.
Sungguh sampai sekarang saya masih kepikiran dengan ibu tangguh yang saya temui kemarin. Tak sengaja saya bertemu dengannya, di depan rumah kontrakan botiashop. Waktu itu saya sedang beli ayam sabana di depan rumah. Pas memang ada beberapa pembeli lain,jadi saya nunggu giliran terakhir karena memang datang paling akhir.
.
Ada 1 anak kecil mengulurkan uang 20ribuannya menebus ayam krispi di.bungkusan. Kutengok sekilas, 'ditunggu ibunya di motor' . Namun saat fokusku.sudah beralih tiba-tiba 'gubrak'. Motor itu oleng dan 'prak' si ibu sudah tidak bisa menahan motornya lagi, 5 orang terguling.
.
Hebatnya tidak ada satupun anaknya yang menangis, masyaAllah. 1 bayi di gendongan carrier depan, 2 toddler di belakang si ibu yang terbelit kain ke ibunya, dan kakak yang baru saja membeli ayam. Seperti nya memang karena pas tepian jalan jadi lebih gampang oleng ditambah si kakak baik di saat ibu belum benar-benar siap.
.
Saya terkesima, cuma bisa membantu sebentar (karena si kembar 3 gak ada yang jaga padahal kondisi terjaga #eh) terlihat bungkusan baju-baju di bawah kaki ibu, lalu si anak ada yg memegang sekresek layang-layang. Beberapa orang laki-laki yang ada di ayam sabana segera membantu mengkondisikan motor, lalu saya dan adik saya mencoba membantu menalikan anaknya (lebih tepatnya adik saya saja yang bantu karena saya segera pulang melihat kondisi si kembar).
.
Dari cerita adik saya katanya si ibu sedang perjalanan menuju rumah sakit umum a.k.a RSSA. Ada jerit dan tangis di hati saya, betapa ibu itu diberi ketangguhan sedemikian rupa, saya? Naik motor aja gak bisa boro-boro bonceng 4anak plus bawaan yang cukup banyak.
.
Kembali lagi saya merenung, bahwa semua yang diberikan Allah sudah sesuai dengan kadar kemampuan hamba Nya. Saya, saya dulu shock ketika tahu hamil kembar, bahkan setelah lahiran sempet babyblues padahal sudah bukan lagi ibu baru, tapi semakin kesini saya sadar, Allah berikan semua sesuai kadar.
.
Barangkali ibu tadi anaknya berjarak cukup dekat-dekat,4 orang dengan yang paling besar masih sekitar 6 tahunan, orang jawa menyebutnya 'kesundulan'. Namun di balik itu ibu ini pastilah ibu tangguh yang memang sanggup mengasuh ke 4 anaknya yang masih kecil-kecil. Allah tahu beliau mampu.
.
Saya dan suami saja sampai sekarang tidak pernah berani bonceng ber5, maksimal cuma 4. Kalo dengan mas Jundi brati yang bayi cuma dibawa 1, kalo.mas Jundi g ikut bayi dibawa 2 (tapi opsi.yang ke2 ibu baru sekali kami praktekkan,terlalu beresiko karena si ayah harus gendong bayi di depan sambil nyetir).
.
Ah mereka ibu-ibu seperti ibu di atas adalah ibu tangguh yang luar biasa, ibu-ibu yang diberi kekuatan extra oleh Allah. Tekadnya mengalahkan rasa takutnya, masyaAllah.
.
Setiap ibu adalah bintang, pejuang yang selalu ingin yang terbaik untuk anaknya.
.
Bunda Jundi
25 september 2016 21.54
Senin, 26 September 2016
Selasa, 23 Agustus 2016
KB ALAMI
Sebenarnya apa sih ya istilah KB alami itu? Kalau yang saya pahami sih KB alami itu adalah KB yang tanpa menggunakan alat kontrasepsi apapun. Dalam prakteknya banyak yang memahaminya sebagai KB kalender. Namun kalau saya dan suami KB alaminya bukan kalender, melainkan dengan 'azl.
