Tampilkan postingan dengan label keluarga sakinah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label keluarga sakinah. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 27 September 2014

TERIMA KASIH TELAH MENJADI SUAMIKU

Dan aku menangis, tersedu di hadapan 4 pasang mata.

"Maka laki-laki yang benar-benar paham tentu akan berhati-hati memilih wanita sebagai istrinya" begitulah kira-kira Murrobiku berujar. Seketika aku ingin berujar, tapi tiba-tiba udara hilang dari tenggokanku, terasa tercekik. Dan air mataku meleleh tak tertahankan, menangis tersedu-sedu.

Aku teringat betapa suamiku pun sering berujar mengenai hal itu, bahwa aku kini adalah tanggung jawabnya, kesalahan apa yang aku lakukan adalah tanggung jawabnya. Ah, dia sungguh lelaki penyabar yang pernah aku temui. Ketika aku sering kali berbuat kesalahan dia selalu mengingatkan. Dan belum pernah selama 3 tahun lebih pernikahanku dengannya satu pukulan pun pernah melayang di tubuhku. Lalu apakah pantas jika aku menambah bebannya dengan membuat banyak kesalahan?

Dan karena kunci surgaku berada pada ridhonya, lalu apakah pantas aku berbuat sesuatu yang membuat raut mukanya kusam? Air mata itu terus menetes dan menetes, tak tertahankan. Ah, betapa maunya lelakiku ini dulu menikahiku dengan menanggung banyak dosaku.

Aku masih saja menangis, lalu sedikit tertawa melihat anehnya tingkahku. Bahkan temanku sudah ada yang ikut menangis melihat tingkah lakuku. Ah, sungguh aneh tingkahku.

Lalu kini pun aku teringat ketika akan berlangsungnya pernikahanku dulu, ada beberapa wanita yang bilang betapa beruntungnya aku. Ya, barangkali aku memang sangat beruntung menjadi istrinya, walau barangkali dia tak seberuntung aku mendapatkan istri sepertiku.

Pun Ibuku sering berujar kepadaku, "Suamimu sangat mencintaimu, apapun akan dilakukan untukmu". Lalu dikesempatan lain "Suamimu itu sangat sabar, betapa beruntungnya kamu". "Suamimu itu mengerti kondisi anak, anak ngantuk, dia juga langsung tanggap menidurkan".

Lalu apakah sering kau temui seorang suami pagi-pagi membuat kopi sendiri sambil mencuci piring kotor yang menggunung di dapur? Lalu membuatkan sarapan roti bakar pengganjal lapar untuk istrinya, hampir tiap hari. Dan aku dimintanya membuat kopi bisa dihitung dengan jari. Ah, sungguh lelaki penyabar yang mandiri.

Lalu apakah pernah kau temui seorang suami yang mau mengurusi urusan buang air anaknya? Barangkali kau akan berkata suamiku juga iya, tapi aku bilang ini istimewa, karena yang kutemui di sekitarku urusan buang air anak adalah urusan Ibu, bukan ayah.

Ah, betapa banyak dia meringankan pekerjaanku, seolah dialah bapak rumah tangganya, bukan aku. Dia juga bukan lelaki penuntut yang minta masak ini masak itu. Apa yang aku masakan selalu dia habiskan, tanpa banyak bicara. Walau aku juga menyadari bahwa masakan yang aku bisa itu-itu saja, tapi dia tak pernah meminta.

Oh, betapa betapa.

Bukankah sebaik-baik seorang suami adalah yang paling baik perilakunya kepada istri?

Aku mencintaimu karena Allah suamiku. Walau kau bukan lelaki romantis tapi bagiku akhlakmu menjadi hal paling romantis dalam hidupku.

