Jumat, 03 November 2017

Komunikasi produktif #2

Kemarin, seperti biasa, pulang sekolah mas Jundi sampai rumah maunya main dulu. Belum ganti baju, pipis dan cuci kaki dia selalu sudah sibuk dengan 'sesuatu'. Beberapa kali saya ingatkan, "Ayo mas Jundi pipis dulu, ganti baju, baru boleh main, trus maem, tidur, nanti ngaji". Namun dia masih saja sibuk dengan 'mainan' dia seolah tidak mendengar apa yang saya katakan.

Dan saya pun baru teringat materi tentang komunikasi produktif yang baru saya dapatkan di kelas Bunda Sayang, (masih belum merasuk nih jadi masih suka lupa, memang harus terus 3L, latih latih latih) yaitu cara berkomunikasi dengan anak-anak. Salah satunya adalah dengan KISS (keep information short & simple). Ah ya, saya harus mengubah kalimat yang bertubi-tubi menjadi kalimat sederhana pada tindakan yang harus dia lakukan pertama kali.
"Mas Jundi, ayo ganti baju dulu" dengan intonasi yang diatur dan diusap punggungnya. Dan ya, dia manut, baru saya lanjut perintah berikutnya. Ah, betapa indahnya jika telah terbiasa berkomunikasi produktif. Harus banyak Latih, Latih, Latih.

#hari2
#gamelevel1
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Kamis, 02 November 2017

Komunikasi Produktif #1

Saya dan suami tak hanya pasangan hidup berumah tangga, tapi juga partner kerja karena kami membangun usaha bersama sejak 5 bulan usia pernikahan. Dalam berkomunikasi, selain membicarakan tentang 'kami' dan anak-anak, tentunya kami juga membicarakan mengenai usaha kami berdua.

Dalam komunikasi tentang usaha kami, biasanya kami berusaha untuk clear dan clarify agar saling memahami apa yang masing-masing dari kami maksudkan demi berjalannya usaha kami. Terkadang komunikasi juga terjalin lewat percakapan ponsel ketika ada diskusi-diskusi saat kami tidak sedang bersama. Namun ketika bersama, dalam berkomunikasi berusaha untuk kontak mata, selain intonasi dan bahasa tubuh juga harus 'berbicara' untuk menyamakan persepsi.

Dengan latar belakang yang berbeda, tentu kami berdua memilki FoR dan FoE yang berbeda. Suami dengan pengalaman menjadi karyawan perusahaan, dan saya yang masih unyu-unyu ini belum pernah sama sekali menjadi karyawan orang lain. Sejak lulus kuliah saya langsung menjadi karyawan dari suami saya sendiri. Jadi sedikit banyak saya harus mendengar dari suami bagaimana pengalaman bekerja dia dahulu. Kadang saya sendiri bisa mewek ketika 'ditegur' atasan (suami). Dan inilah proses belajar kami membangun komunikasi produktif di keluarga kami.

Forum keluarga tidak hanya membicarakan masalah 'keluarga' tapi juga masalah 'usaha' yang kami rintis berdua tentu dengan penempatan waktu yang pada tempatnya.

#hari1
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Rabu, 25 Oktober 2017

2 tahun lalu

Tak terasa ternyata sudah 2 tahun berlalu ketika pertama kalinya aku menyusui bayi kembarku berbarengan, walau akhirnya si adek tidak sampai bertemu putingku karena aku yang sudah sangat kelelahan usai melahirkan mereka. Bahkan si kakak baru bertemu di menit ke 50 sejak kelahirannya di dunia, waktu yang cukup lama, namun menurutku dia bayi yang sangat pintar bisa menemukan puting sendiri. Amazing bukan bayi baru lahir hanya ditaruh di dada ibunya lalu bisa menemukan sendiri puting ibunya? Tanpa ada yang membantunya, bahkan saya, karena saya fokus ke bayi kedua yang belum juga lahir.