Uye, barangkali sudah ada yang tahu dan ada juga yang belum tahu ya. Jadi 'azl ini adalah cara KB dimana mani dikeluarkan di luar liang. Cara ini digunakan oleh para sahabat. Dari yang saya baca Rasulullah saw mendiamkan, artinya boleh.
Kalau kalender harus pinter-pinter ngitung masa subur dan tak subur. Tapi kalau prinsip suami, lapernya hari ini masa makannya besok? 😁 jadilah KB 'azl yang kami pilih 😊. Pun suami tidak mau saya menggunakan KB buatan semacam suntik,pil,IUD,dll karena efek sampingnya. Suntik dan pil bisa buat penuaan dini, flek-flek di wajah muncul lebih cepat karena mereka membuat hormon tubuh kacau, apalagi efek linu-linu dan kawanannya di usia mulai senja kelak. Kalau IUD memang paling minim resiko, tapi horor juga memasukan satu bend ke dalam tubuh, apalagi banyak juga yang tetap hamil.
Beberapa waktu lalu pas saya ikut sekolah ibu pun saya mendapat 1 teori KB alami metode ovulasi billings. Pas dapat materi ini pas banget dengan pas saya baru tahu saya positif 😅. Sekitar februari 2015.
Teori ini saya pahami hampir sama dengan KB kalender, bedanya kalau KB kalender pukul rata cara menghitungnya, kalo MOB disesuaikan masing-masing ibu, karena tiap ibu punya kondisi siklus yang berbeda-beda.
Teori MOB diawali dengan pencatatan siklus 1 bulan penuh sebelum praktek di bulan berikutnya. Siklus tiap wanita berbeda-beda, ada yang siklus pendek, ada yang siklus panjang, jadi pola subur tidaknya pun akan berbeda. Secara kasar teori ini menandai kesuburan dengan adanya cairan lembab pada kemaluan wanita, jadi pencatatan dalam sebulan mencatat kondisi kelembapan tersebut, ada tahapan-tahapannya. Maka teori ini juga bisa digunakan untuk yang sedang program hamil. Penjelasannya cukup panjang.
Yah intinya sih semua boleh berusaha tetap semua Allah yang nentukan. Karena semua sudah digariskan 😊.
23 agustus 2016
Bunda Jundi 🤓
MENYUSUI BAYI KEMBAR
*MENYUSUI BAYI KEMBAR*(1)
Hari ini sudah begitu banyak beredar tips-tips menyusui bayi kembar. Tapi saya sebagai ibu dengan bayi kembar ingin sedikit sharing tentang pengalaman saya menyusui bayi kembar.
Meskipun ini adalah kali kedua saya menyusui, tapi seperti baru saja belajar menyusui, karena manajemen cara menyusui, waktu, dan yang lain berbeda dengan bayi tunggal.
Dari awal IMD saja sudah cukup ribet, kiri kanan pegang 2 bayi yang masih mungil sekali. Waktu itu saya sampai minta tolong keduanya dipegangi, karena memang pas si kakak IMD sendirian lalu menemukan sendiri puting kanan baru terasa kontraksi kedua, tanda si adek mau lahir (jarak lahir mereka 50 menit). Dalam kondisi gemetar kala itu saya takut memegang 2 bayi bersamaan untuk IMD. Alhasil setelah plasenta dan jahitan beres IMD disudahi meski si adek belum sampai menemukan puting.
Alhamdulillah ASI saya langsung keluar meski sangat sedikit sekali. Dan saat bayi bangun-bangun minta menyusu saya sudah lebih tenang daripada saat menyusui pertama kali anak pertama. Alhamdulillah seringnya bangun gantian di awal, jadi tidak harus posisi tandem.
Stres mulai muncul saat saya sudah pulang ke rumah dan menghadapi 2 bayi yang menangia bersamaan minta menyusu.
