Hari ketiga presentasi dibawakan oleh kelompok 3 yang beranggotakan :
1 Reny Wahyu P
2 Dian Retno S
3 Roshinta Dewi
4 Dewi Anisatun
5 Fitri Achsan
6 Hasri Haryani D
7 Sri Handayani
1. REVIEW MATERI DARI KELOMPOK 3
MEMPERSIAPKAN FITRAH SEKSUALITAS ANAK PADA USIA
PRE AQIL BALIGH
💞Fitrah Seksualitas dan Cinta
Setiap anak dilahirkan dengan jenis kelamin lelaki dan perempuan. Bagi manusia, jenis kelamin ini akan berkembang menjadi peran seksualitasnya. Bagi anak perempuan akan menjadi peran keperempuanan dan kebundaan, bagi anak lelaki menjadi peran kelelakian dan keayahan. Fitrah seksualitas yang sempurna akan melahirkan laki-laki dan perempuan yang tumbuh sesuai fitrahnya dan memiliki akhlak yang baik terhadap pasangan dan keluarganya.
💞Tantangan dalam menumbuhkan fitrah seksulitas
Tantangan yang mucul pada era millenial ini adalah adanya kesenjangan yang panjang, ketika anak-anak kita secara fisik sudah mencapai usia "aqil baligh" pada usia 14-15 tahun, namun secara finansial dan sosial baru "mandiri" pada usia 25 tahun bahkan lebih. Maka muncullah istilah remaja, yang menggambarkan anak-anak yang telah matang secara biologis tapi belum matang secara psikologis, emosional, rasional, sosial dan finansial. Kesenjangan ini jugalah yang kemudian menyebabkan penyakit kejiwaan dan penyakit sosial yang melanda kehidupan para remaja, seperti pola hidup konsumtif, pergaulan bebas, narkoba, kelainan seksual, dan sebagainya.
💞Bagaimana Solusinya?
Pentingnya penguatan fitrah seksual di tahap Pre Aqil Baligh pada usia 0-14 tahun.
Apa itu Aqil Baligh?
Aqil adalah kedewasaan psikologis, emosional, rasional, sosial dan finansial.
Indikatornya:
- Mampu memecahkan masalah
- Mampu mengambil keputusan dan resiko
- Bertanggung jawab dan mandiri
- Mampu mencari nafkah (laki-laki)
- Mampu memikul beban kehidupan
Baligh adalah Kedewasaan Biologis.
Cirinya:
1. Anak laki-laki mengalami mimpi basah
2. Anak perempuan mengalami menstruasi
3. Biasanya terjadi pada rentang usia 11-14 tahun
Tahap Pendidikan fitrah seksualitas pada usia 0-14 tahun
1. 0-2 tahun
Anak didekatkan dengan ibunya melalui ASI. Kalaupun tidak bisa menyusui, anak difasilitasi untuk bisa “bermain” di sekitar dada ibunya, bisa dengan sering dipeluk, didekap, digendong, dll.
2. 3-6 tahun
Penguatan konsep gender. Anak harus dekat dengan kedua orangtuanya. Sering main dan ngobrol bareng, mulai dikenalkan perbedaan pakaian laki-laki dan perempuan, mulai dikenalkan konsep malu.
3. 7-10 tahun (Pre Aqil Baligh 1)
Dekatkan anak perempuan dengan ibu dan dekatkan anak laki-laki dengan ayah, agar anak memahami peran gender dan sosialnya. Anak mulai dibiasakan menutup auratnya.
4. 11-14 tahun (Pre Aqil Baligh 2)
Dekatkan anak perempuan dengan Ayahnya dan anak laki-laki dengan ibunya, agar anak dapat belajar memahami dan berempati secara langsung terhadap sosok pria maupun wanita terdekatnya.
Tanggung Jawab Pendidikan Seks
Dibagi menjadi beberapa fase, yaitu:
a. Usia antara 7 – 10 tahun, dinamakan kanak-kanak usia akhir (tamyiz), diajarkan etika meminta izin untuk masuk ke kamar orang tua dan orang lain serta etika melihat lawan jenis.
b. Usia antara 10 – 14 tahun (usia remaja), anak dijauhkan dari hal yang mengarah kepada seks
c. Usia antara 14 – 16 tahun (baligh), anak diajarkan tentang etika berhubungan badan ketika ia sudah siap untuk menikah
d. Usia setelah baligh dinamakan usia pemudi/pemuda, diajarkan tentang cara-cara menjaga kehormatan dan menahan diri ketika ia belum mampu untuk menikah
Pada fase pre aqil baligh 2, anak juga mulai diajarkan tentang
1. Anak laki-laki tentang mimpi basah, fungsi sperma dan cara mandi wajib. Anak perempuan tentang menstruasi, cara membersihkannya, cara mandi wajib, fungsi rahim dan indung telur.
