Rabu, 10 April 2013

Jundi nggak takut gelap bunda…



Dua hari yang lalu di rumahku mati listrik di malam hari, cukup lama, hingga membuat Jundi yang akan pergi tidur terbangun lagi. Gelap. Karena si ayah pergi ‘hajatan’ di tempat tetangga, maka jadilah aku dan Jundi berdua di kamar, ditemani 1 buah lilin yang menyala. Pintu kamar memang kubiarkan terbuka, agar cahaya lilin dari dalam kamar bisa menerangi luar kamar. Seperti biasanya Jundi bermain kesana kemari sendiri di dalam kamar, buka lemari, mengobrak abrik isinya, atau mainan alas lantai. Tapi mungkin karena bosan si jagoanku celingak-celinguk cari mainan baru. Dia pun pergi keluar kamar yang gelap gulita. Aku biarkan saja, hanya memanggilnya beberapa kali, “Sayang, ngapain disana?”. Tapi yang dipanggil nggak juga kembali, cukup lama, dan aku juga cukup capek untuk menjemputnya, jadi kubiarkan saja :D.

Dalam situasi seperti itu aku berusaha mengendalikan lidahku untuk tidak menakut-nakuti anakku. Tentunya aku tidak mau si Jundi (9m10d) jagoanku menjadi penakut, apalagi takut gelap dan hantu (yang identik dengan gelap). Beberapa menit kulihat dari dalam kamar dia hanya diam di luar kamar, sambil menggosok-gosok permukaan alas lantai yang bertekstur kasar (kebiasaan Jundi sejak lama). Aku pun tetap membiarkan, hanya memanggil menyuruhnya segera masuk kembali ke kamar. Dan lama-lama Jundi pun kembali ke kamar dengan tersenyum dan langsung memelukku. Ah, Jundi pintar, Jundi tidak takut gelap.
Di mata sebagian besar anak gelap itu menakutkan. Teringat lagu ‘Jangan takut akan gelap’ yang dinyanyikan SO7 dan Tasya, nampaknya lagu itu diciptakan agar banyak anak kecil menjadi tidak takut gelap. Menurut pengamatanku anak kecil fitrahnya itu tidak takut gelap, hanya saja lingkungannya membentuk dia menjadi takut gelap. Teringat dengan saudaraku yang suka menakut-nakuti anaknya sendiri lantaran Ibunya sedang malas untuk mengikuti perginya anak. Jika anak pergi ke ruangan lain, maka dengan mudahnya si Ibu akan berkata, “Hi…takut…disitu ada hantunya”. Lalu dengan mudah si anak akan kembali ke pangkuan Ibunya. Takut. Dan itu tidak akan menjadi terlalu capek untuk Ibunya.
Maka jika anak kita takut terhadap sesuatu, coba cek, adakah perkataan kita,perilaku kita yang membuat dia menjadi seperti itu? Ah, ini hanya teoriku, dan aku bukan seorang psikolog :).

Rabu, 10 April 2013
Setelah hampir setengah tahun tidak berhasil merampungkan satu tulisan, akhirnya mala mini bisa juga tulisan ini rampung, hehe…

Related Posts:

  • MISTERI JODOH Masih saja teringat oleh saya 5 tahun lalu ketika saya berproses menuju pernikahan. Wejangan yang selalu terngiang, 'selama belum ijab dan sah, apapun bisa terjadi'. Dan jujur saja ini cukup membuat saya kadang gelisah denga… Read More
  • KB ALAMI Sebenarnya apa sih ya istilah KB alami itu? Kalau yang saya pahami sih KB alami itu adalah KB yang tanpa menggunakan alat kontrasepsi apapun. Dalam prakteknya banyak yang memahaminya sebagai KB kalender. Namun kalau saya dan… Read More
  • IBU TANGGUH . Sungguh sampai sekarang saya masih kepikiran dengan ibu tangguh yang saya temui kemarin. Tak sengaja saya bertemu dengannya, di depan rumah kontrakan botiashop. Waktu itu saya sedang beli ayam sabana di depan rumah. Pas me… Read More
  • Persalinan, sebuah perjalananSetelah proses persalinan selesai, sambil IMD ternyata aku tetap berurusan dengan jahit menjahit,auw auw. Untuk kali ini aku jahitan 3, setelah di persalinan sebelumnya aku jahitan 9 (bukan jahitan, tapi obras :D ). Menurut b… Read More
  • Ramadhan HalalHahah, judulnya sama kayak sinetron produksi DAQU yang bikin baper jomblo, hehe. Tapi memang terinspirasi dari sana sih, terutama episode 2 :D . Namun, inilah Ramadhan Halal versi saya :) . Saya menikah tahun 2011, bulan Raja… Read More

0 komentar:

Posting Komentar