Sabtu, 26 Desember 2015
Rabu, 23 Desember 2015
Cantik setelah melahirkan
Beberapa waktu lalu tentu banyak yang sudah baca tentang hebohnya Kate Middleton yang 10 jam pasca persalinan keluar rumah sakit dengan dandanan cantik lengkap dengan highheelsnya. Iya, highheels saudara-saudara. Saya aja yang gak dalam kondisi baru melahirkan gak bisa pake, apalagi baru melahirkan? Usut punya usut si Kate ini pasca melahirkan langsung ada penata rambut,perias,dan kawan-kawannya yang datang ke rumah sakit. Tapi bukan itu juga sebenarnya sebab penampilan cantiknya pasca melahirkan, karena ternyata Kate melahirkan secara gentle, dengan nyaman dan minim intervensi medis. Anggapan habis melahirkan harus penampilan kayak robot kesakitan pun patah. #senyum
Bagi yang belum buktikan sendiri tentu gak akan percaya kalau usai melahirkan pun bisa langsung berjalan cantik bak model di catwalk #ecieee, sapa juga yang model. Hahaha, gak jelas. Anggapan masyarakat umumnya yang namanya baru melahirkan itu jalannya pelan-pelan pake jarit rapet biar singset, pun wajah berantakan, kumel karena habis berjuang. Hm, dan saya sudah mematahkan anggapan itu.
Saya sendiri merasakan efek yang begitu berbeda antara persalinan Jundi dan persalinan si kembar. Kalo dulu Jundi gentlebirth nya setengah-setengah karena memang belum kenal istilah itu dan paham. Kalo si kembar alhamdulillah sudah kenal walau dalam prakteknya gak bener-bener gentle dalam menikmati rasa sakit :D . Tapi meski begitu efeknya luar biasa :) .
Sebenarnya apa sih gentlebirth? Kalo dari pengertian secara bahasa sih arti mudahnya melahirkan secara lembut, iya lembut, truly with love. Karena cinta itu lembut. Jadi melahirkan pun dilalui dengan sadar sepenuhnya dengan cara yang nyaman dan indah. Itu sih yang saya pahami ya, karena pengertiannya bisa luas juga kemana mana. Yang jelas melahirkan, jihadnya kaum wanita ini dilalui dengan ikhlas, sadar sepenuhnya, dan penuh senyum :) :) :) .
Karena dengan senyum ikhlas dan penuh kesadaran maka hormon oksitoksin pun meningkat. Hormon ini adalah hormon yang memicu kontraksi rahim agar bayi segera lahir, makanya induksi persalinan (sering juga disebut drip) pun salah satu caranya (yang saya tahu) adalah menyuntikkan oksitoksin ke tubuh ibu. Hormon ini terkenal juga dengan istilah hormon kebahagiaan,hormon cinta. Makanya hormon ini meningkat saat kita bahagia, dan juga saat bercinta. Hormon ini yang juga berperan untuk memicu lancarnya ASI. Makanya kalo stres dikit aja ASI seret, karena hormon oksitoksinnya terhambat.
Nah kembali lagi, jika kita melahirkan dengan nyaman, ikhlas, lembut dan sadar sepenuhnya, maka tubuh akan kebanjiran hormon cinta itu, yang nikmatnya melebihi orgasme. Bahkan sampai si kembar yang sudah berumur 2 bulan sekarang masih terasa sekali hangat yang memelukku saat itu. Rasanya ingin segera mengulang moment indah itu, yah semoga dikasih lagi kalo si kembar udah usia SD lah, hehe.
Kalo diingat-ingat, kadang aku merasa apakah aku berlebihan dalam mengekspresikan rasa sakit? Ah tapi ternyata kata bidan Dira yang mendampingi aku pun masih senyum saat sudah bukaan sempurna dan mau mengejan. Haha, brati setidaknya sedikit-sedikit aku bisalah mengendalikan rasa sakit dan melalui proses persalinan dengan nyaman dn penuh kesadaran, XD.
Nah, ternyata efek kebanjiran hormon cinta ini luar biasa lho buat pemulihan pasca melahirkan. Sama-sama meninggalkan jahitan, pas Jundi dulu aku agak lebih berhati-hati dalam berjalan, kalo sekarang kagak, jalan santai gitu aja nyaman banget, bahkan ada juga yang komen pas jenguk, "Kok kayak nyaman banget sih mbak? Kayak gak habis melahirkan, jalannya udah kayak orang gak baru melahirkan" haha. Ada yang salah?