2. Mengajarkan untuk menundukkan pandangan
3. Diajarkan tentang aurat
4. Dikenalkan konsep mahram.
5. Mengenalkan konsep Tauhid.
6. Anak diajarkan beberapa adab yang berhubungan dengan lawan jenis.
Penutup
Allah SWT telah menginstalkan fitrah ke dalam diri setiap anak yang lahir. Maka tugas orang tua hanyalah mengaktivasikannya sesuai dengan keunikan dan peran spesifik setiap anak dengan penuh cinta (Inside Out bukan Outside In).
Fitrah itu tidak bisa digegas, dan tidak berlaku LEBIH CEPAT LEBIH BAIK. Karena fitrah memerlukan tahapan dan waktu yang tepat dalam menumbuhkannya.
Bukan sekolah, tapi rumahlah tempat terbaik mendidik fitrah anak agar mampu mencapai aqil dan baligh bersamaan.
Tdk pernah ada anak salah gaul, yg ada salah asuh.
Fitrah yang tumbuh indah ibarat ikan hidup di laut, bertahun2 berenang di laut tak menjadi asin. Fitrah yg tak tumbuh ibarat ikan mati, cukup beberapa hari direndam di air asin untuk menjadi ikan asin.
(Harry Santosa - _Fitrah Based Education_)
Sumber Pustaka:
- Santosa, Harry. 2017. Fitrah Based Education. Yayasan Cahaya Mutiara Timur
- 'Ulwan, Abdullah Nashih. 2017. Tarbiyatul Aulad Fil Islam (Pendidikan Anak Dalam Islam). Sukoharjo: Insan Kamil Solo
2. MEDIA EDUKASI DARI KELOMPOK 3
Media edukasi yang dibuat kelompok 3 adalah berupa lagu yang isinya perbedaan laki-laki dan perempuan. Berikut link media tersebut : https://www.youtube.com/watch?v=noWSRrtAh9U
3.PERTANYAAN DAN JAWABAN PRESENTASI KELOMPOK 2
1⃣ Bunda Wita
Assalamualaikum,
Tim kelompok 3 super kereeenn
Mau ikutan tanya,
Di usia 10-14thn anak dijauhkan dari perihal seks.
Bagaimana jika anak sudah pernah terpapar pornografi dan mengalami kecanduan?
✅
1. Mengukur tingkat keparahan kecanduan anak
2. Menjauhkan media pemapar pornografi
3. Edukasi tentang bahaya dan dampak pornografi
2. Menciptakan lingkungan yg baik
3. Lakukan kegiatan positif yang disukai anak seperti hobi, atau kegiatan luar ruang misalnya olahraga, camping, dll
4.Mendapatkan dukungan positif dari orang tua dan lingkungan tanpa adanya pihak-pihak yang menghakimi.
5. Membantu anak mendekatkan diri pada Allah SWT, bisa dengan memperbanyak kegiatan agama tetapi tetap didampingi dan dalam pengawasan orang tua.
Sebagai tambahan, ada komunitas-komunitas yang tujuannya untuk keluar dari kecanduan ini. Salah satunya:
https://www.facebook.com/groups/kecanduan/
2⃣ Ruswita- Tulungagung
Bund.. Mengenai usia aqil baliq.. Usia segitu biasanya anak mulai tertarik dengan lawan jenis.. Mulai penasaran dengan lawan jenis.. Dan tak jarang terbawa teman2nya dengan tren "vacaran"... Gimana cara kita mengarahkan supaya mereka gak ikut2an seperti itu? Namanya suka itu kan kadang sulit ditahan.. Kalo dilarang kuatirnya malah backstreet.. Mohon sarannya.. Diberi tahu kayak gimana?
✅
Poin yang perlu ditekankan di sini adalah "komunikasi" dan "chemistry". Saya sendiri belum mengalami. Tetapi ada seorang teman yang saking dekat dan terbukanya dia dgn anaknya, anaknya cerita tentang gebetan atau lawan jenis yg disukai.
Respon ibunya tidak serta merta melarang. Tetapi menjelaskan batasan. Bukan mahram artinya tidak boleh bersentuhan, tidak boleh berduaan, tidak ada pacaran dalam Islam. Ngobrol biasa sebagai teman tidak masalah. Tetapi tetap tidak berpacaran atau sejenisnya. Ibunya menjaga agar anaknya "percaya". Sehingga tetap bercerita tentang kisah2nya di sekolah. Menegur yg kiranya keluar jalur, tetapi tetap mengawal. Jangan sampai anak malah menjauh karena merasa ibunya tidak asik dan suka melarang2 saja tanpa membimbing.
#bundasayang
#fitrahseksualitas
#gamelevel11
#review3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar