.
Dari jaman punya bayi Jundi saya sering nitip bayi, dulu sih karena harus menyelesaikan skripsi. Kalau pas harus ke kampus dan ibu saya sedang off otomatis Jundi diajak eyangnya, karena gak mungkin konsultasi ke dosen bawa bayi. Atau kalau ibu saya kerja, Jundi dijaga ayah nya di rumah.
.
Barangkali disitu juga enaknya suami kerja di rumah, bersama-sama membangun botiashop.com . Mau ngapa-ngapain waktunya sangat fleksibel. Yah walau segala sesuatu itu pasti ada sisi positif dan negatif nya.
.
Jundi bayi tumbuh dengan seorang ibu yang masih muda, masih mengejar gelar sarjana. Si ayah juga masih dalam proses merintis usaha, tertatih menggulung bola salju semakin besar dan besar.
.
Kini saya sebagai IRT harusnya sih sudah tidak ada lagi edisi nitip-nitip bayi ke orang tua, namun ternyata Allah berkehendak lain, bayi saya kembar, yang artinya kalau mau kemana-mana hanya salah satu yang bisa dibawa, karena masih pakai sepeda kemana-mana (semoga suami segera lancar nyetir mobil).
.
Nitip bayi ke eyangnya atau tantenya itu aslinya gak tega, gak tega karena yang dititipi pasti merasakan 'repot' . Tapi, banyak agenda yang saya harus tetap ikut di dalamnya, sehingga saya mau tak mau harus merepoti mereka dengan menitipkan salah satu bayi.
.
Edisi titip menitip inipun tak mudah, karena saya tetap harus menyesuaikan jadwal kosong si eyang yang bekerja. Jadilah biasanya kalau ada agenda saya mesti sudah booking jadwal dulu ke eyang agar saat itu beliau bisa off. Dan keseringan nitip juga sungkan, akhirnya saya batasi lah maksimal 2waktu dalam sepekan. 1waktu untuk jadwal rutin pengajian, 1lagi untuk acara di sekolah Jundi. Ditambah undangan-undangan nikah yang harus didatangi.
.
Tapi praktek nya tidak sesimple kelihatan nya, kadang ada waktu-waktu bentrok, dan saya mesti mengalah, lagi-lagi ijin tidak dapat hadir :( . Bukan, bukan saya cari-cari alasan ketika saya tidak bisa hadir, tapi begitulah kondisi nya. Tidak mudah kawan berdamai dengan keadaan beranak kembar tanpa bantuan baby sitter pun ART.
.
Kalau saya bisa saya ingin bisa mengikuti semua mua acara pengajian, parenting, atau sekedar kumpul bersilaturahim. Saya dulu 'mantan' aktivis, yang sok sibuk rapat sana rapat sini, syuro sana syuro sini. Tapi, inilah jalan yang dipilihkan Allah untuk saya sekarang. Saya harus berdamai dengan diri sendiri.
.
Maaf, jika banyak undangan yang tak terpenuhi, bukan maksud hati.
.
Bundajundi 30september 2016 23.04
Bundajundi.blogspot.com
Minggu, 20 November 2016
EDISI MENITIPKAN BAYI
MENYAYANGI BINATANG
.
Dalam islam diatur mengenai adab-adab terhadap binatang, manusia tidak boleh menyakiti binatang dan tetap memperlakukan binatang dengan baik. Begitupun Rasulullah saw pun menyontohkan betapa beliau menyayangi binatang, salah satunya kucing. Iya, kucing, hewan yang selama ini saya 'phobia' terhadapnya.
.
Entah, bahkan phobia saya ini sudah pernah diterapi, tapi belum sepenuhnya merubah alam bawah sadar saya yang langsung berdigik lihat kucing.
.
Ada cerita unik tentang kucing. Jadi ceritanya salah satu admin botiashop Jilbab Murah Malang ini suka kucing, dan beberapa hari terakhir dia sering bercerita tentang kucing yang dia rawat. Kucing yang ditemukan masih bayi baru lahir, belum bergigi dan belum pandai berjalan.
.
Seru sekali kalau mendengar dia bercerita, memandikan kucing dengan sampo dan air hangat, memberikan susu kucing lewat dot, sampai memberikan tangannya untuk empeng kucing sampai tertidur.
.
Tiba-tiba kemarin dia meminta ijin pulang dulu dengan air mata sudah meleleh di pipinya, 'Mbak, aku ijin pulang dulu ya'
.
'Lho kenapa? Kok nangis?'
.
'Kucingku mbak, kata mama berak darah'
.
Kulihat jam dinding, pukul 1 lewat. Hari ini sabtu, toko tutup jam 2. Kurang sebentar.
.
'Iya pulang saja, hati-hati ya nyetirnya'
.
'Iya mbak, padahal kemarin malam tidur di pangkuanku. Hiks, aku mbanyol, kucing ditangisi, tapi kudu nangis'
.
