Kamis, 20 November 2014

Tentang 'Ayah'


Ayah, barangkali kata itu sempat menjadi kata yang asing bagiku. Sejak aku bisa berbicara, atau barangkali jauh sebelum aku bisa bicara, tidak ada seorang laki-laki yang patut kupanggil ayah. Tentang sosoknya pun aku tidak tahu. Aku hanya mengenalnya melalui foto dan cerita orang.
Ayahku meninggal saat aku masih merangkak. Lever. Hampir tidak ada kenangan yang aku ingat bersamanya. Hanya samar-samar kuingat diriku yang merangkak di atas peti matinya. Entah, masih tergambar jelas saat itu aku merangkak menaiki peti matinya, dan rumahku begitu ramai dikerumuni orang. Semua orang tersedu, bukan menangisi kematian ayahku, tapi mengasihaniku. Barangkali mereka iba melihat bayi yang masih 11 bulan, ditinggal mati ayahnya. Ah, selain itu tak ada lagi memory yang masih terekam di otakku tentangnya.
Mungkin Allah mengijinkanku mengingatnya karena hari itu menjadi hari penting, untukku yang resmi menjadi anak yatim, dan untuk ibuku yang resmi menjadi janda muda yang cantik. Ayahku meninggal saat usia Ibuku masih 25 tahun. Masih ranum-ranumnya. Tak heran, banyak lelaki yang jatuh hati.

Rabu, 12 November 2014

RESEP PUDING BROWNIES ala AGIE

Seperti biasa, kali ini juga hasil iseng-iseng browsing lalu eksekusi dengan sedikit modifikasi menyesuaikan bahan yang tersedia :D.

Awalnya iseng-iseng cari resep eh malah nemu ada puding brownies, jadi pengen nyoba deh...

Saya disini cuma pakai setengah resep.
Bahan-bahan
Roti tawar 3 lembar
Susu cair 0,5 liter
Agar-agar bubuk 14 gram (2 bungkus)
Gula pasir 100 gram
Coklat bubuk 25 gram
Dark Cooking Chocolate 50 gram (saya pakai coklat siap makan karena belum sempat belanja bahan)
Kuning telur 0,5 butir (1 butir diambil separo)
Garam1/4 sendok teh

Cara membuat
1
Blender halus dan rata: roti, susu, agar-agar bubuk, garam, gula, coklat bubuk, dan coklat yang sudah dilelehkan
2
Rebus diatas api kecil hingga mendidih, jangan lupa diaduk
3
Ambil sedikit adonan, masukkan kuning telur, aduk rata. Tuang larutan kuning telur ke dalam adonan, aduk dan masak hingga mendidih
4
Masukkan adonan ke dalam cetakan, bekukan minimal 2 jam hingga puding padat. Taruh dalam lemari es. Sajikan dingin.

Mudah dan simpel kan? Di beberapa resep puding diberi topping kacang yg dicampur di dalam adonan sebelum dicetak dan ditabur di atasnya. Tapi berhubung mas Jundi tidak suka, saya tidak menggunakan. Barangkali bisa dikreasi sendiri untuk 1 itu.

Untuk penyajian memang lebih nikmat disajikan dingin, teksturnya padat seperti brownies (kue gagal a.k.a bantet) tapi juga lembut dan empuk. Kalau bisa buat fla lebih enak juga disanding dengan fla,hehehe.

Selamat mencoba ;)

Bunda Jundi, 12 November 2014
*telah dieksekusi kemarin :D
Alhamdulillah Jundi suka :)

Minggu, 02 November 2014

RESEP POFFERTJES

Poffertjes, namanya memang terdengar keren, bahasa Belanda. Poffer artinya pancake, tje artinya mini/kecil. Jadi poffertjes adalah pancake yang berukuran mini. Dari browsing-browsing sih taunya kue ini kue tradisional khas Belanda.
Awalnya gak pernah tau dengan poffertjes,baik bentuk, cara membuat, dan yang lain. Tapi, gegara tiba-tiba melihat ada cetakan unyu-unyu mungil punya Ibu (yang dulu buat nyetak telur mini) langsung deh capcus browsing nih resep dan langsung eksekusi.
Contoh gambar cetakan poffertjes, 

Bahan-bahan :
200 gr tepung terigu
1 sdt ragi instan
25 gr gula pasir
1/4 sdt garam
2 butir telur
300 ml susu
30 gr margarin