*bersambung*
Yang nulis laper
*MENYUSUI BAYI KEMBAR* (2)
Di awal-awal punya bayi kembar kalau nangis bareng minta menyusu saya akan menyusui salah satu dan satu lagi digendong ayah/eyang. Memang tidak diberi ASIP karena belum bisa nyetok #alesan.
Namun malam hari pertama di rumah kala itu bagi saya drama yang terus terngiang sampai sekarang. Jadi saya hanya bertiga di kamar, saya dan 2 bayi umur 2 hari. Si ayah nemeni mas Jundi tidur di kamar lain. Tengah malam pecah tangis keduanya bersamaan, saya cek popok kering, jadi mereka butuh susu. Saya susuilah 1 bayi yang nangisnya lebih keras sambil manggil-manggil pelan ayah yang ada di kamar depan. Namun rasanya sampai suara saya habis buat teriak si ayah gak denger. Saya samperi baru bangun. Yah,dia kecapekan riwa riwi kesana kemari.
Lalu digendonglah 1 bayi, begitu yang saya susui sudah lepas baru saya susui yang ada di gendongan ayah. Yah intinya kalau anak kembar begadangnya berdua, gak sendirian nyusui, hihi.
Hari-hari berikutnya berjalan begitu saja, tanpa ASIP saya menyusui langsung keduanya. Namun yang saya rasakan berbeda dengan saat menyusui anak pertama, kali ini di hari-hari awal PD saya tidak bengkak penuh ASI, biasa saja tapi tetap keluar. Saya harus tetap keras kepala 'memaksa' mereka menyusu meski air susu belum deras.
Pada suatu waktu saya pernah mengalami bayi menyusu tapi tetap menangis tidak puas, saya tahu waktu itu PD memang terasa benar-benar kosong dan bayi tidak puas karena barangkali hanya keluar rembesan hindmilk yang tidak menuntaskan dahaganya. Saya kuatkan hati sambil terus sugesti diri sendiri, lancar lancar lancar. Dan alhamdulillah saya bisa melewatinya dengan kepercayaan diri.
Sebenarnya saya sudah yakin bahwa produksi ASI akan mengikuti kebutuhan bayi, tapi yang bikin saya baper justru kunjungan ibu-ibu 'sok teu' yang bilang 'harus dibantu sufor, kasian bayinya gak cukup'. Rasanya cuma bisa ngempet dan balas senyum, hah! Dan, saya pun ngalami baby blues, nangis-nangis gak jelas tanpa sebab. Kadang juga tambah muales banget kalau ada penjenguk apalagi yang kurang tau diri, brrrr, waktu itu sensi tingkat tinggi. Jadi seperti PMS lah, haha.
*bersambung lagi*
kebangun dini hari
*MENYUSUI BAYI KEMBAR* (3)
Uye, menyusui bayi baik itu tunggal atau kembar memang harus dengan keras kepala dan mental baja. Apalah saya tanpa dukungan orang sekitar terutama suami dan ibu saya sendiri yang setiap hari bertemu. Alhamdulillah keduanya sangat support saya untuk give only ASI.
Tentang posisi menyusui tandem, di bulan pertama posisinya yg kiri adalah cradle hold (posisi standar menyusui baby nb) sedang yang kanan posisi football hold (kepala bayi ditopang dengan tangan kanan ibu sedang badan bayi ada di samping kanan badan ibu). Jadi kasarnya kaki ketemu kepala. Awal-awal saya harus dibantu 'menata' posisi ini agar bayi-bayi nyaman menyusu. Bahkan yg posisi football hold harus dibantu gendong, tapi lama-lama bisa menyesuaikan sendiri pakai ganjel bantal untuk menopang tubuh bayi yang masih mini dan belum bisa menyangga kepalanya sendiri.
Saat tandem gini, jangan ditanya bagaimana saya, keringat bercucuran namun untuk mengusap saja tidak bisa. Kadang merasa sendiri 😢.
