setiap anak dilahirkan dengan jenis kelamin lelaki dan perempuan. Bagi manusia, jenis kelamin ini akan berkembang menjadi peran seksualitasnya. Bagi anak perempuan akan menjadi peran keperempuanan dan kebundaan, bagi anak lelaki menjadi peran kelelakian dan keayahan. Fitrah seksualitas yang sempurna akan melahirkan laki-laki dan perempuan yang tumbuh sesuai fitrahnya dan memiliki akhlak yang baik terhadap pasangan dan keluarganya.

๐Ÿ’žTantangan dalam menumbuhkan fitrah seksulitas
Tantangan yang mucul pada era millenial ini adalah adanya kesenjangan yang panjang, ketika anak-anak kita secara fisik sudah mencapai usia "aqil baligh" pada usia 14-15 tahun, namun secara finansial dan sosial baru "mandiri" pada usia 25 tahun bahkan lebih. Maka muncullah istilah remaja, yang menggambarkan anak-anak yang telah matang secara biologis tapi belum matang secara psikologis, emosional, rasional, sosial dan finansial. Kesenjangan ini jugalah yang kemudian menyebabkan penyakit kejiwaan dan penyakit sosial yang melanda kehidupan para remaja, seperti pola hidup konsumtif, pergaulan bebas, narkoba, kelainan seksual, dan sebagainya.

๐Ÿ’žBagaimana Solusinya?
Pentingnya penguatan fitrah seksual di tahap Pre Aqil Baligh pada usia 0-14 tahun.

Apa itu Aqil Baligh?
Aqil adalah kedewasaan psikologis, emosional, rasional, sosial dan finansial.
Indikatornya:
- Mampu memecahkan masalah
- Mampu mengambil keputusan dan resiko
- Bertanggung jawab dan mandiri
- Mampu mencari nafkah (laki-laki)
- Mampu memikul beban kehidupan

Baligh adalah Kedewasaan Biologis.
Cirinya:
1. Anak laki-laki mengalami mimpi basah
2. Anak perempuan mengalami menstruasi
3. Biasanya terjadi pada rentang usia 11-14 tahun

Tahap Pendidikan fitrah seksualitas pada usia 0-14 tahun
1. 0-2 tahun
Anak didekatkan dengan ibunya melalui ASI. Kalaupun tidak bisa menyusui, anak difasilitasi untuk bisa “bermain” di sekitar dada ibunya, bisa dengan sering dipeluk, didekap, digendong, dll.
2. 3-6 tahun
Penguatan konsep gender. Anak harus dekat dengan kedua orangtuanya. Sering main dan ngobrol bareng, mulai dikenalkan perbedaan pakaian laki-laki dan perempuan, mulai dikenalkan konsep malu.
3. 7-10 tahun (Pre Aqil Baligh 1)
Dekatkan anak perempuan dengan ibu dan dekatkan anak laki-laki dengan ayah, agar anak memahami peran gender dan sosialnya. Anak mulai dibiasakan menutup auratnya.
4. 11-14 tahun (Pre Aqil Baligh 2)
Dekatkan anak perempuan dengan Ayahnya dan anak laki-laki dengan ibunya, agar anak dapat belajar memahami dan berempati secara langsung terhadap sosok pria maupun wanita terdekatnya.

Tanggung Jawab Pendidikan Seks
Dibagi menjadi beberapa fase, yaitu:
a. Usia antara 7 – 10 tahun, dinamakan kanak-kanak usia akhir (tamyiz), diajarkan etika meminta izin untuk masuk ke kamar orang tua dan orang lain serta etika melihat lawan jenis.
b. Usia antara 10 – 14 tahun (usia remaja), anak dijauhkan dari hal yang mengarah kepada seks
c. Usia antara 14 – 16 tahun (baligh), anak diajarkan tentang etika berhubungan badan ketika ia sudah siap untuk menikah
d. Usia setelah baligh dinamakan usia pemudi/pemuda, diajarkan tentang cara-cara menjaga kehormatan dan menahan diri ketika ia belum mampu untuk menikah

Pada fase pre aqil baligh 2, anak juga mulai diajarkan tentang
1. Anak laki-laki tentang mimpi basah, fungsi sperma dan cara mandi wajib. Anak perempuan tentang menstruasi, cara membersihkannya, cara mandi wajib, fungsi rahim dan indung telur.
2. Mengajarkan untuk menundukkan pandangan
3. Diajarkan tentang aurat
4. Dikenalkan konsep mahram.