Mengingatkanku pada Zarah, tokoh utama di novel supernova partikel yang jadi ibu orangutan bernama Sarah. Saat mereka harus berpisah justru Zarah lah yang berat.
.
Sorenya saya mendapat kabar si kucing mati di usia beberapa pekan saja. Umur tiada yang tahu :) .
.
Saya sendiri dan suami ingin memelihara sesuatu di rumah agar anak-anak juga belajar menyayangi hewan. Entah apa, yang jelas bukan kucing. NO!
.
Bundajundi 16 oktober 2016
Rampung 10.40
Manajemen ASIP
Benarlah bahwa di jaman serba modern ini justru ilmu menyusui yang dulu dikuasai naluriah justru kini harus dikuasai atau setidaknya 'tahu'. Ilmu hari ini sudah berkembang begitu pesatnya, mulai pelekatan, foremilk dan hindmilk, sampai manajemen ASIP.
.
Saya tiba-tiba teringat cerita orang-orang yang saya kenal tidak bisa menyusui full hanya karena tidak tahu ilmunya.
.
1. Ada seorang ibu bekerja, dari segi ekonomi termasuk menengah ke atas. Selama bekerja anak diberi sufor, dan selama ibu bekerja ternyata ketika PD terasa penuh si ibu ke toilet untuk membuang ASInya, dibuang saudara saudara. Andai tahu sedikit saja manajemen ASIP, tentu anak bisa mendapat full ASI. :(
.
2. Ada ibu bekerja juga, selama bekerja anak diberi sufor, tapi menyusui terus jalan. Tiba-tiba saat anak masih usia sekitar 5 bulan, si ibu harus mengikuti pelatihan 3 hari di luar kota. Dan lagi-lagi karena gak tau manajemen ASIP, cara memerah dkk, si ibu harus merasakan sakit yang begitu hebat karena pd tidak disusukan. Dan lagi setelah pelatihan aelesai ASI sudah mampet, dan jadilah anaknya full sufor, padahal andai ia tau masih bisa diusahakan relaktasi apalagi baru 3 hari :( .
.
3. Si ibu bekerja, dan lingkungan rumah masih sangat kampung dan percaya banyak mitos. Akhirnya si anak harus full sufor padahal sebelum bekerja full ASI hanya karena 'katanya' ASInya sudah basi. Mereka mempercayai jika ASI lama tidak diberikan karena ditinggal bekerja maka akan jadi basi :( . Padahal si ibu dari ekonomi kurang mampu, andai saja tidak percaya begitu saja dengan mitos tentu uang untuk sufor bisa dihemat untuk keperluan lain :( .
.
Dan masih banyak lagi cerita lain di saat ibu-ibu yang bayinya sudah terlanjur sufor berusaha mati-matian relaktasi agar bisa menyusui full. Barangkali memang hanya itu rejeki si bayi mendapat ASI :) .
.
Rejeki tidak akan tertukar, begitupun rejeki ASI. Namun tetap semua harus diikhtiarkan.
.
Yang terpenting dari semua, semoga Allah ridho.
.
Hayuk belajar lagi :) .
MITOS TUMBUH GIGI
.
Dulu, saat mas Jundi masih bayi, 2 gigi pertama tumbuh sekitar usia 6 bulan, namun 2 gigi berikutnya baru tumbuh menjelang usia 1 tahun. Saya sih keep calm aja, tanya dsa juga masih dalam batas normal. Namun, di usia sekitar 9 bulan ada yang 'mulai' banding-bandingkan Jundi dengan anak seusia dia yang giginya udah lebih banyak.
.
Kata beliau kira-kira begini,'Plasenta Jundi dulu nguburnya terlalu dalam, makanya giginya lama tumbuhnya'. Glek. Saya langsung nelen ludah, takut keselek nahan ketawa. Beliau orang yang wajib saya hormati, jadilah cuma saya senyumin aja, walau akhirnya suami angkat suara juga XD .
.
Kini, di saat si kembar 1 tahun, mbak Fasya giginya sudah 6, sedang mbak Fara baru 4 dan belum muncul tanda mau tumbuh yang ke5. Saya tetiba ingat mitos 'plasenta', lhah si kembar ini identik, plasentanya jadi 1, masih mau bilang punya Fara nguburnya terlalu dalem? Hwkwkwkwkwk.
.
#mitosgila #mitosgeje #besmartparent
MERUBAH FOKUS DIRI
.
Masih teringat di benak saya perkataan salah satu guru saya dulu, ketika kita fokus pada hal-hal yang kecil maka kita tidak bisa fokus pada hal-hal yang besar. Ibaratnya seperti kita mau memasukkan batu, kerikil, dan pasir ke sebuah gelas. Apabila kita masukkan pasir dulu baru kerikil dan terakhir batu, maka akan banyak celah-celah kosong di dalam gelas tersebut. Berbeda jika yang kita masukkan batu dulu, baru kerikil dan terakhir pasir, maka akan lebih banyak batu yang bisa masuk dan celah-celah kosong rapat terisi kerikil dan pasir. Artinya dalam mencari ilmu lebih banyak ilmu yang akan kita dapatkan.