Cara membuat :
1. Campur terigu, ragi, gula,garam di wadah. Di tempat lain kocok susu dan telur hingga tercampur merata.
2. Campur semua bahan tersebut dan diaduk hingga merata. Diamkan sekitar 20 menit agar mengembang.
3. Masukkan margarin yang telah dilelehkan ke dalam adonan.
4. Cetak menggunakan cetakan di atas api kecil.
Tingkat kesulitan yang perlu diperhatikan dalam membuat poffertjes ini adalah cara mencetak. Dari yang sudah saya baca ada 2 cara mencetak poffertjes.
a. Cara pertama, tuang adonan di semua lubang hingga penuh, kemudian ketika sudah berkulit tapi adonan masih cair adonan dibalik sehingga membentuk bola. Lalu tinggal menunggu matang.
b. Cara kedua, tuang adonan di setengah jumlah lubang cetakan, hingga hampir matang baru tuang lagi di lubang-lubang yang masih kosong. Kemudian, bagian yang sudah matang ditaruh di atas bagian yang masih belum matang,sehingga membentuk bola.
Kalau saya kemarin memakai cara yang pertama,tapi hasilnya memang lebih tipis ketimbang cara kedua (kemarin juga coba nyetak dengan cara kedua tapi cuma sekali cetak). Tergantung selera saja :).
Poffertjes ini bisa dibuat dengan memakai isian atau tidak tapi memang rasanya yang tidak terlalu manis sehingga membutuhkan toping sebagai teman. Kebanyakan pake gula halus pas menyajikannya, tapi semua kembali ke selera :).
Semoga yang mau mencoba sukses ya :)

Bunda Jundi, 2 November 2014
Baru sempet menuliskan padahal eksekusi sudah beberapa hari yang lalu :D

Jumat, 17 Oktober 2014

Resep kue lumpur labu kuning a.k.a waluh

Sebenarnya resep hasil googling sih,tapi juga dapat masukkan dari ibu dan tetangga jadinya ada langkah yang diganti atau bahan yang diganti. Yang jelas gampang banget kok. Langsung aja ya lumpur waluh versiku.

Bahan :
- 500 gr terigu
- 1 kg waluh yang sudah dikukus dan dihaluskan
- 500 gr gula pasir
- 1 sdt garam
- 1 lt santan (berdasarkan tetangga yang suka bikin kue,untuk lumpur pake santan instan lebih baik. Kalau mau yang buat sendiri 1 butir kelapa jadi 1 liter ya)
- 200 gr mentega dicairkan
- 5 kuning telur
- 4 putih telur

Cara memasak :
- kocok telur dan gula sampai mengembang
- masukkan garam, aduk rata. Bisa juga ditambah vanili (saya gak pake tapi tetep enak)
- masukkan waluh,aduk rata,lalu trigu sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai rata
- masukkan santan sampai kira2 pas kekentalannya
- masukkan mentega cair, aduk rata, cetak

1 resep bisa jadi 40-50 buah

Selamat mencoba ;)

Alhamdulillah tadi buat setengah resep jadi 23 biji,sekarang tinggal 4 biji aja : D

Sabtu, 27 September 2014

TERIMA KASIH TELAH MENJADI SUAMIKU

Dan aku menangis, tersedu di hadapan 4 pasang mata.

"Maka laki-laki yang benar-benar paham tentu akan berhati-hati memilih wanita sebagai istrinya" begitulah kira-kira Murrobiku berujar. Seketika aku ingin berujar, tapi tiba-tiba udara hilang dari tenggokanku, terasa tercekik. Dan air mataku meleleh tak tertahankan, menangis tersedu-sedu.

Aku teringat betapa suamiku pun sering berujar mengenai hal itu, bahwa aku kini adalah tanggung jawabnya, kesalahan apa yang aku lakukan adalah tanggung jawabnya. Ah, dia sungguh lelaki penyabar yang pernah aku temui. Ketika aku sering kali berbuat kesalahan dia selalu mengingatkan. Dan belum pernah selama 3 tahun lebih pernikahanku dengannya satu pukulan pun pernah melayang di tubuhku. Lalu apakah pantas jika aku menambah bebannya dengan membuat banyak kesalahan?

Dan karena kunci surgaku berada pada ridhonya, lalu apakah pantas aku berbuat sesuatu yang membuat raut mukanya kusam? Air mata itu terus menetes dan menetes, tak tertahankan. Ah, betapa maunya lelakiku ini dulu menikahiku dengan menanggung banyak dosaku.