Beberapa waktu kadang juga lama tidak lagi tandem, 'ditelateni' gantian. Gantian ini bayi lebih nyaman menyusu, apalagi saya 😅. Namun ternyata menyusui bayi kembar lebih baik dilakukan dengan posisi tandem, karena sinyal ke otak akan merespon agar ASI disediakan untuk 2 bayi 😩. It's hard to be me.
Namun lama-lama dijalani akan bertemu juga dengan kenyamanannya sendiri. Kalau sekarang mau tandem gampang aja, anak udah bisa duduk,jadi biasanya posisi football hold dua-duanya, kepala ketemu kepala. Kalau pengen tiduran saya tinggal berbaring lalu keduanya nemplok senyamannya. Walau kalau tiduran ya tetep paling nyaman posisi lying down, tapi cuma 1 bayi yang terpegang. Untuk si kembar baru lahir udah saya ajak posisi lying down, beda dengan masnya yang usia 1 bulan baru berani. Dan ternyata ada temen yang bayi 3 bulan baru berani, gak istirahat blas brati 😅. Karena posisi tidur ibu bisa rebahan merem 😂.
Lanjut kapan-kapan lagi lah bahas bb bayi. Laper banget habis belajar di MUB a.k.a manajemen uang bisnis. Sukses migrein dengan laporan laba rugi dan arus kas 🙄.
Met dini hari.
Bunda Jundi, 23 agustus 2016 01.31
*ditulis nyicil sampai 3 tahap :D
Rabu, 03 Agustus 2016
MISTERI JODOH
Masih saja teringat oleh saya 5 tahun lalu ketika saya berproses menuju pernikahan. Wejangan yang selalu terngiang, 'selama belum ijab dan sah, apapun bisa terjadi'. Dan jujur saja ini cukup membuat saya kadang gelisah dengan semakin dekatnya hari pernikahan saya, bahkan malam hari sebelum esok pagi ijab qabul saya tidak bisa tidur. Terpikir, 'bagaimana jika ternyata dia bukan jodoh saya kemudian tiba-tiba membatalkan 1jam sebelum acara?'. Drama banget ya, tapi saya pernah menemui sendiri teman saya dan sama sekali bukan drama.
Jadi waktu itu hari Ahad, tiba-tiba ada undangan makan-makan di rumah teman. Saya memang tidak cukup dekat dengan dia, sekedar kenal. Namun saya cukup shock setelah sampai di rumah pengundang. Terop telah berdiri, dan makanan catering telah tersaji. Namun tidak ada pelaminan disana, begitu juga pengantinnya.
Pernikahan ternyata dibatalkan hari Kamis, ketika hanya kurang 3 hari. Dan otomatis karena tenda dan catering sudah dipesan dan tidak bisa dibatalkan jadi tetap berdiri untuk mengundang makan-makan.
Saya yang waktu masih jomblo cuma bisa plonga plongo, 'bagaimana jika aku mengalami hal yang sama?' . Jodoh memang misteri, hanya Allah yang tahu semua, jadi ketika sudah khitbah itu belum jaminan selama akad nikah belum tunai.
Sungguh, kini saya lebih memahami mengapa khitbah itu harus benar-benar dirahasiakan untuk menjaga kehormatan calon pengantin. Sebar undangan pun biasanya baru 2 pekan sebelum acara. Ah tapi jujur saja itu tak mudah.
Tapi percayalah Allah tau yang terbaik untuk hambaNya.
Agie istri dayat
28 juli 2016
Mumpung bayi-bayi lelap nggacor dulu :D
Rabu, 20 Juli 2016
Membiasakan makan sayur si kecil
Alhamdulillah mas Jundi suka sayur, malah kalau gak ada sayur di piring makannya dia bakal tanya kenapa kok gak ada (bundae durung masak T-T).
Sayur yang bagi sebagian besar anak kecil jadi momok, justru jadi kesukaan mas Jundi. Gak jarang sayurnya 'digado' tanpa nasi.