Agie, istri dari Dayat

22 September 2014
9.59

Senin, 23 Desember 2013

Lelakiku

Bagiku menjadi istri dari lelaki seperti dia adalah anugerah yang dipersiapkan Allah untukku. Allah menjawab do'aku dengan begitu indah.
perkenalan kami memang tak lama, hanya sekitar 2 bulan saja. namun itu membuatku yakin menerima pinangannya. masih teringat, aku mulai kenal dia sejak bulan Ramadhan tahun 2010. kala itu ada acara FLP, bedah karya sekaligus buka bersama. tapi perkenalan kala itu hanya sekedar kenal. bisa jadi pertemuan berikutnya kita masih akan saling menanyakan, "nama kamu siapa?"
mungkin sebelum perkenalan kala itu kami juga sudah pernah bertemu dalam acara FLP yang lain. lagi-lagi hanya sekedar kenal. aku sendiri tak lagi ingat dengan jelas kapan tiba-tiba kami berdua mulai akrab. bisa jadi dalam pertemuan-pertemuan yang banyak, atau dalam diskusi-diskusi singkat di jejaring sosial. itu mungkin berlangsung sekitar bulan januari 2011.
semua ada begitu saja, tanpa kusangka tanggal 28 februari 2011 ada akhwat yang malam-malam menelponku. telpon itu awalnya berputar-putar, candaan dari sana kemari, lalu serius, kata akhwat itu dia ingin mengkhitbahku.
Semuapun berlangsung begitu saja, beberapa hari setelah hari itu dia datang ke rumahku, melamarku ke orang tuaku. Orang tuaku hari itu memutuskan bahwa dia harus menunggu hingga aku lulus kuliah. Dia pun dengan tegas berkata bahwa dia akan mencari wanita lain jika memang tidak diijinkan menikah sebelum bulan Ramadhan 2011. Itu sama sekali tidak menjadi soal, toh kami memang belum ada rasa apa pun.
Sejak saat itu aku semakin merajinkan istikharah, apabila dia memang jodohku maka mudahkanlah, hanya itu saja. Dan karena memang jodoh, dan Allah Maha Pembolak balik hati. Orang tuaku di awal maret itu pula langsung memutuskan pernikahan kami bulan juni, hanya sekitar 3 bulan dari saat dia pertama kali ke rumahku untuk melamarku.
Semua pun berjalan begitu saja, orang tuanya datang ke rumahku, dan orang tuaku datang ke rumahnya. Semua berlangsung di bulan maret, 3 bulan sebelum pernikahanku. Tiga bulan yang terasa amat lama bagiku kala itu. Menjaga hati selama 3 bulan itu butuh usaha ekstra. Apalagi kami harus banyak berinteraksi untuk mempersiapkan pernikahan. Benar-benar berat...
Pernikahanku berlangsung tanggal 9 juni 2011, tepat beberapa hari sebelum aku harus mengikuti ujian akhir semester. Berangkat kuliah dengan diantar pacar pun pertama kali kurasakan 2 hari setelah pernikahanku, ujian praktikum seingatku. Ah, saat itu benar-benar terasa berbeda. Dengannya semua serba pertama.
Setelah menikah, aku baru menyadari, bahwa dia memang jawaban keinginanku selama ini. Dari dulu aku ingin punya suami berlesung pipit :D. Benar-benar manis di saat tertawa. Hehehe.
Namun sungguh, lelakiku ini istimewa. Dia rela melepaskan karirnya demi aku, padahal pernikahanku baru 5 bulan berjalan. Dia yakin rejeki tidak akan tertukar. Kami pun berdua merintis usaha, benar-benar dari bawah dengan terseok-seok. Namun alhamdulillah setelah hampir 2 tahun kami bangun, bisnis ini justru menghasilkan keuntungan berkali-kali lipat dari gaji suami dulu.
Saat aku hamil di saat masih kuliah dia juga bisa jadi lelaki yang siaga. Kalau kata Ibuku aku benar-benar beruntung mendapatkan suami seperti dia. Kala perutku semakin membesar dan semakin kesulitan untuk memakai kaos kaki, maka dia setiap kali aku akan keluar rumah dengan sabar memakaikannya. Bukannya aku kepedean membanggakan suamiku, tapi aku pikir tidak semua lelaki mau. Tapi dia mau karena dia juga ingin tetap menjaga auratku. :)
Saat aku baru melahirkan, aku masih harus menyelesaikan skripsi. Dan dia dengan rela di rumah sambil bekerja menunggu si kecil, mengerjakan semua sendiri. Karena ibuku tidak setiap hari bisa membantu menjaga Jundi. Walau terkadang dibantu ibuku tapi lebih sering dia mengatasi semua sendiri. Dan tetap saja kukatakan dia istimewa. Mungkin hanya dia dan segelintir ayah yang mau mengganti popok yang terkena BAB bayi. (beberapa curhatan ibu-ibu termasuk ibu saya sendiri suami mereka untuk urusan satu itu tidak mau turun tangan).
Mungkin semua terlihat begitu berlebihan, atau bisa jadi semua laki-laki memang seperti itu. tapi bukankah untuk menjaga cinta kita harus selalu melihat sisi baik dari pasangan?
malang,22 desember 2013
first time nulis pake hp baru yang dibelikan ayah ganteng beberapa hari yang lalu. Makasih ya :)

Senin, 27 Mei 2013

Tips cepet hamil ala Agie :P




Lihat judulnya aja kayaknya tulisanku kali ini isinya bakal ngaco, secara aku juga bukan orang medis atau yang berhubungan dengan hal tersebut. Tapi berani-beraninya aku? Haha. Tulisan ini berawal dari banyaknya teman yang minta saran buat cepet hamil ke aku. Karena seumuranku memang jarang yang sudah menikah jadilah aku tempat tanya-tanya buat teman-teman yang sudah menika karena aku memang sudah punya anak, hehe. Tulisan ini cuma ringkasan dari beberapa saran orang-orang terdekatku saat 3 bulan masa penantianku dulu (3 bulan setelah nikah baru hamil).

Saran yang pertama keluar dari mulutku pasti ini à BANYAK MAKAN KECAMBAH. Kata banyak orang sayur ini banyak mengandung vitamin E yang bagus untuk menambah kesuburan ^^. Suami istri sama-sama makan ya, jadi kalo merencanakan kehamilan