Minggu, 20 November 2016

MERUBAH FOKUS DIRI


.
Masih teringat di benak saya perkataan salah satu guru saya dulu, ketika kita fokus pada hal-hal yang kecil maka kita tidak bisa fokus pada hal-hal yang besar.  Ibaratnya seperti kita mau memasukkan batu, kerikil, dan pasir ke sebuah gelas. Apabila kita masukkan pasir dulu baru kerikil dan terakhir batu, maka akan banyak celah-celah kosong di dalam gelas tersebut. Berbeda jika yang kita masukkan batu dulu, baru kerikil dan terakhir pasir, maka akan lebih banyak batu yang bisa masuk dan celah-celah kosong rapat terisi kerikil dan pasir. Artinya dalam mencari ilmu lebih banyak ilmu yang akan kita dapatkan.
.
Namun dalam prakteknya, hingga kini saya pribadi masih sering disibukkan dengan hal-hal kecil sehingga tersisa sedikit waktu untuk hal besar. Terutama untuk ibu rumah tangga seperti saya, PR yang sangat besar, agar diri ini tak lagi hanya menjadi sekedar manusia, tapi menjadi manusia yang sesuai dengan misi yang diembankan oleh Allah padanya, khalifah fii ard.
.
Kemarin lagi-lagi saya diingatkan, agar diri ini menjadi manusia yang lebih produktif dan bermanfaat. Tak lagi jamannya pikiran diri ini hanya dipenuhi dengan cucian yang numpuk, jemuran, dan lain-lain. Tapi sudah selayaknya pikiran diri ini dipenuhi dengan bagaimana caranya bisa menjadi pribadi yang berguna untuk orang lain,  bagaimanakah diri ini bisa menjadi pribadi yang produktif.
.
Memiliki 3 balita dengan ruang gerak yang terbatas seharusnya tidak menghambat diri saya untuk selalu berbenah menuju kebaikan. Tidak lagi berfokus pada apa yang tidak bisa saya lakukan tapi pada apa yang bisa saya lakukan hari ini?
.
Semoga Allah masih beri kesempatan untuk berbenah, meraih ridhoNya.
.
Bunda jundi 2nov16
9.13

MENCIPTAKAN BONDING

Banyak hal yang bisa dilakukan untuk menciptakan bonding yang kuat antara seorang ibu dengan anaknya. Salah satunya adalah melalui menyusui. Maka banyak pakar parenting menyarankan agar saat proses menyusui tidak boleh disambi. Tamparan buat saya sendiri yang masih sering nyambi tilawah, baca buku, atau liat hape, 😢. Seringnya kalo anak sudah lelap dan tidak bisa lagi kontak mata diri mulai bosan dan cari kegiatan 😅. Kalau ada wudhu ambil mushaf, kalau tidak ya hape atau buku. Salah satunya selalu saya sediakan di kamar. Entahlah ini memang tidak baik, tapi lebih tidak baik lagi kalau saya ketiduran dan bayi 1nya dilupakan 😅. Apapun itu semoga terus belajar memperbaiki diri terutama dalam hal pengasuhan 😊. (Untuk hape biasanya saya gunakan mode pesawat untuk mengurangi radiasinya).
.
Teringat tulisan entah siapa yang mengatakan bahwa bonding juga bisa diciptakan melalui masakan. Bagaimana pun masakan seorang ibu haruslah menjadi the best taste di lidah anak. Seacak adutnya setidaknya ada masakan ibu yang khas dan selalu dirindukan anak kelak hingga ia dewasa.
.
Saya pun teringat ketika mulai menikah hingga sekarang, suami beberapa kali menyuruh saya tanya resep ke ibu mertua, dan hingga kini saya belum bisa menggantikan best taste di lidah suami. Apalah saya yang bisanya masak itu-itu saja, ribet dikit bumbu instan 😀. Saya mikirnya simpel, yang penting makan sehat, bergizi, halal, thayyib, dan masak cukup 20-30 menit 😁. Sayang waktunya kalo habis hanya untuk masak, kapan memberi manfaat untuk orang lainnya? 😀
.
Kemarin lusa, haru lagi-lagi menghampiri, di sore hari hujan-hujan si ayah mencuri waktu sebentar ke dapur menggoreng pisang. Saya di kamar mendampingi 2 bayi bermain, dan mas Jundi sedang ada di kamar mandi buang air besar.
.
Pisang terhidang dan mas Jundi sudah selesai BAB+mandi, 'Pisang goreng nya enak ya yah, siapa yang masak?'
'Bunda, enak ya? Bunda kan emang pinter kalau masak... '
Doeng, lalu saya segera menegur ayah setengah berbisik, 'Yang goreng kan ayah?'
'Kan diajari bunda, sudahlah biar di benaknya bundanya itu memang yang paling pinter masak'
.
Ada haru sekaligus sedih, ah nak betapa bunda dengan segala kelebihan dan kekurangan ini belum bisa memanjakan lidahmu seperti bunda-bunda yang lain. Tapi bunda tau, bonding tidak hanya bisa tercipta dari masakan, kelak kau pun akan merindukan pelukan bunda, masih ingatkah kau sayang degup jantung bunda tiap kali kau menyusu? Meski hanya 2 tahun, bunda masih teringat kehangatan itu nak, betapa kamu adalah bayi yang pintar. Semoga bonding kita kelak hingga jannahNya, cari bunda jika kelak kau tak temukan bunda di FirdausNya. Anakku, wahai tentara surga.
.
Di pagi yang melo
Bunda Jundi
17 november 2016
dari Ibu yang penuh khilaf dan ingin selalu memperbaiki diri