.
Namun dalam prakteknya, hingga kini saya pribadi masih sering disibukkan dengan hal-hal kecil sehingga tersisa sedikit waktu untuk hal besar. Terutama untuk ibu rumah tangga seperti saya, PR yang sangat besar, agar diri ini tak lagi hanya menjadi sekedar manusia, tapi menjadi manusia yang sesuai dengan misi yang diembankan oleh Allah padanya, khalifah fii ard.
.
Kemarin lagi-lagi saya diingatkan, agar diri ini menjadi manusia yang lebih produktif dan bermanfaat. Tak lagi jamannya pikiran diri ini hanya dipenuhi dengan cucian yang numpuk, jemuran, dan lain-lain. Tapi sudah selayaknya pikiran diri ini dipenuhi dengan bagaimana caranya bisa menjadi pribadi yang berguna untuk orang lain, bagaimanakah diri ini bisa menjadi pribadi yang produktif.
.
Memiliki 3 balita dengan ruang gerak yang terbatas seharusnya tidak menghambat diri saya untuk selalu berbenah menuju kebaikan. Tidak lagi berfokus pada apa yang tidak bisa saya lakukan tapi pada apa yang bisa saya lakukan hari ini?
.
Semoga Allah masih beri kesempatan untuk berbenah, meraih ridhoNya.
.
Bunda jundi 2nov16
9.13
MENCIPTAKAN BONDING
Banyak hal yang bisa dilakukan untuk menciptakan bonding yang kuat antara seorang ibu dengan anaknya. Salah satunya adalah melalui menyusui. Maka banyak pakar parenting menyarankan agar saat proses menyusui tidak boleh disambi. Tamparan buat saya sendiri yang masih sering nyambi tilawah, baca buku, atau liat hape, 😢. Seringnya kalo anak sudah lelap dan tidak bisa lagi kontak mata diri mulai bosan dan cari kegiatan 😅. Kalau ada wudhu ambil mushaf, kalau tidak ya hape atau buku. Salah satunya selalu saya sediakan di kamar. Entahlah ini memang tidak baik, tapi lebih tidak baik lagi kalau saya ketiduran dan bayi 1nya dilupakan 😅. Apapun itu semoga terus belajar memperbaiki diri terutama dalam hal pengasuhan 😊. (Untuk hape biasanya saya gunakan mode pesawat untuk mengurangi radiasinya).
.
Teringat tulisan entah siapa yang mengatakan bahwa bonding juga bisa diciptakan melalui masakan. Bagaimana pun masakan seorang ibu haruslah menjadi the best taste di lidah anak. Seacak adutnya setidaknya ada masakan ibu yang khas dan selalu dirindukan anak kelak hingga ia dewasa.
.
Saya pun teringat ketika mulai menikah hingga sekarang, suami beberapa kali menyuruh saya tanya resep ke ibu mertua, dan hingga kini saya belum bisa menggantikan best taste di lidah suami. Apalah saya yang bisanya masak itu-itu saja, ribet dikit bumbu instan 😀. Saya mikirnya simpel, yang penting makan sehat, bergizi, halal, thayyib, dan masak cukup 20-30 menit 😁. Sayang waktunya kalo habis hanya untuk masak, kapan memberi manfaat untuk orang lainnya? 😀
.
Kemarin lusa, haru lagi-lagi menghampiri, di sore hari hujan-hujan si ayah mencuri waktu sebentar ke dapur menggoreng pisang. Saya di kamar mendampingi 2 bayi bermain, dan mas Jundi sedang ada di kamar mandi buang air besar.
.
Pisang terhidang dan mas Jundi sudah selesai BAB+mandi, 'Pisang goreng nya enak ya yah, siapa yang masak?'
'Bunda, enak ya? Bunda kan emang pinter kalau masak... '
Doeng, lalu saya segera menegur ayah setengah berbisik, 'Yang goreng kan ayah?'
'Kan diajari bunda, sudahlah biar di benaknya bundanya itu memang yang paling pinter masak'
.
Ada haru sekaligus sedih, ah nak betapa bunda dengan segala kelebihan dan kekurangan ini belum bisa memanjakan lidahmu seperti bunda-bunda yang lain. Tapi bunda tau, bonding tidak hanya bisa tercipta dari masakan, kelak kau pun akan merindukan pelukan bunda, masih ingatkah kau sayang degup jantung bunda tiap kali kau menyusu? Meski hanya 2 tahun, bunda masih teringat kehangatan itu nak, betapa kamu adalah bayi yang pintar. Semoga bonding kita kelak hingga jannahNya, cari bunda jika kelak kau tak temukan bunda di FirdausNya. Anakku, wahai tentara surga.
.
Di pagi yang melo
Bunda Jundi
17 november 2016
dari Ibu yang penuh khilaf dan ingin selalu memperbaiki diri