IMD. Inisiasi Menyusui Dini. Dari ketiga anak saya, yang benar-benar IMD dan menemukan puting sebagai sumber gizinya sendiri hanyalah Fara, Hafizhah Faradillah Ayat. Dialah anak kedua yang saya lahirkan dari rahim saya.
Kali ini saya ingin bercerita tentang amazingnya proses IMD ini berhubungan dengan proses kelahiran kembaran Fara, yaitu Fasya.
Saat itu adalah persalinan kedua yang saya alami dalam hidup, dan yang membuat istimewa persalinan tersebut adalah persalinan kembar. Dalam satu waktu saya harus berusaha melahirkan dua bayi. Selain kesiapan mental, energi juga harus siap karena harus mengeluarkan bayi dua kali.
Sesaat setelah Fara lahir, Fara langsung ditaruh di atas dada saya dengan posisi tengkurap. Dan saya jujur saya merasa 'kagok' memegang bayi mungil cantik itu. Antara kelelahan, gemetar, dan kepikiran dengan satu bayi lagi yang tak kunjung menyusul si kakak keluar dari kenyamanan rahim.
Menanti kontraksi bayi kedua, saya diinfus, disuntik oksitosin di pangkal paha, oksigen di hidung, dan tak ketinggalan kucuran kopi pahit di mulut agar saya tetap sadar. Lama, lama sekali menanti datangnya kontraksi, asisten bidan melakukan RPS dan yah, ternyata si cantik Fara akhirnya turut membantu RPS itu. Tepat beberapa saat setelah Fara sukses menemukan puting dan mengulumnya kontraksi pun saya rasakan. Ah betapa indahnya kerjasama antara seorang kakak membantu adiknya.
Beberapa kali mengejankan bayi dengan posisi sungsang, akhirnya si adik lahir dengan posisi kaki keluar terlebih dahulu, langsung ditaruh pula di dada kiri saya karena Fara telah memilih dada yang kanan. Saya semakin gemetar memegang dua bayi IMD di waktu bersamaan, tak kuat akhirnya Fasya tak sampai menemukan sendiri putingnya, saya kelelahan. Maafkan bunda Fasya, meski IMD tak sempurna alhamdulilah engkau pun bisa sempurna mendapat ASI 2 tahun seperti kakakmu Fara, bukankah itu rezeki yang tak ternilai? Bersyukurlah hanya pada Allah, Maha Pemberi Rezeki.
Bunda Jundi, Fara, Fasya
Malang, 21 Agustus 2018
Jarak kelahiran Fara dan Fasya adalah 50 menit, sebanyak waktu Fara berusaha mencari putingnya.
Kali ini saya ingin bercerita tentang amazingnya proses IMD ini berhubungan dengan proses kelahiran kembaran Fara, yaitu Fasya.
Saat itu adalah persalinan kedua yang saya alami dalam hidup, dan yang membuat istimewa persalinan tersebut adalah persalinan kembar. Dalam satu waktu saya harus berusaha melahirkan dua bayi. Selain kesiapan mental, energi juga harus siap karena harus mengeluarkan bayi dua kali.
Sesaat setelah Fara lahir, Fara langsung ditaruh di atas dada saya dengan posisi tengkurap. Dan saya jujur saya merasa 'kagok' memegang bayi mungil cantik itu. Antara kelelahan, gemetar, dan kepikiran dengan satu bayi lagi yang tak kunjung menyusul si kakak keluar dari kenyamanan rahim.
Menanti kontraksi bayi kedua, saya diinfus, disuntik oksitosin di pangkal paha, oksigen di hidung, dan tak ketinggalan kucuran kopi pahit di mulut agar saya tetap sadar. Lama, lama sekali menanti datangnya kontraksi, asisten bidan melakukan RPS dan yah, ternyata si cantik Fara akhirnya turut membantu RPS itu. Tepat beberapa saat setelah Fara sukses menemukan puting dan mengulumnya kontraksi pun saya rasakan. Ah betapa indahnya kerjasama antara seorang kakak membantu adiknya.
Beberapa kali mengejankan bayi dengan posisi sungsang, akhirnya si adik lahir dengan posisi kaki keluar terlebih dahulu, langsung ditaruh pula di dada kiri saya karena Fara telah memilih dada yang kanan. Saya semakin gemetar memegang dua bayi IMD di waktu bersamaan, tak kuat akhirnya Fasya tak sampai menemukan sendiri putingnya, saya kelelahan. Maafkan bunda Fasya, meski IMD tak sempurna alhamdulilah engkau pun bisa sempurna mendapat ASI 2 tahun seperti kakakmu Fara, bukankah itu rezeki yang tak ternilai? Bersyukurlah hanya pada Allah, Maha Pemberi Rezeki.
Bunda Jundi, Fara, Fasya
Malang, 21 Agustus 2018
Jarak kelahiran Fara dan Fasya adalah 50 menit, sebanyak waktu Fara berusaha mencari putingnya.