Rabu, 11 Desember 2013

Di saat Jundi sakit

Bagiku memiliki anak itu sama seperti belajar memaknai cinta. Cinta ibu pada anak yang tak terhingga. Cinta ini terasa begitu berbeda, rasa ingin selalu melindungi dan segalanya. Sungguh, rasa ini tidak akan dirasakan oleh orang yang belum pernah menjadi ibu. Bukannya aku tidak menghargai cinta-cinta wanita yang tidak dikaruniai anak, tapi sungguh, cinta ini benar-benar berbeda.

Suatu saat di kala aku masih hamil dulu, tertayanglah sebuah video tentang perkembangan sebuah janin hingga janin tersebut menjadi bayi yang dilahirkan. Aku menontonnya dengan suamiku, dan aku menangis tersedu-sedu, entahlah. Melihat perkembangan sebuah janin hingga menjadi bayi dengan ketidakberdayaannya membuat hati ini terenyuh, bagaimana dengan Jundi? Rasanya diri ini tak rela mengeluarkannya dari rahimku. Bagaimana aku tega membiarkan belahan jiwaku berjuang sendiri untuk sebuah kehidupan?

Tapi begitulah hidup, hidup ini memang perjuangan yang sulit, bahkan untuk bayi yang baru terlahir. Di dalam rahim bayi tak perlu khawatir akan kekurangan segala sesuatu, semua akan terpenuhi melalui sebuah plasenta yang membawa gizi-gizi yang diperlukan untuk bertumbuh. Tapi saat bayi terlahir, semua sistematika itu otomatis berubah, menjadi sebuah perjuangan untuk memperoleh sebuah nutrisi yang diperlukan tubuhnya.

Bahkan mulai sejak bayi pertama menghirup udara dunia bayi sudah diajarkan  bagaimanakah arti sebuah perjuangan. Tahukah? Menyusu pada ibu adalah sebuah perjuangan yang berat. Yang sudah pernah memiliki anak pasti tahu hal itu. Bagaimanakah susahnya mengulum sebuah puting yang rasa-rasanya posisinya susah sekali untuk pas. Mencari dan terus mencari. Maka untuk orang tua yang menyerah akan memberikan pada bayinya susu formula, begitu praktis tanpa perjuangan yang terlampau sulit. Padahal secara tidak langsung susu formula mengajarkan pada bayi, 'tanpa perjuangan kamu tetap bisa mendapatkan apa yang kamu butuhkan'.

Buat yang sudah sedikit banyak belajar tentang ASI tentu sudah tahu bagaimanakah perbedaan mekanisme kerja puting dan dot. Keduanya sungguh berbeda. Jika puting perlu dikulum beberapa kali hingga air susu keluar darinya maka dot tidak bekerja seperti itu, tanpa dikulum berulang-ulangpun dot akan memancarkan susu yang ada di dalamnya, sungguh tidak butuh perjuangan. Maka saat ini begitu banyak bayi yang mengalami gejala bingung puting. Kadang pakai dot kadang langsung puting. Kebanyakan terjadi pada ibu-ibu yang bekerja, ASI diperah, lalu saat ibu bekerja bayi diberi ASI dengan dot. Maka sekarang banyak alternatif pemberian ASI selain melalui dot, walau ada juga dot anti bingung puting.

Tentu sudah banyak yang tahu, bayi ASI memiliki sistem imun yang jauh lebih baik jika dibandingkan bayi sufor. ASI bagiku bagaikan perlindungan penuh terhadap bayi terhadap semua serangan penyakit, apalagi jika bayi selalu bersama ibu. Semua kondisi yang dialami bayi otomatis juga dialami ibu. Entahlah,ini hanya pemikiran dangkalku saja.

Tapi ini pengalamanku yang membuatku menarik kesimpulan dangkal sendiri. Sejak jundi lahir hingga berusia 11 bulan jundi sama sekali tidak pernah sakit walaupun itu hanya demam. Di usia tersebutlah pertama kali dalam hidup jundi mengalami yang namanya sakit, demam dkk.

Kala itu kami baru pulang dari pasuruan,kebetulan dapat tempat duduk yang dekat pintu. Jadilah angin berhembus kencang menerpa mas jundi,walau sudah kudekap tetap saja,dia tdk memakai selimut, hanya jaket.Pulangnya dia demam,masuk angin.Tapi waktu itu berbarengan dengan growth spurt nya jundi. Suatu masa dimana anak mau bertambah keahlian atau bertumbuh (seperti tumbuh gigi). Biasanya di fase ini anak memang butuh gizi lebih banyak, maka biasanya mereka lebih sering menyusu. Namun karena usianya sudah bukan lagi full ASI, ASI saja sudah tidak bisa memenuhi kebutuhan tubuhnya. Maka makanpun harus dicukupkan sehingga kebutuhan untuk bertumbuh mencukupi.

Permasalahannya, jika grow spurth itu adalah saat tumbuh gigi, efek sampingnya susah makan. Jadilah asupan yang masuk ke dalam tubuh kurang, lalu sakit. Tubuh yang lemah itu semakin lemah, Sebagai ibu tentu ingin sakit itu dia saja yang merasakan. Rintihan anak yang mengeluhkan sakit (apalagi belum bisa mengeluhkan dengan verbal apa yang dirasakan) itu sungguh membuat hati semakin pilu….hiks4x…

Alhamdulillah masa itu sudah terlewati,sekarang mas Jundi sudah sehat dan pertumbuhannya lumayan pesat (terlihat dari berat badan yang naik terus tiap bulan). Alhamdulillah,,,


Mulai nulis ini bulan September pas Jundi sakit, terus lama ngambang begitu saja di laptop, dan Alhamdulillah hari ini dengan agak memaksa finish agar bisa dibagi dengan orang lain. Semoga bermanfaat :)
September-Desember 2013

0 komentar:

Posting Komentar