Ya, barangkali hanya aku yang aneh karena tidak bisa menikmati proses IMD yang katanya begitu amazing itu, begitu membuncahkan rasa cinta karena persentuhan kulit bayi dan ibu pertama kalinya. Aku tidak bisa fokus menikmatinya karena aku harus disuntik oksitoksin di paha dan diinfus untuk menyalurkan oksitoksin pula, bahkan aku harus mereguk kopi pahit agar tetap sadar sedang di hidungku dipasang selang oksigen. Tanganku gemetar memegang bayi merah 2,5kg yang akhirnya memilih puting kananku sebagai sumber makanan pertamanya, padahal di awal dia diletakkan di tengah, tapi dia memilih kanan dan menyisakan kiri untuk adiknya. Ah manisnya bayiku. Bahkan bayi ini keluar dengan begitu lembut hingga tak menimbulkan robekan perineum.

Amazingnya lagi, tepat saat bayi pertama menemukan puting aku merasakan kontraksi kedua yang ditunggu-tunggu dari bayi sungsang di perutku. Iya, alhamdulillah bayi kedua lahir dengan posisi kaki dahulu yang keluar dari jalan lahir, dengan kantung ketuban yang masih utuh membungkusnya, ah cantiknya bayi kecilku. Alhamdulillah 2 tahun lalu kalian lahir dengan proses yang tak akan bunda lupakan seumur hidup bunda. Walau akhirnya perineum robek juga karena bayi dengan berat 2,3kg lahir sungsang namun bagiku rasa sakitnya tidak ada apa-apanya dengan rasa bahagia berjumpa dengan mereka. Ah, walau memeluk mereka untuk IMD bersama membuatku gemetar, tanganku berasa lemas dan takut jika saja bayiku akan terlempar jatuh dari dipan tempatku melahirkan yang cukup tinggi. Tapi alhamdulillah suami dan ibuku yang menemani proses dari awal masuk kamar bersalin sigap membantu memegang bayi yang masih terhubung dengan 1 plasenta yang sama. Ah, i do love them.

24 oktober 2015 8.50 & 9.40

Selasa, 03 Oktober 2017

*Taujih Penutup MQAN 8 Yogyakarta*


KH. Abdul Aziz Abdur Rauf, Lc  _حفظه الله_

=============================

*Ikhwah Fillah ...*

Salah satu indikator kesuksesan kita sebagai seorang mukmin dan juga sebagai seorang yang berusaha menjadi penghafal Al Quran adalah, saat kita mampu menjadikan Al Quran sebagai *_"Murobbi"_* dalam kehidupan kita.

Hubungan kita bisa disebut sukses saat kita sibuk menjadi yang *terbaik* dimata Allah.

Kita sibuk berusaha menjadi sosok yang dikenal di kalangan penduduk langit, bukan sibuk mencari perhatian manusia dan sesama hamba Allah lainnya.

Adapun bentuk-bentuk _"ikhtiar basyari"_, seperti _"Ujian Hafalan"_ , _"Wisuda Hafalan"_ , _"Musaabaqoh"_ dan yang semacamnya hanyalah penilaian di sisi manusia, sesama hamba Allah.

Moment _"Wisuda Hafalan"_ misalnya, itu bisa kita ibaratkan bagaikan sebuah _"Walimah"_ saat Dua Insan bertemu. Tentu yang yang terpenting adalah bagaimana menjalani kehidupan setelahnya.

Maka Sikapilah moment-moment itu dengan penyikapan yang positif, kita niatkan untuk menguatkan murojaah, juga sebagai sarana untuk mengokohkan ayat-ayat agar tersimpan di dada kita.

Dan harus difahami bahwa moment itu bukanlah kesuksesan yang sesungguhnya. Yang lebih penting adalah aksi-aksi setelahnya.

*Ikhwah Fillah ...*

Saat kita menjadikan Al Quran sebagai _*"Murobbi"*_ itu artinya kita menjadikan Al Quran sebagai _"Guru Spiritual"_ dalam hidupnya.