Aku masih saja menangis, lalu sedikit tertawa melihat anehnya tingkahku. Bahkan temanku sudah ada yang ikut menangis melihat tingkah lakuku. Ah, sungguh aneh tingkahku.

Lalu kini pun aku teringat ketika akan berlangsungnya pernikahanku dulu, ada beberapa wanita yang bilang betapa beruntungnya aku. Ya, barangkali aku memang sangat beruntung menjadi istrinya, walau barangkali dia tak seberuntung aku mendapatkan istri sepertiku.

Pun Ibuku sering berujar kepadaku, "Suamimu sangat mencintaimu, apapun akan dilakukan untukmu". Lalu dikesempatan lain "Suamimu itu sangat sabar, betapa beruntungnya kamu". "Suamimu itu mengerti kondisi anak, anak ngantuk, dia juga langsung tanggap menidurkan".

Lalu apakah sering kau temui seorang suami pagi-pagi membuat kopi sendiri sambil mencuci piring kotor yang menggunung di dapur? Lalu membuatkan sarapan roti bakar pengganjal lapar untuk istrinya, hampir tiap hari. Dan aku dimintanya membuat kopi bisa dihitung dengan jari. Ah, sungguh lelaki penyabar yang mandiri.

Lalu apakah pernah kau temui seorang suami yang mau mengurusi urusan buang air anaknya? Barangkali kau akan berkata suamiku juga iya, tapi aku bilang ini istimewa, karena yang kutemui di sekitarku urusan buang air anak adalah urusan Ibu, bukan ayah.

Ah, betapa banyak dia meringankan pekerjaanku, seolah dialah bapak rumah tangganya, bukan aku. Dia juga bukan lelaki penuntut yang minta masak ini masak itu. Apa yang aku masakan selalu dia habiskan, tanpa banyak bicara. Walau aku juga menyadari bahwa masakan yang aku bisa itu-itu saja, tapi dia tak pernah meminta.

Oh, betapa betapa.

Bukankah sebaik-baik seorang suami adalah yang paling baik perilakunya kepada istri?

Aku mencintaimu karena Allah suamiku. Walau kau bukan lelaki romantis tapi bagiku akhlakmu menjadi hal paling romantis dalam hidupku.

Agie, istri dari Dayat

22 September 2014
9.59

Resep makaroni schotel kukus ala agie :D

Saya sebetulnya gak terlalu bisa masak. Yang sering dimasak cuma beberapa makanan saja yang memang simpel dan sudah dikuasai. Tapi terkadang pengen juga menghasilkan masakan-masakan yang (juga) simpel dan enak. Alhasil kadang buka-buka buku resep atau browsing. Tapi kembali lagi kalo saya 'jodoh' dengan resep itu,saya akan sering memasaknya tanpa buka-buka catatan lagi (kl jodoh bisa langsung hafal). Kalo gak jodoh ya jadinya cuma sekali dua kali aja masaknya. Untuk yang satu ini saya baru sekali eksekusi. Tapi alhamdulillah sukses,dan langsung hafal resepnya. :D
Bahan-bahan :
- 1 butir telur
- 100 ml susu (sekitar setengah gelas)
- 50 gr makaroni sayur (sekitar 2 genggam)
- wortel atau sayuran yang lain dipotong kecil-kecil
- garam, merica
- bawang merah putih diiris tipis
- 50 gr daging giling
- mentega
- minyak

Cara masak :
- rebus makaroni di dalam air  mendidih ditambah sedikit minyak agar tidak lengket sampai lunak dan tiriskan
- tumis bawang merah putih dengan mentega,masukkan sayur sampai layu dan daging sampai berubah warna, beri garam dan merica sesuai selera
- siapkan kukusan sambil kocok telur dan susu di dalam pinggan hingga benar-benar merata,lalu masukkan makaroni dan tumisan sebelumnya,aduk hingga rata lalu kukus hingga 30 menit

Resep ini jadi untuk 2 orang. Dimakan dengan saus lebih enak. Bisa juga ditambah keju di adonan sebelum dikukus buat yang suka. Selamat mencoba...

Untuk resep-resep simpel dengan cara dikukus memang banyak juga yg menggunakan paduan susu,telur,dan roti tawar. Beberapa yang saya bisa seperti puding roti tawar, nugget, rolade daging,dan mungkin masih banyak lagi, tinggal bagaimana kita bisa mengkreasikan sendiri.

Semoga bermanfaat...:)

Malang, 27 september 2014