Jumat, 30 September 2016

EDISI NEGOSIASI JUNDI


.
Negosiasi balita di tempat umum biasanya akan membuat orang tua malu, apalagi kalau si anak sampai tantrum. Yah mesti kuat-kuatan kali ya biar tetap berpegang pada 'perjanjian'.
.
Siang tadi lagi-lagi saya mengalami negosiasi yang cukup 'alot' dengan mas Jundi.
.
Ceritanya mumpung adeknya tidur pagi, sepulang mas Jundi sekolah dia saya ajak belanja keperluan ke swalayan dekat rumah. Biasanya dia akan minta beli kue, coklat, roti, susu, atau es krim, no problemo buat saya. Tapi ternyata dia kepincut mainan yang hadiah permen-permen gak jelas, fiuh. No no no kalo ini.
.
Pekan sebelumnya memang pas saya ajak ke tempat yang sama dia minta mainan kincir angin (lengkap dengan hadiah permen gak jelas -yang biasanya langsung saya buang-) dan saya langsung oke karena memang sudah agak lama tidak beli mainan. Dan barangkali tadi dia berpikir saya bakal langsung oke, terjadilah drama.
.
'Mas Jundi kan kemarin baru dibelikan buku sama kertas lipat belum dibuka'
.
'Tapi Jundi mau beli ini bunda'
.
'Hm, ayo beli kue coklat, mau susu coklat?'
.
Bergeming di rak mainan.
.
'Oke, Jundi beli mainan tapi hari ini gak boleh minum susu ya?'
.
Ekspresi langsung berubah, bingung. 'Iya gapapa bunda, kapan-kapan boleh kan?'
.
'Iya tapi lama, Jundi bener gak nyari susu?'
.
'Bentar kan bunda, kapan-kapan boleh kan?
.
'Besok baru boleh minum susu'
.
Dan obrolan cukup alot pun terjadi, sampai dia sudah mau menangis.
.
Saya tetap tidak mau membelikan mainan tersebut, dan negonya cukup lama sekali (sekitar 15 menit). Akhirnya ke kasir ditawari semua makanan kesukaan dia tidak mau, dan ekspresinya menahan tangis. Namun tetap saya belikan apa-apa favoritnya.
.
Keluar swalayan dia masih belum balik ke mood ceria, hingga saya ajak lewat jalan yang tak biasa tak lama langsung kembali ceria.
.
Hampir saja saya menyerah, tapi alhamdulillah dimudahkan negosiasi kali ini. Tak jarang orang tua menyerah karena takut malu dengan tangisan.
.
Bang Jundi, i luv you full. I do love you.
.
Hiks, nulis ini sambil pengen nyium pipi bakpao hitamnya :( . Membaui bau keringat khasnya.
.
Bunda jundi 29 september 2016 23.08