Itu artinya kita siap di _tarbiyah_, di _bina_ dan di _didik_ untuk menjadi pribadi yang lebih baik, oleh Al Quran. Allah ﷻ berfirman :

*ولكن كونوا ربانيين بما كنتم تعلمون الكتاب وبما كنتم تدروسون*

_“... Jadilah kamu hamba-hamba Allah Yang *Rabbani*, karena kamu mengajarkan kitab dan karena kamu mempelajarinya"_ *(Ali Imran : 79)*

Kesiapan kita untuk terus hidup dalam nuansa _"Tarbiyatul Quran"_ hingga akhir hayat, inilah sesungguhnya kesuksesan yang hakiki.

Saat hidup kita senantiasa dalam nuansa _Mujahadah_ untuk merealisasikan berbagai _nilai-nilai Qur'ani_ dalam kehidupan, inilah sesungguhnya kesuksesan yang hakiki.

Semoga Allah menguatkan hati kita semua untuk senantiasa siap menjadikan Al Quran sebagai _*"Murobbi"*_ dalam kehidupan kita, sehingga akhirnya _"Tarbiyatul Quran"_ itu akan mengantarkan kita menjadi pribadi yang layak menjadi penghuni surga-Nya.

_Allahumma Amien_.

*Resume Kalimatul Mukhoyyam Ke-5* (Jumat, 29 Sept 2017)

KH. Abdul Aziz Abdur Rauf, Lc

=============================

*Ikhwah Fillah ...*

Di dalam Al Quran memang ada sejumlah ayat ataupun surat yang memiliki keistimewaan secara khusus ataupun memiliki keunggulan tersendiri dari surat-surat lainnya.

Sehingga ayat ataupun surat unggulan tersebut harus kita kuasai dengan baik..

Bila perlu kita jadikan surat-surat itu selancar surat *Al Fatihah* atau *Al Fiil* dimana lidah kita sangat ringan untuk membacanya.

Ketika sebuah surat sudah bisa kita baca dengan ringan tanpa beban maka ini sering disebut atau di istilahkan surat "gacoan" 😊.

Tentu sebagai seorang mukmin yang baik, hendaklah kita memiliki surat-surat "gacoan" atau "andalan" yang Nabawi ...

Artinya yang memang direkomendasikan oleh Baginda Rasul ﷺ

Kalau *ayat-ayat* "gacoan" insya Allah sebagian besar kita sudah hafal dengan baik, seperti _Ayat Kursi_, _akhir Al Baqarah_, ataupun surat pendek seperti  _Al Ikhlas_, _Al Falaq_ & _An-Naas_.

Yang harus kita ikhtiarkan lebih serius adalah bagaimana kita memiliki "gacoan" dari surat-surat yang panjang yang memang benar-benar kita kuasai, karena kita sudah sangat akrabnya dengan surat-surat tersebut. Dan saat membacanya amat ringan tanpa beban sedikitpun.

Diantara surat-surat yang direkomendasikan oleh Rasulullah ﷺ adalah :

1⃣ *Surat Az-Zahrawain (Al Baqarah & Ali Imran)*

Banyak sekali hadits yang menyebutkan Fadhilah atau keutamaan Dua surat diatas.

Diantaranya adalah Hadits yang diriwayatkan oleh *Imam Muslim* dari sahabat _Abu Umamah_ bahwa Rasululullah ﷺ :

*«اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لِأَصْحَابِهِ، اقْرَءُوا الزَّهْرَاوَيْنِ الْبَقَرَةَ، وَسُورَةَ آلِ عِمْرَانَ، فَإِنَّهُمَا تَأْتِيَانِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ كَأَنَّهُمَا غَمَامَتَانِ، أَوْ كَأَنَّهُمَا غَيَايَتَانِ، أَوْ كَأَنَّهُمَا فِرْقَانِ مِنْ طَيْرٍ صَوَافَّ، تُحَاجَّانِ عَنْ أَصْحَابِهِمَا، اقْرَءُوا سُورَةَ الْبَقَرَةِ، فَإِنَّ أَخْذَهَا بَرَكَةٌ، وَتَرْكَهَا حَسْرَةٌ، وَلَا تَسْتَطِيعُهَا الْبَطَلَةُ».*

[صحيح مسلم]