5. Mengenalkan konsep Tauhid.
6. Anak diajarkan beberapa adab yang berhubungan dengan lawan jenis.

Penutup
Allah SWT telah menginstalkan fitrah ke dalam diri setiap anak yang lahir. Maka tugas orang tua hanyalah mengaktivasikannya sesuai dengan keunikan dan peran spesifik setiap anak dengan penuh cinta (Inside Out bukan Outside In).

Fitrah itu tidak bisa digegas, dan tidak berlaku LEBIH CEPAT LEBIH BAIK. Karena fitrah memerlukan tahapan dan waktu yang tepat dalam menumbuhkannya.

Bukan sekolah, tapi rumahlah tempat terbaik mendidik fitrah anak agar mampu mencapai aqil dan baligh bersamaan.

Tdk pernah ada anak salah gaul, yg ada salah asuh.

Fitrah yang tumbuh indah ibarat ikan hidup di laut, bertahun2 berenang di laut tak menjadi asin. Fitrah yg tak tumbuh ibarat ikan mati, cukup beberapa hari direndam di air asin untuk menjadi ikan asin.

(Harry Santosa - _Fitrah Based Education_)

Sumber Pustaka:
- Santosa, Harry. 2017. Fitrah Based Education. Yayasan Cahaya Mutiara Timur
- 'Ulwan, Abdullah Nashih. 2017. Tarbiyatul Aulad Fil Islam (Pendidikan Anak Dalam Islam). Sukoharjo: Insan Kamil Solo

2. MEDIA EDUKASI DARI KELOMPOK 3
Media edukasi yang dibuat kelompok 3 adalah berupa lagu yang isinya perbedaan laki-laki dan perempuan. Berikut link media tersebut : https://www.youtube.com/watch?v=noWSRrtAh9U

3.PERTANYAAN DAN JAWABAN PRESENTASI KELOMPOK 2
 1⃣ Bunda Wita
Assalamualaikum,
Tim kelompok 3 super kereeenn

Mau ikutan tanya,

Di usia 10-14thn anak dijauhkan dari perihal seks.
Bagaimana jika anak sudah pernah terpapar pornografi dan mengalami kecanduan?


1. Mengukur tingkat keparahan kecanduan anak
2. Menjauhkan media pemapar pornografi
3. Edukasi tentang bahaya dan dampak pornografi
2. Menciptakan lingkungan yg baik
3. Lakukan kegiatan positif yang disukai anak seperti hobi, atau kegiatan luar ruang misalnya olahraga, camping, dll
4.Mendapatkan dukungan positif dari orang tua dan lingkungan tanpa adanya pihak-pihak yang menghakimi.
5. Membantu anak mendekatkan diri pada Allah SWT, bisa dengan memperbanyak kegiatan agama tetapi tetap didampingi dan dalam pengawasan orang tua.
Sebagai tambahan, ada komunitas-komunitas yang tujuannya untuk keluar dari kecanduan ini. Salah satunya:

https://www.facebook.com/groups/kecanduan/

 2⃣ Ruswita- Tulungagung

Bund.. Mengenai usia aqil baliq.. Usia segitu biasanya anak mulai tertarik dengan lawan jenis.. Mulai penasaran dengan lawan jenis.. Dan tak jarang terbawa teman2nya dengan tren "vacaran"... Gimana cara kita mengarahkan supaya mereka gak ikut2an seperti itu? Namanya suka itu kan kadang sulit ditahan.. Kalo dilarang kuatirnya malah backstreet.. Mohon sarannya.. Diberi tahu kayak gimana?
 ✅
Poin yang perlu ditekankan di sini adalah "komunikasi" dan "chemistry". Saya sendiri belum mengalami. Tetapi ada seorang teman yang saking dekat dan terbukanya dia dgn anaknya, anaknya cerita tentang gebetan atau lawan jenis yg disukai.

Respon ibunya tidak serta merta melarang. Tetapi menjelaskan batasan. Bukan mahram artinya tidak boleh bersentuhan, tidak boleh berduaan, tidak ada pacaran dalam Islam. Ngobrol biasa sebagai teman tidak masalah. Tetapi tetap tidak berpacaran atau sejenisnya. Ibunya menjaga agar anaknya "percaya". Sehingga tetap bercerita tentang kisah2nya di sekolah. Menegur yg kiranya keluar jalur, tetapi tetap mengawal. Jangan sampai anak malah menjauh karena merasa ibunya tidak asik dan suka melarang2 saja tanpa membimbing.

