Rabu, 15 Mei 2013

MANAJEMEN KEUANGANKU NOL!!!




Agaknya berlebihan jika aku katakan bahwa manajemen keuanganku nol. Tapi sepertinya begitulah kenyataannya sekarang. Selama menikah hampir 2 tahun (9 juni besok pas 2 tahun) aku merasakan menjadi seorang istri dari seorang karyawan hanya berlangsung selama kurang lebih 4 bulan. Selebihnya aku mengatakan bahwa aku adalah istri dari seorang pedagang (bahasa kayak pedagang gede ya, padahal pedagang kecil, hehe). Masih ingat dulu awal-awal menikah, tiap awal bulan tentu suami membawa amplop kecil yang berisi slip gaji, tentu dengan ATM yang sudah dari awal ada di dompetku, kan itu hanya penunjuk kalo
ada dana sebesar itu masuk ke rekening, hehe. Lalu tiap tanggal 20 maka akan datang lagi amplop lagi berisi slip bonus, maklum suamiku waktu itu kerjanya marketing, maka jika penjualan sedang bagus keluarlah bonus. Dan Alhamdulillah selama 4 bulan itu tiap tanggal 20 slip itu masih aku terima :).

Namun keputusan harus tetap ada tatkala suamiku direkomendasikan menjadi Branch Manager di Balikpapan (yang gajinya bisa dua kali gaji di Malang), resign. Bagaimana mungkin pernikahan yang baru berjalan beberapa bulan harus terpisahkan? Aku yang kala itu masih kuliah semester 7 tentu tidak mau jika harus berhubungan jarak jauh. Maka rayuan dari perusahaan tentang tiket pp Balikpapan-Malang tiap 2 pekan sekali pun harus ditolak. Tetap, suamiku harus resign, aku tak mungkin meninggalkan kuliahku, dan aku juga tak mungkin jika harus berhubungan jarak jauh dengan dia. Kebetulan saat itu memang suami sudah berancang-ancang membuat usaha, ancang-ancang ini dibuat memang untuk menstabilkan dapur tetap mengepul setelah dia resign dari pekerjaan.

Maka selama masa peralihan itu beberapa usaha dilakukan, mulai dari membuka konter pulsa kecil –yang ujung-ujungnya nggak jalan- sampai berjualan online berbagai macam dagangan. Masa peralihan itu memang tidak mudah, maka sekitar 3-4 bulan setelah suami resign kami hidup dari uang gaji terakhir dan semacam pesangon dari perusahaan. Tentu uang tersebut juga untuk modal usaha kami yang saat ini masih berkembang atau yang sudah tiada di tengah jalan :D.

Setelah resign suamiku memang tidak pernah berpikir untuk melamar kerja lagi menjadi karyawan, karena dia kan sudah melamar jadi suamiku, wkwk (gak nyambung). Maka pilihan untuk usaha online menjadi pilihan utama kami, toh dulu suamiku kerjanya marketing, tentu ilmunya dulu bisa digunakan untuk usaha sekarang. Dan datanglah pembeli online pertama kami, masih ingat sekali, waktu itu dari aceh, beli jilbab langsung 6pcs, Alhamdulillah, langkah awal yang baik. Padahal kalau lihat omzet bulan pertama waktu itu masih berapa ya, mungkin cuma 1/6 dari omzet sekarang, (waktu itu bulan Januari 2012, waktu kandunganku menginjak 4 bulan).

Di awal-awal usaha itu memang tidak mudah, tidak semudah yang dibayangkan hingga hampir 1,5 tahun ini. Tentu berdagang juga ada pasang surutnya, selain jilbab kami juga mencoba berjualan baju bayi, kaos couple,kerajinan flannel milik teman, dan lain sebagainya. Namun ternyata memang passionnya di jualan jilbab. Makin hari omzet semakin naik, dan tentunya pemasukan uang tidak hanya di tanggal 1 dan tanggal 20 seperti dulu, tapi hampir tiap hari. Dan inilah, penyebab manajemen keuanganku nol.

Terkadang malu jika ada yang tertarik dengan barang dagangan kita lalu dia mencoba menawar, bayar nunggu gajian boleh? Deg, (aku kalo belanja gak pernah liat tanggal :( ). Sungguh, aku salut kawan pada kalian yang jadi karyawan, gaji di awal bulan dan harus mengaturnya hingga pas hingga hidup di akhir bulan. Bahkan untuk tanggal tengah-tengah kayak sekarang (15) sudah ada beberapa pelangganku yang menawar agar bisa bayar akhir bulan pas sudah gajian. Manajemen yang bagus, apa jadinya jika aku? :(

Malang, 15 Mei 2013
Bundajundi.blogspot.com

0 komentar:

Posting Komentar