_“Bacalah Al-Qur’an karena ia datang di hari kiamat sebagai pembela bagi yang membacanya. *Bacalah Az-Zahrawain* (dua cahaya) yaitu surah *Al-Baqarah* dan *Ali ‘Imran*, karena keduanya datang di hari kiamat seperti dua awan putih atau dua naungan atau dua kerumunan burung sebagai pembela bagi yang membacanya._

_Bacalah surah *Al-Baqarah*, karena membacanya adalah *barokah*, meninggalkannya adalah *kerugian*, dan tidak mampu dilawan *oleh para penyihir*" ._

*[Sahih Muslim, no. 1337]*

2⃣ *Surat Al Kahfi*

Surat berikutnya yang direkomedasikan oleh Rasululullah ﷺ adalah surat Al Kahfi.

Ada sejumlah hadits yang menganjurkan kita untuk menjadikan surat Al Kahfi ini menjadi wirid dalam hidup kita :

*مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّورِ فِيمَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْبَيْتِ الْعَتِيقِ*

_“Barangsiapa yang membaca surat *Al Kahfi* pada *malam Jum’at*, akan mendapat cahaya antara dia dan Ka’bah.”_

( *HR. Ad Darimi. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih*)

Dalam hadits yang lain disebutkan :

*مَنْ حَفِظَ عَشْرَ آيَاتٍ مِنْ أَوَّلِ سُورَةِ الْكَهْفِ عُصِمَ مِنَ الدَّجَّالِ*

_“Barangsiapa menghafal sepuluh ayat pertama dari *surat Al Kahfi*, maka ia akan terlindungi dari_ (fitnah) Dajjal” *(HR. Muslim no. 809).*

Bila sepuluh ayat saja sudah luar biasa fadhilahnya, tentu bila kita kuasai seluruhnya secara utuh tentu akan banyak kebaikan yang kita dapatkan.

Kita harus berusaha keras bagaimana _"Al Kahfi"_ ini mengalir dengan ringan dari lisan kita semua.

3⃣ *Surat Al Isra & Az-Zumar*

Kedua surat ini pun termasuk surat yang direkomendasikan oleh Rasulullah ﷺ.

Sebagaimana diceritakan oleh Ibunda 'Aisyah _radhiyallahu 'anha_ :

*كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللّهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ لا يَنَامُ حَتَّى يَقرَأَ بَنِي إِسرَائِيلَ وَالزُّمَر*

_“Biasanya Nabi ﷺ tidak tidur sebelum membaca surat *Bani Israil* dan *Az-Zumar*”._ *(HR. At-Tirmidzi)*

Inilah wirid rutin baginda Nabi ﷺ sebelum beliau tidur di malam hari.

Inilah salah satu sunnah yang banyak dilupakan kebanyakan orang beriman.

Maka Alangkah indahnya bila tidur kita pun menjadi lebih berkualitas dengan mencontoh kebiasaan Rasulullah ﷺ sebelum tidur dengan membaca kedua surat ini, yaitu Surat *Bani Israil & Surat Az-Zumar*

Dan sunnah ini akan semakin ringan kita laksanakan manakala kedua surat ini sudah terkuasai dengan baik.

4⃣ *Surat Al Mulk*

Mengenai keutamaan surat ini, ada sejumlah riwayat, diantaranya :

*إِنَّ سُورَةً مِنَ الْقُرْآنِ ثَلاَثُونَ آيَةً شَفَعَتْ لِرَجُلٍ حَتَّى غُفِرَ لَهُ وَهِىَ سُورَةُ تَبَارَكَ الَّذِى بِيَدِهِ الْمُلْكُ*

_"Ada suatu surat dari al-Qur’an yang terdiri dari 30 ayat dan dapat memberi syafa’at bagi yang membacanya, sampai dia diampuni, yaitu: *“Tabârakalladzii biyadihil mulku…* (surat al-Mulk)”_ *[HR. Tirmidzi no. 289]*

Dan ada riwayat dari sahabat seperti Ibnu Mas'ud dimana ia mengatakan :