#bundasayang
#fitrahseksualitas
#gamelevel11
#review3

Sabtu, 22 September 2018

Review Presentasi Kelompok 2 by Agie Botianovi

Hari kedua presentasi dibawakan oleh kelompok 2 yang beranggotakan :
1 Enda Arova
2 Sukriyati
3 Noviyanti Finisa N
4 Vivi Dewi
5 Sari Rarasati
6 Maghfurrotul Hanik R
7 Shinta Ratna A

1. REVIEW MATERI DARI KELOMPOK 2

MENGENAL DAN MENUMBUHKAN FITRAH SEKSUALITAS MELALUI LATIHAN PEKERJAAN RUMAH

 1.       FITRAH SEKSUALITAS:
Fitrah Seksualitas yang dijelaskan oleh Ustadz Harry Santosa meliputi dimensi biologis, dimensi psikologis, dimensi sosial dan kultural , seseorang menyadari jati dirinya sesuai kodrat yang ALLAH tetapkan, berperilaku dan bersikap sesuai fitrah kelelakian atau kewanitaan.

2.       Seberapa Penting FITRAH SEKSUALITAS dibangkitkan?
-          Agar anak dapat tumbuh benar sesuai kodratnya, menjadi Laki-laki sejati atau Perempuan sejati.
-          Menumbuhkan jati diri sejak dini.
-          Dengan mengerti pembagian seks/ jenis kelamin, diharapkan bisa mengenal pembagian peran dalam keluarga dan masyarakat

3.       Apa tantangan yang berkaitan dengan Gender?
Ayah:
-          Penanggung jawab pendidikan
-          Man of vision and mission
-          Sang ego dan individualitas
-          Pembangun sistem berpikir
-          Supplier maskulinitas
-          Penegak profesionalisme
-          Konsultan pendidikan
-          The person of ‘tega’

Ibu :
-          Pelaksana harian pendidikan
-          Person of love and sincerity
-          Sang harmoni dan sinergi
-          Pemilik moralitas dan nurani
-          Supplier feminimitas
-          Pembangun hati dan rasa
-          Berbasis pengorbanan
-          Sang ‘pembasuh luka’

Untuk menumbuhkan fitrah seksualitas dan fitrah peran yang tidak sama tersebut, diperlukan kedekatan yang berbeda pada setiap tahap usia.

Usia anak 0-2 tahun:

Laki-laki dan Perempuan: didekatkan dengan Ibu, adanya proses menyusu dan membangun kelekatan emosi. Transfer awal nilai keimanan, ketauhidan.

Usia anak 3-6 tahun:

Laki-laki dan Perempuan: didekatkan dengan Ayah-Ibu, agar memiliki keseimbangan emosi dan rasional. Kedekatan paralel ini membuat anak secara imaji mampu membedakan sosok lelaki dan perempuan.
Pengenalan pekerjaan/kegiatan rumah : semua pekerjaan dan kegiatan, bisa melalui buku teks, ikut melibatkan anak sehari-hari. Mengawal dan memastikan identitas seksualitas sejak usia 3 tahun.

Usia anak 7-10 tahun:

Adalah masa dimana anak-anak memasuki tahap mempelajari ‘bagaimana dunia bekerja'

-          Laki-laki : didekatkan dengan Ayahnya.

Ego sentris mereda ร  sosio sentris.

Tanggungjawab moral: peran sosial sudah berjalan ----sholat berjamaah, bermain dg ayah, peran keayahan lainnya dalam masyarakat.

Menjelang masa pengenalan pra-baligh. Berhubungan dengan dimensi biologis, menjelaskan tentang tata cara mandi wajib, konsekuensi memiliki sperma.

-          Perempuan: didekatkan dengan Ibunya, agar peran keperempuanan dan peran keibuannya bangkit.

Menjelang masa pengenalan pra-baligh. Perlu pendekatan dimensi biologis tentang alat reproduksi wanita. Cara bersuci dari haid dan konsekuensi memiliki rahim.

Pada usia ini bisa dilatih tugas spesifik pada anak.