Dan yang bikin gue pengen ketawa ngakak guling-guling, setelah jenguk ada yang pm "Agie pake kosmetik apa sih kok jadi gak ada jerawatnya gitu? Keliatan bersih". Then, ada lagi "Menurutku dan mbak X anti jadi tambah bersih deh wajahnya, gak lagi pake perawatan khusus kan?" hahaha. Cuma bisa senyum-senyum doang, apalagi orang yang paling kuharapkan berulang kali semenjak aku melahirkan bilang aku tambah cantik setelah punya 3 anak. Tentu tahu dong siapa dia. Gak ada lagi selain suami, seseorang yang diharapkan seorang istri memuji. Gak ada lagi selain kepada suami kecantikan itu ditunjukkan. Entah itu hanya rayuan gombal atau apalah untuk suamiku yang gak suka ngrayu. Bahkan sekuntum bunga aja setelah 4,5 tahun pernikahan tidak pernah kudapatkan, XD.
Ato paling-paling ibuku sendiri yang bilang aku cantik, sapa lagi? But, dari sini aku juga jadi teringat artikel tentang hebatnya pelukan dan ciuman saban hari yang bikin seorang istri makin cantik alami. Lagi-lagi hormon oksitoksin. So, buat yang mau melahirkan keep calm dan gentle yap, because if you're nervous your adrenaline will be increase. Tau kan kalo adrenalin itu lawannya oksitoksin? Kalo adrenalin udah naik oksitoksin pasti bakal turun deh, dan rasa sakit dkk melahirkan malah akan lebih-lebih. Mantep wes.
Intinya, bukan cantik karena proses melahirkan itu sendiri, tapi bagaimana sebuah proses melahirkan tidak menimbulkan trauma, baik untuk ibu atau anak. Karena semua tentu tahu, trauma pada bayi akan menimbulkan efek psikologis yang mendarah daging hingga dewasa. Bagaimana sebuah proses melahirkan dan menyusui akan berpengaruh ke kehidupan mereka kelak. :)
Dari seorang ibu yang gak berhenti kagum akan kebesaran Allah SWT
23-26 desember 2015
Semoga bermanfaat :)
Senin, 14 Desember 2015
Persalinan, sebuah perjalanan
Setelah proses persalinan selesai, sambil IMD ternyata aku tetap berurusan dengan jahit menjahit,auw auw. Untuk kali ini aku jahitan 3, setelah di persalinan sebelumnya aku jahitan 9 (bukan jahitan, tapi obras :D ). Menurut bidan Rina waktu baby Fara lahir tidak ada sobekan, tapi begitu baby Fasya lahir terjadi juga sobekannya walau secara ukuran baby Fasya lebih kecil (Fara 2,5 kg, Fasya 2,3 kg) tapi karena lahir kaki dulu, sobek juga deh. Sebelum dijahit tentu dibius dulu jadi gak kerasa apapun, tetiba selesai aja.
IMD baby Fasya memang tidak sampai ketemu mulut dengan puting seperti Fara, karena aku juga sudah kelelahan. Dan lagi memegang dua bayi sekaligus juga bukan hal mudah walau dibantu. Mereka berdua cantik, dan sentuhan skin to skin membuat aku semakin jatuh hati pada mereka berdua.
Infusku belum juga habis, maka aku harus menunggu sejenak hingga habis baru bangun untuk bersih diri. Sementara aku tetap di ranjang bersalin, dua bayi cantik dibawa ke ruang sebelah untuk dipotong tali pusatnya dan dimandikan. Tidak seperti Jundi yang langsung dipotong, kembar cantik ditunda pemotongan tali pusatnya hingga darah berhenti berdenyut. Tentang delay clamping ini yang kutahu fungsinya agar nutrisi dari plasenta tuntas tersalur ke bayi, dan lagi memang terbukti mencegah kuning pada bayi. Alhamdulillah memang terlihat bedanya, si kembar walau bblr di usia 1 pekan waktu periksa sudah tidak kuning. Selain memang harus rajin dijemur pagi dan ASI yang cukup.
Menunggu sendiri di ruang yang tertutup dan tak ada seorang pun tetiba air mataku meleleh. Begitu mudahnya prosesku melahirkan kembar membuatku benar-benar takut ini justru istidraj. Amalan apa yang sudah kulakukan? Do'a mana yang sudah khusyuk kupanjatkan? Aku takut begitu banyak kemudahan justru membuatku lena tak bersyukur dan tak lagi mendo'a, memperbanyak amalan. Ya Allah ampunilah dosaku, istighfar banyak-banyak kurapalkan, dan air mata tak terbendung menganak sungai beberapa waktu.
Persalinan. Bukan hanya sebuah proses perjalanan dari alam rahim ke alam dunia, tapi ini justru sebuah proses perjalanan spiritual, sebuah jihad yang akan banyak merubah diri. Melahirkan kembali sosok ibu baru yang padanya terbeban satu amanah berat, mendidik anak.
Dirampungkan 28 desember 2015
22.36
Dari seorang ibu yang fakir amal
Malang, kota dengan banyak wisata hingga hari ini macet dimana mana.