Rabu, 28 September 2016

MY DEAR, JUNDI


Bunda cemburu, cemburu pada keintimanmu dengan ayah sayang, sungguh. Bangun tidur yang kau cari ayah, mandi maunya sama ayah, makan sama ayah, dan semua dengan ayah. Ah sayang, luka hatimu menganga terlalu lebar kah?
.
Bunda tahu dan sadar sepenuhnya, 11 bulan ini bunda hanya adik adik adik, bunda terlalu sibuk dengan adik kembarmu. Setiap saat bunda menemani mereka, hingga kata-kata itu meluncur dari mulut mungilmu, 'bunda anaknya adik, jundi anaknya ayah'
.
'Lho, jundi juga anak bunda'
.
'Tapi kan bunda sama adik terus,'
.
:(
Ada luka yang menganga di hati bunda, bunda tak adil padamu, semenjak adikmu lahir semua keperluanmu dihandle ayah karena ayah tidak bisa jika harus menggantikan bunda menghandle adik.
.
Ah sayang, hidup ini terlalu keras untukmu. Kau tau? Kau tetaplah yang pertama di hatiku.
.
Cinta, aku ingin menebus semua, menebus kembali keintiman kita saat kau masih menyusu bunda, hanya bunda bunda bunda yang selalu kau cari. Waktu berjalan terlalu cepat, hingga janin adikmu bertumbuh di rahim tempatmu dulu.
.
Tendanganmu saat tidur terlalu keras nak, hingga bunda harus tidur di balik ayahmu melindungi adikmu.
.
Cinta, aku ingin cintamu yang dulu.
.
Sembari mengenang tulisan sekitar 10 bulan lalu.
http://bundajundi.blogspot.co.id/2015/11/berbagi-sayang.html?m=1
.
Bunda jundi 26 september 2016 22.59

Senin, 26 September 2016

IBU TANGGUH


.
Sungguh sampai sekarang saya masih kepikiran dengan ibu tangguh yang saya temui kemarin. Tak sengaja saya bertemu dengannya, di depan rumah kontrakan botiashop. Waktu itu saya sedang beli ayam sabana di depan rumah. Pas memang ada beberapa pembeli lain,jadi saya nunggu giliran terakhir karena memang datang paling akhir.
.
Ada 1 anak kecil mengulurkan uang 20ribuannya menebus ayam krispi di.bungkusan. Kutengok sekilas, 'ditunggu ibunya di motor' . Namun saat fokusku.sudah beralih tiba-tiba 'gubrak'. Motor itu oleng dan 'prak' si ibu sudah tidak bisa menahan motornya lagi, 5 orang terguling.
.
Hebatnya tidak ada satupun anaknya yang menangis, masyaAllah. 1 bayi di gendongan carrier depan, 2 toddler di belakang si ibu yang terbelit kain ke ibunya, dan kakak yang baru saja membeli ayam. Seperti nya memang karena pas tepian jalan jadi lebih gampang oleng ditambah si kakak baik di saat ibu belum benar-benar siap.
.
Saya terkesima, cuma bisa membantu sebentar (karena si kembar 3 gak ada yang jaga padahal kondisi terjaga #eh) terlihat bungkusan baju-baju di bawah kaki ibu, lalu si anak ada yg memegang sekresek layang-layang. Beberapa orang laki-laki yang ada di ayam sabana segera membantu mengkondisikan motor, lalu saya dan adik saya mencoba membantu menalikan anaknya (lebih tepatnya adik saya saja yang bantu karena saya segera pulang melihat kondisi si kembar).
.
Dari cerita adik saya katanya si ibu sedang perjalanan menuju rumah sakit umum a.k.a RSSA. Ada jerit dan tangis di hati saya, betapa ibu itu diberi ketangguhan sedemikian rupa, saya? Naik motor aja gak bisa boro-boro bonceng 4anak plus bawaan yang cukup banyak.
.
Kembali lagi saya merenung, bahwa semua yang diberikan Allah sudah sesuai dengan kadar kemampuan hamba Nya. Saya, saya dulu shock ketika tahu hamil kembar, bahkan setelah lahiran sempet babyblues padahal sudah bukan lagi ibu baru, tapi semakin kesini saya sadar, Allah berikan semua sesuai kadar.
.
Barangkali ibu tadi anaknya berjarak cukup dekat-dekat,4 orang dengan yang paling besar masih sekitar 6 tahunan, orang jawa menyebutnya 'kesundulan'. Namun di balik itu ibu ini pastilah ibu tangguh yang memang sanggup mengasuh ke 4 anaknya yang masih kecil-kecil. Allah tahu beliau mampu.
.
Saya dan suami saja sampai sekarang tidak pernah berani bonceng ber5, maksimal cuma 4. Kalo dengan mas Jundi brati yang bayi cuma dibawa 1, kalo.mas Jundi g ikut bayi dibawa 2 (tapi opsi.yang ke2 ibu baru sekali kami praktekkan,terlalu beresiko karena si ayah harus gendong bayi di depan sambil nyetir).
.
Ah mereka ibu-ibu seperti ibu di atas adalah ibu tangguh yang luar biasa, ibu-ibu yang diberi kekuatan extra oleh Allah. Tekadnya mengalahkan rasa takutnya, masyaAllah.
.
Setiap ibu adalah bintang, pejuang yang selalu ingin yang terbaik untuk anaknya.
.
Bunda Jundi
25 september 2016 21.54

