Minggu, 20 November 2016

Manajemen ASIP

Benarlah bahwa di jaman serba modern ini justru ilmu menyusui yang dulu dikuasai naluriah justru kini harus dikuasai atau setidaknya 'tahu'. Ilmu hari ini sudah berkembang begitu pesatnya, mulai pelekatan, foremilk dan hindmilk, sampai manajemen ASIP.
.
Saya tiba-tiba teringat cerita orang-orang yang saya kenal tidak bisa menyusui full hanya karena tidak tahu ilmunya.
.
1. Ada seorang ibu bekerja, dari segi ekonomi termasuk menengah ke atas. Selama bekerja anak diberi sufor, dan selama ibu bekerja ternyata ketika PD terasa penuh si ibu ke toilet untuk membuang ASInya, dibuang saudara saudara. Andai tahu sedikit saja manajemen ASIP, tentu anak bisa mendapat full ASI. :(
.
2. Ada ibu bekerja juga, selama bekerja anak diberi sufor, tapi menyusui terus jalan. Tiba-tiba saat anak masih usia sekitar 5 bulan, si ibu harus mengikuti pelatihan 3 hari di luar kota. Dan lagi-lagi karena gak tau manajemen ASIP, cara memerah dkk, si ibu harus merasakan sakit yang begitu hebat karena pd tidak disusukan. Dan lagi setelah pelatihan aelesai ASI sudah mampet, dan jadilah anaknya full sufor, padahal andai ia tau masih bisa diusahakan relaktasi apalagi baru 3 hari :( .
.
3. Si ibu bekerja, dan lingkungan rumah masih sangat kampung dan percaya banyak mitos. Akhirnya si anak harus full sufor padahal sebelum bekerja full ASI hanya karena 'katanya' ASInya sudah basi. Mereka mempercayai jika ASI lama tidak diberikan karena ditinggal bekerja maka akan jadi basi :( . Padahal si ibu dari ekonomi kurang mampu, andai saja tidak percaya begitu saja dengan mitos tentu uang untuk sufor bisa dihemat untuk keperluan lain :( .
.
Dan masih banyak lagi cerita lain di saat ibu-ibu yang bayinya sudah terlanjur sufor berusaha mati-matian relaktasi agar bisa menyusui full. Barangkali memang hanya itu rejeki si bayi mendapat ASI :) .
.
Rejeki tidak akan tertukar, begitupun rejeki ASI. Namun tetap semua harus diikhtiarkan.
.
Yang terpenting dari semua, semoga Allah ridho.
.
Hayuk belajar lagi :) .

MITOS TUMBUH GIGI


.
Dulu, saat mas Jundi masih bayi, 2 gigi pertama tumbuh sekitar usia 6 bulan, namun 2 gigi berikutnya baru tumbuh menjelang usia 1 tahun. Saya sih keep calm aja, tanya dsa juga masih dalam batas normal. Namun, di usia sekitar 9 bulan ada yang 'mulai' banding-bandingkan Jundi dengan anak seusia dia yang giginya udah lebih banyak.
.
Kata beliau kira-kira begini,'Plasenta Jundi dulu nguburnya terlalu dalam, makanya giginya lama tumbuhnya'. Glek. Saya langsung nelen ludah, takut keselek nahan ketawa. Beliau orang yang wajib saya hormati, jadilah cuma saya senyumin aja, walau akhirnya suami angkat suara juga XD .
.
Kini, di saat si kembar 1 tahun, mbak Fasya giginya sudah 6, sedang mbak Fara baru 4 dan belum muncul tanda mau tumbuh yang ke5. Saya tetiba ingat mitos 'plasenta', lhah si kembar ini identik, plasentanya jadi 1, masih mau bilang punya Fara nguburnya terlalu dalem? Hwkwkwkwkwk.
.
#mitosgila #mitosgeje #besmartparent