Contoh kegiatan yang diharapkan mendekatkan anak pada fitrah seksualitasnya:

-          pada anak laki-laki :
·         mengajak adik bermain
·         berlatih menjadi korlap sholat berjamaah di rumah
·         ikut mengecek kondisi rumah sebelum tidur
·         lebih banyak bermain bersama Ayah

-          pada anak perempuan :
·         ikut merawat Adik: menyuapi, memandikan, mengantar ke kamar mandi
·         merawat hewan peliharaan
·         memlihara tanaman
·         masak untuk keluarga
·         belajar menjahit dan pekerjaan detail lainnya

Secara umum, 3 keahlian yang harus dikuasai oleh anak-anak:

1.       Keahlian individual
2.       Keahlian berkeluarga
3.       Keahlian komunal/ komunitas

Jika telah selesai dengan keahlian individual, bisa dilanjutkan dengan keahlian berkeluarga. Jika telah tuntas dengan keahlian berkeluarga, bisa dilanjutkan dengan keahlian komunal/komunitas.

.

Pada kesimpulannya, melatih beberapa pekerjaan rumah kepada anak diharapkan bisa mendekatkan mereka pada jati diri seksualitas yang sesuai dengan kodrat mereka.

Fitrah seksualitas yang tumbuh paripurna kelak diharapkan akan menghantarkan mereka pada peran Ayah sejati dan Ibu sejati.

Sumber bacaan :

Harry Santosa, 2015, Fitrah Based Education

PKBI DI Yogyakarta, Pengertian Seks dan Seksualitas

2. MEDIA EDUKASI DARI KELOMPOK 2
Media edukasi yang dibuat kelompok 2 adalah berupa lagu yang isinya perbedaan laki-laki dan perempuan. Berikut link media tersebut :
https://www.instagram.com/p/Bn_VETUAhtb/?utm_source=ig_share_sheet&igshid=1rrv5y28loiyl

3.PERTANYAAN DAN JAWABAN PRESENTASI KELOMPOK 2
1⃣ Nurul Fitriyah

Tentang peran2 Ayah baik pembuat visi misi, penanggung jawab pendidikan, the person of tega dll itu apakah harus selalu berlaku demikian? Mengingat, sering menjumpai sebuah keluarga justru yang lebih 'tegas' adalah sang ibu, punya visi misi sedangkan untuk sang ayah lebih alus2, luwes, dan humoris.

Ada juga peran tersebut telah disadari oleh masing-masing pihak, ayah penanggung jawab pendidikan dan punya visi misi yang besar, dan ibu sebagai pelaksana.

Lalu ada istilah pembagian tugas dan peran mendidik anak, ayah ikut andil baik urusan mendidik atau urusan domestik. Sejauh mana ini bisa dikolaborasikan  mbak?

Jawab:
 Tidak harus. Ini kembali lagi kepada referensi dan pengalaman yang diterima seseorang sejak ia lahir hingga dewasa. Pola asuh dan lingkungan yang berbeda-beda akan menghasilkan karakter orang dewasa yang berbeda pula.
Demikian pula bakat yang melekat dalam diri seseorang.  Apakah ia seseorang yang memang melow, periang dan sebagainya.
.
Ayah lebih banyak mendapat label "the person of tega", tapi tidak mutlak.  Karena pada intinya kolaborasi orang tua dalam menumbuhkan teladan. Anak segan dan menghormati orang tua dengan sendirinya tanpa merasa ditakuti.

Ayah Ibu tetap pada porsi masing-masing sesuai fitrahnya. Namun dalam kehidupan sehari-hari adakalanya kita terdapat kekurangan-kekurangan dalam diri dan pasangan terkait pendidikan anak dan keluarga. Jadi  sederhananya kita saling melengkapi dan tetap  terus belajar memperbaiki kekurangan diri.
.
Dengan adanya ilmu yang kita terima, inilah saatnya untuk menegaskan peran fitrah anak-anak kita.
Agar tumbuh menjadi laki-laki  dan perempuan yang sesuai fitrahnya.

 2⃣ assalammu'alaikum
Ruswita-Tulungagung

1. bagaimana cara menjelaskan menstruasi, dan kenapa harus bersuci seperti itu? apakah menunggu mereka mimpi basah/mengalami mens dulu?

2. bagaimana bila anak lelaki usia 7-10 tahun suka membantu menemani adik2nya ke toilet, suka menanam dan suka juga merawat hewan? apakah tidak apa2?

