Sekitar h min 2 hari, salah satu founder Musahefiz pak Musjeng menshare prosedur check in saat di bandara. Dari cara penyampaiannya, saya dan suami sudah merasa was-was dengan checking imigrasi. Mulai dari harus menyembunyikan boarding pass KL-Jeddah sampai cara menjawab petugas imigrasi. Jujur membacanya saya cukup tegang dan berpikir yang tidak-tidak. Mana dari SBY cuma berdua dengan suami lagi ๐.
Namun ternyata alhamdulillah imigrasi dilewati dengan lancar. Awalnya sempat keder karena ternyata harus maju satu per satu gak bareng suami. Tapi ternyata dapat petugas yang gak belibet. Usai periksa boarding pass SBY-KUL dan passport milik saya, petugas langsung bertanya tentang kartu kuning (ini mungkin gara-gara lihat visa yang sudah nempel di passport saya ๐). Dan selanjutnya saya cuma ditanya beberapa detail, seperti nama travel dan kenapa kok cuma berdua ๐, alhamdulillah tidak seburuk yang saya bayangkan.
Di atas pesawat, deketan duduk sama sekelompok orang yg saya gak paham mereka pakai bahasa apa, tapi saya nebaknya sih Thailand, cuman pramugrarinya cas cis cus aja ngomong sama mereka. Aih pantesan yak jadi pramugrari penerbangan internasional mesti bisa banyak bahasa. Ih saya emang ndeso kok, nyatanya ini penerbangan internasional saya untuk pertama kali, passport juga baru kali ini kepake (yaelah, bikinnya juga baru awal tahun ini ๐). Tuh kan mulai ngelantur.
Sampai di KL, panduan di grup menyuruh kami langsung menuju ke konter pertukaran antar bangsa sambil menunjukkan boarding pass KUL-JED. Sampai di konter, oleh petugas yang berbahasa melayu saya dan suami diminta langsung ke lantai 3. Dan disitulah awal kami tersesat dan gak ketemu-ketemu sama rombongan ๐ฉ.
Di lantai 3 kami menuju pemeriksaan x-ray dan lucunya kami diajak ngobrol bahasa melayu, suami dan saya agak gak ngeh apa yang mbak petugas maksud (kurang sering ini liat upin ipin ๐). Setelah pemeriksaan, petugas memberi tahu bahwa gate penerbangan kami adalah gate Q4. Carilah Q4, oonnya saya dan suami sama-sama belum aktifkan wifi, jadi gak tau perkembangan di grup tempat kumpul dimana. Celingak celinguk malah ketemu rombongan dari makasar, belum kenalan sih, tapi dengan pede suami nanyain bapaknya pake bahasa jawa ๐. Ya jelaslah gak nyambung, eh ternyata dari makasar.
Setelah melalui proses riwa riwi gak jelas ketemulah akhirnya dengan rombongan di lantai 2 (tuh kan, ini gara-gara petugas salah kasih arahan), langsung deh dapat nametag nya musahefiz buat dipakai selama ada di perjalanan. Dan alhamdulillah perjalanan pun lancar, dan sekilas gak ada bedanya dengan umroh reguler ๐.
#umrohbackpacker
#musahefiz