Membiasakan makan sayur sejak dini memang gampang-gampang susah, karena saya sendiri waktu kecil termasuk yang anti sayur. Tapi setelah saya amati ternyata pola makan itu menurun dari orang tua. Orang tua saya termasuk orang yang tidak mewajibkan sayur ada di piring makan, yang penting ada lauk, hanya tentang bagaimana nasi bisa masuk perut.
Pola makan seperti ini 'nurun' secara tidak langsung ke Agie kecil, jadi jangan pernah ngeluh anak anda gak mau makan sayur kalo anda sendiri jarang makan sayur.
Semakin saya besar saya paham sendiri bahwa tubuh saya butuh sayur banyak, bukan jarang-jarang, maka Agie yang baru belajar itu hingga sekarang jadi terasa hambar kalo di piring makan gak ada sayur, sayur adalah wajib ada biar lidah tidak 'getir'.
Alhamdulillah kebiasaan ini nurun ke mas Jundi. Sejak MP ASI alhamdulillah mas Jundi full homemade tanpa instan instan. Awal MP ASI saya memilih sayur yang hambar untuk saya kenalkan pertama kali. Dan jangan ditanya, makannya Jundi selalu lahap, hingga sekarang -_- (kadang kayak anak rakus, sehari bisa minta makan 4-5kali, alhamdulillah gak obes dan cenderung normal di tengah-tengah daerah hijau KMS). Pun, sampai sekarang agak susah makan dengan bumbu yang 'strong' karena biasa hambar (biar kayak orang Jepun kali ya, wkwk).
Si adek pun alhamdulillah juga suka sayur walau baru 3 bulan ini MP ASI. Sempet coba bubur non instan bebiluck yang pake sayur kering ternyata mereka tidak terlalu doyan, jadi daripada buang bebilucknya tiap masak saya tambahkan sayur segar ke bubur tim mereka.
Bismillah semoga keluarga kami bisa tetap membiasakan makan sayur untuk kesehatan tubuh sebagai bentuk rasa syukur pada Allah yang telah memberi kehidupan.
Bunda jundi
20 juli 2016
Selasa, 12 Juli 2016
Edisi kerakusan mas Jundi
Cerita 3 hari terakhir mas Jundi main ke rumah temannya
1. Hari selasa main ke rumah mas Hammam dari jam 11an sampek stg2,pas dijemput ibu Hammam cerita, "enak banget mbak nyuapin Jundi, ini tadi habis 2 piring maem sama sop"
Ini anak laper apa rakus yak...
2. Hari rabu main ke rumah mas Janu dari jam stg11an sampai 4 sore. Ibunya Janu cerita, "Jundi suka makan sayur ya, sembarang diemplok, ini makan sama sop ceker"
Widiw, ni anak koyok di rumah gak dikasih makan yak....
3. Hari kamis main ke rumah mbak Lala dari jam 10an sampai stg1. Awalnya gak ada rencana buat main, cuma anter ibunya Sami ke rumah mbak Lala, dan awalnya gak mau ditinggal, tapi begitu tau mobil2an adiknya mbak Lala jadi mau ditinggal. Gak lama ada mbak Kiki dan mbak Jihan ikut main juga. Pulang2 dianter, dan dapat laporan lagi. "Beneran yo mbak Jundi doyan maem sayur, iki maem sop, jan menyenangkan ndulang Jundi"
Haha, dan di hari ini 'kerakusan' Jundi berlanjut sampek malam. Magrib maem sepiring sama Lele+sayur asem, habis. Habis taraweh ngeyel minta maem lagi sama sosis plus sayur, habis. Eyang uti pulang kerja minta ke eyang uti, eh di eyang uti minta maem lagi sama telur.
Saya dan si ayah heran, ni anak grow spurth ato gimana sih...
Dududu, si ayah gak pulang-pulang dari futsal ~_~
24 juni 2016 00.26