Berlomba-lomba dalam kebaikan. Hal yang kadang diri saya pribadi sering melupa. Melihat teman berprestasi lempeng, tanpa keinginan untuk berbuat kebaikan yang sama atau minimal mengukir prestasi yang lain. Ah.
Dan diri ini pun harus diingatkan tentang pentingnya berlomba dalam kebaikan oleh anak saya sendiri. Bahkan dirinya yang belum sempurna otaknya memiliki naluri untuk 'mengunggul', berlomba dalam kebaikan.
Adalah Fara, si gadis kecil itu. Di rumah, anak-anak mulai saya ajarkan untuk berbagi, entah itu dalam bentuk kue atau mainan. Meski saya tahu fase mereka masih fase egosentris, namun kebiasaan berbagi ini saya ajarkan karena di rumah ada 3 anak yang tak jarang berebut sesuatu ๐.
Cerita bermula saat baik Fara ataupun Fasya baru saja saya antar beli kue di tetangga sebelah. Mereka ternyata memilih kue yang berbeda. Kue yang Fasya pilih memiliki isi lebih banyak (dengan harga hampir 4 kali lipat dengan yang dipilih Fara, ya biar emaknya kan bisa ikutan makan ๐).
Sampai rumah saya pun meminta kue Fasya dan langsung diberi oleh Fasya. Saya makan dan Fara yang melihat saya makan kue Fasya pun ingin berbuat hal yang sama. Padahal kue dia hanya berisi 2 bungkus dan per bungkus berisi 2 kue. Aslinya ya seneng lah saya dikasih kue coklat enak lagi, tapi saya kasian, karena jika diberi ke saya satu bungkus ya habis sudah kue dia. Sebungkus satunya sudah dia makan 1, jika 1 bungkus lagi dia berikan saya maka kuenya hanya tinggal 1 sedang milik Fasya masih banyak.
Maka saya pun memilih untuk menolak niat baiknya,"Udah gapapa sayang buat Fara aja, nanti habis kalau dikasih ke bunda," Lalu saya tak menyangka responnya yang ternyata ngambek dengan penolakan saya, dilancipkan bibirnya ke depan seperti mau menangis. Refleks saya berusaha memeluk mengambil hatinya lagi, "Kenapa kok mau nangis?"
"Bunda mau makan kue adik tapi gak mau makan kue dari Aya," jelasnya menahan tangis.
Astaghfirullah, maafkan bunda ya nak, bukan maksud bunda seperti itu. Ah, harus belajar lagi menjadi orang tua yang adil.
Dan, terimakasih anakku sayang sudah mengingatkan pentingnya berlomba dalam kebaikan, ah bunda jadi malu harus diingatkan dulu oleh anak kecil sepertimu.
Agie Botianovi
23-24 Juli 2018
Dan diri ini pun harus diingatkan tentang pentingnya berlomba dalam kebaikan oleh anak saya sendiri. Bahkan dirinya yang belum sempurna otaknya memiliki naluri untuk 'mengunggul', berlomba dalam kebaikan.
Adalah Fara, si gadis kecil itu. Di rumah, anak-anak mulai saya ajarkan untuk berbagi, entah itu dalam bentuk kue atau mainan. Meski saya tahu fase mereka masih fase egosentris, namun kebiasaan berbagi ini saya ajarkan karena di rumah ada 3 anak yang tak jarang berebut sesuatu ๐.
Cerita bermula saat baik Fara ataupun Fasya baru saja saya antar beli kue di tetangga sebelah. Mereka ternyata memilih kue yang berbeda. Kue yang Fasya pilih memiliki isi lebih banyak (dengan harga hampir 4 kali lipat dengan yang dipilih Fara, ya biar emaknya kan bisa ikutan makan ๐).
Sampai rumah saya pun meminta kue Fasya dan langsung diberi oleh Fasya. Saya makan dan Fara yang melihat saya makan kue Fasya pun ingin berbuat hal yang sama. Padahal kue dia hanya berisi 2 bungkus dan per bungkus berisi 2 kue. Aslinya ya seneng lah saya dikasih kue coklat enak lagi, tapi saya kasian, karena jika diberi ke saya satu bungkus ya habis sudah kue dia. Sebungkus satunya sudah dia makan 1, jika 1 bungkus lagi dia berikan saya maka kuenya hanya tinggal 1 sedang milik Fasya masih banyak.
Maka saya pun memilih untuk menolak niat baiknya,"Udah gapapa sayang buat Fara aja, nanti habis kalau dikasih ke bunda," Lalu saya tak menyangka responnya yang ternyata ngambek dengan penolakan saya, dilancipkan bibirnya ke depan seperti mau menangis. Refleks saya berusaha memeluk mengambil hatinya lagi, "Kenapa kok mau nangis?"
"Bunda mau makan kue adik tapi gak mau makan kue dari Aya," jelasnya menahan tangis.
Astaghfirullah, maafkan bunda ya nak, bukan maksud bunda seperti itu. Ah, harus belajar lagi menjadi orang tua yang adil.
Dan, terimakasih anakku sayang sudah mengingatkan pentingnya berlomba dalam kebaikan, ah bunda jadi malu harus diingatkan dulu oleh anak kecil sepertimu.
Agie Botianovi
23-24 Juli 2018