3. ayah sebagai person of tega dan ibu pembasuh luka. Apakah ini sama artinya ayah yang negur dan negesin, lalu ibu yang menenangkan kalo anaknya tidak suka ditegur ayah?

maaf kepo nya banyak. terimakasih

Jawab:

Pertanyaan ke 1. Bisa dimulai dengan menjelaskan apa penyebab menstruasi, biasanya menstruasi umur berapa, paling telat umur berapa, dan seterusnya.
Tidak harus menunggu menstruasi dulu untuk menjelaskannya, bisa dimulai usia 8 tahun. Karena idealnya anak perempuan akan memulai siklus menstruasinya antara usia 9 - 15 tahun. Kenapa harus bersuci seperti itu ? Membersihkan alat kelamin wanita caranya dari bagian depan ke belakang, untuk mencegah berpindahnya bakteri atau bibit penyakit yang ada di anus ke bagian kemaluan yang nantinya bisa menimbulkan infeksi.

Pertanyaan ke 2:
1. Untuk usia anak menjelang 9-10 tahun, jika komunikasi antara orangtua dan anak berjalan baik, tidak ada salahnya membahas secara terbuka apa yang akan terjadi ketika seorang anak perempuan mengalami menstruasi. Jika perlu, disertai penjelasan gambar. Menstruasi sebagai akibat peluruhan dinding rahim , dsb.
Jika anak tidak bertanya mengapa ada rahim dan apa fungsi rahim, sebaiknya tidak perlu dijelaskan terlebih dahulu.
Lebih baik preventif , menjelaskan saat belum terjadi.

Jika dirasa, anak sudah menyadari fitrah kelelakiannya sejak usia 3 tahun. Dan sudah bisa menegaskan dirinya adalah laki-laki, tidak mengapa.
Namun, di lain waktu Ayah harus hadir dan berinteraksi yang cukup dengan sang anak. Kenalkan juga olahraga yang menunjukkan maskulinitas. Kenalkan pada komunitas kegiatan anak laki-laki yang seru, seperti sepak bola dll. Agar menguatkan fitrah kelelakiannya.

Pertanyaan ke3. Sebagai penegak maskulinitas, pemilik ego, Ayah sebaiknya punya otoritas yang lebih tinggi dalam menegakkan aturan.
.
Pernahkan merasa terluka? Diejek teman, tidak ada yang mau perduli dengan diri kita yang anak-anak atau remaja?
Yup, disinilah peran Ibu, untuk menyamankan anak-anaknya.
Dalam hal teguran Ayah kepada anak, seharusnya Ayah-Ibu harus mempunyai kesepakatan terlebih dahulu. Tidak elok, ketika Ayah memberi teguran Ibu langsung membela sang anak.
Ibu ada, untuk memberi ketenangan.

 3⃣ Agie-Malang
Sebenarnya apa perbedaan mendasar pembagian tugas kerumahtanggaan pada anak laki-laki dan perempuan? Sedang dalam prakteknya seringkali dalam sebuah rumah ayah dan ibu saling membantu untuk semua pekerjaan rumah tangga.

Jawab
Sebagai latihan dalam menguatkan fungsi dan peran gender.
.
Dalam sebuah artikel, disebutkan bahwa kodrat yang melekat pada wanita adalah 'merawat dan melayani'.
Sedangkan laki-laki 'berburu'.
.
Kodrat ini bersesuaian dengan pembagian Fitrah Peran pada Laki-laki dan Perempuan.
.
Seorang anak laki-laki perlu dilatih 'insting' laki-lakinya. Demikian juga anak perempuan harus dihidupkan peran merawat dan melayaninya.
Dan ini bisa dilakukan dengan latihan dalam proses hidup yang sebenarnya.
.
Sehingga ketika ia dewasa, semua fitrah peran ini bisa tuntas. Saat ia menikah, selain menuntaskan tanggungjawab dirinya, ia juga bisa merasakan empati kepada pasangannya.

 4⃣Hasri, Ponorogo

Tentang pembagian tugas rumah tangga sesuai gender, Bagaimana dengan keluarga yg menerapkan anak laki2 ataupun perempuan harus sama2 belajar semua peran, jadi anak laki2 pun diajarkan bisa memasak, anak perempuan juga dilatih untuk bisa melakukan pekerjaan laki2 seperti membetulkan keran bocor dll. Apakah itu termasuk yg tidak selaras dg fitrah seksual anak?