MERUBAH FOKUS DIRI


.
Masih teringat di benak saya perkataan salah satu guru saya dulu, ketika kita fokus pada hal-hal yang kecil maka kita tidak bisa fokus pada hal-hal yang besar.  Ibaratnya seperti kita mau memasukkan batu, kerikil, dan pasir ke sebuah gelas. Apabila kita masukkan pasir dulu baru kerikil dan terakhir batu, maka akan banyak celah-celah kosong di dalam gelas tersebut. Berbeda jika yang kita masukkan batu dulu, baru kerikil dan terakhir pasir, maka akan lebih banyak batu yang bisa masuk dan celah-celah kosong rapat terisi kerikil dan pasir. Artinya dalam mencari ilmu lebih banyak ilmu yang akan kita dapatkan.
.
Namun dalam prakteknya, hingga kini saya pribadi masih sering disibukkan dengan hal-hal kecil sehingga tersisa sedikit waktu untuk hal besar. Terutama untuk ibu rumah tangga seperti saya, PR yang sangat besar, agar diri ini tak lagi hanya menjadi sekedar manusia, tapi menjadi manusia yang sesuai dengan misi yang diembankan oleh Allah padanya, khalifah fii ard.
.
Kemarin lagi-lagi saya diingatkan, agar diri ini menjadi manusia yang lebih produktif dan bermanfaat. Tak lagi jamannya pikiran diri ini hanya dipenuhi dengan cucian yang numpuk, jemuran, dan lain-lain. Tapi sudah selayaknya pikiran diri ini dipenuhi dengan bagaimana caranya bisa menjadi pribadi yang berguna untuk orang lain,  bagaimanakah diri ini bisa menjadi pribadi yang produktif.
.
Memiliki 3 balita dengan ruang gerak yang terbatas seharusnya tidak menghambat diri saya untuk selalu berbenah menuju kebaikan. Tidak lagi berfokus pada apa yang tidak bisa saya lakukan tapi pada apa yang bisa saya lakukan hari ini?
.
Semoga Allah masih beri kesempatan untuk berbenah, meraih ridhoNya.
.
Bunda jundi 2nov16
9.13

MENCIPTAKAN BONDING

Banyak hal yang bisa dilakukan untuk menciptakan bonding yang kuat antara seorang ibu dengan anaknya. Salah satunya adalah melalui menyusui. Maka banyak pakar parenting menyarankan agar saat proses menyusui tidak boleh disambi. Tamparan buat saya sendiri yang masih sering nyambi tilawah, baca buku, atau liat hape, 😢. Seringnya kalo anak sudah lelap dan tidak bisa lagi kontak mata diri mulai bosan dan cari kegiatan 😅. Kalau ada wudhu ambil mushaf, kalau tidak ya hape atau buku. Salah satunya selalu saya sediakan di kamar. Entahlah ini memang tidak baik, tapi lebih tidak baik lagi kalau saya ketiduran dan bayi 1nya dilupakan 😅. Apapun itu semoga terus belajar memperbaiki diri terutama dalam hal pengasuhan 😊. (Untuk hape biasanya saya gunakan mode pesawat untuk mengurangi radiasinya).
.
Teringat tulisan entah siapa yang mengatakan bahwa bonding juga bisa diciptakan melalui masakan. Bagaimana pun masakan seorang ibu haruslah menjadi the best taste di lidah anak. Seacak adutnya setidaknya ada masakan ibu yang khas dan selalu dirindukan anak kelak hingga ia dewasa.
.
Saya pun teringat ketika mulai menikah hingga sekarang, suami beberapa kali menyuruh saya tanya resep ke ibu mertua, dan hingga kini saya belum bisa menggantikan best taste di lidah suami. Apalah saya yang bisanya masak itu-itu saja, ribet dikit bumbu instan 😀. Saya mikirnya simpel, yang penting makan sehat, bergizi, halal, thayyib, dan masak cukup 20-30 menit 😁. Sayang waktunya kalo habis hanya untuk masak, kapan memberi manfaat untuk orang lainnya? 😀
.
Kemarin lusa, haru lagi-lagi menghampiri, di sore hari hujan-hujan si ayah mencuri waktu sebentar ke dapur menggoreng pisang. Saya di kamar mendampingi 2 bayi bermain, dan mas Jundi sedang ada di kamar mandi buang air besar.
.
Pisang terhidang dan mas Jundi sudah selesai BAB+mandi, 'Pisang goreng nya enak ya yah, siapa yang masak?'
'Bunda, enak ya? Bunda kan emang pinter kalau masak... '
Doeng, lalu saya segera menegur ayah setengah berbisik, 'Yang goreng kan ayah?'
'Kan diajari bunda, sudahlah biar di benaknya bundanya itu memang yang paling pinter masak'
.
Ada haru sekaligus sedih, ah nak betapa bunda dengan segala kelebihan dan kekurangan ini belum bisa memanjakan lidahmu seperti bunda-bunda yang lain. Tapi bunda tau, bonding tidak hanya bisa tercipta dari masakan, kelak kau pun akan merindukan pelukan bunda, masih ingatkah kau sayang degup jantung bunda tiap kali kau menyusu? Meski hanya 2 tahun, bunda masih teringat kehangatan itu nak, betapa kamu adalah bayi yang pintar. Semoga bonding kita kelak hingga jannahNya, cari bunda jika kelak kau tak temukan bunda di FirdausNya. Anakku, wahai tentara surga.
.
Di pagi yang melo
Bunda Jundi
17 november 2016
dari Ibu yang penuh khilaf dan ingin selalu memperbaiki diri