Selasa, 23 Agustus 2016

KB ALAMI

Sebenarnya apa sih ya istilah KB alami itu? Kalau yang saya pahami sih KB alami itu adalah KB yang tanpa menggunakan alat kontrasepsi apapun. Dalam prakteknya banyak yang memahaminya sebagai KB kalender. Namun kalau saya dan suami KB alaminya bukan kalender, melainkan dengan 'azl.

Uye, barangkali sudah ada yang tahu dan ada juga yang belum tahu ya. Jadi 'azl ini adalah cara KB dimana mani dikeluarkan di luar liang. Cara ini digunakan oleh para sahabat. Dari yang saya baca Rasulullah saw mendiamkan, artinya boleh.

Kalau kalender harus pinter-pinter ngitung masa subur dan tak subur. Tapi kalau prinsip suami, lapernya hari ini masa makannya besok? 😁 jadilah KB 'azl yang kami pilih 😊. Pun suami tidak mau saya menggunakan KB buatan semacam suntik,pil,IUD,dll karena efek sampingnya. Suntik dan pil bisa buat penuaan dini, flek-flek di wajah muncul lebih cepat karena mereka membuat hormon tubuh kacau, apalagi efek linu-linu dan kawanannya di usia mulai senja kelak. Kalau IUD memang paling minim resiko, tapi horor juga memasukan satu bend ke dalam tubuh, apalagi banyak juga yang tetap hamil.

Beberapa waktu lalu pas saya ikut sekolah ibu pun saya mendapat 1 teori KB alami metode ovulasi billings. Pas dapat materi ini pas banget dengan pas saya baru tahu saya positif 😅. Sekitar februari 2015.

Teori ini saya pahami hampir sama dengan KB kalender, bedanya kalau KB kalender pukul rata cara menghitungnya, kalo MOB disesuaikan masing-masing ibu, karena tiap ibu punya kondisi siklus yang berbeda-beda.

Teori MOB diawali dengan pencatatan siklus 1 bulan penuh sebelum praktek di bulan berikutnya. Siklus tiap wanita berbeda-beda, ada yang siklus pendek, ada yang siklus panjang, jadi pola subur tidaknya pun akan berbeda. Secara kasar teori ini menandai kesuburan dengan adanya cairan lembab pada kemaluan wanita, jadi pencatatan dalam sebulan mencatat kondisi kelembapan tersebut, ada tahapan-tahapannya. Maka teori ini juga bisa digunakan untuk yang sedang program hamil. Penjelasannya cukup panjang.

Yah intinya sih semua boleh berusaha tetap semua Allah yang nentukan. Karena semua sudah digariskan 😊.

23 agustus 2016
Bunda Jundi 🤓