*من قرأ { تبارك الذي بيده الملك } كل ليلة منعه الله بها من عذاب القبر وكنا في عهد رسول الله صلى الله عليه و سلم نسميها المانعة وإنها في كتاب الله سورة من قرأ بها في كل ليلة فقد أكثر وأطاب*

dari *‘Abdullah bin Mas’ud,* ia berkata :

_“Barangsiapa membaca “Tabarokalladzi bi yadihil mulk” (surat Al Mulk) setiap malam, maka Allah akan menghalanginya dari siksa kubur. Kami di masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menamakan surat tersebut “al Mani’ah” (penghalang dari siksa kubur).  Dia adalah salah satu surat di dalam Kitabullah. Barangsiapa membacanya setiap malam, maka ia telah memperbanyak dan telah berbuat kebaikan.”_
*(HR. An Nasai dalam Al Kabir 6/179 dan Al Hakim. Hakim mengatakan bahwa sanad hadits tersebut shahih)*

Oleh karena itu Al Mulk harus menjadi bacaan yang mengalir setiap hari dari lisan kita terutama sebelum tidur agar kita terjaga dari siksa kubur.

5⃣ *Surat As-Sajdah & Al Insaan*

Kedua surat ini menjadi bacaan rutin Rasulullah ﷺ, dalam sholat Subuh di Hari Jumat.

Dari Abu Hurairah _radhiyallahu 'anhu_ beliau berkata,

*أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ يَقْرَأُ فِى الصُّبْحِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ بِ (الم تَنْزِيلُ) فِى الرَّكْعَةِ الأُولَى وَفِى الثَّانِيَةِ هَلْ أَتَى عَلَى الإِنْسَانِ حِينٌ مِنَ الدَّهْرِ لَمْ يَكُنْ شَيْئًا مَذْكُورًا*

_“Nabi ﷺ biasa membaca pada *shalat Shubuh* di hari *Jum’at* “Alif Lamim Tanzil …” (surat As Sajdah) pada raka’at pertama, dan “Hal ataa ‘alal insaani hiinum minad dahri lam yakun syai-am madzkuro” (surat Al Insan) pada raka’at kedua.”_  *(HR. Muslim no. 880)*

Oleh karena itu sudah semestinya, kedua surat ini menjadi sesuatu yang ringan di lisan kita baik mukmin maupun mukminah. Agar sunnah Nabi inipun bisa kita laksanakan dalam kehidupan.

*Ikhwah Fillah ...*

Inilah sejumlah surat yang mendapat rekomendasi
Rasulullah ﷺ, maka sudah semestinya kita pun memberikan perhatian lebih kepada surat-surat ini, diawali dengan menyimpannya secara baik di hati kita, agar bisa mengalir dengan ringan dari lisan kita.

Semoga Allah memudahkan apa yang kita cita-citakan. Amien.

*Resume Kalimatul Mukhoyyam ke-2*

Disampaikan KH. Abdul Aziz Abdur Rauf _حفظه الله_ dalam MQAN ke-8 di Yogyakarta

===========================

*Ikhwah Fillah ...*

Alhamdulillah Allah memilih kita untuk menjadi bagian dari penghafal Al Quran.

Tentu setiap kita memiliki _"al humumat"_ (lintasan fikiran) yang berbeda-beda.

Tetapi harus ada humumat yang sama dan itu disebutkan oleh Allah ﷻ dalam surat Az-Zumar :

*فاعبد الله مخلصا له الدين*

*الأ لله الدين الخالص*

Inilah sesungguhnya yang diinginkan Allah dari rangkaian ibadah yang kita lakukan ...

Yaitu memurnikan 'ubudiyah hanya untuk Allah semata ...

Kita harus *menyadari* betul saat kita sudah bersama Al Quran sekian lama, ada yang dua tahun, lima tahun, sepuluh tahun dan seterusnya itu adalah semata-mata karena *hidayah* dan *pertolongan* Allah _Subhanahu Wa Ta'aala_.

Dialah Allah pemberi hidayah yang sesungguhnya, yang menggerakkan hati kita untuk terus mencintai-Nya dan mencintai kalam-Nya.