Jumat, 30 September 2016

EDISI NEGOSIASI JUNDI


.
Negosiasi balita di tempat umum biasanya akan membuat orang tua malu, apalagi kalau si anak sampai tantrum. Yah mesti kuat-kuatan kali ya biar tetap berpegang pada 'perjanjian'.
.
Siang tadi lagi-lagi saya mengalami negosiasi yang cukup 'alot' dengan mas Jundi.
.
Ceritanya mumpung adeknya tidur pagi, sepulang mas Jundi sekolah dia saya ajak belanja keperluan ke swalayan dekat rumah. Biasanya dia akan minta beli kue, coklat, roti, susu, atau es krim, no problemo buat saya. Tapi ternyata dia kepincut mainan yang hadiah permen-permen gak jelas, fiuh. No no no kalo ini.
.
Pekan sebelumnya memang pas saya ajak ke tempat yang sama dia minta mainan kincir angin (lengkap dengan hadiah permen gak jelas -yang biasanya langsung saya buang-) dan saya langsung oke karena memang sudah agak lama tidak beli mainan. Dan barangkali tadi dia berpikir saya bakal langsung oke, terjadilah drama.
.
'Mas Jundi kan kemarin baru dibelikan buku sama kertas lipat belum dibuka'
.
'Tapi Jundi mau beli ini bunda'
.
'Hm, ayo beli kue coklat, mau susu coklat?'
.
Bergeming di rak mainan.
.
'Oke, Jundi beli mainan tapi hari ini gak boleh minum susu ya?'
.
Ekspresi langsung berubah, bingung. 'Iya gapapa bunda, kapan-kapan boleh kan?'
.
'Iya tapi lama, Jundi bener gak nyari susu?'
.
'Bentar kan bunda, kapan-kapan boleh kan?
.
'Besok baru boleh minum susu'
.
Dan obrolan cukup alot pun terjadi, sampai dia sudah mau menangis.
.
Saya tetap tidak mau membelikan mainan tersebut, dan negonya cukup lama sekali (sekitar 15 menit). Akhirnya ke kasir ditawari semua makanan kesukaan dia tidak mau, dan ekspresinya menahan tangis. Namun tetap saya belikan apa-apa favoritnya.
.
Keluar swalayan dia masih belum balik ke mood ceria, hingga saya ajak lewat jalan yang tak biasa tak lama langsung kembali ceria.
.
Hampir saja saya menyerah, tapi alhamdulillah dimudahkan negosiasi kali ini. Tak jarang orang tua menyerah karena takut malu dengan tangisan.
.
Bang Jundi, i luv you full. I do love you.
.
Hiks, nulis ini sambil pengen nyium pipi bakpao hitamnya :( . Membaui bau keringat khasnya.
.
Bunda jundi 29 september 2016 23.08

Rabu, 28 September 2016

MY DEAR, JUNDI


Bunda cemburu, cemburu pada keintimanmu dengan ayah sayang, sungguh. Bangun tidur yang kau cari ayah, mandi maunya sama ayah, makan sama ayah, dan semua dengan ayah. Ah sayang, luka hatimu menganga terlalu lebar kah?
.
Bunda tahu dan sadar sepenuhnya, 11 bulan ini bunda hanya adik adik adik, bunda terlalu sibuk dengan adik kembarmu. Setiap saat bunda menemani mereka, hingga kata-kata itu meluncur dari mulut mungilmu, 'bunda anaknya adik, jundi anaknya ayah'
.
'Lho, jundi juga anak bunda'
.
'Tapi kan bunda sama adik terus,'
.
:(
Ada luka yang menganga di hati bunda, bunda tak adil padamu, semenjak adikmu lahir semua keperluanmu dihandle ayah karena ayah tidak bisa jika harus menggantikan bunda menghandle adik.
.
Ah sayang, hidup ini terlalu keras untukmu. Kau tau? Kau tetaplah yang pertama di hatiku.
.
Cinta, aku ingin menebus semua, menebus kembali keintiman kita saat kau masih menyusu bunda, hanya bunda bunda bunda yang selalu kau cari. Waktu berjalan terlalu cepat, hingga janin adikmu bertumbuh di rahim tempatmu dulu.
.
Tendanganmu saat tidur terlalu keras nak, hingga bunda harus tidur di balik ayahmu melindungi adikmu.
.
Cinta, aku ingin cintamu yang dulu.
.
Sembari mengenang tulisan sekitar 10 bulan lalu.
http://bundajundi.blogspot.co.id/2015/11/berbagi-sayang.html?m=1
.
Bunda jundi 26 september 2016 22.59