Jawab

Pada akhirnya anak perempuan dan laki2 tetap saling mengenal berbagai pekerjaan rumah tangga.  Tapi untuk anak usia 3-7 tahun,  fase ini adalah pengenalan dan penguatan gender sesuai fitrah,  sehingga saat dia tumbuh dewasa dia bisa mengerjakan tugas laki-laki maupun perempuan tanpa harus berganti gender.
.

Sejauh tidak melanggar norma agama dan hal mutlak lainnya, hal tsb bisa dilakukan.
Sebaiknya memang sbg ortu kita mendidik anak sesuai fitrah dan sekaligus menyiapkan anak untuk mampu mjd pribadi yg mandiri, tangguh,bermental kuat dan lifeready.
Jd saat tugas wanita tidak ada yg mengerjakan , para laki2 bisa mengerjakan pun sebaliknya jika tugas laki2 sedang tidak ada yg mengerjakan, para wanita juga mampu mengerjakan

 5⃣ Jazilatur
Assalamu'alaikum
Saya ijin bertanya. Pada pembahasan hasil diskusi disebutkan bahwa secara umum ada 3 keahlian yang harus dikuasai anak2; individu, berkeluarga dan komunal.
Mohon dijelaskan kegiatan yang dapat dilakukan apa saja sesuai keahlian tersebut dan pada usia berapa dapat dilatihkan?
Terima kasih

Jawab
Dalam materi yang kami tampilkan, ada 3 keahlian dasar yang harus dikuasai seorang anak:
1. Keahlian individual; jangkauannya luas sekali. Sederhananya kemampuan seorang anak untuk bertahan hidup. Seorang anak bisa mencuci baju, membereskan tempat tidur, menyapu kamar yang ia tempati, kemampuan masak minimal untuk dirinya sendiri, kepiawaian dalam belajar tanpa harus disuruh, dll.

2. Kemampuan berkeluarga, setelah anak mampu menyelesaikan masalah-masalah dirinya sendiri , baru anak "naik kelas" dilibatkan dalam kegiatan keluarga: mengukur lauk yang dimakan, disesuaikan dengan jumlah anggota keluarga, menyiapkan meja makan bersama, menyapu areal yang lebih luas, dsb.

3. Keahlian komunal: keahlian seorang anak untuk terlibat dalam hidup bermasyarakat yang lebih luas dari sekedar keluarga kecilnya.
Misalkan ketika ada sampah berserakan, anak tergerakkah untuk memunguti dan menaruhnya di tempat sampah? Atau sudah mulai tumbuh kan kesadaran untuk sholat berjamaah di masjid.

#bundasayang
#fitrahseksualitas
#gamelevel11
#review2

Ayahku Kutu Buku (?)

Sosok ayah bagiku adalah sosok yang teramat samar. Bagaimana aku bisa mengenal dia, sedang bayang wajahnya saja tak pernah hinggap di mataku, bau tubuhnya pun tak pernah kuingat terindera hidungku. Ah, ayah bagiku adalah bayang abu-abu di kegelapan malam.

Aku mengenal sosoknya hanya dari cerita orang, dari foto-foto yang terekam, serta dari barang peninggalannya. Dia menyukai fotografi, musik, dan buku. Betapa banyak hasil fotonya, kaset musik hingga buku di lemari rumahku dulu. Kabar dari eyangku, pangkal hidungnya sampai bengkok terkena kacamata yang selalu dia kenakan saat membaca buku. Ah ayah, betapa rindu ini samar, seperti hujan yang merindukan awan, sesuatu yang menyebabkannya ada.

Aku akan selalu mengingat masa kecilku, membaca buku-buku tulisan S.H Mintardja yang meski terkadang sulit kumengerti coba kupaham-pahamkan. Cerita-cerita bersambung yang kupikir di jaman ini sudah jarang ada yang membaca. Kisah-kisah kolosal yang sering membuat otak kecilku sejenak merenungkan apakah sebenarnya yang dimaksudkan penulis. Ah ayah tapi aku belum membaca semua bukumu ketika tukang loak akhirnya mengangkatnya dari rumahku.

Tapi aku terkesan ayah, bahkan aku masih ingat kisah tentang Jlitheng yang menemukan mata air di antara 3 pohon yang saling melilit, bukankah itu indah? Ayah apakah kau ingin mengajakku berpetualang melalui buku? Melalui kisah berjilid-jilid tentang Arya Manggada dengan kudanya?



Ayah, benarkah kau kutu buku seperti kata eyang?

Agie Botianovi Sugiharto
22 September 2018