Oleh karena itu tidak pantas bagi kita untuk membanggakan diri dalam rangka sombong dan tinggi hati.

Kita boleh bangga tetapi dalam rangka *syukur* kepada-Nya, tanpa pernah meremehkan sesama hamba Allah.

Jangan pernah  meremehkan mereka yang belum hafal Juz 30, karena bisa jadi seseorang yang belum hafal Juz 30 pun, tetapi dia memiliki amal rahasia yang dicintai Allah yang tidak pernah diketahui oleh orang lain.

Karena di akhirat nanti semua yang dirahasiakan oleh seluruh manusia akan terungkap :

*يَوْمَ تُبْلَى السَّرَائِرُ*

_"Pada hari ditampakkan segala *rahasia*_ *(Surat Ath-Thariq, Ayat 9)*

Oleh karena itu kita harus memperbanyak _"As-Saraair"_  yang baik, sebagai bekal di hari terungkap seluruh rahasia.

Ahlul Quran harus menjadi pribadi yang tawadhu, yang selalu merasa hina dan tidak ada apa-apanya dihadapan Allah _Subhanahu Wa Ta'aala_

Ahlul Quran harus memperbanyak variasi ibadahnya untuk mengiringi aktivitas bersama Al Quran.

Iringilah kebersamaan kita bersama Al Quran dengan Memperbanyak Kalimah Thoyyibah seperti  _"istighfar"_ ataupun _"Tasbih"_  dengan sekian banyak ragam atau redaksi yang telah dicontohkan oleh Rasulullah ﷺ.

Saat kita mampu menghayati _"istighfar"_ dan berbagai _"Tasbih"_ yang keluar dari lisan kita disitulah kita semakin merasa hina dihadapan Allah Yang Maha Agung lagi Mulia.

*Ikhwah Fillah ...*

_"Al Humumaat"_ lainnya yang harus kita miliki saat bersama Al Quran adalah _As-Sakiinah_ dan _"Ath-Thuma`niinah"_

Yang dimaksud *_"As-Sakiinah"_* adalah rasa tenang dalam hati manusia.

Adapun *_"Ath-Thuma`niinah"_* adalah rasa tenang yang disertai keyakinan.

Keduanya sangat kita perlukan untuk menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupan. Baik dalam skala pribadi, keluarga - Rumah Tangga, maupun dalam skala yang lebih luas lainnya.

Adanya ujian dalam kehidupan adalah sebuah keniscayaan :

*الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ...*

_"Yang menciptakan mati dan hidup, untuk *menguji kamu* siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya ..."_ *(-Surat Al-Mulk, Ayat 2)*

Karena dalam hidup pasti ada berbagai ujian, maka kita harus mengevaluasi, apakah Al Quran yang kita bersamai ini sudah mampu menghadirkan _"As-Sakiinah"_ &  _"Ath-Thuma`niinah_ dalam kehidupan kita.

*Ikhwah Fillah ...*

_"Al Humumat"_ lainnya yang harus kita miliki adalah *Ridha* menerima takdir dari Allah _Subhanahu Wa Ta'aala_ .

Setiap kita pasti memiliki warna dan peran yang berbeda. Maka kurang bijak bila "A" memaksakan diri ingin menjadi seperti "B".

Allah ﷻ berfirman : 

*"...نَحْنُ قَسَمْنَا بَيْنَهُمْ مَعِيشَتَهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۚ وَرَفَعْنَا بَعْضَهُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجَاتٍ لِيَتَّخِذَ بَعْضُهُمْ بَعْضًا سُخْرِيًّا ۗ وَرَحْمَتُ رَبِّكَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ"*

_".... Kamilah yang menentukan penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat memanfaatkan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan"_ *(Surat Az-Zukhruf, Ayat 32)*

Karena itu sikap *Ridha* atas semua ketetapan Allah adalah sesuatu yang harus kita miliki dalam mengarungi hidup ini.

Karena inilah sesungguhnya prestasi Rabbani yang bernilai 'ubudiyah di sisi Allah _Subhanahu wa Ta'aala_.